• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selamat Datang - Digital Library

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Selamat Datang - Digital Library"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO DAN STATISTIK PROVINSI LAMPUNG DALAM PENCEGAHAN PENYEBARAN

INFORMASI HOAX DI MEDIA SOSIAL

Oleh : Dhea Ananda

1906071018

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022 (Tugas Akhir)

(2)

ii ABSTRAK

Strategi Komunikasi Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung dalam Pencegahan Penyebaran Informasi Hoax di Media Sosial

Oleh : Dhea Ananda

Keterbukaan informasi dan kebebasan dalam menggunakan media sosial saat ini menyebabkan penyebaran informasi hoax hingga kini masih belum bisa teratasi di Provinsi Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung dalam pencegahan penyebaran informasi hoax di media social serta hal yang menjadi faktor penghambat dalam proses pencegahannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui pengamatan (observasi), wawancara, serta metode studi pustaka. Data dari penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber data guna menjawab permasalahan peneliti yaitu data primer dan data sekunder.

Pengumpulan data melalui observasi dan waawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan strategi komunikasi Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung dalam pencegahan penyebaran informasi hoax di media sosial dilakukan dengan mengenal khalayak kemudian dalam penyusunan pesan lebih mengutamakan data dan fakta yang ada selanjutnya menggunakan berbagai metode dalam pencegahaanya yang diantaranya informatif dan edukatif, juga mengkonter langsung penyebaran informasi hoax yang terjadi. Faktor penghambat dalam pencegahan ini adalah kemudahan masyarakat menerima informasi dan menyebarkan informasi, kemudian dalam penyampaian pesan hanya berfokus pada data dan fakta tanpa adanya komunikasi persuasif yang terjadi, serta tidak ada metode khusus yang difokuskan uantuk mencegah penyebaran informasi hoax serta penerapannya yang kurang maksimal dan dalam penggunaan media yang timpang tindih dengan kepentingan lain.

Kata kunci : Strategi Komunikasi, Hoax dan Media Sosial.

(3)

iii

STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO DAN STATISTIK PROVINSI LAMPUNG DALAM PENCEGAHAN PENYEBARAN

INFORMASI HOAX DI MEDIA SOSIAL

Oleh

Dhea Ananda

Tugas Akhir

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar AHLI MADYA (A.Md.)

Pada

Program studi Diploma II Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

2022

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 16 Oktober 2000. Anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Suhaimi dan Ibu Siti Bariah . Penulis mulai menempuh pendidikan pada Taman Kanak-kanak (TK) Bhayangkari Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007.

Menempuh pendidikan Formal antara lain Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Palapa Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2013. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 25 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2016. Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2019.

Pada tahun 2019 penulis terdaftar sebagai Mahasiswi Diploma III Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur Simanila Vokasi. Dan pada akhir perkuliahan, penulis melaksanakan magang di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi Lampung pada Sub Bagian Peliputan dan Dokumentasi selama 40 hari dari tanggal 10 Januari 2022 – 9 Maret 2022.

(8)

viii

MOTTO

“ Gagal hanya terjadi jika kita menyerah”

B. J. Habibie

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada mereka yang sangat berarti dalam hidup saya hingga saya menuntaskan pendidikan di Universitas Lampung :

1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada hamba-Nya, dan selalu memberi niknat yang tak ternilai.

2. Untuk kedua orang tuaku dan kakak-kakakku yang selalu memberikan support dalam segala hal dan mendoakan di setiap langkah agar menjadi manusia yang baik.

3. Kepada keluarga besarku yang senantiasa mendukung dan mendoakan.

4. Almamater Universitas Lampung (UNILA).

5. Diri sendiri yang sudah mampu menyelesaikan Tugas Akhir.

(10)

x SANWACANA

Bismillahirahmannirrahim

Assalamu’alaikum warahmatulahi wabarakatuh

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Strategi Komunikasi Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung dalam Pencegahan Penyebaran Informasi Hoax di Media Sosial”

Tugas Akhir yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Ilmu Komunikasi pada Program Studi Diploma III Hubungan Masyarakat pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik di Universitas Lampung.

Terlepas dari kekurangan yang ada, penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan berjalan baik tanpa bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu. Maka, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Ida Nurhaida M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

2. Bapak Agung Wibawa S.Sos.I.,M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Eka Yuda Gunawibawa, S.I.Kom.,M.Med.Kom selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan menyediakan waktu dalam membimbing dan mengarahkan saya selama dalam penyusunan Tugas Akhir.

4. Ibu Andi Windah, S.I.Kom., Mcomn&MediaSt selaku Dosen Penguji yang telah menguji saya dan memberi masukan yang membangun untuk saya.

(11)

xi

5. Bapak Drs. Sarwoko, M.Si selaku Pembimbing Akademik saya selama berkuliah di Diploma III Hubungan Masyarakat Universitas Lampung.

6. Seluruh Dosen pengajar program studi Diploma III Hubungan Masyarakat yang telah memberikan ilmunya kepada saya Satu harapan semoga ilmu-ilmu yang telah saya dapatkan menjadi berkah dan bemanfaat untuk hidup dan masa depan.

7. Seluruh staf dan karyawan program studi Diploma III Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

8. Keluarga besar Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung terutama Bapak Ganjar Jationo, S.E., M.AP. selaku Kepala Dinas, Bapak Dandi Nursetia, SST selaku Kasi Pengelolaan Media Komunikasi Publik, Bapak Krida Susanto, SH, MM selaku Kasi Layanan Informasi Publik, dan seluruh pegawai yang selalu memberikan arahan dan informasi serta membantu dan membimbing penulis dari Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) hingga penyusunan Tugas Akhir.

9. Teman-teman Diploma III Hubungan Masyarakat, khususnya angkatan 2019 atas kebersamaan selama ini.

Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca. Dengan iringan doa semoga bantuan mereka menjadi amal dan mendapat ridho dari Allah SWT atas apa yang telah diberikan kepada penulis.

Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh

Bandar Lampung, 14 September 2022

Dhea Ananda NPM. 1906071018

(12)

xii DAFTAR ISI

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Metode Pengumpulan Data ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Strategi Komunikasi ... 7

2.2 Media Sosial ... 10

2.3 Informasi ... 13

BAB III GAMBARAN UMUM ... 17

3.1 Profil Instansi ... 17

3.2 Visi dan Misi ... 19

3.3 Makna Logo ... 20

3.4 Struktur Organisasi ... 22

3.5 Kegiatan Umum Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung ... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

6.1 Hasil ... 27

6.2 Pembahasan ... 35

BAB V PENUTUP ... 39

5.1 Kesimpulan ... 39

5.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN ... 44

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Kantor Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung ... 17

2. Logo Kemkominfo ... 21

3. Struktur Organisasi Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung ... 22

4. Diskominfotik Lampung dalam melakukan pembinaan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) ... 30

5. Contoh Klarifikasi Hoax ... 32

6. Pamflet Mengenai Hoax ... 33

7. Radio ASN Lampung ... 34

8. Facebook Diskominfotik Lampung ... 34

9. Instagram Diskominfotik Lampung... 34

10. Twitter Diskominfotik Lampung ... 35

11. Website Diskominfotik Lampung ... 35

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang cepat pada era global saat ini berdampak positif dan negatif. Hal ini tergantung dari manusia menggunakan dan memanfaatkannya. seperti media sosial yang semakin canggih dalam hal ini Facebook, WhatsApp, Twitter, Instagram, Line dan lain sebagainya yang mampu menghubungkan manusia tanpa batasan jarak dan waktu.

