Institusi : SMPN 3 Pandih Batu Kab/Kota : Pulang Pisau
Provinsi : Kalimantan Tengah
Materi ToT : Perubahan Iklim: Isu, Mitigasi, dan Adaptasi Alokasi Waktu : 8 JP (3 sych, 5 asynch)
Simulasi Efek Rumah Kaca
Pendahuluan
Efek rumah kaca merupakan fenomena yang terjadi di lapisan atmosfer bumi. Efek rumah kaca juga sering dikaitkan dengan perubahan iklim dan disebut-sebut sebagai penyebab dari meningkatnya suhu bumi atau pemanasan global. Namun bagaimana sebenarnya efek rumah kaca terjadi? Dalam simulasi ini, mekanisme efek rumah kaca, jenis-jenis dan sifat gas rumah kaca, hubungannya dengan kenaikan suhu bumi, serta komponen-komponen yang terlibat akan didiskusikan.
Tujuan
● Menganalisis reaksi dan sifat berbagai jenis gas yang ada di atmosfer dengan pancaran infrared.
● Menentukan gas atmosfer mana saja yang merupakan gas rumah kaca.
● Menganalisis hubungan antara gas rumah kaca, aktivitas manusia, dan suhu bumi.
● Menganalisis pola efek rumah kaca dan hubungannya dengan perubahan iklim.
Langkah Pengerjaan
Aktivitas 1 : Gas Rumah Kaca
1. Buka simulasi “Molecules and Light” Phet Colorado Open dengan mengklik link berikut:
https://phet.colorado.edu/sims/html/molecules-and-light/latest/molecules-and-light_al l.html
2. Berikut merupakan petunjuk penggunaan simulator:
3. Mainkanlah simulasi dan amati hubungan antara komponen yang tersedia.
4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
a. Apa itu photon? Apa perbedaan antara foton inframerah dan cahaya tampak?
Gunakanlah sumber lain seperti buku atau internet untuk menjawab pertanyaan ini.
Akhid Ahdiannur, S.Pd.
Anggota 1
Fitria Azizah, S.Pd.
Anggota 2
Fran Natalia Anggota 3 Foton adalah partikel dasar
atau kuantum dari radiasi elektromagnetik, yang termasuk dalam keluarga gelombang
elektromagnetik.
Perbedaan antara foton inframerah dan cahaya tampak terutama terletak pada panjang gelombang radiasi elektromagnetik yang mereka bawa dan cara kita merasakannya.
Foton inframerah memiliki panjang gelombang yang lebih panjang daripada cahaya tampak, biasanya di kisaran 700 nanometer hingga 1 milimeter.
Sedangkan cahaya tampak, rentang panjang gelombang elektromagnetiknya dapat kita lihat dengan mata telanjang.
Foton adalah partikel elementer dasar yang membawa energi
elektromagnetik, termasuk cahaya. Mereka adalah partikel dari medan elektromagnetik, yang bergerak pada kecepatan cahaya di ruang hampa.
Perbedaan antara foton inframerah dan cahaya tampak terletak pada panjang gelombangnya dan dampaknya pada persepsi manusia
a. Cahaya tampak adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata manusia. Panjang gelombang cahaya tampak berkisar antara 400 hingga 700
nanometer. Cahaya tampak terdiri dari berbagai warna yang dapat kita lihat, mulai dari merah, oranye, kuning, hijau, biru, hingga ungu.
b. Foton Inframerah:
Inframerah adalah bagian dari spektrum
Foton adalah partikel elementer yang membawa radiasi elektro magnetik, seperti cahaya, gelombang radio dan sinar X. Foton juga dapat diartkan sebagia energi terkuantisasi. Foton Tidak bermasa, Dalam ruang hampa/vakum foton selalu bergerak dengan kecepatan cahaya,c. Foton memiliki sifat sebagai gelombang ataupunsifat sebagi partikel. sebagai gelombang satu foton tunggal tersebar keseluruh ruangan. sebagai partikel foton hanya dapat
berinteraksi dengan materi dengan memindahkan energi.
Perbedaan antara foton inframerah dan cahaya tampak :
a. Foton inframerah memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dan frekuensi yang lebih rendah
dibandingkan dengan foton cahaya tampak. - - Foton inframerah dan cahaya tampak
elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang yang lebih panjang daripada cahaya tampak, yaitu antara 700 nanometer hingga 1 milimeter.
