SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI PADA KELUARGA
OLEH :
I PUTU WIRA PRADNYANA PUTRA P07120220090
III. B / S. Tr. KEPERAWATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN 2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) HIPERTENSI
I. Latar Belakang
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal. Menurut Nurarif A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sekitar 140 mmHg atau tekanan diastolik sekitar 90 mmHg. Hipertensi merupakan masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus pada penyakit hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas seperti biasanya. Hal ini yang membuat hipertensi sebagai silent killer (Kemenkes, 2018), orang-orang akan tersadar memiliki penyakit hipertensi ketika gejala yang dirasakan semakin parah dan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi adalah sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun (Nurarif A.H. & Kusuma H., 2016).
Hipertensi terjadi karena dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko. Faktor- faktor risiko yang menyebabkan hipertensi adalah umur, jenis kelamin, obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan garam, merokok, pola aktivitas fisik, penyakit ginjal dan diabetes melitus (Sinubu R.B., 2015).
Menurut World Health Organiztion (WHO) pada tahun 2011 menunjukan satu milyar orang di dunia menderita hipertensi, 2/3 penderita hipertensi berada di negara berkembang. Prevalensi hipertensi akan terus meningkat dan diprediksi tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi. Hipertensi telah menyebabkan banyak kematian sekitar 8 juta orang setiap tahunnya, dan 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara dengan 1/3 populasinya menderita hipertensi (Kemenkes, 2017).
Merubah gaya hidup tentu saja tidak dapat dilakukan sendiri.
Keluarga memiliki peran penting dalam mengubah gaya hidup. Sehingga perawat perlu melakukan pengkajian untuk mengetahui apakah sikap yang ditunjukkan keluarga positif atau cenderung mendukung kesembuhan
anggota keluarga dengan hipertensi atau malah sikap yang ditunjukkan keluarga negatif atau cenderung tidak mendukung kesembuhan anggota keluarga dengan hipertensi.
II. Tujuan Penyuluhan
a. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Memberikan pengetahun dan pemahaman kepada sasaran agar mampu memahami tentang penyakit hipertensi.
b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1x45 menit, sasaran dapat menjelaskan tentang:
1. Pengertian penyakit Hipertensi dengan benar dan tepat.
2. Menjelaskan faktor risiko Hipertensi dengan benar dan tepat.
3. Menyebutkan tanda dan gejala dari Hipertensi dengan benar dan tepat.
4. Menyebutkan komplikasi penyakit Hipertensi dengan benar dan tepat.
5. Menyebutkan cara pencegahan penyakit Hipertensi dengan benar dan tepat.
6. Menyebutkan obat tradisional untuk penyakit Hipertensi dengan benar dan tepat.
III. Materi : Lampiran I IV. Metode Penyuluhan
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Evaluasi.
4. Demonstrasi.
V. Bahan, Alat, dan Media a. Bahan
1. Materi SAP Hipertensi.
b. Alat 1. Meja.
2. Kursi.
3. Handsanitizer.
c. Media 1. Leaflet.
VI. Sumber
Gede Ary Putra Kamajaya, AA Wiradewi Lestari dan I Wayan Sutirta Yasa.
2016. Hubungan Antara Profil Lipid dan Hipertensi pada Penderita Stroke Iskemik di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2014. E- Jurnal Medika, Vol. 5, No.11, November, 2016: 2.
I Gusti Ayu Ninik Jayanti, Ni Ketut Wiradnyani dan I Gede Ariyasa. 2017.
Hubungan Pola Konsumsi Minuman Beralkohol terhadap Kejadian Hipertensi pada Tenaga Kerja Pariwisata di Kelurahan Legian. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 6 (1), 2017: 65- 66.
Infodatin. 2014. Hipertensi. Artikel. Tersedia pada https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/i nfodatin-hipertensi.pdf. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2021.
Nuraini, Bianti. 2015. Risk Factors of Hypertension. J Majority, Volume 4, Nomer 5, Februari 2015: 16-17.
Paramita, Swandari, dkk. 2017. Pola Penggunaan Obat Bahan Alam sebagai Terapi Komplementer pada Pasien Hipertensi di Puskesmas. Jurnal Sains dan Kesehatan, Vol. 1, No. 7, Tahun 2017: 371-374.
P2PTM Kemenkes RI. 2019. Pencegahan Hipertensi. Tersedia pada http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/pencegahan-hipertensi.
Diakses pada tanggal 3 Oktober 2021.
