• Tidak ada hasil yang ditemukan

sifat kritis nabi ibrahim dalam al-qur'an perspektif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "sifat kritis nabi ibrahim dalam al-qur'an perspektif"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

Kepada Allah SWT yang telah memberikan akal sehat kepada kami dan menjadikan penulis kuliah di UIN Sunan Kalijaga. Kepada kedua saudara laki-laki penulis; Wiwi dan Tika yang selalu mendukung dan menjadi sahabat keluarga. Kepada sahabat penulis, Neng Ira Nur Afifah yang telah memberikan semangat dan motivasi hingga saat ini.

Selain itu segala ilmu dan inspirasi yang diberikan sangat membantu penulis untuk menyelesaikan studi sarjananya di program studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir. Terima kasih kepada kedua saudara laki-laki; Wiwi dan Tika yang selama ini mendukung penulis dan menjadi tempat paling nyaman untuk bertukar cerita dalam keluarga. Terima kasih kepada rekan Neng Ira Nur Afifah yang telah menyemangati penulis untuk menulis skripsinya.

Terima kasih kepada Mang Ayi yang telah merawat ikan penulis di rumah pada saat penulis sedang mengerjakan skripsi di Yogyakarta. Muhadi dan Gus Anis yang telah memberikan ilmunya, serta para guru yang tidak dapat saya tulis satu per satu.

PENDAHULUAN

Dimensi Sifat Kritis Nabi Ibrahim Dalam Al-Qur’an

Penutup

Latar Belakang

Menurut John Dewey, berpikir kritis adalah pertimbangan aktif dan hati-hati terhadap suatu keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja. Dalam sejarah Islam, para malaikat dikenal kritis terhadap wacana Allah menjadikan Adam sebagai khalifah di muka bumi. Allah juga memerintahkan manusia untuk berpikir, terbukti dengan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu surat al-Alak ayat 1 tentang anjuran membaca yang tidak lain hanyalah alat berpikir kritis.

Dalam Al-Qur'an" (Ditinjau dari Perspektif Pendidikan di Indonesia), jurnal Al-Fanar: Jurnal Ilmu dan Tafsir Al-Qur'an, volume 1, no. Ibu Nabi Ibrahim meyakini Nabi Ibrahim di masa depan akan menjadi orang yang hebat. Suatu hari ketika usianya hampir 10 tahun, Nabi Ibrahim bertanya kepada ibunya, “Siapakah Tuhanku?” Ibunya menjawab, “Aku”.

Penulis menganggap Maka>s{id al-Syari'ah sebagai salah satu tafsir dalam penafsiran Al-Qur'an yang relevan untuk masa kini, yaitu ketika Al-Qur'an hanya dipandang kesucian teksnya saja. . , istimbat hukumnya hanya dari terjemahannya, dan Al- . 4 Muzhoffar Akhwan, Mengembangkan Berpikir Kritis Berdasarkan Kajian Al-Qur'an Teladan Nabi Ibrahim Alaihissalam di Pondok Pesantren UII Yogyakarta (Disertasi: UIN Sunan Kalijaga, 2019) hal. 30. Jadi penafsiran maka>s{idi menjadi tawaran untuk mempelajari Al-Qur'an dan berdasarkan metode maka>s{id al-syari'ah (tujuan hukum syariah).

Jaser 'Audah bahwa al-Maqasid turut andil dalam penafsiran tematik Al-Qur'an sebagai upaya pembaharuan Islam dengan mengusulkan penafsiran teks Al-Qur'an yang lebih bermakna.5. Dari situlah penulis tertarik untuk mengkaji topik ini karena pasti ada yang menarik dari sifat kritis nabi ibrahim mengingat nabi ibrahim dikenal dengan sebutan. Ketiga, sifat kritis Nabi Ibrahim dari sudut pandang tafsir maqa>s{id penulis membangkitkan minat kajiannya dengan menggunakan pendekatan tafsir maqa>s{idi, sehingga ayat-ayat tersebut menjelaskan tentang kekritisan Nabi Ibrahim. dapat diberikan penafsiran yang lebih komprehensif dan gagasan moral juga dapat dipahami dan dikontekstualisasikan.

Berdasarkan pertimbangan yang telah penulis pertimbangkan di atas, penulis merasakan perlu untuk mengkaji dengan lebih mendalam tentang “Perwatakan Kritikal Nabi Ibrahim dalam Al-Quran”.

Rumusan masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Telaah Pustaka

Tesis Nabi Ibrahim dalam Tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab, ditulis oleh Dewi Mahdayani. Yang membedakan buku ini dengan penelitian penulis adalah penelitian penulis hanya berfokus pada satu ciri saja, yakni sifat kritis Nabi Ibrahim. Salah satu pembahasannya adalah mengenai gaya penyajian kisah nabi Ibrahim yang umumnya menggunakan gaya naratif.