Foton inframerah tidak dapat dilihat oleh mata manusia karena
panjang gelombangnya berada di luar kisaran sensitivitas mata manusia. Namun, foton inframerah dapat dideteksi oleh
beberapa organisme dan perangkat khusus, seperti kamera termal.
adalah dua jenis radiasi
elektromagnetik yang berbeda.
Cahaya tampak memiliki panjang gelombang antara sekitar 400 nm hingga 700 nm, sedangkan inframerah memiliki panjang gelombang yang lebih panjang, biasanya di atas 700 nm.
b. Panjang gelombang inframerah lebih panjang,
frekuensinya lebih rendah
dibandingkan dengan cahaya tampak.
c. Energi yang dimiliki oleh foton inframerah lebih rendah
dibandingkan dengan foton cahaya tampak.
d. Cahaya tampak tampak lebih terang dan dapat dilihat oleh mata manusia, sedangkan
inframerah tidak dapat dilihat oleh mata manusia tetapi dapat dirasakan sebagai panas.
b. Apakah berbagai gas di atmosfer berperilaku sama ketika berinteraksi dengan berbagai jenis foton (inframerah vs. tampak)? Pengamatan apa yang membawa Anda pada kesimpulan tersebut?
Akhid Ahdiannur, S.Pd.
Anggota 1
Fitria Azizah, S.Pd.
Anggota 2
Fran Natalia Anggota 3 Berbagai gas di atmosfer
tidak berperilaku sama ketika berinteraksi dengan berbagai jenis fotonseperti inframerah dan cahaya tampak. Interaksi antara gas-gas atmosfer dan foton-foton tersebut sangat bergantung pada sifat-sifat masing-masing gas dan panjang gelombang foton yang bersangkutan.
Pengamatan tentang pola penyerapan radiasi pada panjang gelombang yang berbeda dan dampaknya terhadap distribusi energi di atmosfer membawa pada kesimpulan bahwa
berbagai gas memiliki perilaku yang berbeda terhadap berbagai jenis foton.Berdasarkan
pengamatan pada simulasi Phet Coloradonampak bah ketika diberikan pancaran sinar infrared gas karbon monoksida (Co), karbon dioksida (CO2) , Nitrogen (N2), metana (CH4), Air (H2O), dan Ozon (O3) bereaksi sebagian dipantulkan
Gas di atmosfer memiliki perilaku yang berbeda ketika berinteraksi dengan berbagai jenis foton.
Gas-gas tertentu memiliki sifat-sifat yang
memungkinkannya menyerap atau
memancarkan foton pada panjang gelombang tertentu.
Pada saat melakukan pengamatan dalam simulasi menggunakanPhet
Colorado terlihat misalnya Ketika gas CO2 (karbon dioksida), uap air (H2O), metana (CH4), dan ozon (O3) di atmosfer Bumi mampu menyerap radiasi inframerah (panas) dari Matahari atau permukaan bumi terkena cahaya inframerah (IR), gas ini memiliki kecenderungan untuk menyerap sebagian dari energi inframerah tersebut.
Adapun gas-gas seperti oksigen (O2) dan nitrogen (N2), cenderung tidak berinteraksi secara signifikan dengan cahaya tampak atau inframerah.
Namun, mereka bisa berperan dalam menyerap atau menyalurkan energi dari radiasi ultraviolet
Berbagai gas di atmosfer tidak berperilaku sama ketika berinteraksi dengan berbagai jenis foton. Gas di atmosfer memiliki berbagai jenis dan sifat, dan mereka berinteraksi dengan foton dalam cara yang berbeda.
masal, Gas seperti oksigen (Co2) dan nitrogen (N2) lebih cenderung
berinteraksi dengan foton inframerah, sedangkan gas seperti ozon (O3) lebih cenderung berinteraksi dengan foton tampak.
Berdasarkan pengamatan pada simulasiPhet Coloradonampak bah ketika diberikan pancaran sinar infrared gas karbon monoksida (Co), karbon dioksida (CO2) , Nitrogen (N2), metana (CH4), Air (H2O), dan Ozon (O3) bereaksi sebagian
dipantulkan kembali dan sebagian besar diteruskan atau diserap ke Bumi, sedangkan ketika diberikan pancaran cahaya tampak (visible) gas Co, Co2, CH4, H2O dan O3 tidak mengalami reaksi atau pantulan kembali Melainkan semua sinar diteruskan atau diserap kebumi.
kembali dan sebagian besar diteruskan atau diserap ke Bumi.
(UV).
c. Gas manakah yang tampak paling terpengaruh oleh foton inframerah?
Akhid Ahdiannur, S.Pd.
