Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan model problem based learning (PBL) terhadap kreatif pemecahan masalah (CPS) siswa pada materi pencemaran lingkungan di SMP Negeri 3 Bandar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model PBL berpengaruh signifikan terhadap peningkatan keterampilan CPS siswa dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Ogan Komering Ulu dan lulus pada tahun 2016.
Pada tahun 2019, penulis terdaftar sebagai mahasiswa baru Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Lampung melalui Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri Barat (SMMPTN Barat). Semasa menjadi mahasiswa, penulis aktif di Brigade Pemuda BEM FKIP Divisi Kader Universitas Lampung pada tahun 2019. Alhamdulillahirabbil'alamin, segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat yang luar biasa kepada penulis dalam mengerjakan buku ini. rak.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Kreatif Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan”. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lampung dan selaku Pembimbing II yang pernah menjabat. Pramudiyanti, S.Si., M.Si selaku pembahas yang memberikan ilmu dan saran perbaikan agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik;
Segenap dosen mata kuliah Biologi yang telah memberikan ilmu, arahan, nasehat dan motivasi yang sangat berharga;
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Ruang Lingkup Penelitian
Oleh karena itu, perlu adanya pendidik dalam mendidik peserta didik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah kreatif (CPS) yang jauh lebih efektif dan efisien. Untuk mengembangkan kemampuan CPS siswa, pendidik memegang peranan penting dalam menyelenggarakan setiap kegiatan pembelajaran. Permasalahan tersebut juga sesuai dengan hasil analisis peneliti ketika mengamati berbagai pendidik IPA, bahwa masih banyak pendidik yang belum melatih kemampuan pemecahan masalah kreatif siswa karena masih menggunakan strategi pembelajaran yang kurang tepat seperti pada umumnya yaitu menggunakan metode diskusi. .
Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang mendukung terbentuknya kemampuan CPS siswa pada saat pembelajaran (Hanifa dkk. 2019). Hal serupa juga ditemukan di SMP Negeri 3 Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa pendidik sama sekali tidak menggunakan model PBL karena masih menggunakan metode diskusi dimana pendidik tidak pernah mengukur kemampuan CPS siswa. Hal ini disebabkan karena guru masih belum memahami cara mengukur keterampilan tersebut dan masih belum mempunyai bahan ajar yang memadai yaitu masih menggunakan bahan ajar yang tersedia di buku teks untuk mengukur hasil belajar siswa. 2017), yaitu model PBL terbukti mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan model PBL pembelajaran berpusat pada siswa dengan menyajikan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan mata pelajaran dan peristiwa ilmiah, sehingga akan membantu siswa meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan menunjukkan bahwa masih terdapat kesulitan belajar, akibatnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih rendah. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan kreatif pemecahan masalah siswa pada materi pencemaran lingkungan di kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2022/2023.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat dampak model pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan kemampuan kreatif siswa dalam memecahkan masalah pada materi pencemaran lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan kemampuan kreatif siswa dalam memecahkan masalah pada materi pencemaran lingkungan. Dapat memberikan informasi tentang penerapan model PBL dalam proses pembelajaran, yang dapat dijadikan model yang cocok untuk meningkatkan keterampilan CPS siswa.
Sebagai tambahan referensi, jika ingin melihat lebih dalam penerapan model PBL terhadap kemampuan siswa CPS, misal. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, wawasan, pengalaman dan bekal berharga sebagai guru IPA profesional masa depan, khususnya dalam perencanaan, pengembangan dan penerapan model PBL dalam proses pembelajaran, yang dapat dijadikan model yang tepat untuk meningkatkan keterampilan CPS. siswa. Kemampuan yang diukur adalah kemampuan CPS siswa.Penelitian ini menggunakan desain pretest-posttest berbentuk soal esai.
TINJAUAN PUSTAKA
- Model Problem Based Learning
- Kemampuan Creative Problem Solving
- Materi Pencemaran Lingkungan
- Kerangka Berpikir
- Hipotesis
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi siswa agar terlihat dalam kegiatan pemecahan masalah yang dipilih. Pemecahan masalah, khususnya penyelesaian masalah-masalah kompleks yang tidak terstruktur, telah menjadi perhatian utama dalam dunia pendidikan. Masalah tidak terstruktur sering ditemui dalam pengalaman manusia sehari-hari dan merupakan jenis masalah yang baik untuk meningkatkan pembelajaran siswa, karena penyelesaian masalah ini mengarah pada kesimpulan berbeda yang dicapai siswa melalui penyelidikan aktif dan memungkinkan pemikiran tingkat tinggi yang berkelanjutan. siswa..
Masalah yang tidak terstruktur memiliki ciri-ciri seperti kegagalan dalam menyajikan satu atau lebih elemen masalah, mempunyai tujuan yang tidak jelas atau tujuan yang tidak jelas dan kendala yang tidak terdefinisi, mempunyai banyak solusi, jalur solusi, atau terkadang tidak ada solusi sama sekali, dengan banyak kriteria. Ketika pemecah masalah dihadapkan pada situasi masalah yang tidak terstruktur, hal pertama yang harus mereka lakukan adalah memutuskan apakah ada masalah, karena masalah yang tidak terstruktur mungkin tidak langsung terlihat atau mungkin tersembunyi. Oleh karena itu, pemecah masalah harus mengembangkan pembenaran atau argumen untuk mendukung pemilihan penyebab dan solusi tertentu karena masalah yang tidak terstruktur biasanya memiliki solusi yang berbeda (Shin, et al. 2003).
