• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Akuntansi Syariah

N/A
N/A
Sitti Fatimah Amirullah

Academic year: 2024

Membagikan " Sejarah Akuntansi Syariah "

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH AKUNTANSI SYARIAH Muhammad Rabiul Dahri Sekolah Tinggi Ekonomi Islam STEI SEBI

Email : [email protected]

Rachmad Risqy Kurniawan

Sekolah Tinggi Ekonomi Islam STEI SEBI Email : [email protected]

Abstrak

Artikel ini membahas tentang sejarah akuntansi syariah dari zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, Sahabat Khalifa sampai era modern. dimana pencatatan sangat penting untuk diterapkan sehingga pengembangan akuntansi syariah terus berlanjut dari zaman ke zaman. kemudian dilanjutkan dengan membahas sejarah akuntansi di negara indonesia yang diawali dengan munculnya perbankan syariah di Indonesia. Tujuan dan prinsip serta manfaat dalam akuntansi syariah menjadi pedoman penting yang membuat akuntansi syariah semakin banyak di kembangkan dari berbagai riset dan pembelajar. Perbedaan akuntansi syariah dan konvensional menjadi pemahaman penting bagaimana akuntansi syariah memiliki begitu banyak keunggulan.

kata kunci : Sejarah Akuntansi Syariah, Perkembangan, Akuntansi Abstract

This article discusses the history of sharia accounting from the time of the Prophet sallallaahu Alaihi Wasallam, Khalifa's Companions to the modern era. where recording is very important to be applied so that the development of sharia accounting continues from time to time. then proceed with discussing the history of accounting in Indonesia which begins with the emergence of Islamic banking in Indonesia. The objectives and principles and benefits of Islamic accounting are important guidelines that make Islamic accounting more and more developed from various researches and students. The difference between Islamic and conventional accounting is an important understanding of how Islamic accounting has so many advantages.

Kata Kunci : Islamic accounting history, development, accounting

(2)

Pendahuluan

Sebelum membahas sejarah akuntansi syariah terlebih dahulu memahami apa itu akuntansi dan apa itu syariah. Akuntansi secara pemikiran umum adalah sebuah proses yang melibatkan pencatatan, mengklasifikasi, mengelola, serta menyajikan data transaksi- transaksi yang dilakukan oleh individu, organisasi, perusahaan, serta pemerintahan. Yang tujuan utamanya yaitu memberikan tentang informasi laporan keuangan.

Sedangkan Syariah/Syariat adalah sebuah hukum atau aturan di dalam islam yang meliputi segala kegiatan dalam kehidupan manusia yang didasarkan serta berpatokan dalam kitab suci Al-Qur'an, As,Sunah, Ijma, dan Qiyas.

Sejarah akuntansi syariah, terciptanya akuntansi syariah pada dasarnya sudah ada sejak berkembangnya ajaran agama islam yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW. Dimana di dalam salah satu ayat yang terdapat di dalam Al-Qur'an sudah menjelaskan tentang sebuah pencatatan yang dilakukan secara kredit/Non tunai, sebagaimana firman Allah SWT dalam (QS. Al-Baqarah ayat 282.) berikut ini.

ُه ْوُبُتْك اَف ىًّمَسُّم ٍلَجَا ىٰٰۤلِا ٍنْيَدِب ْمُتْنَياَدَت اَذِا ا ْٰۤوُنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَاـٰٰۤي اِ ب ٌبِت اَك ْمُكَنْيَّب ْبُتْكَيْل َو ۗ

ِلْدَعْل ْنَا ٌبِت اَك َبْأَي َلَ َو ۗ

ْبُتْكَيْلَف ُ هاللّٰ ُهَمَّلَع اَمَك َبُتْكَّي اًئــْيَش ُهْنِم ْسَخْبَي َلَ َو ٗهَّبَر َ هاللّٰ ِقَّتَيْلَو ُّقـَحْلا ِهْيَلَع ْيِذَّلا ِلِلْمُيْلَو ۗ

ُّقـَحْلا ِهْيَلَع ْيِذَّلا َن اَك ْن ِاَف ۗ

ًفْيِعَض ْوَا اًهْيِفَس ِلْدَعْل اِب ٗهُّيِل َو ْلِلْمُيْلَف َوُه َّلِمُّي ْنَا ُعْيِطَتْسَي َلَ ْوَا ا

ْمُكِل اَج ِ ر ْنِم ِنْيَدْيِهَش ا ْوُدِهْشَتْس ا َو ۗ اَن ْوُكَي ْمَّل ْن ِاَف ۗ

َمُهٮ ٰدْحِا َّل ِضَت ْنَا ِءٓاَدَهُّشلا َنِم َن ْوَض ْرَت ْنَّمِم ِنٰت َاَرْم ا َّو ٌلُجَرَف ِنْيَلُجَر ى ٰرْخ ُ ْلَا اَمُهٮ ٰدْحِا َرِ كَذُتَف ا

اَم اَذِا ُءٓاَدَهُّشلا َبْأَي َلَ َو ۗ

ا ْوُعُد هِلَجَا ىٰٰۤلِا اًرْيِبَك ْوَا اًرْيِغَص ُهْوُبُتْكَت ْنَا ا ْٰۤوُمَئــْسَت َلََو ۗ ْرَت َّلَ َا ىٰٰۤنْد َاَو ِةَد اَهَّشلِل ُمَوْق َاَو ِ هاللّٰ َدْنِع ُطَسْقَا ْمُكِل ٰذ ۗ

ٰۤ َّلَِا ا ْٰۤوُب اَت

اَه ْوُبُتْكَت َّلَ َا ٌح اَنُج ْمُكْيَلَع َسْيَلَف ْمُكَنْيَب اَهَن ْوُرْيِدُت ًة َر ِض اَح ًة َر اَجِت َن ْوُكَت ْنَا ْمُتْعَياَبَت اَذِا ا ْٰۤوُدِهْش َا َو ۗ

َلَ َّو ٌبِت اَك َّر ٓاَضُي َلَ َو ۗ

ٌدْيِهَش ٌق ْوُسُف ٗهَّن ِاَف ا ْوُلَعْفَت ْن ِا َو ۗ ْمُكِ ب

َهاللّٰ اوُقَّتا َو ۗ ُهاللّٰ ُمُكُمِ لَعُي َو ۗ

مْيِلَع ٍء ْيَش ِ لُكِب ُ هللّٰ ا َو ۗ ٌ

Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang-piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun dari padanya.

Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua

(3)

orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang- orang yang kamu sukai dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang lupa maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan janganlah saksi-saksi itu menolak apabila dipanggil. Dan janganlah kamu bosan menuliskannya, untuk batas waktunya baik (utang itu) kecil maupun besar. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi apabila kamu berjual-beli, dan janganlah penulis dipersulit dan begitu juga saksi. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sungguh, hal itu suatu kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Dengan adanya perintah dari Allah SWT dengan diturunkanya ayat tersebut menjadi sebuah acuan untuk melakukan pencatatan dalam setiap transaksi yang dilakukan. Sehingga proses pencatatan akuntansi selalu berkembang, dari zaman nabi, sahabat, Khalifa, hingga sampai zaman modern sekarang ini.

Hasil Dan Pembahasan

Akuntansi Di Zaman Nabi Dan Sahabat

Pada masa nabi Muhammad SAW, ilmu akuntansi/pencataan telah beliau terapkan dan ajarkan pada para sahabat-sahabatnya salah satunya untuk dapat menjadi pengawas keuangan atau hafazhatul amwal. Tujuan utama rasulullah membuat hafazhatul amwal atau pengawasan keuangan guna untuk mengetahui laporan kegiatan pemikiran yang terjadi seperti, hutang, piutang dan pemasukan pengeluaran.

Pembukaan pencatatan juga berfungsi untuk mencatat keuntungan serta kerugian, dan menghitung semua harta yang dimiliki. Guna untuk menentukan seberapa besar zakat yang harus dikeluarkan setiap individu. Dengan perkembangan agama islam yang pesat sampai ke seluruh pelosok dunia pada zaman tersebut akhirnya para sahabat merekomendasikan pentingnya pencatatan untuk dilakukan pemerintah guna mendata dan mencatat pemasukan dan pengeluaran pemerintahan.

(4)

Perkembangan Akuntansi Syariah Di Zaman Khalifah

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, perkembangan ilmu akuntansi selalu ditingkatkan dimasa khalifah. Dengan pesatnya perkembangan pemerintahan islam pada saat itu, Para sahabat meningkatkan kualitas pencatatan pembukaan, agar setiap pengeluaran serta pemasukan pemerintahan dapat dilaporkan secara baik dan benar.

Adapun perkembangan sejarah akuntansi syariah dimasa Khalifah.

1. Masa Khalifah Abu Bakar Assidiq

Abu Bakar Assidiq adalah sahabat yang paling di cintai rasulullah SAW. karena abu bakar adalah sahabat yang pertama kali masuk islam tanpa keraguan bahkan nabi Muhammad pernah berkata kalo seandainya ada nabi lagi bawasanya abu bakar lah yang lanyak menjadi nabi. Abu Bakar Assidiq adalah khalifah pertama semenjak Rasulullah SAW wafat, Dimana Abu Bakar Assidiq menjadi khalifah selama (11-13 H/632-634 M).

Dalam masa kepemimpinan khalifah Abu Bakar Assidiq, beliau adalah orang yang menekankan betapa pentingnya mengelola baitul maal. Kosep utama dibuat baitul maal sebenarnya sudah ada sejak masa Rasulullah SAW, dimana mereka disebutkan sebagai (Al- jihat). Yaitu mereka yang mengumpulkan serta mendistribusikan pendapatan dari zakat, infaq sedekah, dan dari hasil rampasan perang yang di dapatkan. Dimasa khalifah Abu Bakar Assiqiq baitul maal selalu ditingkatkan dan diperbaiki konsepnya, dimana baitul maal bukan hanya lagi sebagai tempat pengelolaan harta umat, melainkan juga sebagai penyimpanan harta negara.

Dizaman khalifah Abu Bakar Assidiq, pengelolaan baitul maal masih sangat sederhana, dimana penerimaan serta pendistribusian dilakukan secara seimbang atau (balance) antara pemasukan dan pengeluaran. sehinggal baitul maal selalu dalam keadaan tidak tersisa, dengan begitu tidak ada lagi penambahan atau pengurangan di dalamnya. Sistem yang dilakukan dalam baitul maal tersebut mengatur pemerataan guna meningkatkan dan menciptakan masyarakat yang makmur. Karena pembagian harta yang dilakukan sesuai dengan apa yang dibutuhkan bukan yang diinginkan.

Pada saat itulah pencatatan dan pembukuan selalu ditingkatkan dimana pencatatan penjurnalan dan pembukuan menjadi bukti serta informasi yang dapat dilakukan pemerintahan. Dimana pada saat itu zait Bin Tsabit yang ditunjuk dan diangkat oleh khalifah

(5)

Abu Bakar Assidiq menjadi bendahara pemerintah, untuk melakukan segala pencatatan pada saat itu.

2. Masa Khalifah Umar Bin Khattab

Setelah khalifah Abu Bakar Assidiq meninggal dunia 23 Agustus 634 M. Kekhalifahan dilanjutkan oleh sahabat Umar Bin Khattab. Umar Bin Khattab menjadi khalifah selama 13- 23 H/634-644, pada saat menggantikan Abu Bakar Assidiq banyak perubahan serta peningkatan yang dilakukan oleh Umar Bin Khattab. Ketika baitul maal diambil ahli oleh Umar Bin Khattab, umar kemudian mengumpulkan bendaharawan untuk bersama sama membuka baitul maal yang berada di dalam rumah Abu Bakar Assidiq.

Dimana saat itu umar hanya mendapatkan 1 dinar yang tersisa pada baitul maal tersebut. Pada masa khalifah Umar Bin Khattab banyak sekali penaklukan yang dilakukan kepada negeri-negeri, seperti negeri Qaishar (Romawi), negeri dan kisra (persia), yang membuat banyak harta rampasan yang mengalir pada saat itu. Umar kemudian saat itu membangun sebuah tempat atau rumah khusus untuk menyimpan harta pemerintahan.

Kemudian umar juga membuat departemen serta lembaga yang disebut dengan (Diwan).

Ada beberapa macam diwan pada saat itu.

1. Diwan Al-jundy (departemen ketahanan dan keamanan), yang bertugas untuk mengurus masalah-masalah tentang ketentaraan.

2. Diwan Al-Ahdats (Lembaga kepolisian), yang dibentuk untuk menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.

3. Diwan Nazharaat Al-Nafiah (Lembaga Pekerjaan Umum), dimana tugasnya menangani masalah-masalah sosial seperti pembangunan, fasilitas sosial, dan umum.

4. Diwan Al-Kharaj (Departemen perpajakan), dimana tugasnya untuk mengelolah perpajakan yang dikuasai di daerah-daerahnya.

