Skripsi berjudul “Sanksi Penyalahgunaan Narkotika Menurut Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika” yang ditulis oleh Rahmani. Tesis berjudul “Sanksi Penyalahgunaan Narkotika Menurut Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika”. N dengan Nomor Induk Mahasiswa 214610175 diujikan pada tanggal 9 Agustus 2017 pada sidang Munaqasyah Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta.
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Sanksi Penyalahgunaan Narkotika Ditinjau dari Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan yang telah disebutkan. Ahmad Munif Suratmaputra, MA., selaku Direktur Program Pascasarjana Institut Ilmu Quran (IIQ) Jakarta. Seluruh dosen Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan selama menempuh studi.
Seluruh staf Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis selama menempuh studi. Teman-teman Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta angkatan 2014 yang senantiasa saling mendukung dan menasihati dalam kebaikan, terima kasih atas kebersamaannya. Seluruh staf perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta, staf perpustakaan Islam Iman Jama' dan staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih telah meminjamkan buku-buku Anda.
Latar Belakang Masalah
Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan komprehensif, maka penulis dalam penelitian ini membatasi pembahasan pada poin (d), (e) dan (f). Mengapa penulis hanya sebatas pada poin tersebut, karena poin (d) yaitu mengenai pandangan hukum Islam terhadap penyalahgunaan narkoba. Narkotika dalam konteks hukum Islam merupakan masalah ijtihâdî, karena narkoba tidak disebutkan secara langsung dalam Al-Qur'an dan hadis, serta tidak dikenal pada masa Rasulullah SAW.
Selain itu penulis membatasi pada poin (e) yaitu ketentuan sanksi bagi pelaku penyalahgunaan narkotika dari sudut hukum Islam, karena narkotika itu masalah ijtihâdi, lalu apa sanksinya menurut hukum Islam? pandangan? Selanjutnya penulis membatasi diri pada poin (f) yaitu ketentuan sanksi bagi pelaku penyalahgunaan narkotika sesuai dengan UU No. 35 Tahun 2009 tentang pasal 112, 114 dan 127 tentang narkotika karena adanya ketentuan pidana bagi penyalahguna narkotika. Jika kita membahas semua pasal tersebut akan memakan banyak waktu dan pembahasannya terlalu luas dan menyeluruh, sehingga penulis membatasi pada 3 (tiga) pasal saja yaitu Pasal 112, 114, dan 127.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Tinjauan Pustaka
- Pendekatan Penelitian
 - Sumber Data
 - Teknik Pengumpulan Data
 - Metode Analisis Data
 - Teknik Penulisan
 
Kebijakan rumusan pidana mati dalam UU Narkotika mendatang diharapkan sesuai dengan ketentuan umum yang terdapat dalam konsep Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Nasional dan sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi tentang penetapan pidana mati. kematian. hukuman untuk narkoba.31. Skripsi diatas mempunyai persamaan dengan pembahasan yang akan penulis telaah yaitu membahas permasalahan sanksi tindak pidana kecanduan narkoba di Indonesia, namun mempunyai perbedaan yang mendasar karena pada skripsi ini penulis belum menemukan pembahasan mengenai fiqih Islam. tentang penyalahgunaan narkoba dan sanksi yang diberikan kepada pelakunya, yang akan penulis telaah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pemidanaan terhadap penyalahgunaan psikotropika belum sepenuhnya efektif, dan beberapa teori pemidanaan cenderung berorientasi pada tujuan pemidanaan dalam hukum Islam.
Penelitian diatas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang akan penulis bahas yaitu berkaitan dengan masalah penyalahgunaan narkotika, namun disini terdapat perbedaan yang mendasar karena skripsi diatas hanya membahas tentang teori pemidanaan bagi penyalahgunaan obat psikotropika saja, sedangkan Penelitian yang penulis angkat akan melihat perdebatan pandangan hukum Islam terhadap penyalahgunaan narkotika dan sanksinya berdasarkan hukum positif dan hukum Islam. Hasil penelitian ini adalah antara hukum positif dan fatwa Yusuf Al-Qaradawi sama-sama membolehkan hukuman mati bagi pengedar narkoba, meskipun hukum yang digunakan keduanya berbeda. Hukum positif diterapkan oleh UU No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika, sedangkan Yusuf Al-Qaradawi menggunakan dalil Al-Qur'an dan hadits serta ijtihad sahabat.