Anggota 1
Fitria Azizah, S.Pd.
Anggota 2
Fran Natalia Anggota 3 Gas yang paling
terpengaruh oleh foton inframerah adalah gas-gas yang memiliki struktur molekul yang
memungkinkan mereka menyerap radiasi
inframerah dengan efisien.
Dalam konteks atmosfer bumi dan efek rumah kaca, gas-gas utama yang
terpengaruh oleh foton inframerah adalah:karbon dioksida (CO2), uap air (H2O), dan metana (CH4), adalah gas-gas yang paling terpengaruh oleh foton inframerah di atmosfer bumi. Interaksi antara foton inframerah dan gas-gas ini merupakan salah satu aspek utama dari efek rumah kaca dan regulasi suhu global.
Berdasarkan pengamatan gas yang terpengaruh oleh foton inframerah antara lain CO, CO2 dan H2O.
Dari ketiga gas ini yang paling terpengaruh adalah H2O.Hal ini karena ikatan antara atom hidrogen dan oksigen dalam molekul air bersifat polar, sehingga molekul air memiliki momen dipol yang permanen. Momen dipol inilah yang memungkinkan molekul air untuk
berinteraksi dengan medan listrik dari radiasi
elektromagnetik seperti sinar inframerah,
menyebabkan molekul air bergetar dan suhunya meningkat.
berdasarkan pengamatan simulasiPhEt Corodo gas-gas yang terpengaruh oleh pancaran foton inframerah yaitu, Carbon monoksida (Co), karbon dioksida (CO2), Metana (CH4), Air (H2O), Nitrogen (N2) dan Ozon (O3). Gas yang paling terpengaruh oleh foton infra merah adalah Gas yang memiliki panjang gelombang infra merah yang sesuai dengan frekuensi resonansi molekul dalam gas
tersebut. ini menyebabkan gas tersebut lebih rentan terhadap serapan energi dari foton infra merah, sehingga menunjukkan respon yang lebih besar terhadap radiasi infra merah.
d. Berikut merupakan diagram terjadinya efek rumah kaca:
Akhid Ahdiannur, S.Pd.
Anggota 1 Fitria Azizah, S.Pd.
Anggota 2 Fran Natalia
Anggota 3 Efek rumah kaca adalah
fenomena alami di mana Ketiga gas yaitu karbon
monoksida (CO), karbon Efek rumah kaca adalah fenomena alami yang
atmosfer bumi menahan sebagian panas matahari yang dipancarkan kembali dari permukaan bumi.
Proses ini terjadi karena gas-gas tertentu di atmosfer, seperti karbon dioksida (CO2), uap air (H2O), metana (CH4), dan gas-gas lainnya, menyerap dan memancarkan radiasi inframerah kembali ke permukaan bumi.
dioksida (CO2), dan uap air (H2O), umumnya disebut sebagai gas-gas rumah kaca.
terjadi ketika gas-gas tertentu di atmosfer bumi menyerap radiasi
inframerah yang dipancarkan oleh
permukaan bumi. Gas-gas ini dikenal sebagaigas rumah kacadan meliputi Carbon monoksida karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan uap air (H2O).
Proses ini dimulai ketika sinar matahari memasuki atmosfer bumi dan
sebagian besar diserap oleh permukaan bumi.
Permukaan bumi kemudian memancarkan kembali energi ini dalam bentuk radiasi inframerah. Gas rumah kaca menyerap radiasi inframerah ini dan memancarkannya kembali ke permukaan bumi, menyebabkan suhu permukaan bumi meningkat.
Dari melihat diagram tersebut, tiga gas atmosfer yang baru saja Anda identifikasi paling dipengaruhi oleh foton inframerah secara kolektif dapat disebut sebagai jenis gas apa?
Aktivitas 2: Efek Rumah Kaca
1. Buka simulasi “Greenhouse Effect” Phet Colorado Open dengan mengklik link berikut:
https://phet.colorado.edu/sims/html/greenhouse-effect/latest/greenhouse-effect_all .html
2. Terdapat tiga mode yang dapat Anda gunakan, namun pilihlah mode PHOTON.
3. Berikut merupakan petunjuk penggunaan simulasi:
4. Mainkan simulasi dan perhatikan pola yang terjadi!
5. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
a. Periode waktu mana (Ice Age, 1750, 1950, atau 2020) yang tampaknya mengalami peningkatan konsentrasi CO2 terbesar? Periode waktu manakah yang mengalami peningkatan suhu terbesar? Mengapa hal ini bisa terjadi?
Akhid Ahdiannur, S.Pd.
Anggota 1
Fitria Azizah, S.Pd.
Anggota 2
Fran Natalia Anggota 3 Peningkatan konsentrasi
CO2 terbesar terjadi setelah periode Ice Age, yakni sejak sekitar tahun 1750 hingga tahun 2020.
Periode ini, yang dikenal sebagai era industrialisasi, ditandai oleh peningkatan aktivitas manusia yang berkontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca, termasuk
Peningkatan terbesar pada tahun 2020. Berdasarkan data dari NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration),
konsentrasi CO2 di atmosfer pada tahun 2020 mencapai rata-rata 412,5 ppm (parts per million). Ini merupakan rekor tertinggi dalam jangka waktu 3,6 juta tahun terakhir.
Berdasar Simulasi
“Greenhouse Effect”Phet Coloradomenunjukkan Data hasil simulasi bahwa
● peningkatan konsentrasi gas karbondioksida pada zaman es /ice age
konsentrasi Co2 180 ppm, tahun 1750 konsentrasi CO2 277 ppm, tahun 1950 konsentrasi Co2 311 ppm
CO2, ke atmosfer.
Peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer
menyebabkan peningkatan kemampuan atmosfer untuk menahan panas, yang mengarah pada
peningkatan suhu rata-rata global.
Peningkatan ini pada umumnya disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan.
Karena selama periode ini, aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan kegiatan industri lainnya, telah menyebabkan emisi CO2 ke atmosfer secara signifikan. Sebagai
hasilnya, konsentrasi CO2 dalam atmosfer meningkat secara dramatis selama periode tersebut.
dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan konsentrasi CO2 terbesar yaitu 413 ppm(parts per million). sedangkan
●Peningkatan suhu
Berdasarkan simulasi Phet Colorado pada periode Ice Age Kenaikan Suhu 7,5 oC, pada tahun 1750 kenaikan suhu 13,6 oC, Tahun 1950 Kanaikan Suhu 13,7 oC dan Pada Tahun 2020 Kenaikan Suhu terbesar yaitu Tercatat 14,9 oC.
- Peningkatan konsentrasi CO2 terbesar terjadi pada periode 2020 karena aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan industri yang menghasilkan emisi CO2.
- Peningkatan suhu terbesar juga terjadi pada periode 2020 karena efek rumah kaca yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca seperti CO2.
b. Berdasarkan pengamatan Anda, hubungan apa yang dapat dibuat antara ‘aktivitas’
molekul gas di atmosfer yang Anda amati pada aktivitas pertama (Molecules and Light) dan suhu bumi?
Akhid Ahdiannur, S.Pd.
Anggota 1 Fitria Azizah, S.Pd.
Anggota 2 Fran Natalia
Anggota 3 Dalam pengamatan
aktivitas molekul gas di atmosfer, terutama dalam konteks interaksi dengan
Hubungan yang dapat diamati dari simulasi antara aktivitas molekul gas di atmosfer yang terkena sinar
Berdasarkan pengamatan, hubungan yang dapat dibuat antara ‘aktivitas’
molekul gas di atmosfer
foton-foton.
Molekul-molekul gas di atmosfer, seperti karbon dioksida (CO2), uap air (H2O), dan metana (CH4), mampu menyerap radiasi inframerah yang
dipancarkan oleh permukaan bumi.
Interaksi antara gas-gas rumah kaca dan radiasi inframerah memainkan peran penting dalam efek rumah kaca.
Aktivitas molekul gas di atmosfer juga dapat mempengaruhi hamburan cahaya matahari. Sebagian besar cahaya matahari yang mencapai atmosfer bumi diserap, dihamburkan, atau dipantulkan oleh
partikel-partikel di atmosfer.
matahari dan hubungannya suhu bumi yaitu efek rumah kaca. Ketika kita memperhatikan aktivitas molekul gas di atmosfer, terutama gas-gas seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan uap air (H2O), kita dapat melihat bagaimana
molekul-molekul ini berinteraksi dengan radiasi matahari yang masuk dan radiasi panas yang keluar dari Bumi.
Gas-gas rumah kaca, seperti CO2 dan CH4, memiliki sifat menyerap dan memancarkan radiasi inframerah. Ketika radiasi matahari mencapai
permukaan Bumi, sebagian besar diserap dan diubah menjadi panas. Namun, ketika panas ini mencoba untuk dipancarkan kembali ke luar angkasa dalam bentuk radiasi panas (inframerah), sebagian besar terperangkap oleh gas-gas rumah kaca di atmosfer. Ini menyebabkan peningkatan suhu di permukaan Bumi, mirip dengan bagaimana rumah kaca bekerja dengan menjaga panas di dalamnya.
yaitu Aktivitas molekul gas di atmosfer berhubungan langsung dengan suhu bumi. Semakin tinggi aktivitas molekul gas, semakin tinggi suhu bumi.
Molekul gas di atmosfer bumi bergerak dan berinteraksi satu sama lain.
Ketika molekul gas bergerak lebih cepat, mereka memiliki lebih banyak energi kinetik, yang menghasilkan suhu yang lebih tinggi. Oleh karenanya, aktivitas molekul gas di atmosfer dapat dianggap sebagai indikator suhu bumi.
c. Hitung rata-rata laju kenaikan konsentrasi CO2 antara tahun 1750 dan tahun 2020 (dalam ppm/tahun). Gunakan nilai yang didapatkan untuk memperkirakan kapan Zaman Es terjadi! Bandingkan jawaban Anda dengan waktu Zaman Es yang sebenarnya (silahkan lakukan pencarian di internet). Apakah berbeda? Bagaimana perbedaannya? Jika berbeda, apa yang bisa anda simpulkan tentang perubahan laju peningkatan konsentrasi CO2 seiring berjalannya waktu?
Akhid Ahdiannur, S.Pd.
Anggota 1 Fitria Azizah, S.Pd.
Anggota 2 Fran Natalia
Anggota 3 Laju kenaikan konsentrasi
CO2 antara tahun 1750 dan 2020 adalah sekitar 0,5 ppm/tahun. Namun, Zaman Es terjadi jauh sebelum periode waktu yang kita pertimbangkan. Perbedaan ini menunjukkan bahwa laju peningkatan
konsentrasi CO2 saat ini (0,5 ppm/tahun) jauh lebih cepat daripada pada periode sebelumnya yang diamati dalam sejarah geologis Bumi. Ini menunjukkan bahwa aktivitas manusia, terutama melalui pembakaran bahan bakar fosil dan penggunaan lahan, telah meningkatkan konsentrasi CO2 secara signifikan dalam periode yang sangat singkat, yang berpotensi memiliki dampak besar pada iklim Bumi.
Laju kenaikan konsentrasi CO2 antara tahun 1750 dan 2020 diperkirakan sekitar 0,5 ppm/tahun.
Data menunjukkan bahwa konsentrasi CO2 atmosfer pada tahun 1750 sekitar 280 ppm (parts per million) dan pada tahun 2020 sekitar 415 ppm.
Jika laju kenaikan konsentrasi CO2 tetap konstan pada 0.5 ppm/tahun, maka konsentrasi CO2 bisa mencapai tingkat yang mungkin memicu Zaman Es sekitar 200 tahun dari tahun 1750, yaitu sekitar tahun 1950.
Namun, berdasarkan referensi zaman Es terjadi jauh sebelum periode waktu yang diperkirakan yaitu 1.700 tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa aktivitas manusia, terutama melalui pembakaran bahan bakar fosil dan penggunaan lahan, telah meningkatkan konsentrasi CO2 secara signifikan dalam periode yang sangat singkat, yang berpotensi memiliki dampak besar pada iklim Bumi.
Dengan menggunakan rumus rata-rata, kita mendapatkan rata-rata.
Konsentrasi CO2 pada tahun 1750 adalah sekitar 277 ppm dan pada tahun 2020 adalah sekitar 413ppm.
laju kenaikan konsentrasi CO2 adalah dari data yang ada rata-rata laju kenaikan konsentrasi Co2 antara tahun1750 dan tahun 2020 adalah 0,503 pertahun.
Dengan rata-rata laju kenaikan konsentrasi CO2 sebesar 0.5 ppm/tahun, kita dapat memperkirakan bahwa konsentrasi CO2 akan mencapai sekitar 180-200 ppm sekitar 360 hingga 400 tahun setelah tahun 1750, atau sekitar tahun 2110 hingga 2150.
Zaman Es terakhir terjadi sekitar 11.700 tahun yang lalu hingga sekitar 12.000 tahun yang lalu, yang dikenal sebagai Zaman Es Pleistosen. Selama periode ini, konsentrasi CO2 diperkirakan berkisar antara 180 ppm hingga 200 ppm.
Perbedaan antara perkiraan waktu terjadinya Zaman Es dan Zaman Es sebenarnya terletak pada laju
peningkatan konsentrasi CO2. Pada kenyataannya, laju kenaikan konsentrasi CO2 saat ini jauh lebih cepat daripada laju kenaikan selama periode pasca-Zaman Es
Pleistosen. Ini menunjukkan bahwa aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil, telah menghasilkan peningkatan drastis dalam konsentrasi CO2 dalam waktu yang relatif singkat.
Perubahan ini dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap iklim global, mempercepat pemanasan global, dan mengganggu pola cuaca secara ekstrem.
d. Menurut Anda apakah gas rumah kaca (dan juga ‘Efek Rumah Kaca’) merupakan hal yang baik atau buruk bagi manusia yang hidup di bumi? Jelaskan hubungannya dengan perubahan iklim!
Akhid Ahdiannur, S.Pd.
Anggota 1
Fitria Azizah, S.Pd.
Anggota 2
Fran Natalia Anggota 3 Gas rumah kaca dan efek
rumah kaca adalah fenomena alami yang penting bagi kehidupan di Bumi, tetapi peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia telah menyebabkan perubahan iklim yang merugikan bagi manusia dan lingkungan.
Oleh karena itu, penting untuk mengambil tindakan
Gas rumah kaca (GRK) dan Efek Rumah Kaca (ERk) memiliki peran penting dalam menjaga suhu Bumi agar tetap hangat dan layak huni.
Secara alami, ERk
merupakan hal yang baik.
Dampak positif ERk:
● Menjaga suhu rata-rata
Gas rumah kaca dan 'Efek Rumah Kaca' memiliki dampak yang kompleks terhadap kehidupan manusia di bumi. Di satu sisi, gas rumah kaca memainkan peran penting dalam menjaga suhu bumi agar tetap hangat dan dapat mendukung kehidupan.
Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer karena aktivitas
yang efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi dampak perubahan iklim guna menjaga
kesejahteraan manusia dan keberlanjutan planet ini.
Bumi sekitar 15°C, lebih hangat daripada tanpa ERk (-18°C).
● Memungkinkan kehidupan di Bumi.
Namun,aktivitas manusia meningkatkan emisi GRK, seperti CO2, metana, dan N2O,yang memperkuat ERk dan menyebabkan pemanasan global. Peningkatan emisi GRK dan pemanasan global akibat ERk yang diperkuat merupakan ancaman serius.
manusia telah
menyebabkan pemanasan global, yang memiliki dampak negatif terhadap iklim dan lingkungan.
Gas rumah kaca adalah gas yang ada di atmosfer bumi yang dapat menyerap dan memancarkan radiasi inframerah. Gas-gas ini termasuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), dan gas-gas fluorinasi. Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam menjaga suhu bumi agar tetap hangat dan dapat mendukung kehidupan.
Tanpa gas rumah kaca, bumi akan terlalu dingin untuk mendukung
kehidupan seperti yang kita kenal.
Namun, masalahnya muncul ketika konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer meningkat secara
signifikan. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan industrialisasi. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca ini telah menyebabkan pemanasan global, yang memiliki dampak negatif terhadap iklim dan lingkungan.
Pemanasan global menyebabkan perubahan iklim, yang dapat
mencakup perubahan pola cuaca, peningkatan suhu rata-rata, pencairan es di kutub, dan kenaikan permukaan laut. Dampak ini dapat mempengaruhi ekosistem,
keanekaragaman hayati, dan kehidupan manusia.
Misalnya, perubahan pola cuaca dapat menyebabkan kekeringan, banjir, dan badai yang lebih sering dan lebih parah. Peningkatan suhu rata-rata dapat menyebabkan perubahan dalam pola distribusi spesies dan ekosistem.
Pencairan es di kutub dapat mengancam kehidupan spesies yang bergantung pada es sebagai habitat, dan kenaikan permukaan laut dapat mengancam komunitas pesisir dan pulau-pulau kecil.
Dalam konteks ini, gas rumah kaca dan 'Efek Rumah Kaca' memiliki dampak yang kompleks terhadap kehidupan manusia di bumi. Di satu sisi, gas rumah kaca memainkan peran penting dalam menjaga suhu bumi agar tetap hangat dan dapat mendukung kehidupan.
Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer karena aktivitas manusia telah
menyebabkan pemanasan global, yang memiliki dampak negatif terhadap iklim dan lingkungan. Oleh
karena itu, penting bagi kita untuk mengelola dan mengurangi emisi gas rumah kaca untuk memitigasi dampak negatifnya terhadap iklim dan lingkungan.