Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4 Nomor 244, Tambahan . Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang. Undang Nomor 9 Tahun 2Ol5 tentang Perubahan Kedua atas Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara. Kementerian Kelompok I dan Kementerian Kelompok II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3), berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. 1) Kementerian Kelompok I dan Kementerian Kelompok II mempunyai tugas menyelenggarakan.
21 T\rgas kementerian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan peran kementerian dalam pelaksanaan agenda pembangunan nasional. Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas,. pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi. kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. dalam Pasal 10, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:. koordinasi dan pen5rusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian;. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi. hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian;. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;. koordinasi dan pen5rusunan peraturan perundang- undangan serta pelaksanaan advokasi hukum;. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan pengelolaan pengadaan barangljasa; dan. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
11- Pasal 14
Badan dan/atau Pusat sebagaimana dimaksud dalam. dukungan yang bersifat substantif untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis Kementerian dalam pelaksanaan agenda pembangunan nasional.
BAB III
Sekretariat Kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) mempunyai tugas menyelenggarakan. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. dalam Pasal 36, Sekretariat Kementerian menyelenggarakan fungsi:. koordinasi dan pen5rusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian;. administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja. sama, hubungan masyarakat, arsip, dan. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;. koordinasi dan penJrusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi hukum;. milik/kekayaan negara dan pengelolaan pengadaan barang I jasa;. pengelolaan data dan informasi; dan. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh. 21 Biro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian dan/atau. 3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (21 terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, Inspektorat menyelenggarakan fungsi:. pen5rusunan kebijakan teknis pengawasan intern;. pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja. dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi,. pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;. pen5rusunan laporan hasil pengawasan;. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
BAB IV
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, Inspektorat menyelenggarakan fungsi:. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern;. pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja. dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi,. pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Koordinator;. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator.
WAKIL MENTERI
BAB VII
BAB VII STAF AHLI
BAB VIII
Menteri Koordinator yang bersangkutan melaporkan secara tertulis kepada Presiden melalui Menteri Sekretaris Negara, paling lama 5 (lima) hari kerja setelah pemberhentian. 1) Staf Khusus mempunyai tugas memberikan saran. (1) merupakan penugasan yang bersifat khusus selain bidang tugas unsur-unsur organisasi Kementerian atau Kementerian Koordinator. 21 Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1) yang telah mencapai batas usia. pensiun diberhentikan dengan hormat dan. diberikan hak-hak kepegawaiannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
21 Staf Khusus mendapat dukungan administrasi dari Sekretariat Jenderal atau Sekretariat Kementerian atau Sekretariat Kementerian Koordinator.
BAB IX
BAB X TATA KERJA
37 - Pasal 76
21 Selain melalui penerapan proses bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi dilakukan melalui:. rapat koordinasi Menteri Koordinator atau rapat koordinasi gabungan antar Menteri Koordinator;. rapat-rapat kelompok kerja yang dibentuk oleh Menteri Koordinator sesuai dengan kebutuhan;. forum-forum koordinasi sesuai dengan. ketentuan peraturan perundang-undangan; dan. konsultasi langsung dengan para Menteri dan pimpinan lembaga lain yang terkait. 71 Dalam hal hasil pelaksanaan koordinasi dan. sinkronisasi perlu ditindaklanjuti, Menteri dan/atau pimpinan lembaga lainnya. melaksanakan hasil rapat koordinasi dan sinkronisasi sesuai bidang tugasnya. Kementerian dan Kementerian Koordinator harus men5rusun analisis jabatan, peta jabatan, analisis. beban kerja, dan uraian tugas terhadap seluruh jabatan di lingkungan masing-masing.
Setiap unsur di lingkungan Kementerian dan Kementerian Koordinator dalam melaksanakan tugas. dan fungsi harus menerapkan prinsip koordinasi,. integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Kementerian dan Kementerian Koordinator sendiri, maupun dalam hubungan antar Kementerian dengan lembaga lain yang terkait. Semua unsur di lingkungan Kementerian dan Kementerian Koordinator harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing- masing sesuai dengan ketentuan peraturan perLrndang- undangan.
BAB XI
BAB XII
BAB XIII
BAB XIV
Kementerian yang menangani urusan pemerintahan di bidang luar negeri, pertahanan,. hukum, keuangan, dan agama yang merupakan. urusan pemerintahan absolut diatur dengan Peraturan Presiden tersendiri. Peraturan Presiden atas usul menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara untuk Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau jabatan struktural eselon I. Peraturan Menteri atau Peraturan Menteri Koordinator yang bersangkutan setelah mendapat. persetujuan tertulis dari menteri yang. menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara, untuk Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama atau jabatan struktural eselon II ke bawah. Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian,. maka Lembaga Pemerintah Non Kementerian menggunakan sumber daya dan unit organisasi.
Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian,. maka Kementerian Kelompok III menggunakan. sumber daya dan unit organisasi Lembaga Pemerintah Non Kementerian. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya atau pejabat struktural eselon I.a yang dialihtugaskan pada jabatan Staf Ahli tetap diberikan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau jabatan struktural eselon I.a.