Tesis diatas mempunyai persamaan dengan penelitian yang akan penulis telaah yaitu membahas salah satu hukuman atau sanksi bagi penyalahgunaan narkoba (hukuman mati bagi pengedar narkoba), namun mempunyai perbedaan karena pembahasan dalam skripsi ini lebih sempit dan spesifik, yaitu fokus pada hukuman mati bagi pengedar narkoba menurut hukum positif dan fatwa Yusuf Al-Qaradawi. Yang akan penulis kaji adalah pembahasan yang lebih luas yaitu membahas pandangan hukum Islam terhadap penyalahgunaan dan sanksi narkoba dalam perspektif hukum pidana Indonesia dan hukum Islam. Buku diatas mempunyai persamaan dengan pembahasan yang akan penulis telaah yaitu membahas tentang tindak pidana atau penyalahgunaan narkoba, namun mempunyai perbedaan yang mendasar karena buku ini hanya membahas tentang kejahatan narkoba dari sudut pandang hukum positif, sedangkan penelitian yang akan penulis telaah membahas tentang kejahatan narkoba. Pandangan hukum Islam terhadap penyalahgunaan narkoba dan sanksinya diberikan berdasarkan hukum positif dan hukum Islam.
Dari pembahasan buku diatas mempunyai persamaan dengan penelitian yang akan penulis ulas yaitu membahas masalah penyalahgunaan narkoba, namun terdapat perbedaan yang mendasar, karena buku ini hanya membahas masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba saja. belum membahas pandangan hukum Islam terhadap penyalahgunaan dan sanksi narkotika.data yang akan penulis ulas. Berdasarkan hasil tinjauan pustaka di atas, penulis melihat ada beberapa hal yang belum tersentuh oleh penelitian-penelitian sebelumnya, antara lain pembahasannya masih bersifat pendahuluan dan belum mendalam seperti saat menjelaskan pandangan hukum Islam terhadap penyalahgunaan narkoba. , perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai status narkotika Yang juga kurang dibahas adalah apakah boleh dilakukan dengan khamr atau tidak, serta pendapat para ulama mengenai hukuman bagi pelaku penyalahgunaan narkotika dalam Islam dan dalil-dalil yang digunakan. Untuk itu penelitian yang akan penulis lakukan adalah mencoba mengisi ruang kosong yang tidak ditempati oleh penelitian-penelitian sebelumnya.
Dalam penelitian ini penulis akan membahas perspektif hukum Islam terhadap penyalahgunaan narkoba serta sanksi yang diberikan menurut perspektif hukum Islam dan Undang-Undang No.35 Tahun 2009 tentang Narkoba. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
Sistematika Penulisan
Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber baik primer maupun sekunder akan dijadikan sebagai penentu untuk menganalisis permasalahan ini. Artinya, setelah mengumpulkan data umum, dilakukan analisis dengan pendekatan berbeda terhadap isu-isu spesifik39. Teknik penulisan penelitian ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Tesis, Tesis dan Disertasi di Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta terbitan IIQ Press Jakarta Edisi II Mei 2011, ISBN dan juga Pedoman Akademik untuk program pascasarjana Institut Sains Al-Qur'an. Qur'an (IIQ) Jakarta 2011-2015 serta Keputusan Direktur Program Pascasarjana IIQ Jakarta Nomor K.0058.XVII/PPS/VI/2015 tentang Pedoman Penulisan Proposal Tesis dan Program Pascasarjana Lembaga Ilmu Pengetahuan Al-Qur'an di Jakarta.
