Dalam implementasi ACFTA OCP di Indonesia, ada pihak yang berpendapat bahwa kesalahan dalam implementasi ACFTA OCP dianggap sebagai ignorable error (penyimpangan kecil). Survei OCP ACFTA dilakukan untuk memastikan terpenuhinya ketiga kriteria ROO sehingga dapat diperoleh tarif preferensi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masyarakat importir atau eksportir berpendapat bahwa yang terpenting dalam pemberian tarif preferensi adalah keaslian asal barang (origin kriteria), sepanjang dapat dibuktikan bahwa produk tersebut berasal dari negara pengekspor (anggota FTA). dan ke kriteria Asal yang ditentukan, lalu. Kajian Hukum Operational Certification Procedures (OCP) ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) Sebagai Prosedur Pemberian Tarif Preferensi dengan Kajian Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put-81304/PP/M.XVIIB/19/2017.
Perumusan Masalah
APL, dimana pengisian Form E tidak sesuai dengan ACFTA OCP sehingga tidak diberikan tarif preferensi dan berlaku tarif MFN. Tidak puas dengan keputusan keberatan yang ditetapkan Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumut, PT APL mengajukan banding ke Pengadilan Pajak. Berdasarkan Putusan Pengadilan Pajak No. Put-81304/PP/M.XVIIB/19/2017 tanggal 23 Februari 2017, permohonan banding yang diajukan PT APL dikabulkan dan dinyatakan berhak menerima tarif preferensi.
Bagaimana prosedur penelitian yang dilakukan pejabat Bea dan Cukai terhadap surat keterangan asal untuk mendapatkan tarif preferensi, khususnya terkait ACFTA OCP? Bagaimana Pandangan Hakim Pengadilan Pajak terhadap ACFTA OCP yang merupakan tata cara pemberian tarif preferensi dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put-81304/PP/M.XVIIB/19/2017 tanggal 23 Februari 2017.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini kami harapkan dapat melengkapi literatur di bidang ilmu hukum serta memberikan sumbangan pemikiran dan konsep khususnya ilmu hukum di bidang kontrak internasional, bea cukai, dan ilmu perpajakan. Bersifat Praktis, artinya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi masyarakat dan semua pihak, khususnya praktisi, akademisi, mahasiswa yang sehari-harinya bekerja di bidang hukum, serta pengetahuan bagi dirinya sendiri, namun juga diharapkan mampu menjadi pengetahuan bagi pihak lain yang membutuhkan masukan mengenai ACFTA dan proses keberatan serta Pengadilan Pajak.
Keaslian Penelitian
Selain itu juga dilakukan pencarian di Google dan sampai halaman 10 terdapat beberapa tesis yang membahas tentang tarif preferensi, namun judul penelitian, rumusan masalah penelitian dan bidang penelitian yang diangkat sebelumnya berbeda dengan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini, penelitian ini meliputi antara lain. . Mu`minin Amirul, Pascasarjana Universitas Brawijaya, Pengaruh Penerapan Tarif Preferensi Pajak Impor Terhadap Penerimaan Pajak Impor dan Penerimaan Pajak Impor (Studi pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Menengah Tanjung Perak Periode 2012-2016). Harry Bowo Pascasarjana Universitas Indonesia, Dampak Penerapan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) Terhadap Nilai Perdagangan Indonesia dengan China: Kajian Beberapa Komoditas Pilihan.
Halimatul Maryani Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Analisis Hukum Mengenai Peraturan Perdagangan Daerah Dalam Kerangka WTO (Studi Perjanjian AFTA-China).
Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori
- Kerangka Konsep
Hal ini ditegaskan dalam Pasal 31 UU No. 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, yang mengatur bahwa Pengadilan Pajak mempunyai tugas dan wewenang memeriksa dan memutus sengketa perpajakan. Asas hukum administrasi yang melandasi hukum acara Pengadilan Pajak sebagai hukum publik adalah asas praduga rechtmatig (vermoeden van rechtmatigheid), asas pembuktian mandiri, asas. 30 Deddy Sutrisno, Hakikat Sengketa Pajak: Ciri-ciri Pengadilan Pajak Fungsi Pengadilan Pajak, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2015).
Pengadilan Pajak merupakan badan peradilan yang menjalankan kekuasaan kehakiman bagi Wajib Pajak atau Penanggung Pajak yang mencari keadilan dalam Sengketa Pajak. Kewenangan Pengadilan Pajak untuk memeriksa dan memutus sengketa perpajakan diatur dalam Pasal 31 UU No. 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.
Metode Penelitian
- Jenis dan Sifat Penelitian
- Sumber Data
- Teknik dan Alat Pengumpulan Data a. Library Research
- Analisis Data
Untuk menjamin kepastian hukum dan sebagai perwujudan asas keadilan, Undang-Undang Kepabeanan memberikan ruang bagi importir atau agennya untuk melakukan penyelidikan terhadap penetapan pejabat bea dan cukai dalam media Keberatan, sebagaimana diatur dalam Pasal 93 UU Kepabeanan. . Sifat penelitiannya adalah deskriptif, yang mana dari hasil tersebut dapat menggambarkan (menggambarkan) secara menyeluruh dan sistematis penerapan aturan-aturan hukum dalam perjanjian internasional antara Indonesia (dalam hal ini ASEAN) dan Tiongkok dengan menggunakan penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang hanya berfokus pada peraturan. diarahkan. - peraturan tertulis, perjanjian internasional dan bahan hukum lainnya. Dengan mengkaji berbagai objek penelitian berupa seluruh peraturan/norma hukum yang berhubungan hanya dengan ACFTA, sedangkan data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier yaitu:36.
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang dapat memberikan penjelasan dan memperkuat bahan hukum primer, seperti hasil penelitian, karya ahli hukum, buku teks, buku bacaan hukum, jurnal dan bahan dokumen hukum lain yang terkait. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum penunjang yang memberikan pedoman terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum, ensiklopedia, kamus bahasa, artikel, sumber data elektronik dari internet dan lain-lain yang relevan dengan penelitian ini.
Sistematika Penulisan
Metode penelitian kualitatif digunakan dalam penulisan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi dan penerapan model kualitatif. Penyelidikan apa yang dilakukan petugas bea cukai pada saat memeriksa Surat Keterangan Asal atau Certificate of Origin agar meyakinkan secara hukum dan faktual untuk memperoleh tarif preferensi?
Sejarah ACFTA
Pertama Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation between ASEAN and the People's Republic of China (merupakan kerangka perjanjian). 42 Lihat Annex 1, Agreement on Trade in Goods of the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation between the Association of Southeast Asian Nations and the People's Republic of China. Sumber: Annex 1, Agreement on Trade in Goods to the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation between the Association of Southeast Asian Nations and the People's Republic of China.
43 See Annex 1, Agreement on Trade in Goods of the Framework Agreement for Comprehensive Economic Cooperation between the Association of Southeast Asian Nations and the People's Republic of China. Amount: Annex 2, Agreement on Trade in Goods to the Framework Agreement for Comprehensive Economic Cooperation between the Association of Southeast Asian Nations and the People's Republic of China.
Perwujudan ACFTA Dalam Peraturan Nasional
Program penurunan/penghapusan tarif bea masuk dalam rangka Jalan Normal Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA) diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 57/PMK.010/2005 tanggal 7 Juli 2005 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Rangka China ASEAN-China Normal Track Free Trade Area. Penetapan tarif bea masuk dalam rangka jalur normal ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) tahun 2006 diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 21/PMK.010/ 2006 tanggal 15 Maret 2006 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Rangka China ASEAN-Normal Track Free Trade Area. Penetapan tarif bea masuk atas barang yang diimpor dalam Paket Panen Awal (EHP) Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 53/PMK.011/2007 tanggal 22 Mei. 2007 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China.
Tindak lanjut persetujuan kerangka sesuai dengan jadwal skema penurunan tarif impor berdasarkan modalitas dalam kerangka Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China, mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan. Republik Indonesia Nomor 235/PMK.011/2008 tanggal 23 Desember 2008 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Rangka Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Tiongkok. Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Tiongkok mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 117/PMK.011/2012 tanggal 10 Juli 2012 tentang Penetapan Tarif Tarif Impor Dalam Rangka Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Tiongkok.
KedudukanOCP
- OCP Dalam ACFTA
- OCP Dalam Peraturan Menteri Keuangan
Prosedur permohonan dengan administrasi kepabeanan di negara pengimpor; verifikasi oleh petugas bea cukai (pengawasan retroaktif dan kunjungan verifikasi); dan wewenang pejabat bea cukai. Cara penulisan deskripsi barang di Form E secara detail sehingga memudahkan identifikasi bagi petugas bea cukai di negara pengimpor. Jika ingin menggunakan mekanisme invoice negara ketiga, harus diberi tanda pada kolom 13, informasi nomor invoice pada kolom 10, dan nama perusahaan atau negara pihak yang menerbitkan invoice negara ketiga pada kolom 7.
Pencantuman nama Negara Anggota pengekspor pertama, tanggal penerbitan dan nomor referensi SKA Form E yang diterbitkan Negara Anggota pengekspor pertama pada kolom 13. Pencantuman nama perusahaan dan negara penerbit invoice pihak ketiga pada kolom 7 dari SKA.
Prosedur Penelitian Terhadap Barang Impor
Sumber: Persetujuan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 16/BC/2016 tentang Pengeluaran Barang Impor untuk Digunakan. Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa PIB yang diserahkan oleh importir akan ditetapkan oleh pejabat bea dan cukai sesuai dengan Pasal 16 Undang-Undang Kepabeanan.
Unit Keberatan Banding di Kantor Wilayah
Maka penelitian ini dilakukan di Bidang Bea dan Cukai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Utara.
Penyelesaian Keberatan di Bidang Pabean 1. Prosedur Keberatan
- Implementasi Kasus
Mengirimkan permintaan penjelasan, baik lisan maupun tertulis, data dan/atau bukti tambahan yang diperlukan dari pemohon dalam hal pejabat bea dan cukai meminta tambahan penjelasan, keterangan, dan/atau bukti dari pemohon. Surat permohonan keberatan tersebut ditujukan kepada Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumut dengan nomor 020/IMP/ANG/2015 tanggal 12 Desember 2015. Pihak Bea dan Cukai melakukan penyelidikan atas alasan dan dasar keberatan tersebut. penunjukan Pejabat Bea dan Cukai pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Pabean Tipe Perantara Bea dan Cukai Belawan.
Pada Formulir E, eksportir yang dinyatakan adalah Shenzhen Jiahui Impor & Ekspor Co. Ltd., Guangdong, Cina. Bahwa Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Menengah Belawan telah mengirimkan surat pemberitahuan dengan.
Penolakan (Rejection) Form E
Penolakan Formulir E Nomor E tanggal 05 Agustus 2015 dan tidak adanya tarif preferensi impor dari PT APL diberitahukan oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Pabean Belawan kepada Otoritas Penerbit di Tiongkok melalui surat pemberitahuan nomor S-5119 /WBC.02/KPP.MP.01/2015 tanggal 18 Desember 2015 tentang Pemberitahuan Surat Keterangan Asal. Mengacu pada Aturan 23, Prosedur Sertifikasi Operasional yang Direvisi (OCP) untuk Ketentuan Asal Barang di Kawasan Perdagangan Bebas Tiongkok – ASEAN, otoritas pabean harus menerima Surat Keterangan Asal (Formulir E) dari importir jika faktur penjualannya adalah diterbitkan baik oleh perusahaan yang berlokasi di negara pihak ketiga maupun oleh eksportir ACFTA untuk kepentingan perusahaan, selama produk tersebut. Nomor invoice pihak ketiga harus tercantum pada kolom 10 Surat Keterangan Asal (Formulir E), importir dan penerima barang (penerima barang) harus berlokasi di Pihak(-pihak) tersebut dan salinan invoice pihak ketiga harus dilampirkan pada Surat Keterangan Asal (Formulir E) ketika diserahkan kepada otoritas pabean importir.
Sesuai dengan formulir E poin 10 di bagian belakang, dalam hal invoice diterbitkan oleh pihak ketiga, “faktur pihak ketiga” harus dicentang pada kolom 13. Ltd., yang bertindak sebagai perantara dalam pengiriman ini, kami menyimpulkan bahwa pengiriman ini harus tunduk pada faktur pihak ketiga.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Suherman, Ade Maman, 2014, Hukum Perdagangan Internasional: Lembaga Penyelesaian Sengketa WTO dan Negara Berkembang, Sinar Graphics, Jakarta. Sutikno, Yudi Wibowo, 2013, Kejahatan Penyelundupan di Indonesia, Politik Pembentukan Sanksi Pidana, Sinar Graphics, Jakarta. Sutrisno, Dedi, 2015, Sifat Sengketa Pajak, Ciri-Ciri Pengadilan Pajak, Fungsi Pengadilan Pajak, Kharisma Putra Utama, Jakarta.
Makalah Jurnal
Center for Foreign Trade Policy, Kajian Dampak Perjanjian Perdagangan Bebas Terhadap Daya Saing Produk Indonesia, Jakarta, 2011. Tim Kebijakan Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral, Free Trade Agreement (FTA) dan Economic Partnership Agreement (EPA), dan pengaruhnya terhadap arus perdagangan dan investasi dengan negara mitra, Jakarta, 2013.