• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selamat Datang - Digital Library

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Selamat Datang - Digital Library"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

Hasil terbaik diperoleh ketika perlakuan dengan kombinasi vermikompos dan zeolit ​​alam dengan rata-rata jumlah log sel hidup Lactobacillus sp. UJI PENGGUNAAN VERMICOMPOS-ZEOLIT ALAMI TERHADAP KEPADATAN SEL Thalassiosira sp., dan PROBIOTIKA Lactobacillus sp. Langkah pertama dalam penelitian ini adalah menguji penggunaan zeolit ​​kascing alami terhadap jumlah probiotik Lactobacillus sp.

The second phase of research is developmental research through the culture results of Thalassiosira sp. The application of vermicompost and natural zeolite to the culture of Thalassiosira sp. was able to increase the amount of probiotic Lactobacillus sp. The best results were found in treatment by a combination of vermicompost and natural zeolite with an average log number the living cell density of Lactobacillus sp.

The application of vermicompost and natural zeolite could increase the density of living cells of Thalassiosira sp. however, do not increase. Application of culture results of Thalassiosira sp. By using vermicompost and natural zeolite, the amount of probiotic Lactobacillus sp. are being increased. and survival of Vannamei shrimp larvae. The best results were found when treating using a combination of vermicompost and natural zeolite with an average log number of the density of living cells of Lactobacillus sp.

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian hibah postdoctoral yang bertajuk “Pengaruh Vermikompos-Zeolit ​​Alam Terhadap Kultur Sel Alga Thalassiosira sp.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Tujuan
  • Kerangka Pemikiran
  • Hipotesis

Menurut Herawati dan Johannes (2015), larva udang menghabiskan 60% energinya selama proses molting, sehingga ketersediaan lemak dalam pakan sangat diperlukan agar larva dapat memulihkan energinya selama molting. Namun pada tahap larva udang, jumlah karbohidrat yang dibutuhkan sedikit, karena larva udang berada pada fase pertumbuhan yang sangat cepat sehingga membutuhkan banyak protein dan lemak. Pada stadium zoea, larva udang Vaname bersifat herbivora (Farchan, 2006) sehingga memerlukan pakan alami berupa mikroalga yang mengandung berbagai unsur hara yang menunjang pertumbuhan.

Salah satu jenis mikroalga yang umum digunakan sebagai pakan alami pada budidaya udang adalah Thalassiosira sp. Hasil penelitian Fauziah dan Hatta (2015) serta Muliani et al.2018) membuktikan bahwa penggunaan kascing pada media kultur Skeletonema costatum dan Spirulina sp. Bakteri asam laktat memerlukan sumber karbon berupa glukosa, sumber nitrogen berupa asam amino, vitamin B dan sumber mineral berupa Mg, Mn dan S (Salminen et al., 2004) yang tersedia dari kascing.

Selain kascing, zeolit ​​alam diketahui mengandung mineral yang dapat mempercepat penguraian bahan organik oleh bakteri Lactobacillus sp. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Barogh et al., (2021) pemberian mangan 0,006% mampu mempercepat proses fermentasi susu Lactobacillus sp. Struktur berongga pada zeolit ​​​​menjadikan zeolit ​​​​sebagai penyerap karena mampu menyerap molekul dengan ukuran yang sesuai ke dalam rongganya (Sofith et al., 2020).

Kekurangan silika dapat menghambat pertumbuhan sel mikroalga (Indrayani, 2022) karena dinding sel (frustule) berfungsi sebagai pengatur tekanan turgor, melindungi dari predator, menyimpan karbon dalam bentuk minyak alami atau polimer karbohidrat chrysolaminarin (Kawaroe dkk., 2010). Penelitian yang dilakukan Riski dkk. 2021) membuktikan bahwa pemberian pupuk silika dengan dosis 20 ppm memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat kepadatan sel Thalassiosira sp. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji pemberian kascing dan zeolit ​​alam terhadap kepadatan sel hidup Thalassiosira sp., probiotik Lactobacillus sp., dan kelangsungan hidup larva udang yang diberi pakan Thalassiosira sp.