Selama pemerintahah khalifah Umar Bin Khattab, beliau sangat hati-hati dalam pengelolaan baitul maal, agar pendistribusian dapat dapat dilakukan dengan maksimal dan bagi orang-orang yang berhak menerimanya. Umat adalah khalifah ke dua yang sangat berperan penting membangun sistem dan pondasi ekonomi islam hingga berkembang sampai sekarang ini. Dimasa khalifah umar bin khattab apabila ada seseorang yang telah hilang kemampuannya terluka, cacat sehingga tidak dapat lagi bekerja dan mencari nafkah,

(6)

maka di zaman umar pemerintahan atau negara lah yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu orang tua lansia dan anak yatim piatu juga mendapatkan jaminan sosial dari pemerintahan di zaman khalifah umar bin khattab.

Dari Diwan yang dibuat oleh Umar adalah bagian penting juga sebagai tempat disimpannya akuntansi, yang dicatat dan digunakan untuk pengelolaan serta pembayaran.

Umar juga mengatakan bawasanya ilmu akuntansi telah menjadi kebutuhan hidup masyarakat untuk mengelola harta atau keuangan yang dimiliki. Dan ilmu akuntansi selalu mengalami perkembangan dari setiap wilayah ke wilayah lainya.

3. Masa Khalifah Utsman Bin Affan

Setelah wafatnya khalifah Umar Bin Khattab 3 November 644 masehi. Kekhalifahan selanjutnya dilanjutkan oleh sahabat Utsman Bin Affan. Utsman Bin Affan adalah khalifah yang menjabat paling lama yaitu selama 12 tahun dari 644 sampai 656 masehi. Utsman bin affan adalah salah satu sahab Rasulullah SAW yang menjadi khalifah ketiga, setelah masa Abu bakar Assidiq dan Umar Bin Khattab. Utsman Bin Affan di daerah thaif, di arab pada tahun 579 masehi, dimana beliau memiliki nama asli yaitu Utsman Bin Affan Bin Abi Al-ash Bin Umayah Bin Abdu Syam. Beliau berasal dari salah satu kaum yang cukup terkenal yaitu kaum bani umayah, dimana keluarga Utsman Bin Affan adalah orang kaya yang sangat berperan penting dan berpengaruh dalam kaum Quraisy.

Utsman Bin Affan Adalah orang yang sangat kaya, tetapi kekayaan tersebut tidak membuat dirinya sombong melainkan membuat dirinya menjadi orang yang dermawan.

Akibat kedermawananya ia dikenal orang banyak dari penjuru kota. Utsman adalah pembisnis yang sangat sukses dimana jaringan bisnisya sudah sampai negeri syam dan habasyah, dengan perkembangan bisnis Utsman yang luar biasa ia menjadi salah satu pedagang terkaya di mekkah.

Pada masa kepemimpinan khalifah Utsman Bin Affan beliau mengenalkan, istilah khittabat al-Rasull wa sirry yang artinya penjagaan penyimpanan catatan rahasia. Dimana dalam kegiatannya pengawasan serta pelaksanaan agama moral dan akhlak dilakukan olah muhtasib. Muhtasib ini bertugas untuk penanggung jawab atas lemabaga amal Al-Hisbah, dimana meliputi hal yang berhubungan dengan penipuan jual beli, kegagalan penjualan, perhitungan timbangan dan lain sebagainya, untuk membuat keadilan bagi semua makhluk

(7)

hidup. Penggunaan pencatatan yang dilakukan oleh muhtasib menjadi salah satu perkembangan akuntansi syariah di zaman khalifah, yang membuat pencatatan akuntansi syariah semakin berkembang.

4. Masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib

Ali Bin Abi Thalib adalah khulafur Rasyidin terakhir. Beliau menggantikan posisi Utsman Bin Affan yang telah wafat pada 17 juni 656 Masehi. Ali Bin Abi Thalib menjadi khalifah dari 656-661 masehi, ali adalah golongan pertama pemeluk islam dan sahabat utama Rasulullah SAW, dan dari sisilah Ali Bin Abi Thalib adalah sepupu dari Nabi Muhammad SAW. Selain sebagai sahab Ali Bin Abi Thallib juga sebagai menantu Rasulullah, Ali menikah dengan putri Rasulullah yaitu Fatimah Az-Zahra. Saat ali menjadi khalifah, pemerintahan di periode masa kala itu sedang dalam keadaan sulit, yaitu terjadinya perang saudara akibat tragedi terbunuhnya Utsman Bin Affan.

Pada saat itu Ali Bin Abi Thalib diangkat menjadi pemimpin islam untuk menggantikan Utsman Bin Affan dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi saat itu. Dimasa kepemimpinan Ali Bin Abi Thalib banyak permasalahan yang terjadi salah satunya adalah pemberontakan, banyaknya pemberontakan yang terjadi Ali Bin Abi Thalib mengambil kebijakan untuk memberantas dan melenyapkan para penjabat-penjabat yang melakukan korupsi. Pada masa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib banyak upaya yang dilakukan untuk berfokus menyelesaikan masalah yang terjadi seperti :

1. Pengaturan Pengelolaan Keuangan Negara Baitul Maal.

2. Perbaikan Dan Peningkatan Pembangunan Tatanan Kota.

3. Menetapkan Zakat, Jizyah, Dan Pajak

4. Membasmi Korupsi Dan Monopoli Pasar Serta Penimbunan Barang Dan Pasar Gelap.

Pada masa pemerintahan Ali Bin Abi Thalid beliau melanjutkan sistem baitul mal. tidak ada yang berubah dalam penerapnya ali tetap melanjutkan sistem baitul mal yang telah ditinggalkan oleh Utsman Bin Affan. Dalam pengelolaan keuangan negara atau baitul maal, Ali Bin Abi Thalib menerapkan sistem administrasi yang diterapkan di pusat maupun daerah lokal agar berjalan dengan baik. Pada masa pemerintahan ali, baitul maal terus mengalami peningkatan hingga mendapatkan surplus. Dimana surplus tersebut dibagikan Ali sesuai dengan ketentuan yang diterapkan oleh Rasulullah SAW.

(8)

Dengan terjadinya pendapatan atau surplus menunjukkan pengelolaan pencatatan baitul mall dilakukan dengan baik dan maksimal. Khalifah Ali Bin Abi Thalib menunjukkan betapa pentingnya sebuah pencatatan yang baik dan benar, bisa dilihat dari sistem administrasi yang dilakukan pada masa pemerintahan saat itu, yang mengalami peningkatan dan mendapatkan pendapatan atau surplus. Dari sini dapat kita lihat bahwasanya sistem pencatatan akuntansi selalu mengalami peningkatan.