VII. Sasaran
Sasaran penyuluhan ini yaitu keluarga Tn. Y VIII. Waktu dan Tempat Penyuluhan
Hari/Tanggal : Sabtu, 14 Mei 2023 Waktu : Pukul 17.00-17.45 WITA
Tempat : Rumah Keluarga Tn. Y di Banjar Kulibul Kangin, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung.
IX. Rencana Evaluasi a. Struktur
1. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap digunakan. Media yang digunakan adalah leaflet. Kurun waktu untuk menyiapkannya adalah 2 hari.
2. Persiapan Materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dalam bentuk leaflet yang berisi gambar dan tulisan. Kurun waktu menyiapkannya adalah 2 hari.
b. Proses 1. Kegiatan
No. Langkah Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran 1. Pembukaan 5 menit 1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan maksud dan
tujuan penyuluhan 4. Kontrak waktu
5. Apersepsi (menggali pengetahuan keluarga mengenai hipertensi)
1. Menjawab salam 2. Menjawab
pertanyaan 3. Mendengarkan 4. Menyimak
2. Penyajian 25 menit Menjelaskan tentang:
1. Pengertian Hipertensi.
2. Faktor risiko Hipertensi.
3. Tanda dan gejala Hipertensi.
4. Komplikasi dari Hipertensi.
5. Pencegahan Hipertensi 6. Obat Tradisional
Hipertensi.
7. Mendemonstrasikan cara
1. Mendengarkan dengan seksama 2. Menyimak
demonstrasi 3. Mencatat 4. Mengikuti
instruksi
membuat obat tradisional yang dapat diterapkan di rumah
3. Evaluasi 10 menit 1. Tanya jawab 2. Mengevaluasi
pemahaman sasaran mengenai Hipertensi 3. Menyampaikan simpulan
1. Menanyakan mengenai penyajian materi yang kurang jelas 2. Sasaran aktif
dan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
3. Mendengarkan 4. Penutup 5 menit 1. Meminta/memberi kesan
dan pesan 2. Memberi salam
1. Memberikan kesan dan pesan 2. Menjawab
salam
c. Hasil
1. Sasaran mampu menjelaskan pengertian dari penyakit Hipertensi.
2. Sasaran mampu menjelaskan faktor risiko Hipertensi.
3. Sasaran mampu menyebutkan tanda dan gejala dari Hipertensi.
4. Sasaran mampu menyebutkan komplikasi penyakit Hipertensi.
5. Sasaran mampu menyebutkan cara pencegahan Hipertensi.
6. Sasaran mampu menyebutkan obat tradisional untuk Hipertensi.
LAMPIRAN I
Materi Penyuluhan Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi
Menurut American Society of Hypertension (ASH) hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhub ungan. WHO menyatakan hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Bianti Nuraini, 2015).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Infodatin, 2014)
2. Faktor Risiko Hipertensi
➢ Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi 1) Umur
Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar karena semakin bertambah usia, pembuluh darah kita semakin kaku, tidak elastis lagi. Akibatnya, tekanan darah pun semakin meningkat.
2) Jenis Kelamin
− Pria mempunyai risiko 2-3 kali lebih banyak mengalami penigkatan tekanan darah sistolik dibanding wanita.
− Setelah memasuki menopause, prevalensi hipertensi pada wanita meningkat.
− Setelah usia 65 tahun, akibat faktor hormonal pada wanita kejadian hipertensi lebih tinggi daripada pria.
3) Riwayat Keluarga (Genetik)
Salah satu penyebab hipertensi karena faktor genetik atau keturunan.
Adanya mutasi gen atau kelainan genetik yang diwarisi orangtua sehingga secara genetik mengalami hipertensi.
➢ Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
1) Kegemukan (Obesitas)
Kegemukan menyebabkan seseorang memerlukan tekanan darah yang lebih tinggi daripada kondisi normal untuk mempertahankan keseimbangan antara asupan dan ekskresi natrium di ginjal. Sehingga orang yang kegemukan, ginjal akan bekerja lebih keras dan menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah.
2) Merokok
Merokok dapat menyebabkan hipertensi akibat zat-zat kimia yang terkandung dalam tembakau terutama nikotin yang dapat merangsang saraf simpatis sehingga memicu kerja jantung lebih cepat sehingga peredaran darah mengalir lebih cepat dan terjadi penyempitan pembuluh darah, serta peran karbon monoksida yang dapatmenggantikan oksigen dalam darah dan memaksa jantung memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
3) Kurang Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik menaikkan risiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuatan yang mendesak arteri.