Kajian pada penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan sumber pakan alternatif terbaik bagi budidaya Thalassiosira sp. Pada penelitian ini digunakan kascing dan zeolit ​​alam yang murah dan mudah didapat sebagai sumber nutrisi Thalassiosira sp. Perbedaan penggunaan kascing dan zeolit ​​alam sebagai pupuk alami diuji berdasarkan kepadatan sel hidup Thalassiosira sp., jumlah probiotik Lactobacillus sp., dan kelangsungan hidup larva udang vaname yang diberi pakan Thalassiosira sp. sebanding.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
    • Klasifikasi dan Morfologi Udang Vaname
    • Habitat dan Siklus Hidup Udang Vaname
    • Kebutuhan Nutrisi Pakan Udang Vaname
  • Thalassiosira sp
    • Klasifikasi dan Morfologi Thalassiosira sp
    • Reproduksi dan Fase Pertumbuhan Thalassiosira sp
    • Kultur Thalassiosira sp
    • Kebutuhan Nutrisi Thalassiosira sp
    • Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Thalassiosira sp
  • Vermikompos
  • Zeolit Alam
  • Probiotik Lactobacillus sp

Udang vanamere tergolong dalam ordo Decapoda karena tubuhnya mempunyai perisai yang berkembang menutupi kepala dan dada yang menjadi satu (cephalothorax). Mimbar udang putih memanjang dan terdapat 2-4 gigi pada tepi ventral dan 8-9 gigi pada sisi dorsal (FAO, 2011). Pada pangkal ujung ekor udang vanam juga terdapat anus untuk membuang sisa metabolisme udang dari saluran pencernaannya (Arifin et al., 2007).

Tubuh udang vaname dilindungi oleh kerangka luar (karapas) yang terdiri dari kitin yang disekresikan oleh jaringan kulit. Induk udang putih betina yang telurnya sudah matang akan mengeluarkan feromon untuk menarik perhatian induk udang jantan hingga terjadi perkawinan. Namun pada stadium nauplii belum diperlukan makanan karena masih terdapat kuning telur sebagai sumber makanan nauplii udang vaname untuk memasuki stadium selanjutnya yaitu stadium zoea (Martosudarmo dan Ranumiharjo, 1983; Rusmiyati, 2012).

Tahap zoea larva udang putih terdiri dari 3 subtahap dan berlangsung selama 3–4 hari sebelum memasuki tahap mysis (Martosudarmo dan Ranumiharjo, 1983; Rusmiyati, 2012). Berbeda dengan stadium nauplii, saat memasuki stadium zoea, larva udang vaname mulai membutuhkan makanan tambahan berupa. Ukuran larva udang vaname pada tahap mysis lebih besar dibandingkan tahap sebelumnya, dan bervariasi antara 3,50-4,80 mm.

Pada tahap keempat ini larva udang vaname sudah mempunyai sirip berbulu yang digunakan untuk berenang. Udang putih mencari dan mendeteksi makanan dengan bantuan alat indera (setae) yang dapat mengirimkan sinyal kimia berupa getaran. Pada tahap awal yaitu naupli, udang vaname tidak memerlukan pakan tambahan sebagai sumber nutrisinya, karena naupli mempunyai kuning telur sebagai sumber nutrisinya, namun kondisi ini hanya berlangsung sekitar 24-40 jam sebelum larva udang vaname masuk ke dalam zoea. panggung.

Setelah memasuki tahap zoea, larva udang bersifat herbivora dan memakan berbagai jenis fitoplankton seperti Skeletonema costatum, Chlorella sp. dan Thalassiosira sp. Jenis fitoplankton ini memiliki diameter tubuh 4,32 µm sehingga cocok dikonsumsi larva udang vanama sebelum memasuki tahap pasca larva karena masuk ke dalam bukaan mulut yang masih bersifat herbivora. Sifat karnivora larva vannamei akan terlihat ketika memasuki tahap post larva yaitu hari kedelapan setelah telur menetas dan mulai mempersepsikan hewan kecil seperti udang sebagai makanannya (Hermawan, 2007).

Saluran pencernaan larva udang masih sederhana, sehingga mikroorganisme bernutrisi tinggi seperti udang air asin mengandung protein hingga 63% dari berat keringnya (Utomo et al., 2017), sehingga cocok sebagai sumber makanan larva udang Vaname. Selain fitoplankton dan zooplankton, udang vaname dalam kehidupan alaminya memakan limbah dan bahan organik lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.

Gambar 1. Morfologi udang vaname
Gambar 1. Morfologi udang vaname

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Tempat Penelitian
    • Bahan Penelitian
  • Rancangan Penelitian
    • Sterilisasi Air Media Kultur
    • Persiapan Bibit Thalassiosira sp
    • Kultur Thalassiosira sp
    • Pengujian Hasil Kultur Thalassiosira sp. terhadap Sintasan Larva Udang Vaname
    • Pembuatan Media GYP (Glucose Yeast Pepton) dan Isolasi Bakteri Lactobacillus sp
  • Parameter Uji
    • Kepadatan sel Thalassiosira sp
    • Laju Sintasan Larva Udang Vaname (stadia zoea dan mysis)
    • Penghitungan Jumlah Koloni Probiotik Lactobacillus sp
  • Kualitas Air
  • Analisis Data

Parameter yang akan diamati dari hasil penelitian ini adalah kepadatan sel Thalassiosira sp., jumlah probiotik Lactobacillus sp. Kualitas air media budidaya pada saat pemeliharaan larva udang diukur dan pada akhir pemeliharaan dihitung jumlah probiotik Lactobacillus sp., serta kelangsungan hidup larva udang. Pasokan pupuk komersial, kascing, zeolit ​​alam dan kombinasi kascing dengan zeoli alam pada media budidaya Thalassosira sp.

Setelah larva udang vaname memasuki stadium zoea 1, pakan alami Thalassiosira sp ditambahkan pada setiap ember. Setelah terbentuk koloni bakteri pada cawan petri, dilakukan penghitungan jumlah koloni bakteri dengan menggunakan colony counter berdasarkan standard plate count sebanyak tiga kali selama penelitian, yaitu pada media kultur Thalassiosira sp. Sebelum diberi perlakuan, media kultur Thalassiosira sp. setelah mendapat perlakuan, dan media pertumbuhan larva udang. Kualitas air berperan terhadap kelangsungan hidup Thalassiosira sp. dan larva udang vaname pada setiap perlakuan karena air merupakan media hidupnya.

Parameter kualitas air yang mempengaruhi pertumbuhan Thalassosira sp. dan khususnya larva udang dapat dilihat pada Tabel 6. Perubahan kualitas air media budidaya dapat menghambat pertumbuhan sel Thalassiosira sp. 2011) dan memperlambat proses metabolisme tubuh udang sehingga menurunkan persentase kelangsungan hidup (Supono, 2015).

Tabel 3. Rancangan percobaan
Tabel 3. Rancangan percobaan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Pengaruh probiotik Temban, Biovet dan Biolacta terhadap persentase karkas, bobot lemak perut dan organ dalam pada ayam broiler. Meningkatkan kepadatan Thalassiosira sp dengan dosis pupuk silikat yang berbeda. Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan.Vol. Sistem pemupukan susulan digunakan pada saat budidaya udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di kolam dengan kepadatan penebaran yang berbeda-beda.

Pengaruh Pemberian Pakan Rotifer (Brachionus rotundiformis) dan Artemia yang Diperkaya DHA 70 G terhadap Kelangsungan Hidup dan Periode Intermolt Larva Udang Vanam (Litopenaeus vanname). Pengaruh penggunaan dua jenis media kultur teknis yang berbeda terhadap pola pertumbuhan, kandungan protein dan asam lemak EPA Omega 3 (Chaetoceros gracilis). Pengaruh Fermentasi Urine Sapi dan Rizho Starter terhadap Populasi Cacing Tanah serta Kualitas Biomassa dan Vermikompos.

Pengaruh dosis karbon aktif yang berbeda terhadap kelangsungan hidup dan kualitas juvenil udang (Litopenaeus vannamei) pada transportasi tertutup. Pengaruh pemberian pupuk vermikompos fermentasi dengan dosis berbeda pada kultur Spirullina sp.

Gambar

Gambar 1. Morfologi udang vaname
Gambar 2. Siklus hidup udang vaname (WWF, 2014).
Gambar 3. Morfologi Thalassiosira sp. (Volk, 2015)
Gambar 4. Pertumbuhan sigmoid fitoplanton (KKP, 2017)
+7

Referensi

Dokumen terkait

2016; Total 2016 Target Performance Indicator 2 : Percentage of graduates who engaged in employment or whose employment status improved within 1 year of graduation Survey conducted