• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Informasi Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai Pada PT Pos Indonesia (Persero) Menggunakan Framework Cobit 4.1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sistem Informasi Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai Pada PT Pos Indonesia (Persero) Menggunakan Framework Cobit 4.1."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Progress of technology and business needs are not always aligned. Therefore it is necessary to do some analysis. Analysis of Centralization Information System of Value Added Taxes at PT Pos Indonesia (Persero) using COBIT 4.1 framework aimed at determining the effectiveness and improving the efficiency of the system at the company it is also to see how the system met the criteria to fulfill data security, data integration, user training systems, and the performance of the system to meet business objectives. Analyses were performed using the COBIT 4.1 on the following processes PO1 Define a Strategic IT Plan, DS5 Ensure Systems Security, DS12 Manage the Physical Environment, DS7 Educate and Train Users, and DS11 Manage Data. Data obtained from interviews with PIC Tax System of PT Pos Indonesia and related documents. It is expected that the creation of this report can help companies to improve the system performance.

(2)

ABSTRAK

Perkembangan teknologi dan kebutuhan bisnis perusahaan terkadang tidak berjalan bersamaan. Maka dari itu perlu dilakukan analisis. Analisis Sistem Informasi Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai pada PT Pos Indonesia (Persero) menggunakan framework COBIT 4.1 bertujuan untuk mengetahui meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem di perusahaan serta melihat bagaimana sistem memenuhi kriteria agar dapat memenuhi dalam hal keamanan data, integrasi data, pelatihan pengguna sistem, maupun kinerja dari sistem agar dapat memenuhi tujuan bisnis perusahaan. Analisis yang dilakukan menggunakan COBIT 4.1 dengan proses yang diambil PO1 Define a Strategic IT Plan, DS5 Ensure Systems Security, DS12 Manage the Physical Environment, DS7 Educate and Train Users, dan DS11 Manage Data

.

Data didapat dari wawancara dengan PIC Sistem Pajak dari PT Pos Indonesia dan dokumen yang terkait. Diharapkan dengan pembuatan laporan ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja sistem.
(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iii

PRAKATA ... iv

ABSTRACT ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR ISTILAH ... xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...2

1.3 Tujuan Pembahasan ...2

1.4 Ruang Lingkup Kajian ...3

1.5 Sumber Data ...5

1.6 Sistematika Penyajian ...6

BAB II KAJIAN TEORI ...7

2.1 Sistem ...7

2.2 Informasi ...7

2.3 Sistem Informasi ...8

2.4Audit ...8

2.5 Auditor ...8

2.6 Auditee ...8

2.7 Audit Sistem Informasi ...8

2.7.1 Tujuan Audit Sistem Informasi ...9

2.8 COBIT 4.1 ...10

2.8.2 Domain COBIT 4.1 ...13

2.8.1 Proses – Proses COBIT 4.1 ...16

2.8.1.1 PO1 Define a Strategic IT Plan...16

2.8.1.2DS5 Ensure Systems Security ...21

2.8.1.3 DS12 Manage the Physical Environment ...27

2.8.1.4 DS7 Educate and Train User ...31

2.8.1.5 DS11 Manage Data ...35

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI ...40

3.1 PT Pos Indonesia (Persero) ...40

3.1.1 Sejarah ...40

3.1.2 Visi, Misi, dan Motto ...41

3.1.3 Struktur Organisasi ...43

3.2 Sistem Informasi Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai ...44

3.2.1 Pengguna Sistem Informasi ...44

3.2.2 Fitur Sistem Informasi Berdasarkan Akses Pengguna ...45

3.3 Hasil Analisis ...46

3.3.1 PO1 Define a Strategic IT Plan ...46

3.3.1.1 PO1.1 IT Value Management ...46

3.3.1.2 PO1.2 Business-IT Alignment...47

3.3.1.3 PO1.3 Assessment of Current Capability and Performance ...47

3.3.1.4 PO1.4 IT Strategic Plan ...48

3.3.1.5 PO1.5 IT Tactical Plan ...49

(4)