Bab ini akan memuat pandangan hukum Islam tentang penyalahgunaan narkoba, pandangan hukum pidana nasional tentang penyalahgunaan narkoba, hukuman bagi penyalahgunaan narkoba dalam perspektif hukum Islam dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkoba disertai dengan analisis perbandingan kedua hukuman tersebut. Narkoba yang dalam istilah hukum Islam dikenal dengan nama al-mukhaddirât, belum diketahui status hukumnya pada zaman Rasulullah SAW. Umat Islam pertama kali mengenal narkoba tersebut pada akhir abad ke 6 H, itupun hanya terbatas pada tanaman ganja, namun para ulama sepakat bahwa perbuatan narkotika seperti penggunaan, penjualan, pembelian, produksi, pengangkutan, distribusi, penawaran, penerimaan narkoba dan segala tindakan yang berkaitan dengan kecanduan narkoba secara hukum haram.
Sanksi terhadap penyalahgunaan narkoba dibedakan menjadi dua, yaitu sanksi bagi pengguna dan sanksi bagi produsen, pengedar, dan pengedar narkoba. Ada dua pendapat mengenai sanksi bagi pengguna narkotika ditinjau dari hukum Islam, ada yang mengatakan hukumannya terjamin dan ada pula yang mengatakan sanksi hukumnya takzir. Menurut Hukum Pidana Indonesia (UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Pasal 112, 114 dan 127), sanksi yang dapat dijatuhkan kepada penyalahguna narkotika adalah pidana mati, pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara dan denda.
Penjatuhan hukuman ini tergantung pada tingkat keparahan dan jenis narkotika yang disalahgunakan, serta proses pengadilan dan penilaian hakim terhadap kasus tersebut.
Saran-Saran
Audah, Abdul Kadir, Et-Tasyri’ el-Jinâ-i el-Islami Muqâranan bi el-Kânûn el-Uadh’i, Bejrut: Dâr el-Kuttâb el-„Arabi, tt. El-Hafnewi, Muhamed Ibrahim, Dirâsât Ushûliyah fi El-Kur'an el-Karîm, Kairo: Maktabah ue Mathba‟ah el-Isy‟â el-Fanniyah, 2002. El-Juzairi, Abdurrahman bin Muhamed, El-Fiqhala el-Madzâhib al-Arba'ah, Bejrut: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyah, Cetakan kedua, 2003.
Al-Mawardi, Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Habib, Al-Ahkâm as- Sulthâniyyah, Kairo: Dâr al-Hadîts, t.t. An-Namlah, Abdul Karim bin Ali bin Muhammad, Ithâf Dzawi al-Bashâir bi syarh Raudhah an-Nâzhir, jilid 1, Riad: Dâr al-„Âshimah, Cetakan pertama, 1996.
Al-Minhâj Syarh Shahîh Muslim bin al-Hajjâj, Beirut: Dâr Ihyâ‟ ved Turâts al-„Arabi, 1392 H. An-Nisaburi, Abul Hasan Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi, Shahîh Muslim, Beirut: Dâr Ihyâ‟ at -Turâts al-„Arabi, t.t. Al-Quzwaini, Abu Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah, Sunan Ibnu Mâjah, Kairo: Dâr ihyâ‟ al-Kutub al-„Arabîyah, t.t.
Rayyan, Ahmad Ali Thaha, Al-Mukhaddirât baina s Thibb wa al-Fiqh, Mesir: Dâr al-I‟tishâm, t.t. Ash-Shabuni, Muhamad Ali, Rawâ'i al-Bayân Tafsîr Âyât al-Ahkâm, Jilid 2, Damask: Maktabah al-Ghazâli, 1980. As-Suyuthi, Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar, Lubâb an-Nuqûl fi Asbûb an-Nuzûl , Bejrut: Dâr al-Kutub al-„Ilmiyah, t.t.
Syaltut, Mahmud, Al-Fatâwa Dirâsah Musykilât al-Muslim al-Mu’âshirah fi Hayâh al-Yaumiyyah wa al-‘Âmmah, Kairo: Dâr al-Qalam, Cetakan ketiga, t.t. Irsyâd al-Fuhûl ila Tahqîq al-Haq min ‘Ilm al-Ushûl, juz 1, Bejrut: Dâr al-Kitâb al-„Arabi, cet.