• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Saraf - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Sistem Saraf - Spada UNS"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Saraf

1

(2)

SISTEM SARAF

Termasuk sistem pengendali

Sistem saraf adalah pemula kegiatan otot tubuh &

pengatur fungsi mental dan fisik

Sistem informasi yang terintegrasi, berfungsi

menerima data, mengolahnya, menentukan respon dan memberi perintah ke setiap organ tubuh untuk

melakukan tindakan yang penting demi keadaan homeostasis

Sistem saraf bekerja berdasarkan impuls elektrokimia

Homeostasis : Pengaturan ketenangan internal dan pemeliharaan kondisi dalam tubuh meskipun terjadi perubahan pada lingkungan sekitarnya.

(3)

FUNGSI SISTEM SARAF

Fungsi kewaspadaan

Membantu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar untuk disampaikan ke alat indera. Pada alat indera terdapat saraf sensorik yang befungsi khusus sebagai

penginput data

Fungsi intergrasi

Menerima pesan (input data) sensorik dari lingkungan luar, interpretasi oleh CNS (Central Nervous System), mengatur informasi dan mengintegrasikan dengan informasi yang telah ada untuk menentukan jenis respon yang akan diberikan

Fungsi koordinasi

Setelah dari otak informasi yang sudah terintegrasi untuk mengirimkan pesan/perintah pada otot2 dan kelenjar2, menghasilkan gerak dan sekresi terorganisasi

3

(4)

KOMPOSISI SISTEM SARAF

Sistem saraf terdiri dari neuron/sel saraf & neuroglia/sel glia

Sel saraf berfungsi menghantarkan impuls, dari lingkungan atau dalam tubuh & respon akan disampaikan ke sel saraf atau organ lainnya. Tidak dapat membelah

Sel2 glia merupakan sel pendukung pada otak dan sumsum tulang belakang, mengisi ruangan di antara sel2 saraf, tidak mengkonduksi impuls listrik.

Pada sel2 saraf, sel glia ini membentuk mielin bagi akson

sehingga mempengaruhi kecepatan penghantaran impuls

dari saraf. Dapat membelah.

(5)

SEL SARAF = NEURON

 Unit struktural dan fungsional terkecil dari siste saraf (jumlah :  10 11 )

Punya kemampuan Iritabilitas dan konduktivitas

Terdiri dari :

Badan sel : inti sel dan sitoplasma

Dendrit : tonjolan protoplasma pada badan sel, bercabang-cabang. Fungsi

 menerima dan menghantar impuls saraf dari luar ke sel saraf

Neurit (Akson) : juluran dari badan sel befungsi menghantar rangsangan dari badan sel ke sel saraf lain. Berkas akson yang berkumpul: saraf

Selubung Myelin : Pembungkus akson, tersusun dari lemak dan bagian luar terdapat Sel Schwann.

Nodus Ranvier : bagian akson yang tidak diselubungi myelin

Ujung akson satu saraf berhubungan dengan ujung dendrit saraf lainnya melalui sinapsis

5

(6)

STRUKTUR NEURON

(7)

Akson

Serabut panjang pada sel saraf/neuron yang bekerja membawa keluar pesan (efferent)

Neuron2 mengirim impuls listrik dari dalam sel melalui akson ke sel sasaran/target

Setiap sel saraf memiliki 1 akson, panjang + 20 cm

Struktur menyerupai tabung &

bercabang di ujung akhir 

berhubungan dengan dendrit sel lain

Aksolema: membran akson yg mnyelubungi sitoplasma badan sel

(8)

Selubung myelin

Lapisan lemak berwarna putih melapisi akson

Terdiri dri serangkaian sel Schwann (diselubungi

membran plasma: neurilema)

Sebagai isolator elektrik

Tidak semua sel mengandung myelin

Fungsi : meningkatkan kecepatan sinyal saraf akson

GAMBAR

A. SERABUT SARAF BERMIELIN B. TIDAK BERMIELIN

(9)

Neuron Berdasarkan Struktur:

UNIPOLAR

mempunyai 1 kaki pada soma  berkembang menjadi bipolar dengan 2 kaki

BIPOLAR mempunyai 2 kaki.

