SYSTEM PERSINYALAN
KERETA API STTD 2018
SEMBOYAN DI JALAN REL
1. Semboyan Sementara ( Lihat di PD 3) 2. Semboyan Tetap
a. Sinyal
▪ Sinyal Utama
▪ Sinyal Pembantu
▪ Sinyal Pelengkap b. Rambu
c. Marka
1. Semboyan Wesel
Dilihat dari Teknologinya
1. Sistem Persinyalan Mekanik a. Tanpa Hubungan Blok
b. Dengan Hubungan Blok tetap/fixed block
2. Sistem Persinyalan Ekektrik a. Rele interloking
b. Elektronik Interloking c. Dengan hubungan Blok
▪ Blok Tetap/ Fixed Block
▪ Blok Bergerak/ Moving Block
Peralatan Persinyalan
1. Sinyal
a. Peralatan dalam ruangan
▪ Peralatan Interloking
▪ Peralatan Pelayanan
▪ Peralatan Blok
▪ Data Logger
▪ Catu daya
b. Peralatan luar ruangan
▪ Peraga Sinyal
▪ Penggerak Wesel
▪ Pendeteksi Sarana perkeretaapian
▪ Penghalang Sarana
▪ Media Transmisi
▪ Petunjuk Kedudukan wesel
▪ Proteksi
2. Tanda / Semboyan
Berdasarkan bentuknya, semboyan dapat berupa a. Suara
b. Cahaya c. Bendera
d. Papan Berwarna
Berdasarkan fungsinya, seboyan dibagi : a. Semboyan di jalur Kereta api b. Semboyan Kereta api
c. Semboyan Langsir
d. Semboyan Genta
3. Marka , dapat berupa : a. Marka Batas
b. Marka sinyal
c. Marka pengingat masinis d. Marka kelandaian
e. Marka lengkung f. Marka Kilometer g. Marka letak sinyal h. Marka Nomor Wesel
i. Marka Tampak Sinyal Masuk
j. Marka Bantalan kuning
4. Peralatan Pendukung
a. Pengaman Perlintasan Sebidang
b. Pengendalian/ Pengawasan Perjalanan Kereta api Terpusat
c. Sistem / Peralatan Pendukung pengamanan
perjalanan Kereta api Otomatis
PERKERETAAPIAN
Adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Sarana, Prasarana dan sumber daya manusia serta norma, kriteria,persyaratan dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi Kereta api
KERETA API
Adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya yang akan maupun sedang bergerak dijalan rel yang terkait dengan perjalanan Keretaapi.
KARATRISTIK KENDARAAN JALAN REL
1. Dapat bergerak / berjalan diatas jalan Rel
2. Mempunyai berat yang relatif lebih besar dari pada kendaraan jalan raya.
3. Tanpa kemudi dan tidak dapat dibelak-belokan seperti layaknya kendaraan jalan raya.
4. Mendapat prioritas dalam perjalanan dan pengoperasiannya.
POLA PENGOPERASIAN KERETA API
1. PENGOPERASIAN 1 (SATU )KA PADA SATU JALUR REL
1). Tidak diperlukan prasarana persinyalan / fasop
2). Hanya diperlukan petugas operasional antaran lain : - Masinis > menjalankan sarana KA - Kondektur > Memimpin perjalanan KA - Kepala Stasiun > Urusan administrasi.
1 3
K A
2 B
A
12
Sinyal Mekanik
13 SINYAL BLOK
(BLOCK SIGNAL)
SINYAL MUKA (DISTANT SIGNAL)
04/03/2024
14 04/03/2024
2. PENGOPERASIAN BEBERAPA KA PADA 1 ( SATU ) JALUR REL
1) . Diperlukan Prasarana persinyalan / fasop untuk mengatur pergerakan Sarana KA yaitu :
- Penggerak wesel berfungsi untuk mengubah arah gerakan KA
- Sinyal untuk memberi perintah kepada KA harus berhenti atau boleh berjalan
- Peralatan blok Untuk menjamin keamanan perjalanan KA antar Stasiun.