Sehingga dapat bertukar informasi dengan cepat. Hal ini juga mempunyai dampak yang negatif, dimana informasi yang tersebar kadang berupa informasi hoax atau bohong. Terkadang juga informasi tersebut dilebih- lebihkan dengan artian adanya fitnah sehingga tercemarnya nama baik dan hilangnya kepercayaan terhadap informasi yang tersebar.

Informasi yang belum jelas kebenarannya atau informasi hoax banyak bermunculan baik di lingkungan masyarakat kecil dari tingkat perdesaan sampai perkotaan bahkan sekarang sudah merambah ke lingkungan negara.

Kemudian tidak adanya sesuatu alat atau perangkat yang mampu memfilter informasi yang tersebar di media sosial. Di era digital seperti sekarang ini hoax menjadi suatu hal yang mengerikan baik bagi masyarakat maupun bagi bangsa Indonesia. Maka perkembangan media baru ini atau lebih sering disebut media sosial ibarat dua sisi mata pisau, ada dampak yang baik dan juga ada dampak yang merugikan untuk penggunanya.

Hoax banyak tersebar melalui media sosial. Melalui media sosial ini mengakibatkan timbul beragam masalah seperti maraknya penyebaran hoax, hasutan, ujaran kebencian, adu domba, caci maki dan lainnnya yang mengakibatkan perpecahan bangsa. Penyebaran hoax cukup cepat hal ini dikarenakan yang terjadi selama ini apabila ada informasi yang mungkin

(15)

2

belum tentu kebenarannya, orang langsung saja menggunakan media sosial yang dimiliki untuk dibagikan kepada orang lain. Bisa melalui whatsapp, facebook, instagram dan lain sebagainya yang rata-rata sekarang sudah dimiliki oleh semua orang. Berawal dari keinginan agar terlihat mengikuti perkembangan jaman, agar terlihat berwawasan luas, orang seenaknya share informasi- informasi yang belum jelas kebenaran sumber dan informasi itu sendiri. Kecepatan akses yang diberikan oleh internet menjadi sumber informasi utama bagi masyarakat.

Hoax juga berdampak sebagai penipuan publik, karena terkadang informasi hoax diperuntukan untuk mempengaruhi masyarakat untuk melakukan sesuatu hal namun ternyata itu hanya suatu kebohongan. Hal yang paling sering ditimbulkan oleh hoax yaitu sebagai pemicu kepanikan publik. Hoax juga berdampak terhadap kerugian materi, kesehatan mental, dan dapat berdampak pada bidang ekonomi.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Intelijen Negara (BIN), informasi hoax sudah mencakup 60% dari konten media sosial di Indonesia. Presiden Joko Widodo sendiri menyatakan bahwa hoax merupakan bagian dari era keterbukaan yang harus dihadapi. Presiden meminta seluruh pihak menghentikan penyebaran hoax dan fitnah yang dapat memecah bangsa, terutama yang beredar melalui media sosial (Widodo, 2017).

Menghadapi penyebaran informasi hoax ini pemerintah Indonesia langsung bergerak untuk menghindari penyebaran hoax yang semakin meresahkan dan berdampak buruk terhadap masyarakat Indonesia serta mempengaruhi berjalannya sistem pemerintahan Indonesia. Pemerintah menggandeng Kemenkominfo (Kementrian Komunikasi dan Informasi) untuk menertibkan situs dan akun media sosial yang beresiko menyebarkan informasi-informasi bohong. Kemudian memberikan

(16)

3

sosialisasi terhadap masyarakat tentang bahaya hoax dan bagaimana cara membedakan informasi hoax serta memberikan pemahaman tentang literasi media.

Pemerintah melalui Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan menggunakan strategi dalam memberantas informasi atau informasi hoax dengan cara mendorong literasi, edukasi, dan sosialisasi untuk masyarakat yang dinilai akan efektif untuk meredam hoax. “Strategi 2017 berubah, kami sekarang mendorong literasi melalui cara kerja sama dengan beberapa pihak untuk memberikan sosialisasi dan edukasi pada masyarakat. Strategi ini tidak bermaksud menintervensi keompok manapun, kami haya ingin mengembalikan maruah jurnalistik,”

jelas Rudiantara di Dewan Pers (kominfo.go.id). Namun sampai saat ini penyebaran hoax belum bisa teratasi.

Pemerintah juga menggunakan dasar hukum UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) telah mengatur hal tersebut dalam Pasal 28 ayat (1), yang berbunyi:

“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi Elektronik”

Ancaman pidana dari pasal tersebut disebutkan dalam Pasal 45 ayat (2) UU ITE yaitu hukuman penjara selama 6 (enam) tahun dan atau denda paling banyak Rp 1 miliar (Pomounda, 2015). Namun demikian, peran serta masyarakat sangatlah diperlukan untuk turut serta melakukan pencegahan terhadap penyebaran informasi hoax. Salah satunya dapat dilakukan dengan memberikan informasi terkait indikasi adanya informasi hoax melalui web klarifikasi informasi.

(17)

4

Berdasarkan peraturan menteri komunikasi dan informatika Republik Indonesia No 8 tahun 2019, Pemerintah pada tingkat Provinsi memberikan kewenangan kepada Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) untuk mencegah informasi hoax karena pada dasarnya ini memiliki peran yang sangat dibutuhkan. Karena sesuai dengan fungsi Diskominfotik sebagai pinata kelolaan aplikasi Informatika, dan pengelolaan informasi dan komunikasi publik maka diharapkan segala bentuk formasi yang tersebar baik berupa informasi nyata atau informasi bohong dapat terkelola sehingga bisa terfilter sebelum sampai ke masyarakat. Selain itu Diskominfotik juga memiliki fungsi pelaksanaan penelitian serta pengembangan sumber daya manusia di bidang komunikasi dan informatika, sehingga diharapkan adanya inovasi baru dalam pencegahan informasi hoax.

