• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebagai variabel dalam penelitian ini adalah lingkungan sekolah sebagai variabel terikat dan pembinaan akhlak anak sebagai variabel bebas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Sebagai variabel dalam penelitian ini adalah lingkungan sekolah sebagai variabel terikat dan pembinaan akhlak anak sebagai variabel bebas"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Lingkungan Sekolah

  • Pengertian Lingkungan Sekolah
  • Faktor-faktor Lingkungan Sekolah

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei (lapangan) dengan pendekatan kualitatif dengan memanfaatkan data di lapangan dengan metode analisis deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana pengaruh lingkungan sekolah terhadap perkembangan moral siswa di SMP 2 Ranteangin Kecamatan Lambai. , Kabupaten Kolaka Utara. Dengan melihat judul diatas Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Perkembangan Akhlak Siswa Di Desa Lamasi-Pasi Kecamatan Lambai Kabupaten Kolaka Utara. Berdasarkan beberapa pandangan di atas maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh anggota atau objek yang akan diteliti dalam suatu penelitian, dalam hal ini adalah siswa SMP 2 Ranteangin desa Lapasasi-pasi.

Instrumen yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak lingkungan sekolah terhadap perkembangan moral siswa di SMP 2 Ranteangin di Desa Lamasi-Pasi Kecamatan Lambai Kabupaten Kolaka Utara. Teknik pengumpulan data dokumenter adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen yang ada di desa Lalasi-Pasi yang dianggap relevan atau berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Kawasan Desa Lapasasi-Pasi merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Lambai Kabupaten Kolaka Utara yang terletak di bagian utara yaitu dari utara ke selatan sekitar 3°30'0' LS - 3° 35'0' LS dan memanjang dari barat ke timur antara 121°0'0' timur timur.

Wilayah Desa Lapasasi-Pasi meliputi wilayah daratan dan lautan karena terletak di pesisir Pantai Teluk Bone. Relief permukaan tanah Desa Lamasi-Pasi terdiri dari daerah pegunungan di bagian utara dan timur, sedangkan bagian barat dan selatan berupa dataran yang tersebar merata di sepanjang pesisir Teluk Bone. Pada tahun 2009, Desa Lamasi-Pasi berpenduduk 6.012 jiwa dan hasil pencatatan terakhir melalui pencatatan penduduk pada akhir tahun 2010 turun menjadi 5.311 jiwa.

Dari jumlah penduduk Desa Lavasi-Pasi tahun 2011, jumlah penduduk terbesar terdapat di Dusun Nippong sebanyak 2027 jiwa (36,61%), disusul Dusun Maldevi sebanyak 1029 jiwa (18,58%), sedangkan yang terkecil terdapat di Dusun Harapan sebanyak 199 jiwa atau sekitar 3,59% dari jumlah penduduk Desa Lalasi-Pasi pada tahun 2011. Kepadatan penduduk Dusun Lamasi-Pasi mengalami sedikit peningkatan, sebelumnya 32,63 jiwa per kilometer persegi (Km2) pada tahun 2010, dan pada tahun 2011 menjadi 34,01 jiwa per persegi kilometer (Km2). Struktur umur penduduk di Desa Lalasi-Pasi menunjukkan bahwa pada tahun 2010, 32,63% dari total penduduk tergolong penduduk muda berumur 0-14 tahun (di bawah 15 tahun).

Berbagai bentuk pembinaan akhlak anak yang dilakukan di lingkungan SMPN 2 Ranteangin antara lain sebagai berikut: Saat wawancara dengan guru PAI di SMP 2 Ranteangin Desa Lapasi-Pasi Sarinah, S. dimulailah pembinaan akhlak bagi siswa khususnya anak SD. dengan memberikan pemahaman tentang rukun iman dan menumbuhkan nilai-nilai keagamaan seperti shalat, zakat dan puasa. Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Perkembangan Akhlak Siswa SMP 2 Ranteangin Kecamatan Lambai Siswa SMP 2 Ranteangin Kecamatan Lambai Kabupaten Kolaka Utara.

