• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Persinyalan Kereta Api STTD 2018

N/A
N/A
18@Revaldo Saputra

Academic year: 2025

Membagikan "Sistem Persinyalan Kereta Api STTD 2018"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

SYSTEM PERSINYALAN

KERETA API STTD 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

SEMBOYAN DI JALAN REL

1. Semboyan Sementara ( Lihat di PD 3) 2. Semboyan Tetap

a. Sinyal

▪ Sinyal Utama

▪ Sinyal Pembantu

▪ Sinyal Pelengkap b. Rambu

c. Marka

1. Semboyan Wesel

(6)

Dilihat dari Teknologinya

1. Sistem Persinyalan Mekanik a. Tanpa Hubungan Blok

b. Dengan Hubungan Blok tetap/fixed block

2. Sistem Persinyalan Ekektrik a. Rele interloking

b. Elektronik Interloking c. Dengan hubungan Blok

▪ Blok Tetap/ Fixed Block

▪ Blok Bergerak/ Moving Block

(7)

Peralatan Persinyalan

1. Sinyal

a. Peralatan dalam ruangan

▪ Peralatan Interloking

▪ Peralatan Pelayanan

▪ Peralatan Blok

▪ Data Logger

▪ Catu daya

b. Peralatan luar ruangan

▪ Peraga Sinyal

▪ Penggerak Wesel

▪ Pendeteksi Sarana perkeretaapian

▪ Penghalang Sarana

▪ Media Transmisi

▪ Petunjuk Kedudukan wesel

▪ Proteksi

(8)

2. Tanda / Semboyan

Berdasarkan bentuknya, semboyan dapat berupa a. Suara

b. Cahaya c. Bendera

d. Papan Berwarna

Berdasarkan fungsinya, seboyan dibagi : a. Semboyan di jalur Kereta api b. Semboyan Kereta api

c. Semboyan Langsir

d. Semboyan Genta

(9)

3. Marka , dapat berupa : a. Marka Batas

b. Marka sinyal

c. Marka pengingat masinis d. Marka kelandaian

e. Marka lengkung f. Marka Kilometer g. Marka letak sinyal h. Marka Nomor Wesel

i. Marka Tampak Sinyal Masuk

j. Marka Bantalan kuning

(10)

4. Peralatan Pendukung

a. Pengaman Perlintasan Sebidang

b. Pengendalian/ Pengawasan Perjalanan Kereta api Terpusat

c. Sistem / Peralatan Pendukung pengamanan

perjalanan Kereta api Otomatis

(11)

PERKERETAAPIAN

Adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Sarana, Prasarana dan sumber daya manusia serta norma, kriteria,persyaratan dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi Kereta api

KERETA API

Adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya yang akan maupun sedang bergerak dijalan rel yang terkait dengan perjalanan Keretaapi.

KARATRISTIK KENDARAAN JALAN REL

1. Dapat bergerak / berjalan diatas jalan Rel

2. Mempunyai berat yang relatif lebih besar dari pada kendaraan jalan raya.

3. Tanpa kemudi dan tidak dapat dibelak-belokan seperti layaknya kendaraan jalan raya.

4. Mendapat prioritas dalam perjalanan dan pengoperasiannya.

POLA PENGOPERASIAN KERETA API

1. PENGOPERASIAN 1 (SATU )KA PADA SATU JALUR REL

1). Tidak diperlukan prasarana persinyalan / fasop

2). Hanya diperlukan petugas operasional antaran lain : - Masinis > menjalankan sarana KA - Kondektur > Memimpin perjalanan KA - Kepala Stasiun > Urusan administrasi.

1 3

K A

2 B

A

(12)

12

Sinyal Mekanik

(13)

13 SINYAL BLOK

(BLOCK SIGNAL)

SINYAL MUKA (DISTANT SIGNAL)

04/03/2024

(14)

14 04/03/2024

(15)

2. PENGOPERASIAN BEBERAPA KA PADA 1 ( SATU ) JALUR REL

1) . Diperlukan Prasarana persinyalan / fasop untuk mengatur pergerakan Sarana KA yaitu :

- Penggerak wesel berfungsi untuk mengubah arah gerakan KA

- Sinyal untuk memberi perintah kepada KA harus berhenti atau boleh berjalan

- Peralatan blok Untuk menjamin keamanan perjalanan KA antar Stasiun.