3.3.1.7 Maturity Level PO1 Define a Strategic IT Plan ...50

3.3.2 DS5 Ensure Systems Security ...50

3.3.2.1 DS5.1 Management of IT Security ...50

3.3.2.2 DS5.2 IT Security Plan ...51

3.3.2.3 DS5.3 Identity Management ...51

3.3.2.4 DS5.4 User Account Management ...54

3.3.2.5 DS5.5 Security Testing, Surveillance and Monitoring ...55

3.3.2.6 DS5.6 Security Incident Definition ...56

3.3.2.7 DS5.7 Protection of Security Technology ...57

3.3.2.8 DS5.8 Cryptographic Key Management ...57

3.3.2.9 DS5.9 Malicious Software Prevention, Detection and Correction ...58

3.3.2.10 DS5.10 Network Security ...59

3.3.2.11 DS5.11 Exchange of Sensitive Data ...60

3.3.2.12 Maturity Level DS5 Ensure Systems Security ...60

3.3.3 DS12 Manage the Physical Environment ...61

3.3.3.1 DS12.1 Site Selection and Layout ...61

3.3.3.2 DS12.2 Physical Security Measures ...62

3.3.3.3 DS12.3 Physical Access ...63

3.3.3.4 DS12.4 Protection Against Environmental Factors ...64

3.3.3.5 DS12.5 Physical Facilities Management ...64

3.3.3.6 Maturity Level DS12 Manage the Physical Environment ...65

3.3.4 DS7 Educate and Train User ...65

3.3.4.1 DS7.1 Identification of Education and Training Needs ...65

3.3.4.2 DS7.2 Delivery of Training and Education ...66

3.3.4.3 DS7.3 Evaluation of Training Received ...67

3.3.4.4 Maturity Level DS7 Educate and Train User ...68

3.3.5 DS11 Manage Data...68

3.3.5.1 DS11.1 Business Requirements for Data Management ...69

3.3.5.2 DS11.2 Storage and Retention Arrangements ...69

3.3.5.3 DS11.3 Media Library Management System ...70

3.3.5.4 DS11.4 Disposal ...71

3.3.5.5 DS11.5 Backup and Restoration ...72

3.3.5.6 DS11.6 Security Requirements for Data Management ...73

3.3.5.7 Maturity Level DS11 Manage Data ...74

3.4 Rangkuman Hasil Analisis ...74

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ...81

4.1 Simpulan ...82

4.2 Saran ...84

4.2.1 Saran untuk Pengembangan Penelitian ...84

4.2.2 Saran untuk PT Pos Indonesia (Persero) ...85 DAFTAR PUSTAKA

(5)

DAFTAR GAMBAR

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel I Kode Transaksi... xiii

Tabel II Kode Status ... xiii

Tabel III Maturity Model COBIT 4.1 ...12

Tabel IV Rangkuman Hasil Analisis ...76

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

(8)

DAFTAR ISTILAH

Istilah-istilah yang wajib dipahami agar dapat membantu dalam penggunaan

Sistem Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai adalah:

1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak atas konsumsi Barang Kena

Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dikenakan

secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi.

2. Pajak Keluaran adalah PPN terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha

Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan

Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena

Pajak Tidak Berwujud, dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak.

3. Pajak Masukan

adalah PPN yang seharusnya sudah dibayar oleh

Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan/atau

perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak

Berwujud dari luar Daerah Pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak

dari luar Daerah Pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak.

4. Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha

Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau

penyerahan Jasa Kena Pajak. Faktur Pajak, minimal harus memuat

keterangan sebagai berikut:

a. Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang

Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak;

b. Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak

atau penerima Jasa Kena Pajak;

c. Jenis barang atau jasa, , jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan

potongan harga;

d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;

e. Pajak penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;

f. Kode, Nomor Seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan

(9)

5. Format Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak

a. Kode Faktur Pajak terdiri dari 6 (enam) digit, dengan rincian sebagai

berikut:

i) 2 (dua) digit pertama adalah Kode Transaksi, dengan rincian yang

terdapat pada Tabel I sebagai berikut:

Tabel I Kode Transaksi

ii) 1 (satu) digit berikutnya adalah Kode Status seperti yang terdapat

pada Tabel II berikut:

Tabel II Kode Status

Kode

Transaksi Digunakan untuk

01 penyerahan kepada selain Pemungut PPN

02 penyerahan kepada Pemungut PPN Bendaharawan Pemerintah

03 penyerahan kepada Pemungut PPN Lainnya (selain Bendaharawan Pemerintah)

04 penyerahan yang menggunakan DPP Nilai Lain kepada selain Pemungut PPN;

05 Mulai 1 April 2010 tidak digunakan lagi;

06 penyerahan Lainnya kepada selain Pemungut PPN dan kepada turis asing;

07 penyerahan yang PPN atau PPN dan PPn BM-nya Tidak Dipungut kepada selain Pemungut PPN;

08 digunakan untuk penyerahan yang Dibebaskan dari pengenaan PPN atau PPN dan PPn BM kepada selain Pemungut PPN;

09 untuk penyerahan Aktiva Pasal 16D kepada selain Pemungut PPN

Kode Status Digunakan untuk

(10)

iii) 3 (tiga) digit berikutnya adalah Kode Cabang

b. Nomor Seri Faktur Pajak, terdiri dari 10 (sepuluh) digit, dengan rincian

sebagai berikut:

i) 2 (dua) digit pertama adalah Tahun Penerbitan.

Cara penulisan Tahun Penerbitan pada Nomor Seri Faktur Pajak

adalah dengan mencantumkan dua digit terakhir dari tahun

diterbitkannya Faktur Pajak , contohnya tahun 2007 ditulis

‘07’.

ii) 8 (delapan) digit selanjutnya adalah Nomor Urut.

6. Fungsi Faktur Pajak Bagi Penjual:

a. Bukti Pungutan PPN dan PPnBM bagi PKP penjual BKP/JKP dan atau

DJBC atas impor BKP

b. Sebagai Pajak Keluaran (PK)

7. Fungi Faktur Pajak Bagi Pembeli:

a. Bukti pembayaran PPN dan PPnBM bagi PKP pembeli BKP/JKP

b. Sarana Pengkreditan Pajak Masukan (Bagi Pembeli yang PKP)

c. Sebagai Beban (Bagi pembeli non PKP dan PM yang tidak dapat

dikreditkan)

d. Dasar Pembuatan Nota Pembatalan

8. Macam-macam Faktur Pajak:

a. Faktur Pajak

b. Faktur Pajak Gabungan, diberikan kepada pembeli yang sama untuk

beberapa transaksi penyerahan/penjualan selama satu bulan.

c. Faktur Pajak Khusus PKP Pedagang Eceran, dengan syarat paling

sedikit harus memuat :

(11)

i.

Nama, alamat dan NPWP yang menyerahkan BKP/JKP

ii.

