• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekarang telah diakui bahwa hipertensi pada lansia memegang peranan penting sebagai faktor resiko baik untuk jantung maupun otak yang berakibat pada munculnya stroke dan penyakit jantung koroner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Sekarang telah diakui bahwa hipertensi pada lansia memegang peranan penting sebagai faktor resiko baik untuk jantung maupun otak yang berakibat pada munculnya stroke dan penyakit jantung koroner"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Pada kehidupan manusia, proses menjadi tua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga dapat bertahan terhadap masuknya infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Junaidei Iskandar, 2010). Keadaan tersebut masih ditambah lagi bahwa usia lanjut biasanya menderita berbagai macam gangguan yang bersifat kronis serta kemunduran tingkat sosial ekonomi. Penyakit kardiovaskuler yang paling banyak dijumpai pada usia lanjut adalah penyakit jantung koroner, penyakit jantung pulmonik, dan hipertensi. Hipertensi merupakan faktor resiko penting bagi penyakit kardiovaskuler. Sekarang telah diakui bahwa hipertensi pada lansia memegang peranan penting sebagai faktor resiko baik untuk jantung maupun otak yang berakibat pada munculnya stroke dan penyakit jantung koroner. Salah satu penyakit degeneratif yang sering terjadi adalah hipertensi (Nugroho, W. 2012).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015 menujukan bahwa di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta penderita hipertensi, 333 juta berada di

(2)

negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang termasuk Indonesia (World Health Organization, 2015).

Menurut National Basic Health Survey (2012) bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia pada usia 35-44 tahun adalah 9,1 %, usia 45-54 tahun sebanyak 15,0 %, usia 55-64 tahun 15,9 %, usia 65-74 tahun 20,4 % dan usia lebih dari 75 tahun adalah 39,6 %. Profil data kesehatan Indonesia tahun 2014 menyebutkan bahwa hipertensi merupakan salah satu dari 10 penyakit dengan kasus rawat inap terbanyak di rumah sakit pada tahun 2015, dengan proporsi kasus 42,38% pria dan 57,62% wanita, serta 4,8% pasien meninggal dunia (Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun 2013, dari 10 jenis penyakit tidak menular diketahui bahwa prevelansi hipertensi menduduki peringkat tertinggi keempat dengan proporsi 5,8% setelah persendian, jantung dan gangguan mental (Dinkes Jabar, 2013)

Di Kota Bandung pada tahun 2014 pola penyakit penderita rawat jalan di Puskesmas berdasarkan hasil surveilens penyakit tidak menular, hipertensi merupakan penyakit yang menempati urutan pertama dengan jumlah 45,097 kasus 20 % atau 25% pada golongan umur 45-64 tahun dan pada umur 65 tahun keatas dengan jumlah 25,255 kasus atau 20,25% (Dinkes Kota Bandung, 2014).

Penanganan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis. Penanganan secara farmakologis dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat penurun hipertensi. Penanganan secara nonfarmakologis dapat dilakukan dengan memberikan terapi kepada tubuh (Agung Sudarsana,

(3)

2012), Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah di atas normal, dengan nilai istolik > 140 mmHg dan sistolik > 90 mmHg. Hipertensi sering disebut sebagai silent killer (pembunuh gelap), karena merupakan penyakit yang mematikan, kadang tanpa disertai gejala-gejalanya terlebih dahulu. Faktor resiko, seperti faktor jenis kelamin, usia, dan genetik adalah yang tidak dapat diganti atau dikontrol. Faktor yang dapat diganti atau dikontrol adalah gaya hidup sehat yang meliputi pola makan yang banyak mengandung lemak dan kolesterol, asupan garam yang berlebihan, kebiasaan- kebiasaan merokok, minum alkohol, tidak mau olahraga, kelebihan berat badan dan stres. (Yogiantoro, 2013).

Hipertensi dipengaruhi oleh berbagai faktor, faktor risiko yang dapat mempengaruhi kejadian hipertensi di klasifikasikan menjadi dua faktor yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti riwayat keluarga yang memiliki hipertensi, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan, faktor yang dapat dimodifikasi seperti nutrisi, stress, obesitas, zat yang berbahaya (rokok, alkohol) dan aktivitas fisik (Price, 2012). Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah karena masih banyak pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas (Sudoyo, Setyohadi, et al., 2009).

(4)

Salah satu cara untuk menanggulangi masalah kesehatan adalah dengan pencegahan terjadinya hipertensi bagi masyarakat secara umum dan pencegahan kekambuhan pada penderita hipertensi pada khususnya. Pencegahan hipertensi perlu dilakukan oleh semua penderita hipertensi agar tidak terjadi peningkatan tekanan darah yang lebih parah, sayangnya tidak semua penderita hipertensi dapat melakukan pencegahan terhadap penyakitnya. Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan penderita hipertensi tentang pencegahan kekambuhan penyakitnya tidaklah sama.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 25 Juni 2017 melalui wawancara terhadap 5 orang lansia penderita hipertensi yang saya temui ke rumahnya dan melakukan pengukuran tekanan darah terhadap 5 orang tersebut, ternyata 4 dari 5 orang masih mengalami hipertensi dengan tekanan darahnya rata – rata 160/90 mmHg, 170/90 mmHg, dan 150/90 mmHg. Peneliti menanyakan kepada 5 orang tersebut dengan satu persatu usaha apa saja yang mereka lakukan selama ini untuk menurunkan tekanan darah. Selama ini usaha yang mereka lakukan untuk mengatasi hipertensi selain mengkonsumsi obat medis, obat herbal dan obat tradisional lainnya saat gejala hipertensi timbul.

Berdasarkan fenomena bahwa peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Antapani Kota Bandung Tahun 2017.

(5)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang peneliti dapat merumuskan bagaimana Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Antapani Kota Bandung Tahun 2018?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Antapani Kota Bandung Tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran umur lansia tentang kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Antapani Kota Bandung Tahun 2018.

b. Untuk mengetahui gambaran merokok tentang kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Antapani Kota Bandung Tahun 2018.

c. Untuk mengetahui gambaran makanan yang mengandung garam tentang kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Antapani Kota Bandung Tahun 2018.

d. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan olahraga tentang kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Antapani Kota Bandung Tahun 2017.

(6)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi ilmu pengetahuan di bidang keperawatan, khususnya bagi pengembangan teori ilmu keperawatan gerontik dan keluarga.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi peneliti

Dapat memberikan pengalaman, pengetahuan dan informasi mengenai Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Antapani Kota Bandung Tahun 2018.

b. Manfaat bagi institusi pendidikan

Diharapkan dapat menjadi referensi dan menambah pustaka pada institusi pendidikan tentang Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Antapani Kota BandungTahun 2018.

c. Manfaat bagi puskesmas Atapani

Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan informasi atau masukan untuk pencegahan hipertensi, dengan cara memberikan penyuluhan kepada lansia tentang hipertensi.

d. Manfaat pasien

Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian

(7)

hipertensi pada lansia, sehingga pasien memahami manfaat dari pencegahan tersebut.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai Gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Antapani Kota Bandung Tahun 2018. yang meliputi pencegahan hipertensi pada lansia.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor yang mempengaruhi kinerja bidan dalam rangka menurunkan angka kejadian

Pola makan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 34 orang ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Biru Kabupaten Gorontalo menunjukan bahwa responden dalam kategori