Berdasarkan hasil angket yang disebarkan kepada sampel sebanyak 71 responden untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap perkembangan moral SMP 2 Ranteangin di Desa Lamasi-pasi Kecamatan Lambai Kabupaten Kolaka Utara, dianalisis dengan menggunakan metode sederhana. rumus persentase. Faktor penghambat lingkungan sekolah dalam perkembangan akhlak anak di Desa Lamasi-Pasi Kecamatan Lambai Kecamatan Akhlak Anak di Desa Lamasi-Pasi Kecamatan Lambai Kabupaten Kolaka Utara.

Hakekat Pembinaan Akhlak

  • Pengertian Akhlah
  • Sumber dan Macam-macam Akhlak
  • Tujuan Pembinaan Akhlak
  • Model Pembinaan Akhlak

Hakekat Anak Didik

  • Pengertian Anak
  • Dasar-dasar Kebutuhan Anak

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian

Variabelnya ada dua, yaitu variabel bebas (x) adalah Lingkungan Sekolah sedangkan variabel terikat (y) adalah Perkembangan Moral Anak. Perkembangan moral merupakan keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan tindakan tanpa berpikir terlebih dahulu. Sejalan dengan semangat pembangunan dalam otonomi daerah, maka upaya Pemerintah Kabupaten Lambai untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut adalah dengan berusaha mentransformasikan landasan kehidupan desa yaitu masyarakat desa yang mapan baik materiil, spiritual dan moral menuju masyarakat desa yang berkeadilan dan berkeadilan. , masyarakat sejahtera dan sejahtera.

Pada tahun 2011, seluruh desa di wilayah Kecamatan Lambai mempunyai tingkat klasifikasi Desa swadaya. Pada dasarnya pendidikan akhlak di lingkungan sekolah mempunyai arti memberikan pemahaman kepada peserta didik serta mengarahkan perkembangan dan pertumbuhan fitrahnya sampai pada titik maksimal. Sekolah khususnya guru tidak selalu bisa memantau atau mengawasi perilaku siswa di luar lingkungan sekolah.

Siswa kurang menyadari pentingnya kegiatan keagamaan yang dilakukan sekolah, apalagi kegiatan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan moral. Untuk menunjang lingkungan sekolah khususnya guru dalam meningkatkan semangat kerja siswa, hendaknya juga ada kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang hal tersebut. Setelah penulis memaparkan tentang strategi melatih siswa dalam meningkatkan disiplin menaati peraturan sekolah di SMP 2 Ranteangin, maka diperoleh kesimpulan bahwa bentuk-bentuk pembinaan moral siswa yang dilakukan di lingkungan sekolah di SMP 2 Ranteangin dapat dilakukan melalui proses pendidikan. program orientasi dan konseling serta kegiatan keagamaan.

Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang kecil terhadap perkembangan siswa, apalagi jika siswa berada dalam lingkungan masyarakat dan keluarga. Dari hasil angket dan wawancara terlihat bahwa aktivitas keseharian siswa yang mengarah pada perkembangan moral hanya berada pada “lingkungan yang kurang berpengaruh”. Kategori. Faktor penghambat perkembangan akhlak anak di lingkungan sekolah, seperti terbatasnya pengawasan sekolah, kurangnya kesadaran siswa, kurangnya sarana dan prasarana, serta pengaruh acara televisi yang tidak mendidik. Selain itu, guru juga hendaknya jangan pernah berhenti memberikan petunjuk kepada siswa dalam hal pengembangan moral.

Tabel 1  Keadaan Populasi
Tabel 1 Keadaan Populasi

Lokasi Penelitian

Variabel Penelitian

Berdasarkan jadual soal selidik di atas, daripada 71 orang responden, penulis mengetahui bahawa 27 atau 38% responden mengatakan selalu, 34 atau 48% responden kadangkala dan 10 atau 14% responden tidak pernah. Berdasarkan jadual soal selidik di atas, daripada 71 orang responden, penulis mengetahui bahawa 22 atau 31% daripada responden selalu berkata, 37 atau 52% daripada responden kadang-kadang, dan 12 atau 17% daripada responden tidak pernah. Berdasarkan jadual soal selidik di atas, daripada 71 orang responden, penulis mengetahui bahawa 21 atau 30% daripada responden selalu mengatakan, 42 atau 59% daripada responden kadang-kadang dan 8 atau 11% daripada responden tidak pernah.