- Peralatan interloking untuk memproses suatu perintah yang dapat atau tidak dapat dilaksanakan sebelum memberikan output “ Aman”.
- Regulasi yang memuat paraturan-peraturan tentang pengoperasian Prasarana
sinyal fasop/ di Stasiun ybs baik pada kondisi normal maupun saat terjadi gangguan.
2). Diperlukan Petugas operasional & Reg untuk mengatur operasional perjalanan KA : - PPKA bertugas untuk mengatur perjalanan KA
- Masinis untuk menjalankan /mengendalikan Sarana KA
- Kondektur bertugas sebagai pemimpin perjalanan KA dilintas.
- Pengaturan keamanan perjalanan KA di petak jalan antar Stasiun.
- Pengaturan pemasukan dan pemberangkatan KA.
- Pengaturan persilangan.
- Pengaturan penyusulan.
- Pengaturan langsiran.
1
A B C
2
PURD W
PENGATURAN KESELAMATAN OPERASIONAL KA
1. PEMASUKAN KA KE JALUR I
Syarat sinyal bisa ditarik “ Aman” :
1. Jalur I harus kosong / tidak ada Sarana KA
2. Wesel 1 dan 2 harus mengarah ke jalur I dan terkunci 3. Sinyal B dalam kedudukan “ Tidak aman “ dan terkunci.
2. Pemberangkatan KA ke Stasiun B.
Syarat sinyal D dapat ditarik “Aman “ :
1. Stasiun A telah mendapat “ Warta Aman “ dari Stasiun B.
2. Wesel 2 mengarah ke jalur I dan terkunci
3. Sinyal B dalam kedudukan “ Tidak aman “ dan terkunci.
4. Sinyal C di stasiun B dalam kedudukan “ Tidak aman” dan terkunci.
5. Sinyal D “ Aman” menyatakan bahwa petak jalan A- B tidak ada KA.
o I II o
.
1 2
A KA B
A B
KA D
B
A
C
I
2II
. .
PURD W
3. PENGATURAN PERSILANGAN KA :
1. KA 1 diberi jalan masuk ke jalur I. Sinyal A dapat ditarik “ Aman “ apabila:
- Jalur I kosong / tidak ada Sarana KA
- Wesel 1,2 mengarah ke jalur I dan terkunci.
- Sinyal B berkedudukan “ Tidak aman “ dan terkunci.
2. Setelah KA I masuk, KA 2 Diberi jalan masuk ke jalur II. Sinyal masuk B dapat ditarik “Aman “ apabila : - Jalur II Kosong/ tidak ada sarana KA.
- Wesel 1 dan 2 mengarah ke jalur II dan terkunci.
- Sinyal A berkedudukan “Tidak aman “ dan terkunci.
4. PENGATURAN PENYUSULAN KA
:1. Setelah KA I masuk di Jalur I, KA 2 diberi jalan berjalan langsung ke Y lewat Jalur II.
2. Sinyal D,A dapat ditarik “Aman “ apabila : - Stasiun Z telah mendapat Warta “ Aman “ dari stasiun Y.
- Wesel 1 dan 2 mengarah ke jalur II dan terkunci.
- Sinyal B berkedudukan “ Tidak aman” dan terkunci.
O O
2
KA I
I
II
KA2
.
1
A
X B Y
KA I KA
2
II
o o
1 2
X Y
A
B D
KA 2
C
. Z
PURD W
Penguncilan persinyalan mekanik
O
I
O2
II
KA2
.