Jenis BKP/JKP yang diserahkan

iii. Jumlah Harga Jual yang sudah termasuk PPN atau besarnya PPN

dicantumkan secara terpisah

iv. Kode dan nomor seri disesuaikan dengan kepentingan PKP (contoh :

resi paketpos)

d. Dokumen tertentu yang disamakan dengan Faktur Pajak (tidak ada di PT

Pos Indonesia) contohnya Billing Statement Kartu Halo.

9. Faktur Pajak yang Digunggung adalah Faktur Pajak tanpa identitas

pembeli yang dibuat berdasarkan kumpulan dari berbagai transaksi yang

terutang PPN digabung menjadi satu sebelum dihitung penghasilannya.

10. Pembetulan, Penggantian dan Pembatalan Faktur Pajak, hanya dapat

dilakukan selama belum dilakukan pemeriksaan/audit pajak oleh fiskus (KPP

BUMN).

a.

Pembetulan Faktur Pajak, adalah koreksi terhadap Faktur Pajak yang

sudah diterbitkan tetapi belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan

Masa PPN pada masa pajak yang bertalian.

b.

Penggantian Faktur Pajak, terdiri dari:

i.

Penggantian Faktur Pajak yang Cacat, Rusak, Salah Dalam

Pengisian, atau Salah Dalam Penulisan

1. Pembetulan terhadap Faktur Pajak yang cacat, rusak, salah

dalam pengisian atau salah dalam penulisan ini tidak

diperkenankan dengan cara menghapus, atau mencoret, atau

dengan cara lain selain dengan cara membuat Faktur Pajak

Pengganti.

2. Faktur Pajak Pengganti diisi berdasarkan keterangan yang

seharusnya dan dilampiri dengan Faktur Pajak yang rusak, cacat,

salah dalam penulisan atau salah dalam pengisian tersebut.

3. Pada

Faktur

Pajak

Pengganti

dibubuhkan

cap

yang

(12)

yang diganti tersebut. Contoh faktur pajak yang diganti terdapat

pada Gambar 3 dibawah ini:

Gambar 1 Faktur Pajak yang diganti

4. Penerbitan Faktur Pajak Pengganti setelah pelaporan SPT Masa

PPN, mengakibatkan adanya kewajiban untuk membetulkan

Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa

PPN) pada Masa Pajak terjadinya kesalahan pembuatan Faktur

Pajak tersebut.

5. Faktur Pajak Pengganti dilaporkan dalam SPT Masa pada:

a. Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak dilaporkannya

Faktur Pajak yang diganti, dengan mencantumkan nilai

setelah penggantian; dan

b. Masa Pajak diterbitkannya Faktur Pajak Pengganti tersebut

dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN

dan PPn BM, untuk menjaga urutan Faktur Pajak yang

diterbitkan oleh Pengusaha Kena Pajak.

6. Pelaporan Faktur Pajak Pengganti pada SPT Masa PPN Masa

Pajak sebagaimana dimaksud pada butir 5 harus mencantumkan

Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang diganti pada kolom

yang telah ditentukan.

ii. Penggantian Faktur Pajak Yang Hilang

1. Penggantian Faktur Pajak Yang Hilang dapat diajukan baik dari

pihak PKP Pembeli maupun PKP Penjual.

2. Pihak Penjual atau Pembeli membuat

fotocopy

dari arsip Faktur

Pajak sebanyak 2 (dua) rangkap untuk dilegalisir di KPP tempat

PKP Penjual atau Pembeli dikukuhkan.

Faktur Pajak yang diganti:

Kode dan Nomor Seri

: ………

(13)

a. Lembar ke-1: untuk Pembeli atau Penjual

b. Lembar ke-2: untuk arsip KPP

c.

Pembatalan Faktur Pajak

i. Faktur Pajak harus dibatalkan jika terjadi pembatalan transaksi

penjualan atau penyerahan BKP/JKP.

ii. PKP yang membatalkan Faktur Pajak harus mengirimkan surat

pemberitahuan dan

fotocopy

Faktur Pajak yang dibatalkan ke KPP

tempat Penjual dikukuhkan dan KPP tempat Pembeli dikukuhkan.

iii. Dalam hal PKP Penjual/Pembeli belum melaporkan Faktur Pajak

yang dibatalkan di dalam SPT masa PPN, maka PKP harus tetap

melaporkan Faktur Pajak tersebut dalam SPT Masa PPN dengan

mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan

PPn BM.

iv. Dalam hal PKP Penjual/Pembeli telah melaporkan Faktur Pajak

tersebut

dalam

SPT

Masa

PPN

sebagai

Faktur

Pajak

Keluaran/Masukan, maka PKP Penjual/Pembeli harus melakukan

pembetulan SPT PPN Masa Pajak yang bersangkutan, dengan cara

tetap melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan tersebut dan

mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan

PPn BM.

11. Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang yang dikenai pajak berdasarkan

Undang-Undang PPN. Sedangkan Barang adalah benda berwujud, yang

menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang

tidak bergerak, dan barang tidak berwujud.

12. Jasa Kena Pajak (JKP) adalah jasa yang dikenai pajak berdasarkan

Undang-Undang PPN. Sedangkan Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan

yang berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang

menyebabkan suatu barang, fasilitas, kemudahan, atau hak tersedia untuk

dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena

(14)

13. Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan,meliputi pembayar

pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

14. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada

Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang

dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam

melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

15. Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan

penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang

dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang PPN.

16. Dasar Pengenaan Pajak (DPP) adalah jumlah Harga Jual, Penggantian,

Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar untuk

menghitung pajak yang terutang.

17. Nilai Lain adalah penetapan nilai sebagai DPP yang ditetapkan dalam

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.03/2010, salah satunya adalah

untuk penyerahan jasa pengiriman paket adalah 10% (sepuluh persen) dari

jumlah yang ditagih atau jumlah yang seharusnya ditagih sehingga tarif

efektif menjadi 1 %.

18. Pajak yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,

dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

19. Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak

untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam

suatu jangka waktu tertentu sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang

(15)

20. Tarif PPN adalah 10 %, sedangkan PPN terutang dihitung dengan

mengalikan tarif PPN dengan DPP.

21. Saat Terutangnya PPN

Saat terutangnya pajak berkaitan erat dengan saat pembuatan Faktur Pajak,

saat pembuatan Faktur Pajak berkaitan dengan saat penyetoran dan

pelaporan pajak yang terutang. Terutangnya pajak terjadi pada saat:

a. Penyerahan BKP/JKP;

b. Impor BKP, yaitu saat BKP tersebut dimasukkan ke dalam Daerah

Pabean;

c. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dan atau JKP dari luar Daerah Pabean

di dalam Daerah Pabean;

d. Ekspor BKP, yaitu saat BKP tersebut dikeluarkan dari Daerah Pabean;

e. Pembayaran, dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP

atau JKP, atau dalam hal pembayaran dilakukan sebelum dimulainya

pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean.

f. Pada saat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak dalam hal

saat terutangnya pajak sukar ditetapkan atau terjadi perubahan

ketentuan yang dapat menimbulkan ketidakadilan.

g. Dalam hal terjadi penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula tidak

untuk diperjual belikan dan/atau Persediaan BKP yang masih tersisa

pada saat pembubaran perusahaan, adalah pada saat yang terjadi lebih

dahulu antara:

i. Ditandatanganinya akta pembubaran oleh notaris, atau

ii. Berakhirnya jangka waktu berdirinya Perseroan yang ditetapkan dalam

anggaran dasar, atau

iii. Tanggal penetapan pengadilan yang menyatakan Perseroan

dibubarkan, atau

iv. Diketahuinya bahwa perusahaan tersebut nyata-nyata sudah tidak

melakukan kegiatan usaha atau sudah dibubarkan, berdasarkan hasil

(16)

h. Pada saat saat pembayaran, dalam hal terjadi penyerahan BKP/JKP

kepada Pemungut PPN yang tersebut dalam Keputusan Menteri

Keuangan Nomor: 563/KMK.03/2003.

22. Jasa Layanan PT Pos Indonesia (Persero) yang bukan merupakan JKP

adalah:

a. Jasa pengiriman surat dengan perangko, meliputi jasa pengiriman surat

dengan menggunakan perangko tempel dan menggunakan cara lain

pengganti perangko tempel.

b. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos.

c. Jasa giro pos.

23.

Jasa layanan PT Pos Indonesia (Persero) yang menggunakan

Nilai Lain

dalam perhitungan DPP-nya adalah

jasa pengiriman paket

pos dan

logistik (

freight forwarding

dan

transporting

) yaitu 10% dari jumlah yang

ditagih atau jumlah yang seharusnya ditagih.

24. BKP/JKP yang terutang PPN atas layanan di PT Pos Indonesia (Persero)

adalah sebagaimana terlampir.

25. Pemusatan PPN adalah terpusatnya tempat terutangnya PPN oleh Wajib

Pajak yang mempunyai beberapa tempat usaha di salah satu KPP dimana

Wajib Pajak dikukuhkan sebagai PKP. Setelah PT Pos Indonesia (Persero)

melaksanakan Sistem Pemusatan PPN maka tempat terutangnya PPN

adalah di KPP BUMN saja.

26.

Cut off time

Faktur Pajak adalah batas akhir pengentrian/pembuatan

Faktur Pajak dalam satu masa pajak di suatu UPT/DIVRE/SBU, yaitu

ditetapkan selambat-lambatnya tiap tanggal 5 bulan berikutnya.

27.

Update

Faktur Pajak adalah pembetulan Faktur Pajak oleh

user

di

UPT/DIVRE/SBU sebelum akhir masa pajak atau selambat-lambatnya

(17)

Pusat, selama data

entry

Faktur Pajak untuk masa pajak yang bertalian

belum dilakukan validasi oleh KaKP/Ka.Divre/Ka. SBU dengan nomor Faktur

Pajak yang sama maksimal 1 (satu) kali. Pembetulan Faktur Pajak yang

dilakukan oleh Divre harus dikoordinasikan dengan UPT yang bertalian,

untuk pembukaan hak akses koreksi atas Faktur Pajak.

28. Koreksi Faktur Pajak adalah pembetulan Faktur Pajak yang sudah

dilaporkan dalam SPT Masa atau sudah lewat masa pajak-nya. Koreksi

Faktur Pajak hanya dapat dilakukan di Kantor Pusat (Bagian Pengelolaan

Pajak).

29. Petugas Pelaksana (User) adalah pegawai pos UPT/DIVRE/SBU yang

ditunjuk sebagai operator Sistem Pemusatan PPN.

30. Pejabat

Penandatangan

Faktur

Pajak

adalah

pejabat

pos

di

UPT/DIVRE/SBU dan Kantor Pusat yang berwenang menandatangani

Faktur Pajak Keluaran yang identitasnya (Nama, Nippos, Jabatan dan

Contoh Tanda Tangan) sudah didaftarkan di KPP BUMN.

31.

Kantor Pelayanan Pajak Badan Usaha Milik Negara (KPP BUMN) adalah

Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak (dalam hal ini

seluruh BUMN) dikukuhkan.

32.

e-SPT adalah aplikasi pengisian SPT yang disediakan oleh Direktorat

Jenderal Pajak.

33. Data elektronik adalah data SPT Masa PPN yang dihasilkan e-SPT.

34. Unit Pelayanan Teknis disingkat UPT adalah unit organisasi di bawah

Divisi Regional yang melaksanakan tugas-tugas dan kegiatan penjualan,

pelayanan pelanggan, operasional, proses dan jaringan, kegiatan

(18)

35. Sentral Giropos dan Layanan Keuangan Jakarta 10009, yang selanjutnya

disingkat dengan SGLK Jakarta 10009 adalah unit kerja yang berada di

bawah pengendalian Kantor Pusat yang memiliki kewenangan dalam

pengelolaan operasional dan pembayaran

settlement

atas transaksi jasa

keuangan, dan pengelolaan perpajakan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku di Perusahaan.

36. Divisi Regional selanjutnya disingkat Divre adalah unit kerja yang bersifat

profit center

dengan tugas menjalankan fungsi manajemen bisnis secara

operasional di lingkup wilayahnya serta mengendalikan seluruh sumber daya

yang diperlukan dengan tujuan mencapai kinerja.

37.

Strategic Business Unit

yang selanjutnya disebut SBU adalah lembaga

yang memiliki kewenangan mengendalikan sebuah bisnis atau sekumpulan

bisnis yang saling terkait, memiliki pesaing bisnis dan dikelola oleh Kepala

Unit Bisnis yang bertanggung jawab menyusun perencanaan stratejik dan

kinerja laba, serta mengendalikan seluruh aspek yang mempengaruhi laba.

38. Kantor Pusat adalah Kantor Pusat PT Pos Indonesia (Persero) yang

berkedudukan di Bandung.

39. Bagian Pengelolaan Kas

selanjutnya disingkat Lokas adalah sub bagian

dari

Divisi

Treasury

yang

mempunyai

fungsi

pengelolaan

dan

pengadministrasian kas, pengendalian kas Perusahaan untuk menjamin

ketersediaan

cash flow

Perusahaan.

40. Bagian Operasional Keuangan

selanjutnya disebut Opskug adalah sub

bagian dari Divisi Pengendalian Keuangan yang mempunyai fungsi

penyelesaian transaksi keuangan dan perpajakan serta transaksi antar

kantor yang berkaitan dengan unit Kantor Pusat, penyusunan laporan

(19)

41. Bagian Akuntansi

selanjutnya disebut Tansikug adalah sub bagian dari

Divisi Akuntansi yang mempunyai fungsi pengembangan kebijakan

akuntansi dan penyusunan laporan keuangan Perusahaan.

42. Bagian Pengelolaan Pajak selanjutnya disebut Lopajak adalah sub bagian

dari Divisi Treasury yang mempunyai fungsi penyelenggaraan perpajakan,

pengendalian dan pengembangan kebijakan akuntansi perpajakan sesuai

dengan ketentuan/peraturan perundangan yang berlaku, penyusunan

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penerapan teknologi guna memenuhi tuntutan jaman dan persaingan telah

banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Baik perusahaan yang

berskala besar maupun perusahaan yang berskala kecil. Penerapan

teknologi yang dilakukan tentu berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan

perusahaan tersebut.

Di dalam melakukan penerapan teknologi menjadi sebuah sistem informasi,

terkadang perusahaan belum mengetahui secara jelas apa manfaat dan

kegunaan yang dapat dihasilkan dengan menggunakan sistem informasi

tersebut sehingga kinerja sistem informasi tersebut tidak optimal. Selain itu

juga, sistem yang ada dapat memiliki kelemahan-kelemahan yang dapat

menghambat proses di dalam perusahaan. Perlu diketahui kelemahan

tersebut dan untuk mengatasi permasalahan ini, salah satu cara yang dapat

dilakukan adalah dengan melakukan analisis terhadap sistem yang telah

digunakan.

Pos Indonesia didirikan di Jakarta pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan

tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk pada masa itu.

Sejak saat itulah pelayanan pos telah lahir dan mengemban peran dan fungsi

pelayanan kepada publik.

Seiring dengan berjalannya waktu, PT Pos Indonesia (Persero) ini telah

berkembang cukup pesat baik dalam segi layanan, jaringan maupun segi

pengembangan teknologi dan sistem informasi yang digunakan. Dalam segi

pengembangan teknologi dan sistem informasi, PT Pos Indonesia (Persero)

telah banyak mengimplementasikan berbagai sistem informasi yang

(21)

2

Salah satu sistem informasi yang dimiliki dan telah diimplementasikan oleh

PT Pos Indonesia (Persero) adalah Sistem Informasi Pemusatan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN). Sistem informasi ini bertujuan untuk menciptakan

mekanisme efektif dan efisien dalam administrasi Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) dari Unit Kerja sampai dengan bagian Pengelolaan Pajak Kantor

Pusat, memberikan kemudahan bagi manajemen dan pelaksana dalam

pengelolaan data dan pelaporan PPN, serta dapat memberikan akurasi data

untuk penyetoran PPN secara terpusat ke Kas Negara dan pelaporan ke

KPP BUMN.

Setelah mengamati Sistem Informasi Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) di PT Pos Indonesia (Persero), perlu dilakukan analisis terhadap

sistem informasi tersebut baik dari kegunaan, manajemen keamanan,

melakukan pelatihan terhadap pengguna, dan mengelola data agar

perusahaan dapat meningkatkan kinerja dengan lebih maksimal. Analisis

dilakukan dengan mengacu pada proses dalam

framework

COBIT 4.1.