Jika kitab memahami ayat-ayat kisah Nabi Ibrahim dengan pendekatan stilistika, dan pengarangnya dengan pendekatan tafsir maqa>s{idi. Selain itu, kisah-kisah yang dibincangkan oleh pengarang adalah kisah-kisah Nabi Ibrahim yang mengisahkan tentang kekritisan Nabi Ibrahim dalam al-Quran. Penulis menganalisis sifat kritis Nabi Ibrahim dalam al-Quran sebagai subjek berkonsepkan maqasid al-Sharia al-Syatibi dalam kitabnya al-Muwafaqat.

Secara umum jurnal ini membahas tentang kedudukan dan peranan Nabi Ibrahim yaitu Ibrahim sebagai Hanif, Muslim dan Nabi Ibrahim sebagai teladan yang baik. Nabi Ibrahim as Hanif artinya orang yang selalu konsisten dan jujur ​​dalam segala perkataan dan perbuatannya. Lebih dari itu, Al-Quran juga memberikan gelar hanif kepada Nabi Ibrahim, salah satu kunci memahami peran dan kedudukannya dalam pemikiran umat Islam.16.

Majalah ini membahas tentang metode dakwah Nabi Ibrahim kepada keluarga dan umatnya. Metode dakwah Nabi Ibrahim yang disebutkan dalam majalah ini adalah: metode intuitif, metode rasional,. Meskipun jurnal ini juga membahas tentang kritik Nabi Ibrahim, namun alat yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode pendidikan, berbeda dengan penelitian penulis yang menggunakan maqasid Islam al-Syatibi untuk menganalisis kritik Nabi Ibrahim dalam Al-Qur'an. . Jika majalah diatas yang diteliti adalah makanan halal, sedangkan yang penulis pelajari adalah sifat kritis Nabi Ibrahim dalam Al-Qur'an.

Yang dikaji jurnal ini adalah paradigma akuntansi syariah, sedangkan tulisan penulis mengkaji sifat kritis Nabi Ibrahim dalam Al-Quran.

Landasan Teori

Jurnal di atas juga menjelaskan bagaimana penafsiran Maqa>s{idi digunakan dalam dua metode. Dimana agama menjadi sumber hukum atau (petunjuk) bagi seluruh umat manusia, tentu saja agama sesuai dengan seluruh aspek keilmuan, termasuk akuntansi syariah.23 Kemiripan tulisan penulis adalah sama-sama menggunakan maqa>s{id al-Syariah sebagai sebuah perspektif. 25 Abdul Mustaqim, Argumen Perlunya Tafsir Maqa>sidi Sebagai Landasan Moderasi Islam, (Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ulumul Qur'an, 2019) Tafsir hal. 32.

Ada tiga hierarki ontologis tafsir maqa>s{idi26, yaitu: Pertama, Tafsir maqa>s{idi sebagai filsafat, Tafsir maqa>s{idi sebagai filsafat tafsir. Artinya, nilai-nilai maka>s{id dijadikan landasan filsafat dan ruh (ruh) dalam dinamika proses penafsiran Al-Qur'an. Al-Qur’an hendaknya tidak dipahami hanya dari unsur kebahasaannya saja, namun perlu diperhatikan aspek maka>s{idnya.

Tafsir maqa>s{id sebagai metodologi memerlukan pengembangan penafsiran berdasarkan maka>s{id. Tafsir yang menjadikan maka>s{id al-Sheri'ah sebagai pisau bedah untuk memahami dan/atau menafsirkan Al-Qur'an. Jadi penafsir harus menguasai teori utama maka>s{id al-Syari'ah, yaitu jhalb al-mas{lahah wa dar al-Mafa

26 Abdul Mustaqim, Argumentasi Perlunya Tafsir Maqa>sidi Sebagai Landasan Moderasi Islam, (Pidato Pengukuhan Guru Besar Bidang Ulumul Qur'an, 2019) Tafsir hal.33. Di sinilah yang disebut Prof Mustaqim sebagai ijtihad kreatif diperlukan. yang sesuai dengan maqa>s {id ayat itu, bukan pemotongan tangan, melainkan upaya untuk memberikan efek jera. Tafsir maqa>s{idi sebagai produk tafsir berarti memusatkan tafsir dalam pembahasan maqa>s{id pada setiap ayatnya.