Kebangkitan Akuntansi Syariah Di Dunia Baru

Dalam dunia baru atau modern ilmu akuntansi syariah sangat jelas dibutuhkan dalam kegiatan bermuamalah. Dimana setiap lembaga keuangan dan finansial semakin pesat adanya peningkatan baik dalam kegiatan muamalah dan lain sebagainya. Dimana kegiatan proses pencatatan dan pendataan hal penting yang selalu dilakukan oleh setiap lembaga keuangan dan lainnya. Ilmu akuntansi syariah terus dilakukan dan ditingkatkan pada masa sekarang ini.

Dalam meningkatkan ilmu akuntansi syariah dan memperkenalkannya lebih luas, Bahkan banyak para ilmuwan dan pakar akuntansi yang mengadakan riset dan studi ilmiah yang berkenan dengan akuntansi syariah. Dalam kegiatan tersebut mereka bertujuan untuk menjelaskan dan memberikan pemahaman tentang ilmu akuntansi syariah yang baik dan sesuai dengan syariat islam. Dan juga memberikan pemahaman dan mengenalkan tentang bagaimana pengelolaan keuangan dalam islam. Dalam kegiatan tersebut mereka memberikan pemahaman betapa pentingnya ilmu akuntansi syariah, dan menerapkannya dalam bidang riset dan sekolah-sekolah perguruan tinggi.

Akuntansi Syariah di Bidang Riset

Islam adalah pandangan hidup, di mana pedoman Islam yang berhubungan dengan bagaimana komunikasi (kehidupan) antara manusia harus diselesaikan telah dirujuk dalam Al-Qur'an dan Sunnah Nabi mengikuti percakapan poin demi poin. Sebagai perspektif hidup, ia juga siap menjawab segala kehidupan yang dialami masyarakat hingga akhir zaman.

Mengenai hal-hal baru yang pada masa Nabi dan Sahabat belum ada dan belum ditemukan, terbuka kesempatan bagi para peneliti (ulama) untuk menyelidiki keadaan dengan kasus- kasus baru yang disebut ijtihad ini.

(9)

Dibandingkan dengan pergaulan antar manusia, Islam telah mengaturnya dalam hukum muamalah. Latihan akuntansi dan bawahannya, misalnya penelitian akuntansi, juga bagian muamalah yang dapat diikuti keabsahannya sebagaimana ditunjukkan oleh Islam dengan terlebih dahulu melihat realitas dan kebenaran pembukuan itu sendiri. Setelah memperoleh pemahaman tentang realitas terkini dari gerakan di bidang akuntansi (bersama dengan tujuan dan stimulus di balik aktivitas manusia), maka status sah dari tindakan itu diselidiki dalam kaitannya dengan pertentangan syara'. Melihat akuntansi menurut sudut pandang yang sebenarnya, suatu tindakan tampaknya merangkum perkembangan peristiwa keuangan suatu elemen dalam periode tertentu yang diperkenalkan dalam suatu laporan anggaran. Rangkaian acara moneter ini sebagian besar mencakup perspektif moneter yang dapat diperhatikan dan diikuti dengan situasi muamalat mereka dalam pandangan dunia Islam, sehingga akhir yang signifikan dapat ditarik sehubungan dengan latihan akuntansi ini.

Menghubungkan akuntansi dengan Islam dari bagian muamalat para pelaku yang terlibat dengan sistem akuntansi telah beberapa waktu menjadi topik pembicaraan oleh para peneliti Muslim. Hal ini sesuai dengan perkembangan perhatian mereka terhadap Islam sebagai gaya hidup (bukan hanya sebagai cara pandang adat) yang menyebabkan mereka melakukan Islamisasi ilmu. Hal ini juga dipicu oleh yayasan terkait dengan lembaga keuangan yang menggunakan standar Islam dalam operasionalisasi kegiatan mereka.

Akuntansi Islam (juga disebut pembukuan syariah dalam bahasa Indonesia) dalam perkembangannya adalah semua akun yang ditangkap secara eksklusif dalam pergerakan setiap jenis yang berhubungan dengan lembaga moneter dan bawahannya (perlindungan, dan pasar modal syariah). Padahal hampir semua latihan keuangan yang rutin dilakukan oleh ahli keuangan adalah muamalah yang juga harus dijaga agar sesuai dengan pedoman Islam. Hal ini tidak menutup kemungkinan muamalah batil yang harus dihilangkan atau diganti dengan muamalah otentik dalam pandangan dunia Islam.

Islam harus menjadi pandangan dunia yang berbeda untuk dimanfaatkan dalam penelitian pembukuan. Ini dibawa ke dunia dari pendirian filosofis yang mengakui pandangan dunia ini dari model ideal yang berbeda yang seringkali akan sekularistik. Islam tidak hadir sebagai pendidikan ritualitas antara manusia dan Tuhannya, namun juga memiliki segudang aturan yang mengatur seberapa baik manusia berkomunikasi dengan

(10)

individu manusia dan alam semesta. Kehadiran rangkaian tindakan yang begitu komprehensif membangun bahwa Islam adalah pandangan dunia dalam survei kekhasan kehidupan, termasuk penelitian pembukuan.

Kebangkitan Akuntansi Syariah di Sekolah Dan Perguruan Tinggi

Pemulihan pembukuan Islam di sekolah dan universitas. Ide akuntansi Islam mulai masuk ke sekolah-sekolah dan perguruan tinggi mulai sekitar tahun 1976, khususnya sekolah Perdagangan, Perguruan Tinggi Al Azhar untuk progam pasca sarjana. Keadaan ini berlanjut, sampai tahun 1978 beberapa divisi dalam disiplin pembukuan Islam dibuka di berbagai perguruan tinggi di Timur Tengah. Juga, hal ini berlangsung belum lama ini dalam pola pikir dunia, termasuk Indonesia. Pendakian Akuntansi Islam di sudut eksekusi.

Pelaksanaan akuntansi syariah telah selesai sejak berdirinya lembaga moneter berbasis syariah.

Hal ini membuat organisasi moneter Islam menggunakan sistem pembukuan yang juga sesuai syariah. Puncaknya adalah titik di mana asosiasi pembukuan Islam dunia yang disebut Accounting Auditing Organization For Islamic Financial Institutions (AAOIFI) mendistribusikan standar pembukuan untuk lembaga moneter Islam yang disebut Prinsip Pembukuan, Pemeriksaan, dan Administrasi untuk Yayasan Islam.