1.2 Rumusan Masalah

Setelah mengetahui latar belakang yang telah dijelaskan pada subbab 1.1,

maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran dari Sistem Informasi Pemusatan Pajak Pertambahan

Nilai di PT Pos Indonesia (Persero) terhadap kebutuhan bisinis

perusahaan?

2. Bagaimana manajemen keamanan Sistem Informasi Pemusatan Pajak

Pertambahan Nilai yang digunakan PT Pos Indonesia (Persero) agar

dapat melindungi keamanan sistem?

3. Bagaimana melakukan pelatihan kepada personel pengguna Sistem

Informasi Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai di PT Pos Indonesia

(22)

3

4. Bagaimana cara melakukan pemeliharaan data yang terkait Sistem

Informasi Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai yang digunakan PT Pos

Indonesia (Persero)?

1.3 Tujuan Pembahasan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan pada subbab 1.2,

maka tujuan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis dan mendeskripsikan bagaimana peran dari Sistem

Informasi Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai di PT. Pos Indonesia

(Persero) dalam memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan terkait dengan

hal perpajakan.

2. Menganalisis dan mendeskripsikan bagaimana manajemen keamanan

Sistem Informasi Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai di PT. Pos

Indonesia (Persero) yang dilakukan untuk dapat melindungi keamanan

sistem, baik dari dalam sistem itu sendiri maupun dari lingkungan

disekitar sistem.

3. Menganalisis dan mendeskripsikan bagaimana cara yang dilakukan oleh

persahaan dalam hal melakukan pelatihan kepada personil pengguna

Sistem Informasi Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai.

4. Menganalisis dan mendeskripsikan bagaimana cara melakukan

pemeliharaan data yang dilakukan oleh perusahaan terhadap data-data

yang terdapat pada Sistem Informasi Pemusatan Pajak Pertambahan

Nilai yang digunakan PT Pos Indonesia (Persero).

1.4 Ruang Lingkup Kajian

Analisis yang dilakukan untuk menjawab dan memecahkan masalah yang

telah dijelaskan pada subbab 1.3 memiliki ruang lingkup sebagai berikut:

1. Melihat Sistem Informasi Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai pada PT

Pos Indonesia (Persero).

(23)

4

Proses-proses yang digunakan dalam melakukan analisis adalah:

1. PO1

Define a Strategic IT Plan

Objek Kontrol:

a. PO1.1

IT Value Management

b. PO1.2

Business-IT Alignment

c. PO1.3

Assessment of Current Capability and Performance

d. PO1.4

IT Strategic Plan

e. PO1.5

IT Tactical Plans

f. PO1.6

IT Portfolio Management

2. DS5

Ensure System Security

Objek Kontrol:

a. DS5.1

Management of IT Security

b. DS5.2

IT Security Plan

c. DS5.3

Identity Management

d. DS5.4

User Account Management

e. DS5.5

Security Testing, Surveillance and Monitoring

f. DS5.6

Security Incident Definition

g. DS5.7

Protection of Security Technology

h. DS5.8

Cryptographic Key Management

i. DS5.9

Malicious Software Prevention, Detection and Correction

j. DS5.10

Network Security

k. DS5.11

Exchange of Sensitive Data

3. DS12

Manage the Physical Environment

a. DS12.1

Site Selection and Layout

b. DS12.2

Physical Security Measures

c. DS12.3

Physical Access

d. DS12.4

Protection Against Environmental Factors

e. DS12.5

Physical Facilities Management

4. DS7

Educate and Train Users

Objek Kontrol:

(24)

5

b. DS7.2

Delivery of Training and Education

c. DS7.3

Evaluation of Training Received

5. DS11

Manage Data

Objek Kontrol:

a. DS11.1

Business Requirements for Data Management

b. DS11.2

Storage and Retention Arrangements

c. DS11.3

Media Library Management System

d. DS11.4

Disposal

e. DS11.5

Backup and Restoration

f. DS11.6

Security Requirements for Data Management

1.5 Sumber Data

Sumber data dan informasi yang didapatkan dalam menyusun laporan ini

yaitu dengan melalui wawancara kepada pejabat berwenang di PT. Pos

Indonesia (Persero), observasi langsung ke perusahaan, menganalisis

dokumen terkait dengan sistem informasi dan menggunakan beberapa teori

(25)

6

1.6 Sistematika Penyajian

Berikut adalah sistematika penyajian dalam Laporan Tugas Akhir ini:

BAB I PENDAHULUAN

Membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan

pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data dan

sistematika penyajian Laporan Tugas Akhir.

BAB II KAJIAN TEORI

Membahas mengenai teori teori yang akan digunakan sebagai

pedoman dalam menyusun Laporan Tugas Akhir.