Berdasarkan penjadualan soal selidik di atas, daripada 71 orang responden, penulis mendapati 21 atau 30% responden menyatakan selalu, 27 atau 38% responden menyatakan kadangkala, dan 23 atau 32% responden menyatakan tidak pernah.

Definisi Operasional Variabel

Populasi dan Sampel

Instrumen Penelitian

Wawancara tidak terstruktur yaitu teknik pengumpulan data tanpa menggunakan instruksi, hanya garis besar saja. Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan responden serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab. Wawancara yaitu pengumpulan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan lisan untuk dijawab secara lisan pula.

Kuesioner yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Data yang telah terkumpul baik dari hasil telaah dokumen, wawancara maupun kuesioner akan dianalisis dengan menggunakan teknik induktif model Miles dan Huberman. Mula-mula penelitian akan melakukan reduksi data dimana data-data yang diperoleh secara melimpah diurutkan berdasarkan.

Realisasi pelaksanaan Pembangunan Desa pada tahun 2011 menunjukkan Klasifikasi Desa yang ada tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2011, terdapat 7 desa yang berstatus swadaya, namun belum ada desa yang mencapai tingkat kesejahteraan atau swasembada. Berdasarkan data diketahui jumlah petugas Hansip/Linmas pada tahun 2010 sebanyak 24 orang; Hingga akhir tahun 2011, jumlah petugas Hansip/Linmas tidak mengalami perubahan.

Namun kebijakan kependudukan dan program pembangunan sosial ekonomi yang dilaksanakan pemerintah selama ini berhasil menahan laju pertumbuhan penduduk khususnya di Desa Lapsi-Pasi. Jumlah penduduk yang begitu besar dan terus bertambah setiap tahunnya menyebabkan penyebarannya tidak merata. Namun pertumbuhan penduduk tidak merata di setiap dusun, dengan laju pertumbuhan berkisar antara 2,5 persen hingga 4,6 persen.

Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Pembinaan

Sebenarnya penanaman rukun keimanan pada siswa hendaknya dimulai dari lingkungan keluarga, apabila keluarga dapat menanamkannya sejak dini maka akan tertanam dalam diri anak (Wawancara: 15 September 2013). Santri mengikuti Isra' Mi'raj dan Maulid Nabi Muhammad Saw. Tidak ada persentase frekuensi respons alternatif. Faktor penghambat lingkungan sekolah dalam pengembangan moral anak di Desa Lamasi-Pasi Kecamatan Lambai Kabupaten.

Faktor yang Menghambat Lingkungan Sekolah Dalam

Selain itu, guru juga tidak mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam bersosialisasi siswa ketika berada di masyarakat maupun di keluarga. Acara televisi yang kurang mendidik memberikan dampak buruk bagi anak karena secara tidak langsung memberikan contoh yang buruk bagi mereka. Faktor dari lingkungan keluarga sangat berpengaruh, karena bergantung pada bimbingan orang tua apakah akan baik atau buruknya akhlak anak.

Kepada pihak sekolah agar tidak pernah bosan untuk membangun akhlak terhadap siswa karena mereka adalah generasi penerus yang bisa diharapkan. Agar keluarga dan masyarakat turut serta membina anak yang berkaitan dengan akhlaknya, karena pada dasarnya ketiga komponen yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat harus saling bersinergi karena ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Redja Mudiyaharjo, Pengantar Pendidikan: Kajian Awal Pokok-pokok Pendidikan Secara Umum dan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Edisi ke-2,.

PENUTUP

Saran

Gambar

Tabel 1  Keadaan Populasi
Tabel 2  Keadaan Sampel

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dideskripsikan pada sub sebelumnya, maka dapatditarik kesimpulan bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran PPKn pada