mis ; retina mata mukosa penciuman, telinga dalam &alat pengecap

MULTIPOLAR

mempunyai 1 kaki panjang dan banyak kaki pendek. Somanya terdapat di bagian tengan zat abu2 sistem saraf tulang belakang

mis : saraf motorik

PSEUDOUNI POLAR mis ; saraf sensorik

9

(10)

Neuron berdsar fungsi

1. Sel saraf sensoris (afferent) :

Badan sel terletak di luar pusat saraf (ssp)

Berperan menerima rangsang, mengirimkan ke otak dan medulla spinalis

Dendrit/badan sel berhubungan dengan reseptor (indera), akson berhubungan dengan sel saraf lain.

2. Sel saraf motoris (efferent):

Badan sel saraf terletak di dalam pusat saraf (ssp)

menyampaikan perintah dari otak atau medulla spinalis ke efektor (otot&kelenjar)

Dendrit berhubungan dengan akson lain, akson berhubungan dengan efektor 3. Sel saraf konektor/asosiasi (intermediet):

Terletak di dalam pusat saraf (ssp) (jumlah hampir 90% dari seluruh neuron).

Dendrit dan akson berukuran sama

Dendrit berhubungan dengan ujung saraf sensorik, akson dengan dendrit saraf motorik

(11)

11

(12)

NEUROGLIA

Sel penyangga/ sel penyokong neuron (terutama neuron SSP)

Tidak dapat dirangsang,menyusun ¼ s/d ½ volume jaringan otak

Mampu bereplikasi seumur hidup

komposisi:

SSP : Astrosit, Oligodendrosit, Sel Ependimal, Mikroglia

SST: Sel Schwann

(13)

NEURON BERMIELIN DAN MACAM SEL GLIA

13

(14)

Astrosit

Bentuk sel seperti bintang,dgn prosesus bercabang di substansi dasar mukopolisakarida.

Pd ujung bebas prosesus bercabang mmbtk prosesus kaki yg enonjol dan melekat dgn dinding kapiler

pembuluh darah, fungsinya:

memisahkan darah dan neuron (barier darah- otak)

Barier darah- otak selektif

melindungi otak dri zat toksik dan substansi kimia potensial di darah

O2,CO2,Alkohol, Barbiturat,glukosa dan substansi lipofil CEPAT

menyebrangi barier

Molekul besar, obat, ion anorganik, dan asam amino LAMBAT

menyebrangi barier

Oligodendrosit

Ditemukan berkelompok di sekitar badan sel saraf &

sepanjang serrabut saraf

bermielin. Fungsi: Membntuk dan mempertahankan mielin

Mikroglia

Berasal dri monosit yg berpindah dri darah ke saraf sebelum lahir.

Ditemukan di area pembuluh darah.

Mikroglia membesar dan

fagositik,menyingkirkan mikroba, restitusi di area inflamasi serta destruksi sel

Sel ependimal

Menyusun epitel pelapis ventrikel otak &

kanalis sntrealis medula spinalis

Membentuk pleksus koroid ventrikel yg menyekresikan cairan cerebrospinal

(15)

15

(16)

Penghantaran impuls

Sinyal kimia  neurotransmiter

Adrenalin, noradrenalin, dopamin, asetilkolin

Sinyal listrik

Potensial aksi  sel saraf untuk menghantarkan

impuls sepanjang akson

(17)

NEUROTRANSMITER

Suatu senyawa kimia endogen yang menyampaikan, memperkuat, memodulasi sinyal antara neuron dengan sel lainnya

Disintesis oleh badan sel dan disekresikan oleh ujung akson

Berada pada vesikel sinaps yang berkelompok di bawah membran presinaps dari sinaps & dilepaskan ke celah sinaps  yang berikatan dg reseptor di bagian pascasinaps

Pelepasannya biasanya diikuti dg sampainya potensial aksi pada sinaps

Ujung saraf mensintesis neurotransmiter khas u/ neuron ybs  disimpan dalam vesikel

17

(18)

Lanjutan …..