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI

Membahas mengenai visi, misi, dan tujuan PT. Pos Indonesia

(Persero) serta struktur organisasi dan pembagian tugas dan

wewenang, hasil analisis yang dilakukan, serta rangkuman

mengenai hasil analisis.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

Membahas mengenai simpulan dan saran yang diberikan oleh

(26)

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Sesuai dengan rumusan masalah pada subbab 1.2 dan hasil analisis pada

subbab 3.3, maka simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Peran Sistem Informasi Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai pada PT

Pos Indonesia (Persero) dalam memenuhi kebutuhan bisnis untuk saat ini

dapat dikatakan baik. Dapat dilihat dari perusahaan yang telah

mendefinisikan dan menerapkan perencanaan strategis

IT

nya yaitu yang

berisi tentang sistem, pengguna sistem, dan juga lingkungan fisik dari

sistem tersebut saat dibangun nanti. Kemudahan penggunaan sistem

juga menjadi salah satu kelebihan yang diberikan karena menjadi suatu

kemudahan bagi pengguna sistem tersebut. Walaupun tidak memiliki

perencanaan taktis

IT

dan juga terdapat kekurangan dari segi

dokumentasi namun secara garis besar, sistem sudah memenuhi tujuan

bisnis perusahaan saat ini. Setelah dilakukan proses analisis

menggunakan PO1

Define a Strategic

IT

Plan

maka

maturity level

yang

diberikan untuk PT Pos Indonesia (Persero) adalah 1

Initial/Ad hoc

.

2. Pelaksanaan manajemen keamanan untuk melindungi keamanan Sistem

Informasi Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai pada PT Pos Indonesia

(Persero) telah dilakukan baik dari dalam sistem itu sendiri maupun dari

lingkungan fisik sekitar sistem. Perencanaan keamanan

IT

telah dibuat

dan pembinaan terhadap pengguna sistem pun telah dilakukan. Untuk di

dalam sistem telah ada

login

dengan nama pengguna dan kata sandi

sebagai langkah keamanan agar tidak sembarang orang dapat masuk ke

dalam sistem. Kemudian memasang antivirus kaspersky sebagai

tindakan pencegahan dan pencegahan dari serangan

malware

.

(27)

87

dan juga memasang

flashdisk

pada komputer kantor. Monitoring dan tes

terhadap keamanan telah dilakukan oleh bagian berwenang walaupun

tidak secara rutin dilakukan. Tidak adanya pengklasifikasian masalah

yang terkait dengan sistem menjadi salah satu kelemahan yang dimiliki.

Selain dari sisi keamanan untuk sistem, keamanan terhadap lingkungan

fisik juga dilakukan. Pembatasan akses ke dalam ruangan kantor dengan

menggunakan alat

finger print

adalah cara yang sudah dilakukan.

Pengelolaan fasilitas fisik juga sudah diberikan kepada bagian yang tepat.

Setelah dilakukan proses analisis menggunakan DS5

Ensure Systems

Security

dan DS12

Manage Physical Environment

maka

maturity level

yang diberikan untuk PT Pos Indonesia (Persero) adalah 1

Initial/Ad hoc.

3. Pelatihan yang diberikan kepada pengguna Sistem Informasi Pemusatan

Pajak Pertambahan Nilai pada PT Pos Indonesia (Persero) telah

dilakukan. Pembuatan materi pelatihan dan juga pemenuhan segala

kebutuhan terkait pelatihan telah dibuat oleh bagian berwenang.

Penyampaian materi di semua kantor dilakukan oleh orang yang sama

dengan materi yang sama. Para pengguna sistem biasa dikelompokkan

menurut akun pengguna baru kemudian diberikan pelatihan. Walaupun

pendokumentasian tidak lengkap misalnya tidak ada dokumen mengenai

penilaian kinerja dari para penyampai materi menjadi kekurangan dan

menjadi tidak terukur. Setelah dilakukan proses analisis menggunakan

DS7

Educate and Train Users

maka

maturity level

yang diberikan untuk

PT Pos Indonesia (Persero) adalah 2

Repeatable but Intuitive

.

4. Pemeliharaan data pada PT Pos Indonesia dilakukan dengan cara

menyimpan

server

di ruangan khusus dengan standar yang baik seperti

memberi pendingin ruangan untuk menjaga suhu, alat pendeteksi api,

pendeteksi asap, ventilasi, alat pemadam api, CCTV, dan lain-lain.

Mengelola pembuangan dokumen penting perusahaan dengan mengikuti

undang-undang pemerintah agar tidak ada data sensitif perusahaan yang

(28)

88

backup data walaupun tidak dilakukan secara rutin seperti seharusnya.

Namun belum pernah melakukan prosedur restorasi data. Sebagian

prosedur untuk mengelola data tidak dimiliki oleh perusahaan melainkan

hanya mengikuti standar yang telah ada. Setelah dilakukan proses

analisis menggunakan DS11

Manage Data

maka

maturity level

yang

diberikan untuk PT Pos Indonesia (Persero) adalah 2

Repeatable but

Intuitive

.

4.2 Saran

Setelah melihat simpulan yang terdapat pada subbab 4.1, saran yang dapat

diberikan untuk pengembangan penelitian selanjutnya dan bagi PT Pos

Indonesia (Persero) akan dijelaskan pada subbab 4.2.1 dan 4.2.2 dibawah

ini.

4.2.1 Saran untuk Pengembangan Penelitian

Bagi pengembangan peneltian yang dapat dilakukan di kemudian hari,

berikut adalah saran yang dapat diberikan:

1. Dapat melakukan penelitian ulang menggunakan standar COBIT yang

sama untuk mengetahui apakah telah terjadi perubahan pada

perusahaan.

2. Dapat melakukan penelitian dengan standar COBIT lain yang saat ini

tidak digunakan untuk melihat apakah telah memenuhi standar lain atau

belum.

3. Dalam melakukan penelitian agar menggunakan teknik survey terutama

terhadap pengguna sistem untuk mengetahui tingkat kepuasan

(29)

89

4.2.2 Saran untuk PT Pos Indonesia (Persero)

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan dan

maturity level

yang didapat dari tiap proses maka saran yang dapat

diberikan agar dapat naik satu tingkat ke

level

yang berikutnya dengan tujuan untuk mengembangkan dan memperbaiki

sistem di PT Pos Indonesia (Persero) adalah seperti yang terdapat dalam Tabel V sebagai berikut:

Tabel I Saran untuk PT Pos Indonesia (Persero)

PROSES

LEVEL

DIDAPAT

TARGET

HAL YANG DAPAT DILAKUKAN

PO1

1

Initial/Ad hoc

2

Repetable but

Intuitive

Membuat rencana taktis

IT

agar dapat menentukan layanan

IT

yang sesuai serta dapat mendefinisikan resiko yang mungkin

terjadi dikemudian hari.

Mendiskusikan perencanaan strategis

IT

bukan hanya dengan

atasan melainkan juga dengan karyawan agar dapat mencapai

hasil yang maksimal dalam perencanaannya.

Melakukan evaluasi terhadap kinerja sistem saat ini apakah benar

(30)

90

Membuat dokumentasi penting mengenai perencanaan strategis

IT.

DS5

1

Initial/Ad hoc

2

Repetable but

Intuitive

Menumbuhkan kesadaran pada karyawan akan pentingnya

menjaga keamanan sistem perusahaan dapat melakui penyuluhan

atau pemberian edukasi tambahan karena sistem merupakan salah

satu aset berharga perusahaan.

Membuat dokumentasi terkait keamanan sistem, salah satu

dokumen pentingnya adalah mengenai pengklasifikasian masalah

yang terjadi di dalam sistem.

Memberikan bagi karyawan yang melanggar aturan keamanan

agar dibuat jera dan tidak mengulangi lagi.

Melengkapi prosedur perusahaan yang masih kurang seperti

prosedur saat menghadapi serangan

malware

atau

hacker

. Agar

(31)

91

DS12

1

Initial/Ad hoc

2

Repetable but

Intuitive

Melakukan evaluasi terhadap standar keamanan yang sudah

diterapkan untuk melihat apakah masih sesuai jika sudah tidak

sesuai maka harus dilakukan pembenahan agar dapat sesuai

dengan standar kembali.

Membatasi akses masuk ke ruangan kantor dengan lebih ketat,

tidak membiarkan tamu masuk keluar dengan tidak dicatat.

Melakukan monitoring terhadap aset fisik di perusahaan karena

aset fisik merupakan salah satu aset berharga perusahaan.

DS7

2

Repetable but

Intuitive

3

Defined

Mengukur

kinerja penyampai materi pelatihan agar dapat diketahui

kinerja saat ini dan dapat dilakukan perbaikan dalam penyampaian

materi di masa yang akan datang.

Evaluasi terhadap pengetahuan pengguna sistem diukur menggunakan

perhitungan atau persentase tertentu.

Membuat dokumentasi terkait untuk dijadikan arsip dan bahan

(32)

92

DS11

2

Repetable but

Intuitive

3

Defined

Melakukan

backup data secara rutin untuk salah satunya menjaga

keamanan data dari kejadian tidak terduga.

Mencoba melakukan restorasi data pada sistem untuk mengecek apakah

sistem sudah berfungsi dengan baik.

Membuat dokumentasi terkait masalah pengelolaan data penting

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Gondodiyoto, S., & Gautama, I. (2003). Audit Sistem Informasi: Pendekatan

Konsep. Jakarta: PT. Media Global Edukasi.

Hartono, J. (1999). Analisis & Disain Sistem Informasi: Pendekatan

Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis (Edisi II). Yogyakarta: ANDI.

IBISA. (2011). Keamanan Sistem Informasi (Edisi 1). Yogyakarta: ANDI.

ISO 19011. (2011).

Auditing Definitons Translated Into Plain English

.

Diakses tanggal 7 Maret 2013 dari

http://www.praxiom.com/iso-19011-definitions.htm

IT Governance Institute (ITGI). (2007).

COBIT 4.1

, USA. Diambil dari

www.itgi.org

Mulyadi. (1990). Pemeriksaan Akuntan (Edisi ketiga). Yogyakarta: Bagian

Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

O'Brien, J.A. (2007).

Enterprise Information Systems

(

13th edition

). United

States: Mc-Graw Hill.

Sutanto, A. (2004). Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Lingga Jaya.

Tugiman, H. (2000). Pengantar Audit Sistem Informasi (Edisi Kelima).

Yogyakarta: Kanisius.

Weber, R. (1999

).Information System Control and Audit

. New Jersey:

Gambar

Tabel I Kode Transaksi
Tabel I Saran untuk PT Pos Indonesia (Persero)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terjadi, karena dalam mengolah diksi, penyair tidak hanya terpancang pada makna kata yang digunakan, tetapi juga sangat memperhatikan soal konotasi

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh tingkat protein dalam ransum pada akhir masa kebuntingan pertama terhadap performan dan berat lahir pedet

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja, kebiasaan merokok, masa kerja dan durasi kerja dengan kelelahan kerja karyawan bagian produksi

Di desa Taramana ada beberapa kepercayaan dan kebiasaan yang masih dilakukan antara lain kebiasaan dukun beranak yang selalu memandikan ibu sesudah

mendeteksi dan melakukan tracking wajah dari gambar bergerak yang diambil.. dari

Tujuan atau objektif dari model ini adalah menentukan optimal age dari tp yang merupakan waktu pada saat preventive replacement dilakukan untuk meminimasi downtime per satuan

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir Validasi dan Verifikasi Proses Pengemasan Susu Kental Manis Sachet dengan Mesin Filling Piltz adalah karya saya dengan arahan dari