1
KETERANGAN
X B Y
D C
I I II II
I II II I
I II I II I II I II 1 2 AI AII C D BII BI Dari X ke
jalur
Ke X dari jalur
Jalan terus ke YDari Y ke
jalur
Ke Y dari jalur
Jalan terus ke X
Dar
i X
ke jalur
ke X
jalur dari
Dar i Y ke jalur
ke Y dari jalur jl
trs ke
Y
jl trs ke
X
Kddk wesel
- +
- +
+ + + +
+ + - +
- -
- +
Tak mungkin
Perjalanan KA tak dapat dilakukan bersamaan Perjalanan KA dapat dilakukan bersamaan
+ -
Wesel berkedudukan biasa Wesel berkedudukan tak biasa Sinyal terkunci dalam kedudukan Biasa.
Sinyal bebas dapat ditarik “Aman”
Sinyal bebas atau terkunci
Tata Cara Pengujian.
1. Berpedoman pada daftar pengucilan / rute table yang tercantum dalam Reglemen pengamanan setempat.
2. Dilakukan dengan cara melayani pembentukan rute berbagai perjalanan KA yang tertulis mendatar dibandingkan dengan perjalanan KA yang tertulis vertical. Apabila rute perjalanan KA tersebut bertemu pada bidang berarsir maka rute perjalanan yang kedua harus tidak dapat dilakukan.
3.
Contoh
:Perjalanan KA dari X masuk ke jalur II tak dapat dilakukan bersamaan dengan Dari Y masuk ke jalur II Sinyal AII dapat ditarik “Aman” tetapi sinyal AI, C, D, BII dan BI terkunci dalam kedudukan normal.PURD W
A
CONTOH PERKAKAS HENDEL DAN PESAWAT BLOK
PDW
LEMARI MISTAR INTERLOCKING
sentil Mistar
Poros
PURWANTO DW
TINGKAPAN BLOK JALUR TUNGGAL SISTEM BLOK A
Knop panggil
Lonceng panggil
Kunci listrik arus rata
Kunci listrik arus bolak-balik
Tingkapan blok
Nama
Tingkapan Plat petunjuk pelayanan
PUR DW
FILOSOFI BLOK MEKANIK JALUR TUNGGAL
A
B
. .
Blok Ke B
Sepr tngg l B
Lwt di B
Blok Ke A Sepr
tngg l A Lwt
di A
A Minta blok kepada B
B memberi aman kepada A ( sptg A ) dan ( blok ke B ) putih
A Menarik sinyal berangkatnya
Setelah KA berangkat dan telah melewati wesel ujung, A mengembalikan sinyal berangkatnya,kemudian A memberi
Warta berangkat kepada B ( blok ke B) kembali merah,sptg B
dan (Lwt di A ) Putih.
B menarik sinyal masuknya ,setelah KA masuk lengkap , dan tingkapan kecil telah membingkas putih, B
mengembalikan sinyal masukya, kemudian B memberi Warta masuk kepada A ( sptg A), ( sptg B) dan (lwt di A) kembali merah/ normal.
1.
2.
3.
4.
5.
NEGATIVE CHECK : 1. A dapat menarik sinyal berangkatnya apabila tingkapan “ Blok ke B” telah Putih.
2. A dapat memberi warta berangkat apabila sinyal berangkat dan kruk sudah dikembalikan normal
3. Setelah sinyal berangkat diturunkan, kemudian apabila ditarik lagi harus tidak bisa karena telah
terkunci sekat hendel mekanik.
4. B dapat memberi warta masuk apabila sinyal masuk dan kruk sudah dikembalikan normal serta
tingkapan arus rata sudah membingkas putih. PUR DW
FILOSOFI BLOK MEKANIK JALUR GANDA
Blok ke B
Lwt di Bk blk B
Blok ke A Lwt
di Bk blk A
A B
A Minta blok kepada
B memberi aman kepada A ( lwt di / Bkblk A ), ( blok ke B ) B dan
tingkapan kecil di B menjadi putih.
A Menarik sinyal berangkatnya
Setelah KA berangkat dan telah melewati wesel ujung, A mengembalikan sinyal berangkatnya,kemudian A memberi
Warta berangkat kepada B ( blok ke B) dan (Lwt di/Bkbl A) menjadi merah sedangkan tingkapan kecil di B masih putih.
B menarik sinyal masuknya ,setelah KA masuk lengkap , dan meng
injak kontak rel, maka tingkapan kecil menjadi merah dan pesawat
blok normal kembali.
.
NEGATIVE CHECK : 1. A dapat menarik sinyal berangkatnya apabila tingkapan “ Blok ke B” telah Putih.
2. A dapat memberi warta berangkat apabila sinyal berangkat dan kruk sudah dikembalikan normal
3. Setelah sinyal berangkat diturunkan, kemudian apabila ditarik lagi harus” tidak bisa”
karena telah
terkunci oleh sekat hendel mekanik.
4. B dapat memberi “aman” kepada A untuk memberangkatan KA berikutnya apabila tingkapan
arus rata sudah membingkas “ merah” dan sinyal masuk dan kruk telah dikembalikan normal.
1.
2.
3.
4.
PUR DW
TINGKAPAN BLOK JALUR GANDA SISTEM BLOK III
Kunci listrik arus bolak-balik
nama Tingkapan blok
Plat petunjuk pelayanan
Kruk sinyal
PURWANTO DW
o
. . . o
I 3 1 II
2
3 A
Am
AII
AI AII
AI KW3 BKW1
PENGONTROL KEDUDUKAN WESEL
1, W.1 dilayani setempat dengan bandul wesel 2. W.2,W.3 terlayan pusat dilayani dengan hendel wesel.
3. W1 kedudukan normal dikontrol dengan buka kancing
hendel dalam kedudukan normal wesel terkancing
4. W.2 kedudukan normal dikontrol dengan sekat.
Apabila
hendel sinyal ditarik maka sekaligus menyekat wesel.
5. W.3 kedudukan normal dikontrol dengan kancing.
hendel dalam kedudukan normal wesel tidak terkancing
/ bebas.
R1
FILOSOFI WESEL MEKANIK
PUR DW
Bandul penggerak wesel terlayan setempat
PURWANTO DW
A B
C
Penggerak Wesel mekanik
a. Penggerak wesel mekanik terlayan pusat digerakan dengan hendel wesel.
Lidah wesel digerakan dengan roda wesel dengan perantaraan kawat tarik.
Lidah b dikunci oleh Klaw, sedangkan lidah a dipegang oleh stang wesel dan roda wesel dan ditahan oleh roda hendel dengan perantaraan kawat tarik.
Roda hendel ditahan oleh pegas pal kuda-kuda yang berfungsi seperti kopling.
Kekuatan pegas harus > daripada kekuatan yang diperlukan untuk membalik wesel.
b. Ketika wesel dibalik, gerakan lidah wesel tidak bersamaan 30mm awal, bersamaan 60mm setelah gerakan awal dan tidak bersamaan lagi 30mm sebelum gerakan akhir.
c. Apabila wesel terlanggar, maka proses gerakan lidah wesel Kebalikan dari proses pembalikan wesel.
a b
Hendel wesel Roda wesel
Kawat tarik FILOSOFI WESEL
MEKANIK
PUR DW
WESEL TERLAYAN PUSAT DENGAN PENGGERAK RODA WESEL ISS EKSTERNAL LOCKING
TANDA WESEL SEKAT / KANCING WESEL
JIDAR B
RODA WESEL ISS
KLAW PENGUNCI LIDAH WESEL
PUR DW
WESEL TERLAYAN PUSAT DENGAN PENGGERAK RODA WESEL NS INTERNAL LOCKING
TANDA WESEL ( SEMBOYAN BARU )
SEKAT / KANCING
JIDAR B
RODA WESEL NS INTERNAL LOCKING
STANG WESEL
PURWANTO DW
Roda wesel NS dan sekat tegak satu ganda
PUR DW
31
SINYAL BLOK 3 ASPEK
SINYAL KELUAR 3 ASPEK SINYAL MASUK 3 ASPEK
04/03/2024
SINYAL ELEKTRIK
32
MIN 2600 120
SINYAL MUKA 2 ASPEK
SINYAL PENGULANG
SINYAL PENDAHULU
04/03/2024
33
Aspek Sinyal : Lampu putih diatas peron padam
Indikasi : Menunjukkan bahwa sinyal yang diwakilinya berindikasi tidak aman
Keterangan : PAP/Kondektur dilarang memberangkatkan kereta api yang bersangkutan
Aspek Sinyal : Lampu putih diatas peron menyala
Indikasi : Menunjukkan bahwa sinyal yang diwakilinya berindikasi aman
Keterangan : PAP/Kondektur boleh memberangkatkan kereta api yang bersangkutan
SINYAL PENGULANG
04/03/2024
34
Aspek : Lampu putih menyala dalam posisi mendatar
Indikasi : Menunjukkan bahwa sinyal diwakilinya menunjuk kan Aspek tidak aman
Keterangan : Masinis harus mempersiapkan kereta apinya unt berhenti didepan sinyal utama yg diwakilinya
Apek : Lampu putih menyala dalam posisi menyerong ke kanan
Indikasi : Menunjukkan bahwa sinyal diwakilinya menunjuk kan Aspek aman dengan kecepatan terbatas
Keterasngan : Masinis harus mempersiapkan kereta apinya unt berhenti didepan sinyal yg diwakilinya
Aspek : Lampu putih menyala dalam posisi vertikal/tegak Indikasi : Menunjukkan bahwa sinyal diwakilinya menunjuk kan Aspek aman
Keterangan : Masinis boleh menjalankan kereta apinya dengan kece patan yang diijinkan
SINYAL PENDAHULU
04/03/2024
35
Pemasangan Sinyal Pendahulu
04/03/2024
Persinyalan dengan Block Tetap
Untuk menggambarkan persinyalan dengan blok tetap, sbb;
Sistem persinyalan dengan blok tetap menciptakan
pemisahan antara kereta api yang satu dengan yang lainnya.
Tujuan utama dari solusi persinyalan adalah untuk menjaga
kereta api tetap aman dengan memberikan jarak pemisah yang cukup untuk meberhentikan Kereta api jika terjadi kegagalan.
Pemisahan ini tidak dapat terlalu panjang , jika tidak penumpang akan dibiarkan menunggu lama di stasiun; bukannya kereta tiba setiap 3 menit, kereta tiba setiap 5 menit (headway).
Persinyalan dengan blok tetap membagi track / jalur menjadi blok-blok kecil yang menentukan seberapa jauh kereta akan
dipisahkan untuk keselamatan dan seberapa sering stasiun akan
dilayani.
Tantangan bagi Signal Engineers adalah untuk menghitung blok ini untuk headway yang optimal dan keselamatan pada saat yang sama; “pengaturan blok untuk keselamatan maka headway akan terpengaruh , pengaturan blok untuk headway maka keselamatan akan terpengaruh”.
Gambar. 1 Blok Tetap
Gambar. 1 Blok Tetap
Jika kereta 8 melakukan pengereman untuk berhenti saat kecepatan 60 Km/jam memerlukan jarak 200m untuk dapat berhenti, maka panjang blok untuk memisahkan kereta 8 dari kereta 9 harus minimal 200 m agar memenuhi persyaratan keselamatan.
Gambar.2 Blok
Tetap
Gambar.3 Blok Tetap
Gambar.4 Blok
Tetap
Saat kereta 9 perjalanan menjauh dari sinyal C, kereta 8 tidak akan diberikan aspek permisif /kuning sampai blok 3 kosong.
Dengan demikian terjadi pemisahan antara kereta 8 dan 9;
meskipun kereta 8 dapat bergerak lebih dekat dan masih menjaga jarak pengereman yang aman .
Hasilnya adalah headway tidak perlu panjang.
Jika panjang blok tersebut meningkat maka margin untuk keamanan juga meningkat tetapi akan mengorbankan headway.
Dengan memperpendek blok maka akan memperpendek
headway tetapi mengorbankan keselamatan. Ini adalah sifat
dari persinyalan dengan blok tetap / fixed block.
Beberapa masalah muncul sbb:
1. Jika sebuah blok dengan panjang 200 m jika panjang kereta hanya 100 m maka ruang dalam blok selebihnya tersisa sia-sia /terbuang (lihat contoh di atas). Sistem persinyalan menganggap bahwa panjang kereta sama dengan panjang blok
2. Jika panjang blok telah dihitung 200 m berdasarkan pada kecepatan kereta api 60kph, maka kereta api dengan kecepatan 40kph juga akan dapat mempertahankan jarak pemisahan 200m.
Tidak perlu headway lama membelenggu operator dalam hal jumlah kereta mereka dapat mendorong melalui sistem karena desain fixedblock/ blok tetap tidak memanfaatkan jalur dengan cara yang efisien. Persinyalan dengan blok tetap adalah solusi berbasis pada teknologi yang diciptakan pada tahun 1860-an.
Saat ini dengan kekuatan sistem berbasis mikroprosesor,
sekarang saatnya untuk melihat ke metode baru dan lebih
efisien untuk mengendalikan kereta api.
Headway
▪ Headway adalah istilah yang sering digunakan dalam transportasi
Headway merupakan pengukuran jarak minimum yang memungkinkan atau waktu antara kendaraan di sistem transit, tanpa pengurangan kecepatan kendaraan ( dengan kecepatan yang sama ).
▪ Definisi yang tepat bervariasi tergantung pada aplikasi, tetapi yang paling sering diukur adalah jarak dari ujung depan satu kendaraan ke ujung belakang kendaraan yang berikutnya ,dan dinyatakan dalam satuan waktu .
▪ " Headway “ yang pendek menandakan bahwa layanan lebih sering.
Untuk kereta api barang mungkin memiliki headway dalam ukuran jam, sedangkan pada sistem metro beroperasi dengan headway pada ukuran 1 sampai 5 menit, dan kendaraan di jalan bebas hambatan dapat
memiliki sedikitnya 2 detik .
▪ Headway adalah faktor utama dalam menghitung kapasitas rute/lintas keseluruhan sistem transit. Sebuah sistem yang membutuhkan waktu antara / headway ” besar” memiliki lebih banyak ruang kosong dari kapasitas , yang berarti menurunkan jumlah penumpang atau kuantitas kargo yang diangkut untuk suatu panjang lintas tertentu (jalur kereta api atau jalan raya, misalnya), dalam hal seperti ini, peningkatan kapasitas harus menggunakan kendaraan yang lebih besar.
▪ Disisi lain , sistem dengan headway pendek, seperti mobil di jalan bebas hambatan, dapat memberikan kapasitas sangat besar meskipun kendaraan membawa beberapa penumpang.
▪ Istilah headway ini paling sering diterapkan untuk transportasi kereta api,
di mana headway rendah sering dibutuhkan untuk memindahkan
sejumlah besar orang di kereta api angkutan massal.
▪ Kota-kota besar modern membutuhkan sistem kereta api penumpang dengan kapasitas yang besar /luar biasa, dan untuk itu headway yang rendah adalah solusi tepat untuk memenuhi permintaan tersebut .
▪ Sistem persinyalan dengan kontrol blok bergerak ( moving block )
dapat secara signifikan mengurangi “waktu antara / headway” . Pada
prinsipnya, otomatisasi sistem angkutan massal yang cepat dapat
mengurangi headway sepersekian detik