Latar belakang diatas menjelaskan bahwa UU tentang hukuman bagi penyebar informasi hoax. Kemudian telah ditunjuk Lembaga yang berwenang dalam pencegahan informasi hoax di media sosial. Namun mengapa sampai sekarang masih ada saja informasi hoax yang tersebar di media sosial. Maka dari itu penulis merasa sangat perlu adanya tindakan nyata oleh Lembaga yang berwenang untuk mencegah agar informasi hoax tidak tersebar lagi dan menimbulkan keresahan dan konflik terhadap masyarakat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti “Strategi Komunikasi Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung dalam Pencegahan Penyebaran Informasi Hoax di Media Sosial”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti mengangkat rumusan masalah sebagai berikut :

(18)

5

1. Bagaimana strategi komunikasi Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung dalam pencegahan penyabaran informasi hoax di media sosial?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan strategi komunikasi Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung dalam pencegahan penyebaran informasi hoax di media sosial.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa memberi manfaat dan kegunaan sebagai berikut :

1. Penelitian ini bisa bermanfaat untuk memperkaya pengetahuan peneliti dan pembaca tentang bagaimana mencegah informasi hoax yang semakin menyebarluas sehingga tidak meresahkan masyarakat.

2. Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan sebagai sumber informasi dan memberikan masukan bagi pemerintah agar dapat menanggulangi informasi hoax dengan cepat, serta dapat menjadi bahan pertimbangan dan pembelajaran bagi Dinas Kominfo dan Statistik di provinsi lain maupun swasta dan khalayak umum.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Teknik Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku objek sasaran. Penelitian ini dilakukan langsung di

(19)

6

Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung sehingga peneliti bisa melakukan observasi untuk mengamati bagaimana strategi komunikasi Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung dalam pencegahan penyebaran informasi hoax di media sosial.

2. Teknik Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan untuk pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

Teknik wawancara dilakukan oleh peneliti dengan cara berdialog langsung kepada informan tentang berbagai masalah yang terkait dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat 3 informan diantaranya, Kasi Informasi Publik, Kasi Pengelolaan Media Komunikasi Publik, dan salah satu staf yang bertugas di bagian peliputan di Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung.

3. Metode Studi Pustaka

Metode studi pustaka merupakan metode yang dilakukan peneliti dengan berbagai teori dan literatur dari buku maupun internet yang berkaitan dengan judul yang penulis ambil untuk mendukug penulisan ini.

(20)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi Komunikasi

Menurut Ahmad S. Adnan Putra mengatakan strategi adalah bagian dari suatu rencana, sedangkan rencana merupakan produk dari perencanaan.

Maka strategi itu pada hakikatnya adalah suatu perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik oprasionalnya (Ruslan, 2000). Kemudian menurut Onong Uchjana Effendy yang dikutip Jalaluddin, Strategi merupakan suatu perencanaan (planning), dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan strategi yang tidak hanya berfungsi sebagai petunjuk satu arah saja melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya ( Jalaluddin, 2009).

Menurut Harold D. Lasswell dalam Cangara (2013:36), komunikasi adalah siapa yang berkata apa, melalui apa, kepada siapa dan apa efeknya?

(who, says what, through what channel. To whom and what effects?).

Teori ini juga dikenal dengan Formula Lasswell, yang merupakan teori turunan dari teori dasar komunikasi Aristoteles. Liliweri (2011) mendefinisikan strategi komunikasi sebagai strategi untuk menciptakan komunikasi yang konsisten, dan merupakan pilihan dari beberapa opsi komunikasi.

Strategi komunikasi adalah strategi yang mengartikulasi, menjelaskan dan mempromosikan suatu visi komunikasi dan satuan tujuan komunikasi dalam rumusan yang baik. Strategi komunikasi menjelaskan tahapan dalam rangkaian aktivitas komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Muhammad Arni mengatakan bahwa strategi komunikasi adalah semua yang terkait mengenai rencana dan taktik atau cara yang akan dipergunakan untuk melancarkan komunikasi dengan

(21)

8

menampilkan pengirim, pesan dan penerimanya pada proses komunikasi untuk mencapai tujuannya (Muhammad Arni, 2004).

Liliweri (2011) juga membagi tujuan dari strategi komunikasi adalah untuk (1) memberitahu (2) memotivasi (3) mendidik (4) Menyebarkan Informasi dan (5) Mendukung Pembuatan Keputusan. Dan untuk membuat strategi komunikasi yang efektif, Arifin (1994) menguraikan empat tahapan yang harus dilalui, yaitu:

a. Mengenal Khalayak, dalam proses komunikasi baik komunikator maupun khalayak mempunyai kepentingan yang sama. Dalam observasi atau penelitian, khalayak dapat diidentifikasi dari beberapa segi.

Contohnya dari segi pengetahuan khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan.

Mengenali khalayak dan sasaran merupakan hal yang wajib dilakukan untuk mempermudah dalam pemilihan komunikator, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Memahami masyarakat, terutama yang akan menjadi target sasaran program komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Sebab semua aktivitas komunikasi diarahkan kepada mereka. Merekalah yang menentukan berhasil dan tidaknya suatu program komunikasi yang dilakukan. Untuk mengetahui dan memahami segmentasi masyarakat. Ada tiga cara yang bisa digunakan untuk memetakan karakteristik masyarakat yakni :

1) Aspek sosiodemografik, mencakup usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, tingkat pendapatan, agama, ideology, etnis, termasuk kepemilikan media.

2) Aspek psikologis, mencakup sikap yang tercermin dari kejiwaan masyarakat, misalnya tempramen, tenang, sabar, terbuka, emosional, tertutup, berani, penakut.

3) Aspek karakteristik perilaku masyarakat, mencakup kebiasaan yang dijalani dalam kehidupan suatu masyarakat. Misalnya agamais, religius, santun, jujur, tanggung jawab, solidaritas tinggi, dan lain- lain.

(22)

9

b. Penyusunan pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Syarat komunikasi efektif bagi sebuah pesan adalah menarik, dapat memperoleh kebutuhan individual (personal needs) pada komunikan, dapat memuaskan kebutuhan pesan yang disampaikan.

Terdapat dua teknik dalam penyusunan pesan :

1) One-side issue, yaitu teknik penyampaian pesan yang menonjolkan sisi kebaikan dan keburukan sesuatu.

2) Two-side issue, yaitu teknik penyampaian pesan dimana komunikator selain mengemukakan yang baik, juga menyampaikan hal-hal yang kurang baik.

c. Menetapkan metode, Metode yang dapat diambil oleh komunikator diantaranya: (a) Redundacy yaitu dengan cara mengulang-ulang pesan kepada khalayak. (b) Canalizing yaitu memenuhi nilai-nilai dan kelompok dan masyarakat secara berangsur-angsur merubahnya ke arah yang dikehendaki. (c) Informatif yaitu mempengaruhi khalayak dengan cara memberikan penerangan-penerangan yang berarti menyampaikan sesuatu apa adanya. (d) Persuasif yaitu mempengaruhi dengan cara membujuk dan tidak terlalu banyak berpikir kritis dan dapat terpengaruh secara tidak sadar situasi yang mudah karena sugesti.