Pengertian Akuntansi Syariah Menurut Para Ahli

1. Menurut Nurhayati - Wasilah, (2015: 2) dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi syariah” Akuntansi adalah suatu proses atas transaksi - transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah SWT. Jadi dapat disimpulkan akuntansi syari‟ah adalah kegiatan pencatatan terhadap data - data historis yang bersifat moneter berdasarkan nilai - nilai Islam dan konsep - konsep yang diterapkan dalam Al-Qur‟an dan berguna untuk memberikan informasi keuangan yang digunakan untuk pengambilan keputusan oleh parapemakai.

2. Menurut Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi dalam pandangan Islam merupakan konsep, sistem dan teknik akuntansi yang membantu suatu lembaga atau organisasi untuk menjaga agar tujuan, fungsi dan operasionalnya berjalan sesuai dengan ketentuan syariah, dan menjaga hak-hak stakeholders yang ada di dalamnya, dan

(11)

mendorong menjadi lembaga yang dapat menjaga kesejahteraan hakiki dunia dan akhirat (Sofyan Syafri Harahap, 2008 : 371).

3. Menurut Halim dan Kusufi (2012 : 36) dalam bukunya berjudul “Akuntansi Sektor Publik” Akuntansi adalah sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi/entitas yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan.

4. Triyuwono (2012:104), Menurut Triyuwono Akuntansi Islam merupakan salah satu dekonstruksi pembukuan masa kini menjadi struktur yang humanis dan bernilai, dimana arah pelaksanaan pembukuan syariah untuk memahami perkembangan kemajuan bisnis dengan pengalaman humanis, emansipatoris, transendental dan filosofis. Dimana tentang tanggung jawab sumber daya dan semua latihan bisnis dan keuangan yang diselesaikan oleh organisasi/komunitas dalam pandangan hukum Al- Qur'an dan As-Sunnah. Harapannya adalah untuk mencapai kelimpahan dan kemakmuran.

5. Adnan M. Akhyar (2005), Menurut Adnan M. Akhyar Sebagaimana dikemukakan oleh Adnan M. Akhyar, pembukuan syariah adalah praktik pembukuan yang berarti membantu tercapainya pemerataan keuangan “al falah”. Demikian pula, pembukuan syariah juga bertujuan untuk sepenuhnya memahami komitmen kepada Tuhan, manusia dan masyarakat yang berhubungan dengan pihak-pihak yang terkait dengan urusan keuangan, seperti pemegang buku, pengawas, pengulas, pemilik, pemerintah untuk tujuan cinta.

6. Napier (2007), Menurut pendapat Napier, dimana Akuntansi syariah adalah pembukuan yang menjaga dan merinci yang mencerminkan tauhid dalam menyelesaikan setiap pengaturan yang menyertai Allah. Dari beberapa pengertian pembukuan Islam menurut para ahli di atas, cenderung beralasan bahwa pembukuan Islam adalah ilmu akuntansi.

7. Toshikabu hayasi (1989), Menurut Pendapat Toshikabu Hayasi, mencirikan akuntansi syariah sebagai gagasan peraturan syariah yang aturannya berasal dari Tuhan.

Alasan pembukuan syariah adalah bahwa organisasi atau perkumpulan memiliki kewajiban sosial dan moral dalam kehidupan setelah kematian.

(12)

Perkembangan Akuntansi Syariah Di Indonesia

Perkembangan akuntansi sebagai bagian dari sosiologi telah mengalami perubahan nilai yang sangat mendasar dan signifikan, terutama berkenaan dengan sistem hipotetis dasar yang diarahkan oleh perubahan yang terjadi dalam kehidupan individu. Karim mengungkapkan, selama ini apa yang dijadikan alasan pengembangan hipotesis pembukuan lahir ke dunia dari setting budaya dan filsafat.

Akuntansi konvensional menjadi akuntansi syariah dari nilai budaya masyarakat dan ajaran Islam yang yang kemudian dipraktikan dalam kehidupan sosial-ekonomi. Akuntansi syariah harus dilihat sebagai perkembangan sosial budaya Islam untuk mengeksekusi aspek keuangan Islam dalam latihan moneter. Pembukuan syariah adalah sub-pengaturan dari kerangka moneter dan moneter Islam, digunakan sebagai instrumen untuk membantu penggunaan kualitas Islam dalam domain pembukuan, pekerjaan utamanya adalah sebagai perangkat administrasi untuk memberikan data ke pertemuan internal dan eksternal organisasi.

Bank Syariah Sebagai landasan Awal Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia Kemajuan akuntansi syariah di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari Bank Syariah.

Berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) menjadi alasan yang melatarbelakangi dilaksanakannya pengajian Islam sebagai pembantu muamalah. Yayasan ini dimulai dengan perkembangan siklus tdan ulama Islam dengan tujuan akhir untuk menyambut bangsa Indonesia ke muamalah sesuai pelajaran yang benar. Silaturahmi ini dimulai oleh beberapa pelopor Islam, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang sekitar tahun 1990-an.

Setelah berdirinya bank syariah, ada keanehan ketika bank menawarkan ekspresi moneter. Dimana pada saat itu sistem akuntansi tidak mengacu pada akuntansi menurut syariat Islam. berikut ini adalah dalam persyaratan akuntansi syariah.

Pendirian bank syariah tentunya memerlukan pengaturan aturan yang tidak dapat dipisahkan antara lain pedoman keuangan tertentu, persyaratan pengurusan, pemeriksaan, persyaratan pemahaman materi syariah, dan lain-lain. Akibatnya, banyak analis menerima bahwa munculnya kebutuhan, peningkatan hipotesis dan praktik pembukuan Islam adalah

(13)

karena fondasi bank syariah. Pondasi bank syariah adalah jenis pelaksanaan masalah keuangan Islam.

Selanjutnya, dilihat dari informasi arsip, sangat baik dapat diuraikan bahwa keberadaan gagasan yang dapat diverifikasi tentang pembukuan Islam adalah setelah adanya pedoman akuntansi keuangan Islam, setelah pengaturan pemahaman yang lebih substansial tentang apa dan bagaimana pembukuan Islam itu, dan pengembangan yayasan yang fokus pada pembukuan Islam. Maka pada umumnya, mulai sekitar tahun 2002, pemikiran dan kehadiran pembukuan Islam muncul, baik dalam informasi sehari-hari maupun fakta.