4) Diet Tinggi Lemak
Konsumsi makanan yang tinggi lemak akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah sehingga menimbulkan ateroskleorsis dan menyebabkan hipertensi.
5) Konsumsi Garam Berlebih
Saat asupan garam terlalu banyak, ginjal akan kewalahan mengontrol garam dan zat ini membanjiri aliran darah. Jika terlalu banyak garam di aliran darah, semakin banyak air yang terikat (sifat alami garam dapat mengikat air). Kondisi ini membuat volume darah meningkat dan memicu tekanan darah ikut meningkat.
6) Dislipidemia
Dislipidemia merupakan faktor risiko terbentuknya arteriosklerosis.
Aterosklerosis akan mengakibatkan penyumbatan dan penimbunan lemak atau bekuan darah. Hal tersebut mengakibatkan tingginya resistensi vaskular sistemik dan memicu peningkatan tekanan darah.
7) Konsumsi Alkohol
Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan akan berdampak pada kesehatan jangka panjang salah satunya peningkatan kadar kortisol dalam darah sehingga aktivitas rennin-angiotensin aldesterol system (RAAS) meningkat dan menyebabkan tekanan darah meningkat.
8) Stres
Stres dapat meningkatkan tekanah darah sewaktu. Hormon adrenalin akan meningkat sewaktu kita stres, dan itu bisa mengakibatkan jantung memompa darah lebih cepat sehingga tekanan darah pun meningkat.
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
Keluhan-keluhan pada penderita hipertensi antara lain :
− Sakit kepala
− Gelisah
− Jantung berdebar-debar
− Pusing
− Penglihatan kabur
− Rasa sakit di dada
− Mudah lelah
4. Komplikasi Hipertensi
Menurut Ardiansyah, M. (2012) komplikasi dari hipertensi adalah : 1) Stroke
Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh nonotak. Stroke bisa terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area tersebut berkurang.
2) Infark Miokardium
Infark miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami arterosklerotik.
Karena terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan okigen miokardioum tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
3) Gagal Ginjal
Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada kapiler- kapiler glomerulus. Rusaknya glomerulus menyebabkan protein keluar melalui urine dan terjadilah tekanan osmotik koloid plasma berkurang sehingga terjadi edema pada penderita hipertensi kronik.
4) Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi maligna (hipertensi yang mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan yang tinggi disebabkan oleh kelainan yang membuat peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan sarafpusat.
Akibatnya neuro-neuro disekitarnya terjadi koma dan kematian.
5. Cara Pencegahan Hipertensi
Pencegahan hipertensi dapat dilakukan melalui upaya CERDIK, meliputi : C => Cek kesehatan secara berkala
− Sehat/Berisiko PTM : minimal 1 kali setahun.
− Sudah menderita PTM: 1 kali sebulan.
E => Enyahkan asap rokok
− Perokok/bentuk lainnya segera berhenti.
− Bukan perokok tidak memulai untuk merokok.
− Penerapan kawasan tanpa rokok.
R => Rajin aktivitas fisik
− Minimal 30 menit/hari, 5 hari/minggu (150 menit/minggu).
− Di rumah, di perjalanan atau di tempat kerja.
D => Diet seimbang
− Batasi konsumsi gula, garam, dan lemak.
− Konsumsi buah dan sayur 3-5 porsi/hari.
I => Istirahat cukup
− Tidur 7-8 jam (minimal 6 jam/hari).
K => Kelola stres
− Seimbang antara waktu untuk bekerja, istirahat, olahraga/rekreasi, dan sosial.
− Beribadah sesuai agama/keyakinan.
− Bersikap terbuka dan berpikiran positif.
6. Obat Tradisional untuk Hipertensi
Penggunaan obat tradisional sebagai bagian dari pengobatan hipertensi semakin meningkat dalam dekade terakhir. Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor, terutama harga obat tradisional yang dianggap lebih murah dengan efek samping yang dianggap lebih sedikit (Hussaana et al, 2016).
Ditemukan adanya tumbuhan obat yang digunakan sebagai terapi komplementer hipertensi, meliputi:
1) Sirsak (Annona muricata L.)
Hasil penelitian bahwa ekstrak air daun sirsak dapat menurunkan secara signifikan tekanan darah tanpa mempengaruhi denyut jantung (Patel dan Patel, 2016).
2) Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air bunga rosella memiliki efek antihipertensi. Kandungan anthocyanins yang terkandung dalam rosella berperan dalam efek antihipertensi (Hopkins et al, 2013).
3) Seledri (Apium graveolens L.)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien hipertensi menggunakan air perasan jus seledri untuk menurunkan tekanan darah.
4) Alfalfa (Medicago sativa L.)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alfalfa memiliki efek untuk mengurangi tekanan darah pada tikus percobaan yang dibuat hipertensi (Martinez et al, 2016).
5) Manggis (Garcinia x mangostana L.)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien hipertensi menggunakan ekstrak kulit manggis untuk menurunkan tekanan darah. Mekanisme kerja manggis sebagai antihipertensi melalui antagonis ion kalsium (Hemshekhar et al, 2011). Komponen fenolik dari manggis dapat
mencegah terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah melalui mekanisme vasodilatasi langsung dan pembangkitan nitrit oksida (Abdallah et al, 2016).
6) Mentimun (Cucumis sativus L.)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jus mentimun dapat menurunkan secara signifikan tekanan darah diastolik.
7) Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Kalimantan menggunakan buah mengkudu sebagai tumbuhan obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi (Widyawati dan Rizal, 2015). Pemberian jus mengkudu menurunkan tekanan darah tinggi secara signifikan, terutama pada tekanan darah sistolik (Ali et al, 2016).
DEMONSTRASI PEMBUATAN REBUSAN AIR SELEDRI (OBAT TRADISIONAL UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH)
Alat dan Bahan :
1. Daun seledri sebanyak 1/2 ikat 2. Panci
3. Air putih 11/2 gelas Cara Kerja :
1. Bersihkan daun seledri dengan air mengalir
2. Masukkan daun seledri dan tambahkan 11/2 gelas air putih 3. Rebus hingga air rebusan berwarna hijau
4. Minum sebanyak 1 gelas pada pagi hari 5. Lakukan setiap hari pada waktu yang sama
SOAL :
LAMPIRAN II Evaluasi Tujuan Khusus
1. Apa pengertian dari penyakit Hipertensi ? 2. Apa saja faktor risiko Hipertensi ?
3. Bagaimana tanda dan gejala Hipertensi ? 4. Apa saja komplikasi dari Hipertensi ?
5. Bagaimana cara mencegah penyakit Hipertensi ? 6. Apa saja obat tradisional untuk penyakit Hipertensi ? JAWABAN :
1. Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
2. Faktor risiko hipertensi yaitu
− Faktor yang tidak dapat dimodifikasi meliputi : Umur, Jenis Kelamin dan Riwayat Keluarga (Genetik).
− Faktor risiko yang dapat dimodifikasi meliputi : Kegemukan (Obesitas), Merokok, Kurang Aktivitas Fisik, Diet Tinggi Lemak, Konsumsi Garam Berlebih, Dislipidemia, Konsumsi Alkohol, Stres.
3. Tanda dan gejala pada penderita hipertensi antara lain :
− Sakit kepala
− Gelisah
− Jantung berdebar-debar
− Pusing
− Penglihatan kabur
− Rasa sakit di dada
− Mudah lelah
4. Komplikasi dari hipertensi antara lain : 1) Stroke
Stroke bisa terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area tersebut berkurang.
2) Infark Miokardium
Jika terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan okigen miokardioum tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
3) Gagal Ginjal
Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada kapiler- kapiler glomerulus. Rusaknya glomerulus menyebabkan protein keluar melalui urine dan terjadilah tekanan osmotik koloid plasma berkurang sehingga terjadi edema pada penderita hipertensi kronik.
4) Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi maligna (hipertensi yang mengalami kenaikan darah dengan cepat).
5. Pencegahan hipertensi dapat dilakukan melalui upaya CERDIK, meliputi : C => Cek kesehatan secara berkala
E => Enyahkan asap rokok R => Rajin aktivitas fisik D => Diet seimbang I => Istirahat cukup K => Kelola stres
6. Obat tradisional untuk hipertensi yaitu sirsak, rosella, seledri, alfalfa, manggis, mentimun, mengkudu.
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Pembimbing/CI
Ns.Ni Made Sri Kartini,S.Kep NIP. 198504212011012020
Denpasar, ... Mei 2023 Nama Mahasiswa
I Putu Wira Pradnyana Putra P07120220090
Nama Pembimbing/CT
I G.K. Gede Ngurah, S.Kep., Ns., M.Kes NIP. 196303241983091001