(e) Edukatif yaitu mempengaruhi khalayak dari suatu pernyataan mendidik (f) kursif yaitu mempengaruhi khalayak dengan cara memaksa, biasanya dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan, perintah dan intimidasi seleksi dan penggunaan media.

Teknik penyampaian atau mempengaruhi dalam komunikasi itu dapat dilihat dari dua aspek yaitu menurut cara pelaksanaan dan meurut bentuk isinya. Hal tersebut dapat diuraikan lebih lanjut, bahwa:

1) Semata-mata melihat komunikasi itu dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. Menurut cara pelaksanaanya, dapat diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu Redundancy (repetition) dan Canalizing.

(23)

10

2) Melihat komunikasi itu dari segi bentuk pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung. Menurut bentuk isinya dikenal teknik-teknik : informatif, persuasif, edukatif, dan koersif (Arifin,1994)

d. Penggunaan media, sebagai alat penyalur dalam rangka merebut pengaruh dalam masyarakat dalam abad ke-20 ini adalah suatu hal yang merupakan keharusan, salah satunya melalui media massa.

Sebab media massa dapat menjangkau jumlah besar khalayak dengan harga tertentu yang cukup besar. Media merupakan alat penyalur, juga mempunyai fungsi sosial yang kompleks. Sebagaimana dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi yang ingin dilancarkan, kita harus selektif, dalam arti menyesuaikan keadaan dan kondisi khalayak, maka dengan sendirinya dalam penggunaan media pun, harus demikian pula. Justru itu selain kita harus berfikir dalam jalinan faktor-faktor komunikasi sendiri juga harus dalam hubungannya dengan situasi sosial-psikologis, harus diperhitungkan pula. Hal ini karena masing- masing medium tersebut mempunyai kemampuan dan kelemahan- kelemahan tersendiri sebagai alat.

2.2 Media Sosial

Media sosial (sering disalah tuliskan sebagai sosial media) adalah sebuah media daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Menurut Van Dick yang dikutip oleh Nasrullah, bahwa media sosial adalah platfrom media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam dalam beraktifitas maupun berkolaborasi, karena itu media sosial dapat dilihat sebagai medium online yang menguatkan hubungan antar pengguna sebagai sebuah ikatan sosial.

(24)

11 (Nasrullah, 2016)

Caleb T. Carr dan Rebecca A. Hayes (2015) – Media sosial adalah media berbasis Internet yang memungkinkan pengguna berkesempatan untuk berinteraksi dan mempresentasikan diri, baik secara seketika ataupun tertunda, dengan khalayak luas maupun tidak yang mendorong nilai dari user-generated content dan persepsi interaksi dengan orang lain.

a. Jenis-jenis Media Sosial

Kaplan dan Haenlein (2010) membagi berbagai jenis media sosial ke dalam 6 (enam) jenis, yaitu:

1) Collaborative Projects, yaitu suatu media sosial yang dapat membuat konten dan dalam pembuatannya dapat diakses khalayak secara global. Kategori yang termasuk dalam Collaborative Projects dalam media sosial, yaitu WIKI atau Wikipedia yang sekarang sangat populer di berbagai negara. Collaborative Projects ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung citra perusahaan, terlepas dari pro- kontra soal kebenaran isi materi dalam situs tersebut.

2) Blogs and Microblogs, yaitu aplikasi yang dapat membantu penggunanya untuk menulis secara runut dan rinci mengenai informasi, opini, pengalaman, ataupun kegiatan sehari-hari, baik dalam bentuk teks, gambar, video, ataupun gabungan dari ketiganya. Kedua aplikasi ini mempunyai peran yang sangat penting baik dalam penyampaian informasi maupun pemasaran produk. Melalui kedua aplikasi tersebut, pihak pengguna dengan leluasa dapat mengiring opini masyarakat atau pengguna internet untuk lebih dekat dengan mereka tanpa harus bersusah-susah menyampaikan informasi secara tatap muka.

3) Content Communities, yaitu sebuah aplikasi yang bertujuan untuk saling berbagi dengan seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung, di mana dalam aplikasi ini user atau penggunanya dapat berbagi video, ataupun foto. Sosial media ini dapat dimanfaatkan untuk mempublikasikan suatu bentuk kegiatan positif

(25)

12

yang dilakukan oleh satu perusahaan, sehingga kegiatan tersebut akan mendapatkan perhatian khalayak dan pada akhirnya akan membangun citra positif bagi perusahaan.

4) Sosial Networking Sites atau Situs Jejaring Sosial, yaitu merupakan situs yang dapat membantu seseorang atau pengguna internet membuat sebuah profil dan menghubungkannya dengan pengguna lain. Situs jejaring sosial memungkinkan penggunanya mengunggah hal-hal yang sifatnya pribadi seperti foto, video, koleksi tulisan, dan saling berhubungan secara pribadi dengan pengguna lainnya melalui private pesan yang hanya bisa diakses dan diatur pemilik akun tersebut. Situs jejaring sosial sangat berperan dalam hal membangun dan membentuk brand image, karena sifatnya yang interaktif sehingga pengguna dapat dengan mudah mengirim dan menerima informasi, bahkan dapat digunakan sebagai media komunikasi dan klarifikasi yang nyaman antara pemilik produk dengan konsumennya.

5) Virtual Game Worlds, yaitu permainan multiplayer di mana ratusan pemain secara simultan dapat di dukung. Media sosial ini sangat mendukung dalam hal menarik perhatian konsumen untuk tahu lebih banyak dengan desain grafis yang mencolok dan permainan warna yang menarik, sehingga terasa lebih informatif dan interaktif.

6) Virtual Sosial Worlds, yaitu aplikasi yang mensimulasi kehidupan nyata dalam internet. Aplikasi ini menungkinkan pengguna berinteraksi dalam platform tiga dimensi menggunakan avatar yang mirip dengan kehidupan nyata.Aplikasi ini sangat membantu dalam menerapkan suatu strategi pemasaran atau penyampaian informasi secara interaktif serta menarik. (Rieka Mustika, 2018)

(26)

13 2.3 Informasi

Secara umum, pengertian informasi adalah suatu informasi atau laporan tentang hal yang sedang/ telah terjadi dimana penyampaiannya dilakukan melalu media cetak, siaran TV, radio, media online, maupun dari mulut ke mulut kepada khalayak umum. Menurut Angraeni dan Irviani (2017:13) menjelaskan bahwa informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang diorganisasi atau diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima.

Pendapat lain mengatakan arti informasi adalah suatu laporan informasi fakta terbaru dan penting mengenai peristiwa terkini yang sampaikan kepada masyarakat melalui berbagai media, seperti surat kabar, Televisi, radio, media online, dan berbagai media lainnya.

Umumnya isi informasi yang disampaikan kepada masyarakat adalah informasi terbaru/ terkini, atau fakta-fakta terbaru mengenai sesuatu yang terjadi di masa lalu juga dapat dijadikan informasi. Selain menyampaikan informasi, tujuan lain dari informasi adalah untuk mempengaruhi masyarakat terkait isu yang diangkat di dalam informasi tersebut.