Penelitian ini menggunakan materi pencemaran lingkungan dan dampaknya terhadap ekosistem yang dipelajari pada tingkat Sekolah Menengah Kelas VII dengan kompetensi inti (CI) dan keterampilan dasar (KD) sebagai berikut. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup juga disebutkan bahwa pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau masuknya makhluk hidup, zat, tenaga dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup melalui kegiatan manusia atau proses alam. Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan hidup dari berbagai kegiatan industri dan kegiatan manusia, maka perlu dilakukan pengendalian pencemaran lingkungan hidup dengan menetapkan baku mutu lingkungan hidup.
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup melalui kegiatan manusia. Pencemaran lingkungan hidup terjadi akibat kumpulan kegiatan manusia (populasi) dan bukan akibat kegiatan individu (individu). Seiring berjalannya waktu, seiring dengan munculnya wabah COVID-19, siswa di Indonesia masih memiliki kemampuan pemecahan masalah yang rendah sehingga membuat guru semakin kesulitan dalam mengajukan pertanyaan pemecahan masalah.
Permasalahan lain yang terjadi adalah guru tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat pada saat pembelajaran, dan juga guru tidak pernah mengukur kemampuan CPS siswa, akibatnya prestasi siswa dalam pemecahan masalah tidak meningkat. Kemudian siswa belajar memecahkan masalah berdasarkan PBL sesuai dengan indikator pemecahan masalah yang meliputi identifikasi masalah, perumusan masalah, mencari alternatif solusi, memilih alternatif solusi, dan melaksanakan pemecahan masalah. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variabel bebas dan variabel terikat, variabel bebas ditunjukkan dengan model PBL dan variabel terikat adalah CPS (Creative Problem Solving) siswa.
H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan kemampuan kreatif pemecahan masalah siswa pada materi pencemaran lingkungan. H1= Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan kemampuan kreatif pemecahan masalah siswa pada materi pencemaran lingkungan.
METODE PENELITIAN
- Waktu dan Tempat Penelitian
- Populasi dan Sampel Penelitian
- Desain Penelitian
- Prosedur Penelitian
- Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
- Uji Instrumen Penelitian
- Teknik Analisis Data
Menyiapkan instrumen penelitian yang meliputi 1 silabus, 4 RPP selama 2 sesi, beserta soal latihan essay untuk pengukuran pretest-posttest kemampuan pemecahan masalah kreatif, LKPD untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebanyak 2 sesi. Sehari sebelum melaksanakan pembelajaran kelompok, peneliti meminta siswa untuk melakukan pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pengolahan data keterampilan pemecahan masalah kreatif ditinjau dari nilai pretest dan posttest menggunakan IBM SPSS Statistics Version 25.
Mengolah data respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2010. Jenis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif yaitu data keterampilan kreatif pemecahan masalah yang diukur melalui hasil belajar siswa. ' pre-test dan post-test pada materi pencemaran lingkungan dan juga angket respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran berbasis masalah. Teknik pengumpulan data keterampilan pemecahan masalah kreatif diperoleh dari hasil pretest-posttest siswa berupa soal esai, yang berjumlah 18 soal.
Teknik pengumpulan data respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran berbasis masalah diperoleh dengan menggunakan angket skala Guttman. Kemampuan kreatif pemecahan masalah siswa ditunjukkan dengan nilai n-gain, yaitu selisih antara skor pre-test (skor awal) dan skor post-test (skor akhir) yang dicapai masing-masing siswa. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji Independent Sample T-test dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05% yang diterapkan menggunakan IBM SPSS Statistics versi 25 dengan langkah pengujian sebagai berikut.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan kemampuan kreatif pemecahan masalah siswa pada materi pencemaran lingkungan 2. Dalam penelitian ini effect size digunakan untuk mengevaluasi keefektifan model pembelajaran berbasis masalah pada pemecahan masalah secara kreatif menentukan keterampilan dengan menggunakan rumus berikut. Dengan menerapkan model PBL pada sintaksis pengorganisasian siswa untuk belajar dan membimbing penyelidikan kelompok, diharapkan guru dapat lebih memantau dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi lebih antusias dan fokus dalam pembelajaran, serta berkolaborasi dengan kelompok agar lebih terlibat dalam pembelajaran. . efektif dan efisien.
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah kreatif pada penelitian ini masih rendah pada aspek penemuan penerimaan dan penemuan ide, sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan waktu pertemuan diperpanjang agar mendapatkan hasil yang maksimal. Model pembelajaran biologi Problem Based Learning (PBL) disertai Dialog Socrates (DS) Terhadap Hasil Belajar Dinilai dari kelas
Efektivitas pembelajaran creative problem solver (CPS) berbantuan origami pintar terhadap kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu siswa SMA. Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada kurikulum biologi pada pencemaran lingkungan kelas X MIA SMA N 6 Bandar Lampung.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas X IPA Pada Materi Perubahan Lingkungan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padang Tahun Pelajaran Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika, 3(2).