- Peralatan interloking untuk memproses suatu perintah yang dapat atau tidak dapat dilaksanakan sebelum memberikan output “ Aman”.

- Regulasi yang memuat paraturan-peraturan tentang pengoperasian Prasarana

sinyal fasop/ di Stasiun ybs baik pada kondisi normal maupun saat terjadi gangguan.

2). Diperlukan Petugas operasional & Reg untuk mengatur operasional perjalanan KA : - PPKA bertugas untuk mengatur perjalanan KA

- Masinis untuk menjalankan /mengendalikan Sarana KA

- Kondektur bertugas sebagai pemimpin perjalanan KA dilintas.

- Pengaturan keamanan perjalanan KA di petak jalan antar Stasiun.

- Pengaturan pemasukan dan pemberangkatan KA.

- Pengaturan persilangan.

- Pengaturan penyusulan.

- Pengaturan langsiran.

1

A B C

2

PURD W

(16)

PENGATURAN KESELAMATAN OPERASIONAL KA

1. PEMASUKAN KA KE JALUR I

Syarat sinyal bisa ditarik “ Aman” :

1. Jalur I harus kosong / tidak ada Sarana KA

2. Wesel 1 dan 2 harus mengarah ke jalur I dan terkunci 3. Sinyal B dalam kedudukan “ Tidak aman “ dan terkunci.

2. Pemberangkatan KA ke Stasiun B.

Syarat sinyal D dapat ditarik “Aman “ :

1. Stasiun A telah mendapat “ Warta Aman “ dari Stasiun B.

2. Wesel 2 mengarah ke jalur I dan terkunci

3. Sinyal B dalam kedudukan “ Tidak aman “ dan terkunci.

4. Sinyal C di stasiun B dalam kedudukan “ Tidak aman” dan terkunci.

5. Sinyal D “ Aman” menyatakan bahwa petak jalan A- B tidak ada KA.

o I II o

.

1 2

A KA B

A B

KA D

B

A

C

I

2

II

. .

PURD W

(17)

3. PENGATURAN PERSILANGAN KA :

1. KA 1 diberi jalan masuk ke jalur I. Sinyal A dapat ditarik “ Aman “ apabila:

- Jalur I kosong / tidak ada Sarana KA

- Wesel 1,2 mengarah ke jalur I dan terkunci.

- Sinyal B berkedudukan “ Tidak aman “ dan terkunci.

2. Setelah KA I masuk, KA 2 Diberi jalan masuk ke jalur II. Sinyal masuk B dapat ditarik “Aman “ apabila : - Jalur II Kosong/ tidak ada sarana KA.

- Wesel 1 dan 2 mengarah ke jalur II dan terkunci.

- Sinyal A berkedudukan “Tidak aman “ dan terkunci.

4. PENGATURAN PENYUSULAN KA

:

1. Setelah KA I masuk di Jalur I, KA 2 diberi jalan berjalan langsung ke Y lewat Jalur II.

2. Sinyal D,A dapat ditarik “Aman “ apabila : - Stasiun Z telah mendapat Warta “ Aman “ dari stasiun Y.

- Wesel 1 dan 2 mengarah ke jalur II dan terkunci.

- Sinyal B berkedudukan “ Tidak aman” dan terkunci.

O O

2

KA I

I

II

KA2

.

1

A

X B Y

KA I KA

2

II

o o

1 2

X Y

A

B D

KA 2

C

. Z

PURD W

(18)

Penguncilan persinyalan mekanik

O

I

O

2

II

KA2

.

1

KETERANGAN

X B Y

D C

I I II II

I II II I

I II I II I II I II 1 2 AI AII C D BII BI Dari X ke

jalur

Ke X dari jalur

Jalan terus ke YDari Y ke

jalur

Ke Y dari jalur

Jalan terus ke X

Dar

i X

ke jalur

ke X

jalur dari

Dar i Y ke jalur

ke Y dari jalur jl

trs ke

Y

jl trs ke

X

Kddk wesel

- +

- +

+ + + +

+ + - +

- -

- +

Tak mungkin

Perjalanan KA tak dapat dilakukan bersamaan Perjalanan KA dapat dilakukan bersamaan

+ -

Wesel berkedudukan biasa Wesel berkedudukan tak biasa Sinyal terkunci dalam kedudukan Biasa.