Menurut Mickhel V. Charniey (Romli, 2009:5), pengertian informasi adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka.

Menurut Willard C. Bleyer (Romli, 2009:35), informasi adalah informasi terkini yang di pilih oleh wartawan untuk dimuat dalam suatu media sehingga menarik minat bagi pembaca.

(27)

14 a. Informasi Hoax

Allcot & Gentzkow (Budi & Barito, 2018: 4), mengartikan hoax sebagai laporan yang dibelokkan atau menyesatkan namun tidak sepenuhnya salah.Alex Boese (Budi & Barito, 2018: 6) mendefinisikan hoax sebagai tindak penipuan yang melibatkan respons publik.

Dalam dunia jurnalistik, hoax pada dasarnya bukan suatu yang baru.

Meskipun demikian, Alex Davies (Budi & Barito, 2018: 7) berpendapat bahwa kapan dan dari mana istilah hoax muncul tidak terlalu jelas.Oxford English Dictionary memperkirakan istilah hoax berasal dari kata “hocus”. Definisi hoax pertama kali muncul dalam suatu referensi yang ditulis pada 1796: “To deceive by an amusing or mischievous fabrication or fiction, to play upon the credulity of” (Davies 2013: 134).” Hoax merupakan kata kerja dan berarti menipu melalui rekaya atau fiksi yang memikat dan nakal atau memainkan kepercayaan.

Faktor penyebab munculnya konten informasi hoax (Marwan &

Ahyad, 2017):

1) Hanya sebuah humor demi kesenangan belaka.

2) Hanyalah usaha untuk mencari sensasi di media sosial.

3) Beberapa memang menggunakannya demi untuk mendapat lebih banyak uang dengan bekerja sama dengan oknum.

4) Hanya untuk ikut-ikutan agar terlihat lebih seru.

5) Untuk menyudutkan pihak tertentu.

6) Sengaja menimbulkan keresahan.

7) Niat negatif.

Untuk mengenali hoax, masyarakat perlu terus diedukasi untuk bisa mengidentifikasi secara sadar perihal informasi sesat alias "hoax" yang kini masih tersebar luas di dunia maya dengan ciri-ciri sebagai berikut (Marwan & Ahyad, 2017):

1) Berasal dari situs yang tidak dapat dipercayai.

(28)

15 2) Tidak ada tanggal kejadiannya.

3) Tempat kejadiannya tidak jelas.

4) Menekankan pada isu SARA.

5) Kebanyakan kontennya aneh dengan lugas juga menyudutkan pihak tertentu.

6) Informasinya tidak berimbang.

7) Alur cerita dan kontennya tidak logis, langka dan aneh.

8) Bahasa dan tata kalimat yang digunakan agak rancu dan tidak berhubungan satu sama lain.

9) Menggunakan bahasa yang emosional dam provokatif.

10) Menyarankan anda meng-klik, meng-share, dan me-like tulisan dengan nada berlebihan.

11) Penyebarannya dilakukan oleh akun media sosial kloningan/ghost/palsu.

b. Jenis Hoax

UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengelompokkan hoax menjadi 3 jenis. Pembagian tersebut dikelompokkan berdasarkan latar dan motif para penyebar konten.

1. Misinformasi

Misinformasi adalah informasi yang keberadaannya memang tidak benar atau tidak akurat, namun orang yang menyebarkan konten

„misinformasi‟ memiliki keyakinan bahwa informasi yang telah didapatkannya itu adalah benar dan dapat dipercaya. Pada dasarnya, tidak ada tujuan buruk dari orang-orang yang telah menyebarkan konten „misinformasi‟. Mereka menyebarkan informasi tersebut sekadar untuk mengingatkan atau berjaga-jaga.

2. Disinformasi

Disinformasi adalah informasi yang tidak benar dan keberadaannya memang direkayasa sedemikian rupa oleh pihak penyebar konten.

(29)

16

Pihak penyebar konten tersebut berbuat demikian dengan niat untuk membohongi masyarakat, sengaja ingin mempengaruhi opini publik, dan lantas mendapatkan keuntungan tertentu.

3. Malinformasi

Malinformasi adalah informasi yang terdapat unsur kebenarannya, namun telah dikemas sedemikian rupa oleh penyebar untuk merugikan pihak lain ketimbang menghadirkan informasi untuk kepentingan publik. Konten „malinformasi‟ biasanya dibuat oleh pembuat konten berdasarkan penggalan atau keseluruhan fakta obyektif.

Penjelasan di atas mengenai informasi hoax, maka dapat disimpulkan bahwa informasi hoax merupakan sebuah tindakan menipu atau membuat kebohongan melalui informasi yang direkayasa dan tidak sesuai dengan informasi aslinya dengan tujuan untuk menyerang pihak-pihak tertentu.Sedangkan, kriteria hoax ada empat, yaitu mengandung usnur main-main, tidak seperti informasi palsu yang bertujuan menipu secara permanen, menunda ketidakpercayaan di kalangan penerima atau pembacanya, dan merupakan kritik yang tidak Lugas.

(30)

17 BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Profil Instansi

Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Lampung merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baru, yang dibentuk untuk memenuhi ketentuan Peraturan Pemerintah nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah serta memperhatikan kebutuhan pelayanan masyarakat sebagaimana hasil analisa Tim Analisis Jabatan dan Pengukuran Beban Kerja dalam rangka pengembangan dan pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, maka dibentuklah Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung. Dinas Komunikasi dan Informatika yang beralamat di WR Monginsidi No. 69 Telukbetung.

Berikut adalah Gambar kantor Dinas Komunikasi Informatika Dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Lampung :

Gambar 1. Kantor Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung

Tugas pokok Diskominfotik Provinsi Lampung adalah melaksanakan kewenangan daerah di bidang komunikasi dan informatika sesuai dengan kebijakan Kepala Daerah. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, perlu disusun suatu perencanaan strategik yang meliputi keseluruhan pembagian tugas dari masing-masing bidang di lingkungan Diskominfotik Provinsi Lampung, guna dijadikan

(31)

18

sebagai pedoman dan arahan bagi seluruh pegawai/staf dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan Dinas Kominfo Provinsi Lampung yang akan dicapai, sekaligus untuk dijadikan tolok ukur dalam melakukan evaluasi kinerja dalam setiap tahunnya sebagaimana ketentuan yang ditetapkan dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2014, Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi Lampung mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan provinsi di bidang komunikasi dan informatika berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangan, dekon-sentrasi dan tugas pembantuan serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijaksanaan, pengaturan dan penetapan standar bidang telekomunikasi skala provinsi;

b. Pemberian bimbingan teknis di bidang sarana, pelayanan, kinerja operasi telekomunikasi khusus dan kewajiban pelayanan universal skala wilayah;

c. Pelaksanaan koordinasi dan pengawasan layanan dan pemberian rekomendasi pertimbangan teknis terhadap permohonan izin penyelenggaraan jaringan tetap lokal cakupan provinsi;

d. Pemberian rekomendasi galian untuk keperluan penggelaran kabel telekomunikasi lintas kabupaten/kota;

e. Fasilitasi pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan pos dan

telekomunikasi serta penggunaan frekwensi radio di daerah perbatasan negara tetangga;

f. Pelaksanaan evaluasi persyaratan administrasi dan data teknis terhadap permohonan rekomendasi penyelenggaraan penyiaran;

g. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pemberdayaan komunikasi sosial

(32)

19

dan pengembangan kemitraan media skala provinsi;

h. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi di bidang kehumasan, pengkajian dan pengembangan informasi, pengolahan data dan informatika;

i. Pelayanan administratif;

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3.2 Visi dan Misi

Menurut Wibisono visi adalah serangkaian kata-kata atau kalimat yang mengungkapkan impian, cita-cita, rencana, harapan suatu perusahaan, organisasi yang ingin dicapai di masa yang akan dating. Visi juga bisa dikatakan sebagai sesuatu yang sangat dibutuhkan bagi organisasi demi menjamin kesuksesan dan kelestarian perusahaan atau organisasi janga panjang. Dengan kata lain bisa bahwa visi merupakan “want to be” dari perusahaan ataupun organisasi.

Sedangkan misi adalah ungkapan maksud dan tujuan yang unik atau yang mampu membedakan Institusi satu dengan yang lainnya, singkatnya misi harus mencerminkan keunikan atau keunggulan dari suatu Institusi (Dr Fitri L & M Hamdani, 2011). Berikut ini visi dan misi dari Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung.

a. Visi

Visi Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung yaitu :

“RAKYAT LAMPUNG BERJAYA”.

b. Misi

Misi Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung yaitu :

“TERWUJUDNYA GOOD GOVERNANCE UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS DAN PEMERATAAN

PELAYANAN PUBLIK”

(33)

20

Makna yang terkandung dalam rumusan Misi Dinas Kominfo dan Statisitik Provinsi Lampung yaitu :

1. Layanan Komunikasi dan Informatika adalah pembangunan bidang komunikasi dan informatika yang meliputi :

a. Pembangunan infrastruktur (penyediaan sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk meningkatkan aksesibilitas serta layanan informasi dan komunikasi yang mendukung ekonomi masyarakat di Provinsi Lampung)

b. Pembangunan Suprastruktur (yang difokuskan kepada Pengembangan dan Kelembagaan Kelompok Informasi sosial agar memiliki kesiapan untuk memanfaatkan infrastruktur yang telah disediakan dan mendayagunakan informasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat),

c. Pembangunan infostruktur (Penyediaan konten positif yang mendidik, mencerahkan, memberdayakan dan meningkatkan nasionalisme masyarakat).

2. Penyelenggaraan pelayanan publik yang aman, nyaman, faktual, cepat, tepat, transparan, dapat dipercaya dan diandalkan serta efektif dan efisien sehingga meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan.

3. Berdaya saing adalah Suatu kondisi Pemerintah dan Masyarakat yang tangguh, unggul dan memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang terhadap dinamika perubahan dengan tetap berpegang pada nilai-nilai budaya,tatanan sosial yang agamis

4. Lampung maju dan sejahtera adalah visi Provinsi Lampung yang akan didukung oleh visi Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Lampung.

3.3 Makna Logo

Logo merupakan sebuah tulisan, sketsa, atau gambar yang mempunyai makna tertentu dan bisa mewakili identitas atas suatu bentuk entitas,

(34)

21

seperti lembaga organisasi, perusahaan, daerah, negara, atau produk.

Biasanya, suatu logo mengandung filosofi tertentu dan kerangka dasar berbentuk konsep yang bertujuan guna menciptakan sifat mandiri. Selain itu, setiap bentuk logo juga wajib mempunyai suatu ciri khas tertentu untuk membedakan logo yang satu dengan logo yang lainnya, baik itu dari segi bentuk maupun warnanya.

Gambar 2. Logo Kemkominfo

a. Bentuk dasar mengambil dari unsur-unsur sebagai berikut :

1. Secara menye1uruh bentuk logo ini terbentuk dari susunan tiga huruf C yang merupakan singkatan dari : Communication, Content and Computer, yang merupakan bidang utama tugas Departemen Komunikasi dan Informatika.

2. Bentuk geometris yang membentuk tiga bidang yang secara optis bersumber darisatu titik pusat memutar menyebar/melebar, mengandung pengertian bahwa Depkominfo mempunyai tugas untuk meningkatkan akses komunikasi dan posyang berkualitas, merata dan terjangkau, juga menggambarkan unsur kegiatan penyiaran Bentuk ini pun menyiratkan kesan 'berkembang', sesuai dengan visiDepkominfo dalam peningkatan litbang dan industri B entuk inipun secara garisbesar membentuk lingkaran, menyiratkan kemandirian.

3. Secara sepintas bentuk logo ini menyerupai sebuah kerang, terinspirasi oleh Nafiri, alat komunikasi tradisional yang sering dipakai oleh leluhur bangsa Indonesia untuk berkomunikasi.

(35)

22 b. Warna:

1. Merupakan kombinasi warna biru, yang mempunyai karakter, Lugas, Kokoh,Teknologis, Dinamis, Optimis dan profesionalisme.

2. Aksen wama biru muda, selain menambah kesan estetis, juga menyiratkan pengertian "perlindungan terhadap kepentingan public"

(digambarkan dengan bidang biru muda yang 'dipayungi' oleh dua bidang biru).

c. Tipography:

Logotype menggunakan tipe huruf Logotype menggunakan tipe huruf FUTURA MD Bt, yang mempunyai karakter Lugas, Berwibawa dan Modem.

3.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara fungsi yang terdapat dalam suatu organisasi. Struktur organisasi sangat penting sekali bagi perusahaan karena dengan adanya struktur organisasi memudahkan dalam mengkoordinir pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Berikut ini adalalah Struktur dari Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung.

Gambar 3. Struktur Organisasi Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung

(36)

23

3.5 Kegiatan Umum Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung

Berdasarkan peraturan Gubernur Lampung Nomor 11 Tahun 2014 berikut merupakan tugas dan tanggung jawab masing-masing bidang dan sub bagian Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi Lampung:

a. Sub Bagian Peliputan dan Dokumentasi

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi bagian hubungan masyarakat dibantu oleh sub bagian yang berkedudukan sebagai unsur pembantu Kepala Bagian, Sub bagian Peliputan dan Dokumentasi pada Bagian bidang oengelolaan publik memiliki tugas pokok dan fungsi untuk membantu Kepala Bagian pengelolaan publik dalam menjalankan fungsi peliputan, pendokumentasian dan perumusan kebijakan mengenai tata laksana kehumasan Pemerintah Provinsi Lampung menyelenggarakan tugas tersebut, Sub Bagian Peliputan dan Dokumentasi mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) antara lain :

1. Menyusun rencana kerja subbagian peliputan dan dokumentasi.

2. Menginventarisasi jumlah media cetak, elektronik dan online.

3. Menyiapkan rencana dan melaksanakan peliputan serta pendokumentasian kegiatan pemerintah daerah.

4. Menyiapkan bahan untuk menyelenggarakan konferensi pers.

5. Menyiapkan bahan dokumentasi untuk kegiatan pameran.

6. Menyiapkan bahan dokumentasi kegiatan pimpinan dan pemerintah daerah dalam bentuk foto maupun audio visual.

7. Menyiapkan, menyimpan, dan memelihara peralatan.

8. Menyiapkan koordinasi pengumpulan data dan informasi sebagai bahan penerbitan.

9. Menghimpun berita aktual harian pemberitaan media massa.

10. Pengadaan sarana dan sarana pendukung kegiatan pengelolaan informasi dan dokumentasi.

11. Membuat siaran pers.

(37)

24

12. Membuat konsep dan menyusun materi informasi publik yang akan dipublikasikan melalui teknologi informasi tenaga kehumasan pemerintah.

13. Merencanakan dan mengusulkan pengadaan infrastruktur penunjang tugas kehumasan.

14. Meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia dibidang kehumasan.

15. Melakukan klasifikasi, penyimpanan dan pemeliharaan informasi dan dokumentasi.

16. Menyusun standar operasional prosedur subbagian peliputan dan dokumentasi.

17. Membuat laporan bulanan dan tahunan.

18. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Berdasarkan pengelompokan prioritas tupoksi tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi utama Sub Bagian Peliputan dan Dokumentasi, berkaitan erat dengan kegiatan pengumpulan data dan informasi dokumentasi kehumasan (melalui kegiatan peliputan), kegiatan penyusunan materi publikasi informasi publik, dan kegiatan pengarsipan hasil dokumentasi kegiatan peliputan kehumasan (melalui kegiatan dokumentasi).

b. Sub Bagian Komunikasi Publik

Tugas bagian pengelolaan data dan informasi yaitu membuat dan menyampaikan Laporan Pertanggung jawaban terhadap pelaksanaan Pendapatan dan Belanja yang telah dianggarkan setiap tahun, yang secara lengkap menggunakan seluruh kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan tugas pokok dan fungsi organisasi, serta sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya yang merupakan input untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja tahun berikutnya,77 dengan rincian tupoksi

(38)

25 kerja sebagai berikut:

1. Menyusun rencana kerja subbagian pengolahan data dan informasi.

2. Melaksanakan pemetaan dan monitoring isi strategis.

3. Menyiapkan bahan penyaringan informasi yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah, masyarakat umum dan organisasi non pemerintah.

4. Menyiapkan bahan kliping pemberitaan di surat kabar/majalah mengenai umpan balik masyarakat terhadap kebijakan pimpinan sebagai bahan masukan bagi pimpinan untuk menentukan kebijakan selanjutnya.

5. Menyiapkan bahan infromasi tentang berita atau isu yang beredar dimasyarakat guna bahan tanggapan.

6. Menyaipkan dan menyusun rancangan Keputusan Walikota dan Keputusan Sekretaris daerah.

7. Menyusun analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan dan uraian tugas terhadap seluruh jabatan pada bagian hubungan masyarakat.

8. Menyusun standar operasional prosedur pada bagian hubungan masyarakat.

Dapat di simpulkan bahwa fungsi utama sub bagian pengelolaan data dan informasi, bertugas mengelolah seluruh data laporan Humas yang telah di publikasikan, membuat laporan tahunan, membuat majalah Provinsi Lampung dan lainya yang menyangkut data-data pekerjaan Humas dalam kegiatan Pemerintah.

c. Sub Bagian Pengelolaan Layanan Informasi Publik

Sub bagian publikasi dan kerjasama pers berperan melakukan kegiatan kerjasama dengan media cetak, elektronik, dan online, dalam rangka memberikan informasi kepada khalayak ramai. Dengan tupoksi kerja sebagai berikut:

1. Menyusun rencana kerja subbagian publikasi dan kerjasama pers.

(39)

26

2. Memberikan pelayanan informasi di lingkup sekretariat daerah.

3. Menyiapkan bahan penyajian informasi melalui media massa.

4. Menyiapkan bahan pelayanan informasi kepada masyarakat atau lembaga pemerintah/ non pemerintah.

5. Menyiapkan bahan kerjasama dengan pengelola media massa.

6. Menyiapkan dan menyebarluaskan dokumentasi foto untuk bahan pemberitaan.

7. Menyiapkan bahan himpunan dan mendokumentasikan naskah pidato kepala daerah dan wakil kepala daerah.

8. Menyiapkan bahan dan pendistribuasian penyebarluasan informasi melalui penerbitan internal.

9. Menjalin hubungan kerja dengan pengelola informasi dan dokumentasi di lingkungan pemerintah Provinsi Lampung

10. Menjalin hubungan kerja dan kordinasi dengan lembaga kehumasan lainnya.

11. Menjalin hubungan dengan media massa.

12. Melakukan komunikasi persuasive dan negosiasi.

13. Memberikan sosialisasi kepada elemen masyarakat.

14. Melaksanakan konferensi atau jumpa pers.

15. Menulis, menyunting dan memproduksi informasi publik.

16. Membuat laporan bulanan dan tahunan.

17. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(40)

39 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa Strategi yang diterapkan sudah cukup efektif dengan melakukan berapa metode dalam penanggulangannya. Seperti halnya edukasi kepada masyarakat maupun wartawan. Ini merupakan upaya yang dilakukan oleh Diskominfotik Lampung dalam mengkonter informasi hoax yang tersebar di media sosial. Akan tetapi hal tersebut masih belum cukup karena belum mampu mencegah penyebaran Informasi hoax secara menyeluruh. Pencegahan informasi hoax belum terealisasikan dengan baik, dikarenakan dalam penerapan strategi komunikasi Diskominfotik Lampung tidak sepenuhnya terlaksana. Pada penyampaian pesan Diskominfotik Lampung hanya fokus terhadap data dan fakta yang ada tanpa memperhatikan teknik penyampaian pesan yang seharusnya memberikan pengaruh yang lebih terhadap masyarakat.

Faktor penghambat dalam pencegahan penyebaran informasi hoax karena adanya kemudahan dalam menyebarkan informasi dan kemudahan dalam membuat situs web. Kemudian masyarakat mampu menggunakan media sosial tanpa identitas yang jelas sehingga bebas menyebarkan informasi tanpa ragu. Dalam penyususnan pesan Diskominfotik Lampung tidak memperhatikan proses penerimaan pesan sehingga menyusun pesan hanya dengan data dan fakta yang ada. Dalam pelaksanaan metodenya belum mampu menyentuh segala lapisan masyarakat disebabkan beberapa metode yang diterapkan hanya diperuntukan bagi masyrakat yang berpendidikan dan bijak dalam menggunakan media sosial. Dalam penggunaan media tidak berfokus pada pencegahan informasi hoax sehingga pelaksaannya menjadi kurang maksimal.

(41)

40 5.2 Saran

Sesuai dengan hasil penelitian dan kesimpulan yang peneliti kemukakan maka peneliti dapat mengemukakan beberapa saran yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan upaya pencegahan penyebaran berita hoax oleh Diskominfotik Provinsi Lampung kedepannya, adapun saran yang akan peneliti berikan sebagai berikut:

1. Metode yang dilakukan untuk pencegahan penyebaran informasi hoax telah banyak yang diterapkan oleh Diskominfotik Lampung maka perlu adanya peningkatan kinerja lebih maju selangkah untuk bisa mencegah informasi hoax atau mengatasi dengan cepat sebelum sampai ke masyarakat sehingga tidak tersebar dan meresahkan masyarakat.

2. Pencegahan penyebaran informasi hoax bisa maksimal jika dibuatkan laman web yang mudah diakses oleh masyarakat.

3. Mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk dibuatkannya aturan atau undang-undang pembuatan situs atau web bagi masyarakat sehingga masyarakat tidak serta merta bisa membuat dan menggunakannya untuk menyebarkan berita hoax dan meresahkan masyarakat.

4. Program edukasi perlu dimaksimalkan diberbagai kalangan masyarakat terutama masyarakat yang baru menggunakan media sosial dan merasakan dampak era keterbukaan informasi.

(42)

41

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alo, Liliweri. 2011. Komunikasi : Serba Ada Serba Makna. Jakarta : Kencana Arifin, Anwar. 1994. Strategi Komunikasi. Bandung. Armico

Arni, Muhammad. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta. Bumi Aksara

Cangara, Hafid.2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Effendy,Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung Nasrullah, Rulli. 2016. Media Sosial: Perpektif Komunikasi, Budaya, Sosioteknologi. Bandung. Simbiosa Rekatama Media

Muhtadi, Asep S., 2015. Pengantar Ilmu Komuniukasi. CV Pustaka Setia.

Bandung. Romli, Asep. S.M. 2009. Jurnalistik Praktis. Bandung. Remaja Rostakarya

Rosady, Ruslan. 2000. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations.

Jakarta.Grafindo Persada

Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Jakarta. Kencana

Jurnal

Adila, Ismadkk., 2019. Pengembangan Model Literasi dan Informasi Berbasis Pancasila dalam Menangkal Hoax. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya. Malang.

Bachtiar, Youna C, 2018. Hoax, Media serta Analisis Wacana. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul. Jakarta.

Berlian, Cheny, 2017. Sanksi Pidana Penyebar Informasi Bohong dan Meyesatkan (Hoax) melalui Media Online. Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Riau. Riau.

(43)

42

Firmansyah, Ricky, 2017. Web Klarifikasi Informasi untuk Meminimalisir Penyebaran Informasi Hoax.Program Studi AMIK Universitas BSI. Bandung.

Henriette, Syari C & Reni Windiani, 2018. Pemberdayaan Literasi Media dan Informasi UNESCO sebagai Sarana Penyebaran Informasi Hoaks.

Departement Hubungan Internasional Diponegoro.

Khusna, Itsna H. & Nuning Susilowati, 2015.Regulasi Media di Indonesia (Kajian pada Keterbukaan Informasi Publik dan Penyiaran). Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi UGM. Yogyakarta.

Kurniati, RantikaDkk, 2017. Perana Kepolisian dalam Sosialisasi Pencegahan Ujaran Kebencian dan Informasi Hoax di Wilayah Hukum Resort Way Kanan..

Monika, Dona R, 2017. Upaya Kepolisian dalam Penanggulangan Tindak Pidana Penyebaran Hoax.Fakultas Hukum Universitas Lampung. Lampung.

Mustika, Rieka, 2018. Etika Berkomunikasi di Media Online dalam Menangkal Hoax. Puslitbang Aptika dan IKP Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.

Jakarta.

Nashihuddin, Wahid, 2017. Pustakawan, Penangkal Informasi Hoax di Masyarakat. Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah – LIPI. Jakarta.

Rohmiati, Yuli, 2018. Analisis Penyebaran Informasi pada Media Sosial.

Prodi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro.

Semarang.

Siwoko, Kurniawan H, 2017. Kebijakan Pemerintah Menangkal Penyebaran Informasi Hoax. Fakultas Ilmu Komunikasi Univrsitas Tarumanegara. Jakarta.

Sumber Lain

http://ejournal.uajy.ac.id/18207/3/HK116162.pdf

https://nasional.kompas.com/read/2020/09/14/18090931/hoaks-adalah- ancaman- nyata?page=all

(44)

43

https://www.kominfo.go.id/content/detail/17270/hoaks-makin-merajalela- jelang- pemilu/0/sorotan_media

https://kominfo.go.id/content/detail/9124/kemkominfo-ubah-strategi-berantas- hoax/0/sorotan_media

https://kabarmegapolitan.pikiran-rakyat.com/nasional/amp/pr-1744178282/3- jenis-hoaks-yang-harus-diwaspadai-misinformasi-disinformasi-dan-

malinformasi-simak-perbedaannya

Gambar

Gambar 1. Kantor Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung
Gambar 3. Struktur Organisasi Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi  Lampung

Referensi

Dokumen terkait

ii ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 14 Bandar Lampung

Agroindustri tempe kedelai layak didirikan dengan memperhatikan: potensi pasar yang cukup besar seiring dengan semakin terkenalnya tempe kedelai daerah Provinsi Lampung di Pulau Jawa

Agroindustri tempe kedelai layak didirikan dengan memperhatikan: potensi pasar yang cukup besar seiring dengan semakin terkenalnya tempe kedelai daerah Provinsi Lampung di Pulau Jawa

Kota Bandar Lampung memiliki potensi dalam bidang bisnis bidang pangan salah satunya bisnis rumah makan Meningkatnya bisnis rumah makan di Bandar Lampung menyebebkan tingginya

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan media online yang dilakukan oleh Diskominfotik Provinsi Lampung merupakan bentuk pelaksanaan tugas humas digital dalam memberikan

Hasil penelitian menunjukan bahwa : Berdasarkan hasil anlisis menggunakan Teknik Analisis Tetangga Terdekat, pola persebaran wisata kuliner khas Lampung di Kota Bandar Lampung memiliki

2020- 2021 terkategori tidak efektif ditinjau dengan indikator standar waktu yang telah ditentukan hal tersebut dibuktikan dengan pegawai Badan Pusat Statistik Lampung Selatan memiliki

Pegawai Badan Pusat Statistik Lampung Selatan belum dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan hal tersebut dikarenakan penyelesaian pekerjaan erat