Pada saat potensial aksi terjadi, ion Ca2+ ekstrasel  ke akson  neurotransmiter dibebaskan ke celah sinapsis

Neurotransmiter berdifusi mengaktifkan reseptor neurotransmiter pd membran pascasinaps sel yang berkontak

DAPAT BERSIFAT EKSITASI DAN INHIBISI

(19)

ZAT TRANSMITER EKSITASI

Misal ; ASETILKOLIN, NOR ADRENALIN/NOREPINEPRIN ADRENALIN/EPINEPRIN , GLUTAMAT.

ZAT TRANSMITER INHIBISI

Misal ; SEROTONIN, DOPAMIN, GABA (Asam Amino Butirat Gama), GLISIN, ASPARTAT.

19

(20)

Bagaimana neuron2 berkomunikasi?

Neuron2 berkomunikasi melalui sinyal : potensial aksi

Potensial aksi : muatan listrik yang dihasilkan o/ perubahan keseimbangan kimia dari cairan di dalam & sekeliling neuron  bergantung pada pergerakan ion2 bag luar dan bag dalam sel

Terjadinya komunikasi antara sel-sel saraf dengan sel efektor diperantarai oleh sinaps (-is).

Sinaps terdiri atas:

Ujung saraf

Membran pasca-sinaptik sel yang kontak

Celah sinapsis yang terletak di antara keduanya

(21)

a. Mekanisme kerja Sinap

1. Impuls/P.A sampai di axon presinap/terminal axon

2. Potensial aksi mencapai terminal

3. Saluran ion Ca (kalsium) terbuka

4. Ion Ca masuk translokasi vesikel (vesikel bergerak ke ujung presinaps )

4. Eksositosis (keluarnya transmiter ke celah sinap)

5. Neurotransmiter berikatan dg reseptor yg ad di membran postsinaps >>>>>

PERMEABILITAS BERUBAH

6. Impuls melintasi sinaps dengan bantuan neurotransmiter. Jika nilai ambang tercapai terjadi potensial aksi pada neuron pascasinapsis impuls

ditransmisikan

Catatan

Efek Excitatory (menghantar) atau Inhibitory

(menghambat) impuls 21

(22)

A. Transmisi melalui celah sinapsis

(23)

Excitatory and inhibitory synapses

Excitatory neurotransmitters cause postsynaptic cell to fire action potentials (EPSP)

Inhibitory neurotransmitters prevent postsynaptic cell from firing (IPSP)

Excitatory neurotransmitters (eg acetylcholine, glutamine) act on ion channel receptors selective for Na+ and Ca2+

Neurotransmitter binding to receptor channel opening Na+ influx depolarisation of postsynaptic membrane threshold action potential

Inhibitory neurotransmitters (eg -aminobutyric acid - GABA) act on Cl- channels

Neurotransmitter binding to receptor channel opening Cl- influx prevents depolarisation of postsynaptic

membrane no action potential

23

(24)

Fast excitatory transmission

Na

+

Na

+

Ca

2+

Ca

2+

Na

+

Na

+

-70mV

Excitatory postsynaptic potential (EPSP)

(25)

Slow excitatory transmission

Na

+

Na

+

Ca

2+

Ca

2+

-70mV

Slow EPSP x

x

25

(26)

Fast inhibitory transmission

Na

+

Na

+

Ca

2+

Ca

2+

Cl

-

Cl

-

-70mV

Inhibitory

postsynaptic

potential (IPSP)

(27)

Slow inhibitory transmission

Na

+

Na

+

Ca

2+

Ca

2+

-70mV

Slow IPSP K

+

K

+

27

(28)

B. Penghantaran lewat sel saraf/ neuron

(29)

Potensial istirahat

Pada kondisi istirahat: muatan di luar positif (ion Na+ di luar) sedang muatan di dalam negatif (ion K di dalam)  polarisasi

Potensial di bagian dalam -65 sampai -70 mV

Muatan ke daerah dendrit lebih positif

Jika potensial istirahat meningkat melampaui ambang suatu potensial aksi mulai berjalan dr badan sel ke akson

(30)

Depolarisasi mengawali PA

Jika terjadi stimulasi, PA membuka pintu akson membran ion muatan + (Na+) masuk ke akson  depolarisasi

Bagian dalam sel dg cepat berubah menjadi lebih positif dibandingkan bag. luar

(31)

Repolarisasi

Berlanjut sampai nilai ambang tercapai  impuls dihantarkan dari akson ke dendrit neuron berikutnya  kembali ke posisi istirahat

Sth depolarisasi ion K+ bergerak keluar, menjaga kondisi di dalam menjadi bertegangan negatif  repolarisasi

(32)

Hiperpolarisasi

Repolarisasi mengakibatkan tegangan di bawah potensial istirahat

Sel saraf pada saat ini tidak menghasilkan potensial aksi lagi

(33)

KONDUKSI IMPULS SARAF PADA AKSON BERMIELIN

MIELIN --- > ISOLATOR LISTRIK.

KONDUKSI PADA NODE OF RANVIER (SIMPUL RANVIER).

SALTATORY CONDUCTION

LEBIH EFISIEN

KECEPATAN : LEBIH CEPAT DIBANDING AKSON TAK BERMIELIN

saraf bermielin : 120m/detik

saraf tak bermielin : 1 m/detik

makin kecil diameter serat saraf , makin lambat konduksinya

.

33

(34)
(35)

NERVOUS SYSTEM

Central NS Peripheral NS

Brain Spinal cord

Forebrain

Midbrain

Hindbrain

Cerebrum Limbic system Thalamus

Hypothalamus Reticular

Formation (extend to

midbrain)

Somatic NS Autonomic NS

Afferent nerves

Parasymphahetic Symphathetic

Efferent nerves

Cerebelum

Pons

Medulla

35

spinal

cranial

(36)

SISTEM SARAF PUSAT

1. OTAK = ENCEPHALON Merupakan pusat kendali tubuh

Bobot + 2% dari total BB (+1-1,5 kg)

Memerlukan 20% dari oksigen dalam tubuh Terdiri dari batang otak, serebrum, serebelum

Terdapat jaringan kelabu (gray matter) dan putih (white matter) Komponen:

A. TELENCEPHALON = CEREBRUM = OTAK BESAR (KORTEKS SEREBRI KORPUS STRIATUM, RHINCEPHALON)

B. DIENCEPHALON (THALAMUS & HIPOTHALAMUS)

C. MESENCHEPHALON = OTAK TENGAH

D. RHOMBONCEPHALON = OTAK BELAKANG (METENCHEPHALON & MIENCHEPHALON)

2 SUMSUM TULANG BELAKANG = MEDULLA SPINALIS Panjang + 45 cm

Garis tengah + 12 mm

Terdapat jaringan kelabu dan putih

(37)

Sistem Saraf Pusat

37

(38)

Gray Matter - White Matter

Gray Matter – bagian SSP yang mengandung serabut saraf yang tidak bermyelin (warna kelabu) – sel saraf korteks serebral, bag dalam sumsum tlg belakang

White Matter – bagian SSP yang mengandung

serabut saraf (akson) yang bermyelin (warna

putih) - lapisan dalam serebrum

(39)

Mekanisme pelindung otak & medula spinalis

1. Tulang

2. Meningen (Meninx)

3. Cairan Serebrospinalis

4. Blood Brain Barrier (Sawar Darah Otak)

39

(40)

SELAPUT SSP ( MENINX ) dari luar ke dalam :

epidural 1. DURAMATER TEBAL DAN KERAS

subdural 2. ARACHNOID TIPIS DAN LUNAK

subarachnoid 3. PIAMATER  TIPIS DAN LUNAK

Duramater (lap. luar): terdiri atas jaringan penghubung, pembuluh darah, dan saraf

Lapisan arachnoid (lap. tengah): elastis

Piamater (lap.dalam): mengandung saraf & pembuluh darah

(41)

41

(42)

Di tengkorak

Pd tulang belakang

(43)

CAIRAN SEREBROSPINAL

Berbentuk cairan bening seperti air yg terdapat di dalam ventrikel otak

dibentuk oleh : plexus choroideus

Direabsorpsi di rongga Sub arachnoid

penimbunan HIDROCEPHALUS, krn

Obstruksi

Penurunan reabsorpsi

fungsi :

bantalan pengaman/penahan goncangan

metabolisme jaringan SSP

Digunakan untuk deteksi penyakit meningitis

43

(44)

Sawar darah otak = Blood brain barrier

terbentuk dari sel-sel endotel yang saling berikatan erat di kapiler otak.

melindungi sel-sel otak terhadap bahan-bahan asing.

banyak bahan kimia maupun obat tidak dapat lewat.