Pada hierarki ketiga ini, tafsir maqa>s{idi tidak hanya membahas maqa>s{idi saja pada ayat hukumnya saja, namun juga pada ayat cerita, ayat teologis, ayat amtsal, ayat sosial politik.

Metode Penelitian 1. Jenis penelitian

Sumber data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sedangkan data sekunder berupa disertasi, buku, kitab suci dan jurnal yang berkaitan dengan subjek penelitian. Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis, yaitu penelitian yang mencoba mendeskripsikan, menganalisis, dan menafsirkan hal-hal yang ingin diteliti.

Dalam mengolah data, langkah pertama ialah menunjukkan keharusan maqasid al-syariah dalam pentafsiran, dan seterusnya menghuraikan sifat kritis Nabi Ibrahim di dalam al-Quran berserta pendapat ahli tafsir ayat tersebut. Dalam menganalisis ayat-ayat berkaitan sifat kritis Nabi Ibrahim dalam al-Quran, penulis menggunakan konsep maqasid al-Syariah al-Syatibi sebagai pendekatan analisis. Dengan langkah-langkah pemprosesan data di atas, kami berharap satu kesimpulan yang jelas dan tepat dapat diperolehi.

Sistematika Pembahasan

Kemudian beralih ke rumusan masalah untuk mempersempit objek penelitian sekaligus memfokuskan objek penelitian agar tidak meninggalkan objek penelitian. Kemudian menyatakan tujuan dan penerapan penelitian ini, baik akademik maupun non-akademik. Hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian penulis kemudian disajikan untuk menjelaskan kepada pembaca apa yang membedakan penelitian kami dengan penelitian terdahulu.

Agar penelitian tersusun secara sistematis, dituliskan metode penelitian, dicantumkan juga sumber data, jenis data dan teknik pengolahan data. Bab ini diakhiri dengan pembahasan sistematis yang mencakup apa yang dibahas dan digali pada setiap bab.

PENUTUP

Abidin Mukhlis, Methodology for Understanding Sharia (Analise of the Muqaddimah of Buku al-Muwafaqat), Yudisia, Vol.8, No.2, Desember 2017. Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr al-Anshari al-Qurthubi, al-Jamiu li ahkami Al-Koran, (Kaïro: Darul Polar al-Mishriyah). Akhwan Muzhoffar, Ontwikkeling van kritiese denke gebaseer op die Koran, Studie van die voorbeeld van die profeet Ibrahim Alaihissalam by die UII Yogyakarta Islamic Boarding School (Verhandeling: UIN Sunan Kalijaga, 2019).

Seruan Ya Ayyuhannas dan Ya Ayyuhalladzina Amanu dalam Al-Quran (kajian tematik), (Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2017). Amin Faizal, Metode Tafsir Tahlili: Cara Menjelaskan Al-Qur'an dari Berbagai Aspek Berdasarkan Struktur Ayat, Kalam, Bagian 11, No. Halil Thahir, Tafsir Maqa>s{id; Membangun Paradigma Interpretasi Berdasarkan Maslahah, Millah Vol.18, No.2, Februari 2019.

Muhammad Sadik Sabry dan Muhammad Darwis Ridwan, Wawasan Al-Qur'an tentang Penipuan (Studi Interpretasi Tematik), Tafsere Vol. Dinamika Sejarah Kajian Tafsir Al-Qur'an Madzhab Tafsir Periode Klasik Tengah hingga Modern-Modern. Muzdalifah Eva, Hifdzu al-Nafs dalam Al-Quran: Kajian dalam Tafsir Ibnu Asyur, (Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah, 2019).

Muzdalifah Eva, Hifdzu al-Nafs in die Al-Quran: Kajian dalam Tafsir IBN 'Assirië, (Proefskrif: UIN Syarif Hidayatullah, 2019). Safrudin Feri, Konsep Pemeliharaan Nalar dalam Al-Qur'an (Studi Interpretasi Tematik), (Proefskrif: IAIN Surakarta, 2017). Salwa Sofia Wirdiyana, Hoax dan Alquran: Upaya Kritis dan Beradab dalam Menerima Berita dalam Berkomunikasi, Jurnal Komunikasi Islam, Vol 4, No.

Sarto al-Syarif H dan Fadlil Munawwar Manshur, Metode Pengajaran Nabi dalam Al-Quran: Kajian Ayat Kisah Nabi Ibrahim, Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, Vol 5, No.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Al Qur‟an merupakan mukjiyat nabi Muhammad SAW yang dijadikan sebagai petunjuk jalan yang lurus bagi umat Islam. Sebagai umat muslim berkewajiban untuk dapat membaca Al Qur‟an

Program Studi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta Tahun 2020 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CEREBROVASKULER ACCIDENT CVA HEMORAGIK DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN