• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Sistem Informasi Akuntansi dalam Peningkatan Pengendalian Internal pada PT. Pos Indonesia (Persero)

N/A
N/A
Uci Ayuningrum

Academic year: 2024

Membagikan " Peran Sistem Informasi Akuntansi dalam Peningkatan Pengendalian Internal pada PT. Pos Indonesia (Persero)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN PADA PT POS INDONESIA (PERSERO) Wendy Ardhana (2060301100011), Dedan Farel Gebeton (2060301100018), Tatya Fara

Regyna (2060301100034), Firania Nazzilla Pramadista (2060301100035) [email protected], [email protected], [email protected],

[email protected], Abstraksi

Mini riset ini mengulas tentang betapa pentingnya pengendalian internal bagi sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi merupakan kerangka acuan dalam pelaksanaan proses akuntansi dalam sebuah organisasi. Proses akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan, haruslah terjamin secara memadai dapat terhindar dari kesalahan dan penyimpangan, baik yang disengaja ataupun tidak. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode deskriptif, dengan sebagian besar menggunakan data pustaka.Kesimpulan yang dapat ditarik dari artikel ini adalah bahwa laporan keuangan yang merupakan alat pertanggungjawaban dari pengelola organisasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, haruslah terjamin secara memadai bebas dari kesalahan. Dalam hal ini pengendalian internal memiliki peran yang besar untuk mewujudkannya, meskipun masih ada faktor lain yaitu audit dari akuntan publik.

Kata kunci : Pengendalian Internal, Akuntansi, Laporan Keuangan Abstract

This mini research reviews the importance of internal control for accounting information systems. The accounting information system is a frame of reference in the implementation of the accounting process in an organization. The accounting process that produces financial reports must be adequately guaranteed to avoid errors and irregularities, whether intentional or not. The method used in writing this article is a descriptive method, with most of it using library data. The conclusion that can be drawn from this article is that financial reports, which are an accountability tool from organizational managers to interested parties, must be adequately guaranteed to be free from error. . In this case, internal control has a big role to make it happen, although there are still other factors, namely the audit of a public accountant.

Keywords : Internal Control, Accounting, Financial Statements

Pendahuluan

Dalam perkembangan ekonomi di era globalisasi saat ini mempengaruhi kinerja perusahaan dalam beroperasi menjadi sangat luas dan kompleks, semua jenis perusahaan akan menghadapi persaingan antar perusahaan baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang semakin ketat dan tajam. Untuk menjadi unggulan dalam persaingan maka di butuhkan pihak menejemen yang dapat bekerja secara efektif dan efisien agar pertumbuhan perusahaan dapat mengikuti perkembangan tersebut. Hampir semua proses bisnis titik

(2)

tolaknya berawal dari penjualan, oleh karena itu untuk dapat menjadi unggulan dalam persaingan tersebut manajemen harus mampu melakukan penjualan yang semaksimal mungkin. Penjualan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara tunai dan secara kredit.

Akibat dari penjualan secara tunai akan berkaitan dengan penerimaan kas, dimana kas penting untuk kelancaran jalannya perusahaan secara kredit akan mengakibatkan timbulnya piutang usaha (Hidayat, Susanriana, Fiscal: 2011).

Proses bisnis adalah serangkaian aktivitas dan tugas yang saling terkait, terkoordinasi dan terstruktur yang dilakukan oleh orang, komputer, atau mesin yang dapat membantu mencapai tujuan tertentu suatu organisasi (Romney, Steinbart 2015: 5). Untuk menunjang kegiatan perusahaan dalam bidang penjualan, manajer harus menyediakan informasi penting terkait penjualan agar menunjang dalam pengambilan keputusan tentang pengelolaan penjualan perusahaan. Piutang merupakan salah satu elemen modal kerja selalu dalam keadaan berputar dan tingkat perputaran piutang tergantung pada penjualan secara kredit dan rata rataa piutang (Hastoni, Aprilisabeth 2008). Piutang memiliki semacam resiko yang mungkin terjadi seperti pembayaran piutang yang tidak tepat waktu atau terlambat dari jangka waktu yang telah ditentukan dan tidak dapat tertagihnya piutang dikarenakan konsumennya mengalami kebangkrutan atau meninggal dunia (Djanegara, Danusaputra, 2007).

Sistem pengendalian internal merupakan tanggung jawab manajemen sebuah organisasi.Tanggung jawab manajemen meliputi pembuatan dan pemeliharaannya.Sistem pengendalian internal harus dibuat secara memadai, artinya harus sesuai dengan kebutuhan organisasi yang menggunakannya.Organisasi yang tidak dilengkapi dengan pengendalian internal yang memadai menyebabkan berkurangnya kepercayaan pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi tersebut.Manajemen memiliki tanggung jawab menyediakan informasi yang handal bagi para pemegang saham, investor, kreditor, dan semua pihak yang berkepentingan dengan organisasi yang dipimpinnya.Sistem pengendalian internal dinilai penting karena banyak manajemen yang tidak selalu memenuhi tanggungjawabnya secara benar.

Oleh karena itu untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan perusahaan maka manajemen memerlukan suatu sistem dan pengendalian internal untuk menunjang manajemen dalam pengelolaan penjualannya. Sistem informasi haruslah memperoleh dan menukarkan informasi yang dibutuhkan untuk mengatur, mengelola dan mengendalikan

(3)

operasi perusahaan (Romney dan Steinbart 2015: 249). Keberhasilan manajemen sangat tergantung dari sumber, keakuratan dan ketetapan waktu yang dimiliki, dan informasi berperan penting dalam proses pengendalian dan pengambilan keputusan. Informasi dihasilkan melalui sistem informasi akuntansi yang memadai untuk menampung, menyeleksi, mengelolah dan menyajikan informasi yang berguna sesuai dengan kondisi perusahaan.

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan dapat dipercaya tidaknya data akuntansi mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan. Dalam arti sempit, pengawasan intern merupakan pengecekan penjumlahan mendatar (crossfooting) maupun penjumlahan menurun (footing). Dalam artian luas, pengawasan intern tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan tetapi meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan. Pengawasan intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam operasi, dan membantu dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.

PT Pos Indonesia (Persero) adalah suatu perusahaan milik negara yang sudah beroperasi dalam jangka waktu yang lama dengan ruang lingkup kegiatannya tersebar luas meliputi seluruh wilayah di Indonesia yang telah mempunyai banyak kantor pos di seluruh nusantara mencapai 24.000 kantor pos dan pelayanan PT Pos Indonesia (Persero) tidak hanya mencapai kabupaten saja, tetapi sudah mencapai pelosok-pelosok dalam negeri, diamana salah satu unit adalah PT. Pos Indonesia (Persero) Regional V yang mempunyai 17 unit kantor pos sejawabarat. PT Pos Indonesia (Persero) telah menerapkan sistem informasi akuntansi yaitu Sales Force Reporting System (SAFORES) dalam sistem pengendalian aktivitas penjualannya.

Dalam kegiatan penjualan jasanya PT. Pos Indonesia (Persero) mengalami kekurangan dalam kegiatan pengendalian penjualan dan pengendalian piutangnya karena kurangnya sistem SAFORES. Sales Force Reporting system (SAFORES) adalah sistem yang digunakan untuk mendukung kegiatan pengendalian penjualan tunai dan kredit agar penjualan dapat dilakukan secara terintegrasi dan sinergis dalam rangka pengelolaan pelanggan, akuisisi pelanggan serta retensi pelanggan guna meningkatkan penjualan, serta memudahkan pengontrolan piutang dan proses penagihan dapat berjalan dengan lancar.

(4)

Berdasarkan annual report PT Pos Indonesia (Persero) dimana sistem SAFORES belum lengkap dalam menyediakan informasi sehingga masih harus diperbaiki agar proses transaksi sales dilakukan sesuai dengan prosedur dan bukti transaksi valid dan terdokumentasi dengan baik, informasi akan rincian piutang pelanggan dapat terdokumentasi dengan baik, hal tersebut juga diharapkan terjadi dalam operasi penjualan dan piutang di setiap kantor pos, sehingga dapat memudahkan pengontrolan penjualan dan piutang serta proses penjualan dan penagihan piutang dapat berjalan dengan lebih lancar.

Landasan Teori

1. Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2015: 10) Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Sistem ini meliputi orang, prosedur, dan instruksi, data, perangkat lunak, infranstruktur teknologi informasi, serta pengendalian internal dan ukuran perusahaan. Unsur-unsur dalam Sistem Informasi Akuntansi menurut Susanto (2013:208) adalah perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia (brainware), prosedur (procedure), basis data dan manajemen basis data, serta teknologi jaringan telekomunikasi.

Fungsi sistem informasi akuntansi yaitu untuk menyediakan informasi yang akurat terkait data akuntansi perusahaan, memperbaiki berbagai kekurangan dalam pengelolaan data akuntansi terkait dengan kualitas informasi, kualitas pengendalian dan pembagian tangggung jawab, serta untuk menghematkan atas biaya yang masih bisa ditekan (Prasetya, 2017).

Menurut Krismiaji (2015:430) fungsi sistem informasi akuntansi adalah untuk memungkin dilaksanakannya aktivitas pengawasan dan pengendalian yang memadai guna menjamin bahwa tujuan pengendalian intern dapat dicapai.

2. Pengendalian Internal

Menurut Romney dan Steinbart (2015:226) pengendalian internal adalah sebuah proses pengoperasian perusahaan dan merupakan bagian integral dari aktivitas manajemen.

Menurut Hall (2011: 181) Pengendalian internal yang dijelaskan dalam SAS 78 terdiri atas

(5)

lima komponen: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, pengawasan, dan aktivitas pengendalian.

Apabila ditinjau dari terjadinya permasalahan yang harus dikendalikan, pengendalian internal dapat dibedakan menjadi:

1) Pengendalian preventif atau pengendalian umpan maju, yaitu pengendalian dengan jalan menangkal sebelum permasalahan terjadi dan untuk mencegah terjadinya ketidakefisienan.

2) Pengendalian detektif atau umpan balik, yaitu pengendalian yang berfungsi mengungkap permasalahan dalam suatu aktivitas, segera setelah aktivitas itu terjadi.

3) Pengendalian korektif adalah pengendalian yang berfungsi mengoreksi kesalahan yang ditemukan oleh pengendalian detektif.

Pengendalian internal juga diklsifikasikan menjadi pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.Pengendalian umum adalah pengendalian yang dirancang agar lingkungan pengendalian organisasi menjadi stabil dan terkelola dengan baik sehingga dapat mendukung efektifitas pengendalian aplikasi.Sedangkan pengendalian aplikasi adalah pengendalian yang digunakan untuk mencegah, mendeteksi, dan memperbaiki kesalahan serta penyimpangan dalam transaksi pada saat diproses.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka (Library Research). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengancara meninjau buku-buku referensi yang ada di perpustakaan. Jenis data yang digunakan merupakan data skunder yang berupa buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan.Analisa data menggunakan metode deskriptif, yaitumendeskripsikan hasil penelitian dan kemudian menarik kesimpulan.

Pembahasan

Sistem Penggajian dan Pengupahan pada PT. Pos Indonesia (persero)

Sistem Penggajian pada PT. Pos Indonesia (persero) didasarkan pada gaji bulanan dan harian (lembur), yaitu dimana karyawan menerima gaji tetap setiap bulannya ataupun harian

(6)

yaitu setiap tanggal 23-10. Pembayaran gaji pada PT. Pos Indonesia (persero) dilakukan oleh Bagian Akuntansi dan Keuangan. Ada beberapa cara bagian akuntansi dan keuangan melakukan pembayaran gaji diantaranya dengan melakukan pembayaran cash (langsung kepada karyawan), melalui bank ( transfer) dan menggunakan payroll.

Dalam penerapan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan pada PT. Pos Indonesia (persero) dilakukan dengan berbagai aktivitas yang dilengkapi dengan dokumen pendukung, diantaranya yaitu:

a) Pencatatan transaksi pembayaran gaji dan upah yang menggunakan formulir. Adapun formulir yang digunakan perusahaan yaitu berupa daftar gaji dan upah yang dalam perhitungannya disesuaikan dengan daftar hadir karyawan.

b) Setelah dicatat dalam formulir yang tersedia, maka transaksi tersebut dicatat kembali dalam laporan pencatatan transaksi harian yaitu buku jurnal gaji dan upah. Dalam jurnal gaji dan upah dilakukan pencatatan berkaitan dengan jumlah kas yang harus dikeluarkan untuk membayar gaji dan upah karyawan yang disesuaikan dengan jabatan/jenjang karir dan jam kerja karyawan.

c) Selanjutnya semua transaksi gaji dan upah karyawan dialokasikan ke pencatatan khusus yaitu Buku Besar Gaji dan Upah. Dimana pada Buku Besar Gaji dan Upah dicata berkaitan dengan nama seluruh karyawan dilengkapi dengan daftar hadir, jabatan serta bonus yang diperoleh karyawan.

Catatan Akuntansi yang digunakan dalam Proses Penggajian dan Pengupahan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penggajian pada PT. Pos Indonesia (persero) adalah:

1. Jurnal umum Digunakan untuk mencatat pengeluaran gaji karyawan. Pencatatan ini dilakukan oleh fungsi akuntansi.

2. Buku Besar Buku besar ini merupakan kumpulan dari akun yang telah dicatat dalam jurnal umum untuk gaji dan upah. Kedua catatan ini berada dibagian akuntansi, sistem penggajian yang baik adalah sistem penggajian yang terdiri dari jaringan prosedur yang saling berkaitan.

Fungsi–Fungsi yang terkait dalam Proses Penggajian dan Pengupahan

(7)

Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penggajian pada PT. Pos Indonesia (persero) adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Kepegawaian

Fungsi ini bertugas merekrut, menyeleksi dan menempatkan karyawan baru serta pemberhentian karyawan. Fungsi kepegawaian pada PT. Pos Indonesia (persero) diduduki oleh bagian personalia yang dilakukan oleh staf HRD. Fungsi ini memiliki wewenang untuk mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, penempatan jabatan dan golongan gaji, mutasi karyawan dan pemberhentian karyawan. Selain itu, pada bagian personalia ini terdapat data-data terkait mengenai jumlah karyawan dan jam kerja karyawan (melalui pendataan absensi dan fingerprint dari karyawan) sehingga yang membuat rekap absen serta rekap lembur karyawan adalah bagian personalia ini yang nantinya dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji

2. Fungsi Pencatat Waktu

Fungsi ini bertugas untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan menggunakan fingerprint ataupun menggunakan absensi secara manual. Yang melakukan pencatatan waktu ini adalah bagian personalia/HRD. Fungsi pencatat waktu ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan menggunakan fingerprint maupun manual. Yang melakukan pencatatan waktu ini adalah bagian personalia/kepegawaian bagian ini juga termasuk dalam lingkup HRD.

3. Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji yang berisi penghasilan bruto yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji dan upah. Daftar gaji dan upah diserahkan oleh fungsi pembuat daftar gaji gaji dan upah kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji dan upah kepada karyawan.

Fungsi pembuat daftar gaji dan upah bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji dan upah yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan (BPJS, keterlambatan, dan ketidakhadiran) yang mnjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji dan upah yang dilakukan oleh bagian personalia. Terjadi kerangkapan tugas yang dilakukan pada bagian ini (personalia).

Daftar gaji dan upah diserahkan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah kepada

(8)

fungsi akuntansi untuk pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji dan upah kepada karyawan.

4. Fungsi Keuangan/Kasir

Fungsi ini bertugas menstransfer uang gaji lewat bank kepada setiap karyawan serta memberikan upah langsung.

5. Fungsi Akuntansi

Bagian akuntansi bertugas untuk memeriksa daftar hadir karyawan, daftar gaji karyawan, slip gaji, lembar penerimaan gaji, bukti kas keluar dan bertanggung jawab mencatat transaksi-transaksi penggajian pada jurnal umum dan buku besar. Fungsi akuntansi bertugas untuk memeriksa daftar hadir karyawan, daftar gaji karyawan, lembar penerimaan gaji, bukti kas keluar dan bertanggung jawab mencatat transaksi- transaksi penggajian pada jurnal umum dan buku besar.

Dari uraian hasil penelitian pada PT. Pos Indonesia (persero) belum dapat dikatakan sempurna karena belum adanya pemisahan tugas antara bagian yang meng-input data gaji dengan bagian yang mengolah data gaji. Dimana fungsi pembuat daftar hadir karyawan dilakukan oleh bagian personalia, namun bagian ini juga melakukan perhitungan dan pembuatan gaji dan upah, seharusnya pembuatan daftar gaji dan upah dilakukan oleh fungsi akuntansi/keuangan jadi ada perangkapan tugas yang dilakukan.

Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan pada PT. Pos Indonesia (persero)

Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Pos Indonesia (persero) dapat dikatakan bahwa prosedur yang membentuk sistem belum seluruhnya dapat mendukung efektivitas pengendalian intern, hal ini dapat dilihat dari absensi yang dilakukan masih banyak karyawan yang terlambat datang dan adanya perbedaan absen manual dan absen sidik jari.

Prosedur pembuatan daftar gaji dan upah belum dilakukan dengan baik, karena terdapat perangkapan tugas yang dilakukan oleh fungsi pencatatan waktu hadir dengan fungsi pembuatan daftar gaji dan upah, seharusnya pembuatan daftar gaji dan upah dilakukan oleh fungsi akuntansi/keuangan. Daftar gaji dan upah yang telah dibuat selanjutnya diperiksa oleh fungsi akuntansi yang akan diminta persetujuan kepada General Manager dengan membuat surat permohonan pembayaran. Prosedur pembayaran gaji dan upah dilakukan oleh fungsi keuangan/kasir, yang dilakukan mentransfer ke rekening karyawan.

(9)

Analisis Pengendalian Intern Penggajian dan Pengupahan pada PT. Pos Indonesia (persero)

Berdasarkan hasil penelitian unsur-unsur pengendalian intern yang ada pada PT. Pos Indonesia (persero) belum dapat dikatakan sempurna karna belum adanya pemisahan tugas antara bagian yang meng-input data gaji dengan bagian yang mengolah data gaji. Dimana fungsi pembuat daftar hadir karyawan dilakukan oleh bagian personalia, namun bagian ini juga melakukan perhitungan dan pembuatan gaji dan upah jadi ada perangkapan tugas yang dilakukan.

Fungsi akuntansi telah dijalankan dengan baik karena telah melakukan pencatatan yang berhubungan dengan penggajian dan pengupahan kedalam jurnal umum. Fungsi keuangan/kasir juga sudah melaksanakan tugasnya dengan baik yaitu bertanggung jawab untuk menstransfer uang gaji lewat bank kerekening masing-masing karyawan. Sistem otorisasi yang diterapkan pada PT. Pos Indonesia (persero) berjalan kurang efektif Karena masih belum ada perbedaan antara absen manual dan absen fingerprint, dan masih ada karyawan yang tidak disiplin dalam kehadiran seperti keterlambatan kehadiran karyawan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peranan sistem penggajian dan pengupahan dalam meningkatkan pengendalian intern pada PT. Pos Indonesia (persero), Penulis mengambil kesimpulan bahwa:

1. Sistem informasi akuntansi penggajian dan pengupahan pada PT. Pos Indonesia (persero) sudah berjalan sudah cukup baik. Dokumen-dokumen yang dihasilkan, catatan akuntansi, prosedur penggajian dan pengupahan sudah sesuai dengan teori yang ada, hanya beberapa yang tidak sesuai dengan teori yang ada seperti pemisahan tugas dan perangkapan tugas dalam sistem penggajian dan pengupahan yang belum baik serta tidak adanya surat perubahan dan pernyataan gaji.

2. Sistem informasi akuntansi penggajian dan pengupahan pada PT. Pos Indonesia (persero) sudah seluruhnya mendukung unsur pengendalian intern yang terkait pada penggajian karena sudah menunjukkan pertanggung jawabannya kepada pihak yang berwenang didalamnya.

(10)

Peranan sumber daya manusia dalam pengolahan data gaji juga penting untuk mendukung kecepatan dan ketepatan proses perhitungan dan pelaporan data gaji karyawan. Pengolahan data penggajian dan pengupahan pada PT. Pos Indonesia (persero) menggunakan Microsoft word/exel sudah cukup efektif karena tidak lagi dilakukan secara manual melalui catatan buku, namun kelemahannya adalah sulitnya melakukan pencarian data karyawan pada dokumen yang sudah dicetak, data sering hilang dan terselip pada tumpukan-tumpukan berkas.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis uraikan diatas, maka penulis memberikan saran yang mungkin nantinya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait diantaranya sebagai berikut:

1. Perlu adanya pembaruan pada sistem `pengolahan gaji karyawan dengan software atau program database untuk meningkatkan kinerja karyawan, penggunaan program database diperlukan untuk mencegah duplikasi data, namun hal ini dapat dilakukan apabila perusahaan mampu untuk menerapkannya.

2. Sebaiknya dalam absensi fingerprint, karyawan yang terlambat dalam jam masuk kerja lebih meningkatkan kedisiplinannya karena absensi karyawan dan lembur karyawan yang digunakan sebagai dasar perhitungan gaji karyawan. Sistem akuntansi penggajian pada PT.

Pos Indonesia (persero) sudah baik mendukung pengendalian intern, namun perlu adanya pengawasan dalam absensi fingerprint agar karyawan tidak lalai dalam tugasnya dan lebih disiplin dalam absensi agar tidak ada keterlambatan jam masuk kehadirannya.

3. Hendaknya perusahaan dapat meningkatkan kualitas informasi keuangan yang memadai dengan menerapkan kelengkapan dokumen yang tepat dan mendukung pelaksanaan sistem penggajian dan pengupahan yang baik.

4. Sebaiknya dilakukan pemisahan tugas antara bagian personalia/HRD dengan pembuat daftar gaji dan upah. Hal ini untuk memudahkan pembagian tugas dan memudahkan pengawasan, sehingga setiap karyawan mempunyai tugas masing-masing sehingga data yang diolah atau yang dihasilkan lebih akurat dan tepat waktu.

(11)

Daftar Pustaka

Djanegara, H Moermahadi Soerja., Danusaputra, Yonathan. (2007). Penerapan Sistem Onformasi Akuntansi Dalam Efektivitas Pelaksanaan Pengendalian Intern Penjualan, Jurnal Ilmiah Rangggagading Volume 7 No. 2, Oktober 2007: 74-79

Hastoni., Aprilisabeth, Dewi Susanti. (2008). Peranan Sistem Informasi Akutansi Penjualan Kredit Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Piutang dan Penerimaan Kas, Jurnal Ilmiah Ranggagading Volume 8 No. 1, April 2008: 300-36

Hidayat, Gatot., Susanriana, Shiauyen., Fiscal, Yunus. (2011). Analisa Sistem Informasi Akuntansi Dalam Pengendalian Intern Penjualan dan Piutang, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 2, No. 2, September 2011, Halaman 233-246

Krismiaji, 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi keempat. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Prasetya A, dkk. 2017. Analisis Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern ( Studi Kasus pada PT. Selecta Kota Batu). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 43 (1): 203- 212.

Romney, Marshal B., Steinbart, Paul John. (2015). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta Selatan: Salemba empat

Susanto, Azhar. (2013). Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya

Referensi

Dokumen terkait

Sistem informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia (Persero) Binjai sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari penyusunan prosedur yang jelas di dalam

Saragih: Sistem Informasi Akuntansi Kas pada PT.. (Persero) Pelabuhan Indonesia-I

Analisis Sistem Informasi Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai pada PT Pos Indonesia (Persero) menggunakan framework COBIT 4.1 bertujuan untuk mengetahui meningkatkan

Judul Skripsi : Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai dan Kredit Dalam Meningkatkan Pengendalian Internal Pada Perusahaan PT Anomali Coffee. Telah

Judul Skripsi : Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dalam Prosedur Pembelian Untuk Meningkatkan Pengendalian Internal Pada PT MKDP.. Menyatakan bahwa tugas akhir skripsi

Desain penelitian ini adalah studi kasus yang bertujuan untuk merancang sistem informasi akuntansi untuk meningkatkan sistem pengendalian internal siklus penjualan dan penerimaan

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Hastoni dan Aprilisabeth (2008) pada PT Trinunggal Komara dengan kesimpulan bahwa pengendalian internal yang dilaksanakan telah

Sistem pengendalian internal pada sistem akuntansi penjualan kargo PT Garuda Indonesia Branch Office Semarang telah memenuhi kriteria pengendalian internal perusahaan akan tetapi masih