Sinyal bebas dapat ditarik “Aman”

Sinyal bebas atau terkunci

Tata Cara Pengujian.

1. Berpedoman pada daftar pengucilan / rute table yang tercantum dalam Reglemen pengamanan setempat.

2. Dilakukan dengan cara melayani pembentukan rute berbagai perjalanan KA yang tertulis mendatar dibandingkan dengan perjalanan KA yang tertulis vertical. Apabila rute perjalanan KA tersebut bertemu pada bidang berarsir maka rute perjalanan yang kedua harus tidak dapat dilakukan.

3.

Contoh

:Perjalanan KA dari X masuk ke jalur II tak dapat dilakukan bersamaan dengan Dari Y masuk ke jalur II Sinyal AII dapat ditarik “Aman” tetapi sinyal AI, C, D, BII dan BI terkunci dalam kedudukan normal.

PURD W

A

(19)

CONTOH PERKAKAS HENDEL DAN PESAWAT BLOK

PDW

(20)

LEMARI MISTAR INTERLOCKING

sentil Mistar

Poros

PURWANTO DW

(21)

TINGKAPAN BLOK JALUR TUNGGAL SISTEM BLOK A

Knop panggil

Lonceng panggil

Kunci listrik arus rata

Kunci listrik arus bolak-balik

Tingkapan blok

Nama

Tingkapan Plat petunjuk pelayanan

PUR DW

(22)

FILOSOFI BLOK MEKANIK JALUR TUNGGAL

A

B

. .

Blok Ke B

Sepr tngg l B

Lwt di B

Blok Ke A Sepr

tngg l A Lwt

di A

A Minta blok kepada B

B memberi aman kepada A ( sptg A ) dan ( blok ke B ) putih

A Menarik sinyal berangkatnya

Setelah KA berangkat dan telah melewati wesel ujung, A mengembalikan sinyal berangkatnya,kemudian A memberi

Warta berangkat kepada B ( blok ke B) kembali merah,sptg B

dan (Lwt di A ) Putih.

B menarik sinyal masuknya ,setelah KA masuk lengkap , dan tingkapan kecil telah membingkas putih, B

mengembalikan sinyal masukya, kemudian B memberi Warta masuk kepada A ( sptg A), ( sptg B) dan (lwt di A) kembali merah/ normal.

1.

2.

3.

4.

5.

NEGATIVE CHECK : 1. A dapat menarik sinyal berangkatnya apabila tingkapan “ Blok ke B” telah Putih.

2. A dapat memberi warta berangkat apabila sinyal berangkat dan kruk sudah dikembalikan normal

3. Setelah sinyal berangkat diturunkan, kemudian apabila ditarik lagi harus tidak bisa karena telah

terkunci sekat hendel mekanik.

4. B dapat memberi warta masuk apabila sinyal masuk dan kruk sudah dikembalikan normal serta

tingkapan arus rata sudah membingkas putih. PUR DW

(23)

FILOSOFI BLOK MEKANIK JALUR GANDA

Blok ke B

Lwt di Bk blk B

Blok ke A Lwt

di Bk blk A

A B

A Minta blok kepada

B memberi aman kepada A ( lwt di / Bkblk A ), ( blok ke B ) B dan

tingkapan kecil di B menjadi putih.

A Menarik sinyal berangkatnya

Setelah KA berangkat dan telah melewati wesel ujung, A mengembalikan sinyal berangkatnya,kemudian A memberi

Warta berangkat kepada B ( blok ke B) dan (Lwt di/Bkbl A) menjadi merah sedangkan tingkapan kecil di B masih putih.

B menarik sinyal masuknya ,setelah KA masuk lengkap , dan meng

injak kontak rel, maka tingkapan kecil menjadi merah dan pesawat

blok normal kembali.

.

NEGATIVE CHECK : 1. A dapat menarik sinyal berangkatnya apabila tingkapan “ Blok ke B” telah Putih.

2. A dapat memberi warta berangkat apabila sinyal berangkat dan kruk sudah dikembalikan normal

3. Setelah sinyal berangkat diturunkan, kemudian apabila ditarik lagi harus” tidak bisa”

karena telah

terkunci oleh sekat hendel mekanik.

4. B dapat memberi “aman” kepada A untuk memberangkatan KA berikutnya apabila tingkapan

arus rata sudah membingkas “ merah” dan sinyal masuk dan kruk telah dikembalikan normal.

1.

2.

3.

4.

PUR DW

(24)

TINGKAPAN BLOK JALUR GANDA SISTEM BLOK III

Kunci listrik arus bolak-balik

nama Tingkapan blok

Plat petunjuk pelayanan

Kruk sinyal

PURWANTO DW

(25)

o

. . . o

I 3 1 II

2

3 A

Am

AII

AI AII

AI KW3 BKW1

PENGONTROL KEDUDUKAN WESEL

1, W.1 dilayani setempat dengan bandul wesel 2. W.2,W.3 terlayan pusat dilayani dengan hendel wesel.

3. W1 kedudukan normal dikontrol dengan buka kancing

hendel dalam kedudukan normal wesel terkancing

4. W.2 kedudukan normal dikontrol dengan sekat.

Apabila

hendel sinyal ditarik maka sekaligus menyekat wesel.

5. W.3 kedudukan normal dikontrol dengan kancing.

hendel dalam kedudukan normal wesel tidak terkancing

/ bebas.

R1

FILOSOFI WESEL MEKANIK

PUR DW

(26)

Bandul penggerak wesel terlayan setempat

PURWANTO DW

(27)

A B

C

Penggerak Wesel mekanik

a. Penggerak wesel mekanik terlayan pusat digerakan dengan hendel wesel.

Lidah wesel digerakan dengan roda wesel dengan perantaraan kawat tarik.

Lidah b dikunci oleh Klaw, sedangkan lidah a dipegang oleh stang wesel dan roda wesel dan ditahan oleh roda hendel dengan perantaraan kawat tarik.

Roda hendel ditahan oleh pegas pal kuda-kuda yang berfungsi seperti kopling.

Kekuatan pegas harus > daripada kekuatan yang diperlukan untuk membalik wesel.

b. Ketika wesel dibalik, gerakan lidah wesel tidak bersamaan 30mm awal, bersamaan 60mm setelah gerakan awal dan tidak bersamaan lagi 30mm sebelum gerakan akhir.

c. Apabila wesel terlanggar, maka proses gerakan lidah wesel Kebalikan dari proses pembalikan wesel.

a b

Hendel wesel Roda wesel

Kawat tarik FILOSOFI WESEL

MEKANIK

PUR DW

(28)

WESEL TERLAYAN PUSAT DENGAN PENGGERAK RODA WESEL ISS EKSTERNAL LOCKING

TANDA WESEL SEKAT / KANCING WESEL

JIDAR B

RODA WESEL ISS

KLAW PENGUNCI LIDAH WESEL

PUR DW

(29)

WESEL TERLAYAN PUSAT DENGAN PENGGERAK RODA WESEL NS INTERNAL LOCKING

TANDA WESEL ( SEMBOYAN BARU )

SEKAT / KANCING

JIDAR B

RODA WESEL NS INTERNAL LOCKING

STANG WESEL

PURWANTO DW

(30)

Roda wesel NS dan sekat tegak satu ganda

PUR DW

(31)

31

SINYAL BLOK 3 ASPEK

SINYAL KELUAR 3 ASPEK SINYAL MASUK 3 ASPEK

04/03/2024

SINYAL ELEKTRIK

(32)

32

MIN 2600 120

SINYAL MUKA 2 ASPEK

SINYAL PENGULANG

SINYAL PENDAHULU

04/03/2024

(33)

33

Aspek Sinyal : Lampu putih diatas peron padam

Indikasi : Menunjukkan bahwa sinyal yang diwakilinya berindikasi tidak aman

Keterangan : PAP/Kondektur dilarang memberangkatkan kereta api yang bersangkutan

Aspek Sinyal : Lampu putih diatas peron menyala

Indikasi : Menunjukkan bahwa sinyal yang diwakilinya berindikasi aman

Keterangan : PAP/Kondektur boleh memberangkatkan kereta api yang bersangkutan

SINYAL PENGULANG

04/03/2024

(34)