Sebagai catatan, IAI baru-baru ini membentuk kelompok Penasehat Pembukuan Syariah di Indonesia.

Memasuki pada tahun 2009 akuntansi syariah di Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Dengan tujuan agar izin bank lain muncul. Kemudian, pada saat itu, berbagai bank mengikuti kerangka syariah, misalnya ada bank syariah Bukopin, Bank Panin syariah, dan bank syariah BRI dan bank syariah lain sebagainya.

Kemudian Pada tahun 2010, bank umum publik akhirnya melepas bank berbasis syariah.

Misalnya ada BCA Syariah, BNI Syariah, Maybank Syariah dan masih banyak lagi yang saat ini sudah terkonsolidasi dan dijadikan manjadi satu yaitu BANK SYARIAH INDONESIA (BSI).

Khususnya dalam kemajuan pedoman akuntansi syariah di Indonesia dan kehadiran Komite Syariah Publik yang mengelola setiap gerakan sesuai dengan peraturan Islam.

Tujuan Akuntansi Syariah

Bukan hanya bertujuan untuk menjalankan tujuan perbusnisan atau transaksi transaksi yang berkaitan dengan ekonomi saja yang berkaitan dengan syariat islam. Akan tetapi akuntansi syariah juga banyak memiliki tujuan yang lain di dalam kegiatannya (prakteknya).

Dianyaranya yaitu "Untuk Menentukan Hak Serta Kewajiban Pihak-Pihak Yang Terlibat", kemudian "Menjaga Aset Dan Hak Lembaba Keuangan", "Meningkatkan Kemampuan Manajerial Dan Produktivitas". "

Pembukuan Islam bermaksud untuk memutuskan hak istimewa dan komitmen dari pertemuan yang terkait dengan organisasi moneter Islam. Kebebasan dan komitmen

(14)

tersebut mencakup transaksi yang belum selesai penerapannya, kesesuaiannya dengan standar dan moral peraturan Islam yang berlaku.

Hak adalah keistimewaan semua manusia yang harus didapatkan oleh setiap individu yang telah ada sejak lahir, bahkan sebelum lahir. Sementara itu, kewajiban atau komitmen adalah sesuatu yang harus dipenuhi atau syarat mutlak untuk mendapatkan kebebasan.

Sehingga hal tersebut harus terpenuhi agar tujuan akuntansi dapat dilakukan dengan benar sesuai syariat islam.

Menjaga Aset Dan Hak Lembaba Keuangan

Akuntansi Islam juga bermaksud untuk melindungi sumber daya dan kebebasan serta hak yayasan atau lembaga moneter (keuangan) Islam sesuai dengan peraturan Islam. Guna menciptakan manfaat dan rasa nyaman bersama.

Sumber daya atau aset aktiva adalah aset keuangan atau nilai kekayaan oleh elemen atau entitas tertentu. Harapannya, sumber daya tersebut dapat memberikan keuntungan moneter dan sosial dalam satuan uang tunai, termasuk aset non-moneter.

Hak dan Keistimewaan adalah semua yang harus didapatkan oleh setiap individu yang telah ada sejak lahir, bahkan sebelum lahir. Hak juga merupakan sesuatu hak, milik, kepemilikan, wewenang, kesanggupan untuk melakukan sesuatu yang ditunjukkan dengan pengaturan atau peraturan, hak kuasa atau meminta sesuatu, derajat dan kebanggaan martabat.

Meningkatkan Kemampuan Manajerial Dan Produktivitas

Tujuan selanjutnya yang ketiga yaitu akuntansi syariah adalah meningkatkan kemampuan bekerja pada kapasitas administrasi dan efisiensi lembaga keuangan Islam.

Administrasi manajerial adalah kemampuan yang pada dasarnya memang selalu dibutuhkan oleh setiap pemimpin dan ketua . Dan Hal Ini ada hubungannya dengan manajer.

Sementara, produktivitas atau efisiensi adalah istilah yang sedang berlangsung dalam produksi sebagai pemeriksaan antara hasil dan sumber data. Seperti yang ditunjukkan oleh Herjanto, efisiensi adalah tindakan yang menyatakan bagaimana memilah dan menggunakan aset untuk mencapai hasil yang ideal.

(15)

Menyiapkan Sistem Informasi Laporan Keuangan

Tujuan Selanjutnya yaitu Akuntansi syariah juga berguna untuk merencanakan data laporan keuangan kepada klien, sehingga mereka dapat membuat sebuah keputusan yang tepat dalam menjalankan sebuah kegiatan yang berhubungan dengan lembaga keuangan dan pilihan yang tepat dalam mengelola perusahaan keuangan.

Ringkasan anggaran adalah catatan data keuangan organisasi maupun perusahaan dalam satu periode pembukuan yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan organisasi tersebut.

Untuk situasi ini, data moneter atau keuangan yang diumumkan terkait dengan posisi keuangan, pelaksanaan, dan perubahan posisi keuangan suatu organisasi yang sangat berharga bagi banyak klien dalam menentukan pengambil keputusan.

Meningkatkan Kepercayaan Pengguna Terhadap Lembaga

Tujuan yang terakhir adalah akuntansi syariah atau Islami untuk meningkatkan kepercayaan klien pada lembaga keuangan Islam. Cobalah untuk memperluas pemahaman klien mungkin menafsirkan data pembukuan dan mendukung perencanaan prinsip pembukuan yang dapat diprediksi, sehingga pengguna atau klien puas percaya terhadap lembaga tersebut.

Dan ingatlah bahwasanya kepercayaan adalah disposisi yang ditunjukkan oleh manusia atau orang ketika mereka percaya bahwa mereka cukup tahu dan menyimpulkan bahwa mereka telah sampai pada kenyataan dan kebenaran.

Prinsp-Prinsip Akuntansi Syariah

Selain tujuan akuntansi sayarian di dalam kegiatannya akuntansi syariah juga memiliki standar dasar dan prinsip-prinsip secara praktis, yang membedakannya dari akuntansi biasa dan syariah. Berikut ini adalah prinsip serta standar-standar penting akuntansi syariah dan penjelasannya.

Prinsip pertanggung jawaban

Yang pertama ada pertanggung jawaban dimana akuntansi Syariah (Islam) memiliki standar kewajiban sebagai jenis pelaksanaan pelajaran yang terkandung dalam Al-Qur'an.

(16)

Artinya, setiap individu di didik dan diajarkan untuk secara umum bertanggung jawab atas aktivitasnya.