34

Aspek : Lampu putih menyala dalam posisi mendatar

Indikasi : Menunjukkan bahwa sinyal diwakilinya menunjuk kan Aspek tidak aman

Keterangan : Masinis harus mempersiapkan kereta apinya unt berhenti didepan sinyal utama yg diwakilinya

Apek : Lampu putih menyala dalam posisi menyerong ke kanan

Indikasi : Menunjukkan bahwa sinyal diwakilinya menunjuk kan Aspek aman dengan kecepatan terbatas

Keterasngan : Masinis harus mempersiapkan kereta apinya unt berhenti didepan sinyal yg diwakilinya

Aspek : Lampu putih menyala dalam posisi vertikal/tegak Indikasi : Menunjukkan bahwa sinyal diwakilinya menunjuk kan Aspek aman

Keterangan : Masinis boleh menjalankan kereta apinya dengan kece patan yang diijinkan

SINYAL PENDAHULU

04/03/2024

(35)

35

Pemasangan Sinyal Pendahulu

04/03/2024

(36)

Persinyalan dengan Block Tetap

Untuk menggambarkan persinyalan dengan blok tetap, sbb;

Sistem persinyalan dengan blok tetap menciptakan

pemisahan antara kereta api yang satu dengan yang lainnya.

Tujuan utama dari solusi persinyalan adalah untuk menjaga

kereta api tetap aman dengan memberikan jarak pemisah yang cukup untuk meberhentikan Kereta api jika terjadi kegagalan.

Pemisahan ini tidak dapat terlalu panjang , jika tidak penumpang akan dibiarkan menunggu lama di stasiun; bukannya kereta tiba setiap 3 menit, kereta tiba setiap 5 menit (headway).

Persinyalan dengan blok tetap membagi track / jalur menjadi blok-blok kecil yang menentukan seberapa jauh kereta akan

dipisahkan untuk keselamatan dan seberapa sering stasiun akan

dilayani.

(37)

Tantangan bagi Signal Engineers adalah untuk menghitung blok ini untuk headway yang optimal dan keselamatan pada saat yang sama; “pengaturan blok untuk keselamatan maka headway akan terpengaruh , pengaturan blok untuk headway maka keselamatan akan terpengaruh”.

Gambar. 1 Blok Tetap

(38)

Gambar. 1 Blok Tetap

Jika kereta 8 melakukan pengereman untuk berhenti saat kecepatan 60 Km/jam memerlukan jarak 200m untuk dapat berhenti, maka panjang blok untuk memisahkan kereta 8 dari kereta 9 harus minimal 200 m agar memenuhi persyaratan keselamatan.

Gambar.2 Blok

Tetap

(39)

Gambar.3 Blok Tetap

Gambar.4 Blok

Tetap

(40)

Saat kereta 9 perjalanan menjauh dari sinyal C, kereta 8 tidak akan diberikan aspek permisif /kuning sampai blok 3 kosong.

Dengan demikian terjadi pemisahan antara kereta 8 dan 9;

meskipun kereta 8 dapat bergerak lebih dekat dan masih menjaga jarak pengereman yang aman .

Hasilnya adalah headway tidak perlu panjang.

Jika panjang blok tersebut meningkat maka margin untuk keamanan juga meningkat tetapi akan mengorbankan headway.

Dengan memperpendek blok maka akan memperpendek

headway tetapi mengorbankan keselamatan. Ini adalah sifat

dari persinyalan dengan blok tetap / fixed block.

(41)

Beberapa masalah muncul sbb:

1. Jika sebuah blok dengan panjang 200 m jika panjang kereta hanya 100 m maka ruang dalam blok selebihnya tersisa sia-sia /terbuang (lihat contoh di atas). Sistem persinyalan menganggap bahwa panjang kereta sama dengan panjang blok

2. Jika panjang blok telah dihitung 200 m berdasarkan pada kecepatan kereta api 60kph, maka kereta api dengan kecepatan 40kph juga akan dapat mempertahankan jarak pemisahan 200m.

Tidak perlu headway lama membelenggu operator dalam hal jumlah kereta mereka dapat mendorong melalui sistem karena desain fixedblock/ blok tetap tidak memanfaatkan jalur dengan cara yang efisien. Persinyalan dengan blok tetap adalah solusi berbasis pada teknologi yang diciptakan pada tahun 1860-an.

Saat ini dengan kekuatan sistem berbasis mikroprosesor,

sekarang saatnya untuk melihat ke metode baru dan lebih

efisien untuk mengendalikan kereta api.

(42)

Headway

▪ Headway adalah istilah yang sering digunakan dalam transportasi

Headway merupakan pengukuran jarak minimum yang memungkinkan atau waktu antara kendaraan di sistem transit, tanpa pengurangan kecepatan kendaraan ( dengan kecepatan yang sama ).

▪ Definisi yang tepat bervariasi tergantung pada aplikasi, tetapi yang paling sering diukur adalah jarak dari ujung depan satu kendaraan ke ujung belakang kendaraan yang berikutnya ,dan dinyatakan dalam satuan waktu .

▪ " Headway “ yang pendek menandakan bahwa layanan lebih sering.

Untuk kereta api barang mungkin memiliki headway dalam ukuran jam, sedangkan pada sistem metro beroperasi dengan headway pada ukuran 1 sampai 5 menit, dan kendaraan di jalan bebas hambatan dapat

memiliki sedikitnya 2 detik .

(43)

▪ Headway adalah faktor utama dalam menghitung kapasitas rute/lintas keseluruhan sistem transit. Sebuah sistem yang membutuhkan waktu antara / headway ” besar” memiliki lebih banyak ruang kosong dari kapasitas , yang berarti menurunkan jumlah penumpang atau kuantitas kargo yang diangkut untuk suatu panjang lintas tertentu (jalur kereta api atau jalan raya, misalnya), dalam hal seperti ini, peningkatan kapasitas harus menggunakan kendaraan yang lebih besar.

▪ Disisi lain , sistem dengan headway pendek, seperti mobil di jalan bebas hambatan, dapat memberikan kapasitas sangat besar meskipun kendaraan membawa beberapa penumpang.

▪ Istilah headway ini paling sering diterapkan untuk transportasi kereta api,

di mana headway rendah sering dibutuhkan untuk memindahkan

sejumlah besar orang di kereta api angkutan massal.

(44)

▪ Kota-kota besar modern membutuhkan sistem kereta api penumpang dengan kapasitas yang besar /luar biasa, dan untuk itu headway yang rendah adalah solusi tepat untuk memenuhi permintaan tersebut .

▪ Sistem persinyalan dengan kontrol blok bergerak ( moving block )

dapat secara signifikan mengurangi “waktu antara / headway” . Pada

prinsipnya, otomatisasi sistem angkutan massal yang cepat dapat

mengurangi headway sepersekian detik

Referensi

Dokumen terkait

Agus Aprianti: 210120100010; Pemaknaan kereta api di kalangan pecinta kereta api (Kajian Fenomenologi mengenai Konstruksi Makna Kereta Api Indonesia Pada Komunitas

1. TKP di jalur rel Kereta Api jurusan Surabaya-Semarang masuk wilayah Ds. Sumur Gede Kec. Grobogan), merupakan pengidap gangguan kejiwaan.. Setelah Kereta Api tersebut

Kecelakaan bisa terjadi dimana saja termasuk di perlintasan kereta api yang menjadi tanggungjawab Dinas perhubungan. Perlintasan kereta rata-rata masih menggunakan sistem

Kecelakaan bisa terjadi dimana saja termasuk di perlintasan kereta api yang menjadi tanggungjawab Dinas perhubungan. Perlintasan kereta rata-rata masih menggunakan sistem

Kelemahan lainnya adalah bahwa prototipe tersebut belum mampu membedakan kereta api atau benda lain yang bergerak di rel, belum mampu bekerja pada sistem rel dengan banyak

Data hasil pengukuran medan magnet menunjukkan bahwa nilai medan magnet di sekitar rel kereta api saat kereta api melintas rata-rata 47,73 µT, dengan nilai medan magnet terendah 22,46

Perhitungan upah pemeliharaan jalan rel kereta api apabila pekerja merupakan pekerja harian lepas yang berasal dari PT Kereta Api sendiri dilakukan dengan persamaan :  Jumlah hari

Pertumbuhan penduduk di Kota Surabaya yang pesat menyebabkan masyarakat membangun rumah di pinggiran jalur rel kereta api yang berdampak pada kebisingan suara kereta