Dalam situasi ini, mereka bertanggung jawab untuk melakukan transaksi pertukaran yang dilakukan oleh pengelola uang harus diwakili secara substansial melalui laporan keuangan moneter atau laporan pembukuan akuntansi syariah.

Prinsip Keadilan

Selanjutnya yang kedua Pembukuan akuntansi syariah juga berjalan dengan melibatkan standar pemerataan keadilan sesuai dengan apa yang diajarkan dalam agama Islam. Yaitu Setiap orang harus bertindak secara adil dan wajar kepada semua orang.

Prinsip dan Aturan ini didalam pembukuan syariah itu sendiri memiliki 2 implikasi.

Pertama-tama, aturan kesetaraan berhubungan dengan praktik moral, khususnya kejujuran . Dimana kejujuran ini sangat penting agar data pembukuan yang disajikan tidak menyesatkan dan tidak merugikan masyarakat pada umumnya.

Kedua, pedoman prinsip keadilan berasal dari kata adil yang bersifat sentral dan dilihat dari syariat dan keutamaan. Artinya, pemerataan keadilan inilah yang menjadi kekuatan untuk melakukan upaya konstruksi usaha-usaha membentuk pembukuan masa kini menjadi pembukuan elektif yang unggul dan lebih bbaikp.

Prinsip Kebenaran

Selanjutnya yang terakhir ada prinsip keadilan dimana akuntansi syariah juga memiliki standar kebenaran yang tetap dengan pedoman pemerataan. Adanya aturan kebenaran ini akan membuat pemerataan dalam mempersepsi, memperkirakan dan merinci setiap pertukaran keuangan. Karena, pengakuan, perkiraan dan perincian pertukaran monether keuangan akan berjalan dengan baik dengan asumsi bahwa mereka memiliki perasaan kebenaran.

Itu adalah tiga standar pembukuan Islam yang paling mendasar dan paling signifikan, dan diselesaikan di mana saja. Terlepas dari tiga standar di atas, setiap organisasi, bank atau asosiasi memiliki standar akuntansi syariah sendiri. Beberapa dari mereka menerapkan standar yang menyertainya.

(17)

1. Larangan untuk menerapkan bunga pada setiap kegiatan atau jenis transaksi yang dilakukan.

2. Setiap aktivitas transaksi bisnis dan pedagangan yang akan dijalankan harus dilakukan dengan jujur guna mendapatkan keuntungan yang halal.

3. Setiap pendapatan yang didapatkan dari transaksi bisnis maupun perdagangan harus dikeluarkan zakatnya.

4. Menghindari adanya perilaku permonopolian

5. Dan yang terakhir membangun kemitraan yang sesuai ajaran islam.

Itulah berbagai prinsip akuntansi syariah yang harus dilakukan demi mendapatkan kepercayaan dan hasil yang baik dan benar yang berlandaskan prinsip syariat islam. Dapat kita simpulkan bahwa kemajuan akuntansi di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan sistem kepercayaan manusia dan diikuti oleh kemajuan zaman dan inovasi pada masa yang sedang berlangsung. Dengan demikian, jangan heran jika di Indonesia akuntansi syariah terus berkembang mengikuti perkembangan ekonomi Islam dan dunia.

Terlebih lagi, kemajuan organisasi keuangan di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Perbedaan Akuntansi Syariah Dan Akuntansi Konvensional

Akuntansi syariah adalah suatu tatanan yang bertujuan untuk melakukan pelaksana terhadap pencatatan, pengurangan serta penjumlahan dan memberikan informasi keuangan dimana menggunakan prinsip dan aturan yang sesuai dengan syariat islam.

Standar syariah dalam bidang keuangan tidak hanya ada dalam perbankan maupun investasi yang berbasis syariah. Dimana saat ini akuntansi syariah sudah banyak dilakukan dalam banyak lembaga dengan standar syariat islam.

Seperti halnya produk keuangan yang berbasis syariah, akuntansi syariah juga tidak lepas dari penggunaan kaidah-kaidah yang sesuai dengan kaidah-kaidah Islam di dalamnya, baik mengenai siklus maupun pencatatannya. Akibatnya, akuntansi Islam sangat intens dari tanggung jawab pembukuan terhadap aturan syariah yang diterapkan saat melakukan penyajian data dengan pengenalan informasi keuangan tersebut.

Dalam akuntansi syariah dan akuntansi konvensional, memiliki perbedaan yang signifikan yaitu adalah dasar hukumnya. Dalam akuntansi syariah jelas standar dan

(18)

pengaturannya berasal dari perintah Allah SWT yang ada di dalam kitab suci Al-Qur'An di surah Al-Baqarah Ayat 282 dan kesepakatan para ulama. dasar inilah yang membuat akuntansi syariah berbeda dengan dasar akuntansi konvensional. Dalam dasar hukum akuntansi konvensional peraturannya berdasarkan dari perintah negara, tujuannya agar akuntansi konvensional dapat diterapkan dan dilakukan untuk bursa yang sangat luas sifatnya. Akuntansi konvensional juga memiliki dasar kinerja dari pemahaman dan logika manusia, diamana pemahamanya dapat berubah ubah tergantung kondisi dan kebutuhan yang terjadi. Hal inilah yang membuat akuntansi konvensional tidak sama dengan akuntansi syariah. Standar Akuntansi Syariah melakukan kegiatannya dengan mudharabah murabahah, dan lain sebagainya. Dan berikut ada beberapa perbedaan akuntansi syariah dan akuntansi konvensional.

1. Perbedaan Dari Segi Pengertiannya, Akuntansi syariah dan akuntansi konvensional memiliki perbedaan mendasar dari segi pemahaman dan artinya. Dalam akuntansi syariah lebih terfokus pada informasi, bisnis, perhitungan dan diskusi sesuai persyaratan yang telah dilakukan dan sepakati. Hal tersebut juga sebagai jaminan yang berkaitan dengan bisnis yang akan dipertanggung jawabakan di dunia maupun akhirat. Sedangkan dalam sistem akuntansi konvensional lebih terfokus pada data yang dilakukan tanpa memikirkan dunia dan akhirat. Dalam hal ini data yang dimiliki dalam sistem akuntansi syariah sangat berbeda dengan akuntansi konvensional.

2. Perbedaan tujuan, Dalam tujuan akuntansi syariah dan konvensional juga sangat berbeda. Dalam akuntansi syariah tujuan dalam akuntansi syariah adalah tolong menolong dimana dalam setiap kegiatan transaksinya selalu dicatat untuk menjadikan bukti. Bukti ini dilakukan apabila terjadi kesalahan pahaman atau perdebatan. Pencatatan juga membantu untuk kegiatan bisnis, zakat, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam akuntansi konvensional tujuan hanya untuk mendapatkan keuntungan tanpa melihat siapa yang akan dirugikan maupun diuntungkan, akuntansi konvensional terfokus pada keuntungan dan kerugian pada lembaga keuangan untuk membantu administrasi.

3. Perbedaan karakteristik, Selanjutnya ada perbedaan karakteristik dalam akuntansi syariah dan akuntansi konvensional dimana sifat dan karakteristik akuntansi syariah

(19)

dilakukan dengan keyakinan dan kepercayaan. Hal itu dilakukan agar seorang pemegang buku pencatatan dapat memberikan kepercayaan untuk dapat memberikan sebuah informasi yang dapat membantu seseorang yang bersangkutan dalam kegiatan transaksi. Dalam hal ini seorang pencatat atau pemegang buku harus dapat mempertagung jawabkan setiap yang dialakukan kepada tuhan.

Sedangkan dalam akuntansi konvensional mereka melakukan dengan pedoman dan pendapat orang-orang yang memiliki pendapat dan gagasan dan informasi yang terbatas. Dengan hal tersebut akuntansi konvensional tidak stabil dan tidak akan dapat bertahan lama. Ide, kerangka, dan strategi pembukuan yang membantu sebuah yayasan diharapkan dapat memenuhi target, kapasitas, dan kegiatannya sesuai pengaturan syariah. Selain itu, ide ini juga dapat melindungi kebebasan mitra di dalamnya dan mendorong organisasi keuangan untuk mencapai kesuksesan sejati di dunia ini dan di akhirat. Selanjutnya, organisasi Islam, misalnya, bank menerapkan sistem syariah dan gagasan pertukaran tidak sama dengan organisasi adat atau perbankan.

4. Perbedaan konsep, Dalam akuntansi syariah dan akuntansi konvensional memiliki perbedaan konsep. Dimana dalam akuntansi syariah lebih mengutamakan dan berfokus dalam memutuskan nilai dan biaya dalam transaksinya. dan akan melakukan pertanggung jawaban apabila tetjadi resiko dan bahaya. Sedangkan dalam akuntansi konvensional lebih mengutamakan penghematan dan ketelitian, guna dapat menutupi perhitungan dan manfaat yang diperoleh.

5. Perbedaan prinsip, Selanjutnya yang terakhir ada perbedaan prinsip dari akuntansi syariah dan akuntansi konvensional. Dimana dalam akuntansi syariah memiliki standar yang berbeda. Dalam akuntansi syariah melihat manfaat yang akan di dapatkan sesuai dengan peraturan dari ketuhanan. Dimana manfaat akan ada ketika seseorang telah mendapatkan manfaat tersebut. Dan merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan keuntungan yang tidak dapat dipisahkan sebelum keuntungan tersebut benar-benar di peroleh. Sedangkan dalam akuntansi konvensional juga menerapkan bawasanya keuntungan juga akan didapat jika terjadinya perdagangan.

(20)

Kesimpulan

Dari uraian serta pemaparan di atas, dapat di simpulkan bahwa sejarah landasan pengembangan akuntansi syariah adalah: dalil Al-Qur'an yang mewajibkan pencatatan setiap kegiatan muamalah yang merupakan salah satu jenis kewajiban pada pencatatan informasi yang telah selesai dilakukan. Akuntansi terus di kembangkan dari masa Rasulullah SAW lanjut ke masa sahabat khalifah hingga sampai saat ini. Akuntansi syariah juga sudah dikenal luas oleh dunia hingga sampai ke indonesia, dan telah banyak penerapan akuntansi syariah dalam perbankan syariah di Indonesia. Dimana akuntansi syariah banyak dilakukan dalam bidang riset dan ilmu akuntansi syariah diterapkan di pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi. Dalam akuntansi syariah tujuan dan prinsip dalam kebenaran kejujuran dan keadilan menjadi hal penting dalam penerapanya.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Abdhul, Y. (2021, Oktober 27). Akuntansi Syariah: Pengertian, Sejarah Dan Prinsip. Retrieved April 01, 2022, from Deepublish: https://penerbitbukudeepublish.com/materi/akuntansi-syariah/

Author. (2021, Mei). Sejarah Akuntansi Syariah di Dunia. Retrieved April 01, 2022, from Mental Karya:

https://www.mentalkaya.com/akuntansi-syariah/

Azarine, R. (2021, Desember 21). Apa Bedanya Akuntansi Syariah dan Akuntansi Konvensional?

Retrieved April 02, 2022, from Yoursay.id:

https://yoursay.suara.com/news/2021/12/23/123819/apa-bedanya-akuntansi-syariah-dan- akuntansi-konvensional

Heykal, M. (2021, November 24). Sejarah Perkembangan dan Pemikiran Akuntansi Syariah.

Retrieved April 01, 2022, from Binus University:

https://accounting.binus.ac.id/2021/11/24/sejarah-perkembangan-dan-pemikiran- akuntansi-syariah/

Ivana. (2021, Agustus 13). Memahami Akuntansi Syariah dan Bedanya dengan Akuntansi Konvensional. Retrieved April 02, 2022, from Konsultanku:

https://konsultanku.co.id/blog/memahami-akuntansi-syariah-dan-bedanya-dengan- akuntansi-konvensional

Upam, A. (2019). QS. AL Baqarah ayat 282. Retrieved April 02, 2022, from Al-Qur'an Indonesia:

https://quranforandroid.com/alquran-indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan lembaga keuangan syariah pada dasarnya sama dengan tujuan laporan keuangan konvensional (Wirang, 2012), meskipun terdapat

Mempekenalkan konsep akuntansi syariah dan praktik akuntansi syariah di lembaga-lembaga keuangan syariah2. Diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep-konsep akuntansi

• Tujuan umum laporan keuangan syariah adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas entitas syariah yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan

Dengan adanya standar akuntansi yang jelas dan khusus mengatur transaksi syariah atas sukuk korporasi, penyajian serta pengungkapan informasi di dalam laporan keuangan secara

• Tujuan umum laporan keuangan syariah adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas entitas syariah yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan

Di dalam standar akuntansi keuangan tersebut juga disebutkan bahwa tujuan utama akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi para pengambil

Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan

Materi awal mapel kejuruan Perbankan Syariah yang menjelaskan persamaan dan perbedaan akuntansi keuangan dan Akuntansi