Mudah lewat : 02, H20, CO2, glukosa, alkohol, asam amino.

(45)

Otak mengendalikan bagaimana tubuh manusia bekerja.

Gerakan sadar : Otak  SS somatik

(mengendalikan bisep, trisep dan otot2 sadar lainnya Gerakan tidak sadar : mis detak jantung. Jika olah

raga otak bekerja  SS otonom meningkatkan detak jantung lebih cepat.

OTAK

(46)

A. TELENCEPHALON/ CEREBRUM

(47)

CEREBRUM

Merupakan bagian terbesar otak

Fungsi : mengendalikan mental, tingkah laku, pikiran, kesadaran, kemauan, kecerdasan, kemampuan berbicara, bahasa

Terdiri dari 2 hemisfer : kiri dan kanan

Mengandung substansi/jaringan kelabu dan putih

Hemisfer dipisahkan suatu celah yang dalam dan dihubungkan kembali oleh corpus callosum

Sebelah kiri mengendalikan bagian sebelah kanan tubuh, begitu sebaliknya

Bagian luar substansi kelabu : korteks

Korteks serebri bergulung2/berlipat tidak teratur  luas permukaan >>

Lekukan diantaranya : sulkus

Sulkus yang terdalam membentuk fisura longitudinalis dan lateralis

Fisura dan sulkus membagi otak menjadi beberapa lobus, yg letaknya sesuai dengan tulang yang berada di atasnya

(48)

CEREBRUM terbagi atas 4 lobus :

Lobus temporalis intepretasi bau , memori

Lobus frontalis  gerakan motorik

Lobus parietalis  pendengaran, taktil

Lobus oksipitalis  visual

(49)

Area Kortex cerebri yg terlibat fungsi mental yg lebih tinggi

49

(50)

B. DIENCEPHALON

THALAMUS

Menerima rangsang nyeri,Sakit dan senang

EPITHALAMUS

terdapat choroid plexus tempat pembentukan cairan serebrospinal

HIPOTHALAMUS

FUNGSI KHUSUS HIPOTHALAMUS;

1. PENGATURAN KARDIOVASKULAR 2. PENGATURAN SUHU TUBUH

3. PENGATURAN AIR TUBUH 4. PENGATURAN MAKAN

5. PENGENDALIAN RASA TERANGSANG DAN MARAH

6. PENGENDALIAN FUNGSI ENDOKRIN

(51)

FUNGSI HIPOTHALAMUS

51

(52)

C. MESENCEPHALON = OTAK TENGAH

Otak tengah manusia relatif kecil dan tidak mencolok

Terdiri 2 bagian

1. Lobus optik (kolikulus superior) Pusat pengatur gerak bola

mata, refleks pupil dan akomodasi

2. Lobus auditori (kolikulus inferior)

Pusat pendengaran

Mengandung sekelompok sel saraf yg engatur tonus otot dan postur tubuh.

(53)

D. RHOMBENCEPHALON = OTAK BELAKANG

Terdiri dari 2 koponen 1. METENCEPHALON :

- CEREBELLUM = OTAK KECIL

fungsi : keseimbangan dan koordinasi motorik.

- PONS

Mengandung nukleus yg meneruskan impuls dri cerebrum ke cerebellum

2. MIENCEPHALON :

- MEDULLA OBLONGATA sebagai :

- pusat respirasi

- Mengatur detak jantung, tekanan darah - pusat reflek batuk, bersin,peristaltik menelan, muntah, salivasi

53

(54)

SUMSUM TULANG BELAKANG

= Medula spinalis

Berawal dari medula oblongata ke arah kaudal mll foramen magnum, berakhir diantara vertebra L1 dan L2

Penghubung otak dengan seluruh tubuh/perifer (PNS)

Berperan langsung dalam proses/

gerak refleks

Mengandung 31 psg saraf spinal

(55)

Penampang lintang

Bagian luar berwarna putih SUBSTANSI ALBA

Bagian dalam berwarna kelabu, Sprti kupu- kupu SUBSTANSI GRISSEA

Pd bag tengah substansi grissea terdapat canalis centralis berisi cairan cerebrospinal yg berhub dgn rongga ventrikel otak.

55

(56)

SUMSUM TULANG BELAKANG

(57)

Substansi abu2/gray matter (1)

• Gray Matter

– Bentuk huruf “H” di lapisan dalam

– Kanal tengah = pada gray commissure

– Tanduk posterior/dorsal – Tanduk anterior/ventral

• Terdiri atas – Badan sel

– Akson tak bermyelin – Dendrit

– Saraf glia

(58)

Tanduk posterior = mengandung interneuron,

menghantarkan informasi dari badan sel di luar sumsum tulang ke sumsum tulang

Akar dorsal mengandung serabut sensorik

Sensorik somatik

Sensorik viseral

Ganglia akar dorsal - mengembang di akar dorsal, tempat interneuron melewatinya

Tanduk anterior = mengandung badan sel saraf motorik

yang mengirimkan impuls dari akson sumsum tulang ke otot dan kelenjar

Akar ventral mengandung

Motorik viseral

Substansi abu2/gray matter (2)

(59)

Mengelilingi substansi kelabu/gray matter

Membentuk kolom putih

Funiculus posterior

Funiculus anterior

Funiculus lateral

Terdiri atas

Akson bermyelin

Akson tanpa myelin

Substansi putih/white matter (2)

(60)

Fungsi : memungkinkan komunikasi diantara sumsum tulang dan antara otak + sumsum tulang

2 tipe utama serabut saraf :

Serabut saraf menaik/ascending : membawa informasi sensorik dari tubuh ke otak

c/ sentuhan, tekanan, rasa sakit dan suhu

Serabut saraf menurun/descending: membawa informasi motorik dari otak ke sumsum tulang

c/ mengendalikan ketelitian, gerakan terlatih = menulis, menjaga keseimbangan, melakukan

gerakan

Substansi putih/white matter

(61)

Serviks

Thoraks

Lumbal

Sakral

Koksigeal

Penebalan serviks + lumbal

Kauda equina

Konus medullaris

Filum terminale

SUMSUM TULANG BELAKANG

(62)

Fungsi Medulla Spinalis

Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh

Gerak reflek,terjadi bila

Organ sensorik yg menerima impuls misalnya kulit

Serabut syaraf sensori yg akan meneruskan

jalannya rangsang

(63)

TIGA TINGKAT UTAMA DALAM SISTEM SARAF PUSAT :

1.

MEDULLA SPINALIS  MENGENDALIKAN POLA REFLEKS DASAR TUBUH.

2.

DAERAH BASAL OTAK  MENGENDALIKAN FUNGSI TUBUH SEPERTI KESEIMBANGAN, GERAKAN KASAR TUBUH, MAKAN, JALAN, BERNAFAS.

3. KORTEKS SEREBRI  BERPIKIR, KEGIATAN MOTORIK HALUS.

63

(64)

Refleks

Mekanisme kerja dasar sistem saraf

Busur refleks :

Rangsangan  Reseptor 

Saraf Sensoris  medulla spinalis

Saraf Motorik  Efektor (organ

pelaksana)

(65)

Gerak Reflex

(66)

REFLEKS SEDERHANA

JAWABAN MOTORIK YANG TERJADI

KARENA PERANGSANGAN SENSORIK YANG DIOLAH DI MEDULA SPINALIS

 Contoh :

REFLEKS PENARIKAN DIRI (

WITHDRAWAL REFLEX )

REFLEKS MENGGARUK

REFLEKS BERJALAN

.
(67)

KOMPONEN LENGKUNG REFLEKS TERDIRI DARI :

1. RESEPTOR

2. SARAF SENSORIK 3. SINAPS

4. SARAF MOTORIK 5. TARGET ORGAN

67

(68)

Lengkung refleks

Refleks

• Cepat, otonom, respon yang tidak disadari

• Hasil dari reflex arcs/lengkung refleks – jalur saraf terpendek

(69)

SISTEM SARAF PERIFER (PNS)

31 pasang saraf spinal (serabut motorik, sensorik menyebar pada ekstremitas &

dinding tubuh)

12 pasang saraf kranial (serabut motorik

saja, sensorik saja, atau campuran keduanya menyebar di daerah leher & kepala)

69

(70)

31 ps saraf spinal

Tiap pasang saraf terletak pada segmen tertentu (serviks, toraks, lumbar, dll.)

Tiap pasang saraf diberi nomor sesuai tulang belakang di atasnya :

8 pasang saraf spinal serviks; C1-C8

12 pasang saraf spinal toraks; T1-T12

5 pasang saraf spinal lumbar; L1-L5

5 pasang saraf spinal sakral; S1-S5

1 pasang saraf spinal koksigeal; C

(71)

Saraf kranial

Saraf kranial I: olfaktorius

Saraf kranial II: optikus

Saraf kranial III: okulomotorius

Saraf kranial IV : trokhlearis

Saraf kranial V: trigeminalis

Saraf kranial VI: abdusens

Saraf kranial VII: fasialis

Saraf kranial VIII: vestibulokohlear/auditori

Saraf kranial IX: glosofaringeal

Saraf kranial X : vagus

Saraf kranial XI : asesorius

Saraf kranial XII: hipoglosus

O O O Teman2, Ada Film Anak Gadis

Vietnam, asik dan

Hot

71
(72)

Lanjutan

I (olfaktorius) = serabut sensorik, menerima &

menghantar impuls pada sensasi penciuman

II (optikus) = transmisi impuls dari dan ke retina mata

III (okulomotorius), IV

(trokhlearis), VI (abdusens) = serabut motorik mensuplai otot ekstrinsik mata.

III (okulomotorius) = mensuplai serabut otonom otot siliaris

intrinsik & otot sfingter iris

V (trigeminalis) = saraf kranial terbesar, serabut campuran

VII (fasialis) = serabut motorik

& sensorik mempersarafi otot wajah, kelenjar ludah & lakrimal

VIII (vestibulokohlear) = saraf sensorik terdistribusi di telinga dalam dan mempersarafi

pendengaran & keseimbangan

IX (glosofaringeal) = saraf

campuran, mempersarafi lidah &

farings

X (vagus) = serabut campuran, terdistribusi paling luas,

mensuplai farings, larings, organ dalaman di rongga leher, dada &

abdomen

XI (asesorius) = bergabung dan terdistribusi dengan serabut vagus

XII (hipoglosus) = saraf motorik, mensuplai otot intrinsil dan

ekstrinsik lidah

(73)

Distribusi saraf2 kranial

73

(74)

SISTEM SARAF OTONOM

FUNGSI : HOMEOSTASIS, MELALUI REGULASI AKTIVITAS OTOT JANTUNG, OTOT POLOS DAN KELENJAR.

TERDIRI DARI DUA BAGIAN : SARAF SIMPATIS

SARAF PARASIMPATIS

Stimulasi SS simpatis biasanya akan menghasilkan efek berlawanan dengan stimulasi SS parasimpatis. Bila satu sistem merintangi fungsi tertentu, sistem lain justru menstimulasinya

Beda anatomi maupun fungsi

(75)

Aktivasi simpatis : vasokonstriksi, naiknya kerja jantung, TD, sirkulasi darah, kadar glukosa sel, dilatasi pupil, bronkhus dan naiknya aktivitas mental

Parasimpatis : berperan dalam pencernaan, eliminasi & pada pembaruan suplai energi

Sistem simpatis = sistem adrenergik

Stimulasi sistem ini akan menimbulkan reaksi yang meningkatkan penggunaan zat2 oleh tubuh (aktif & perlu energi)

Sistem parasimpatis = sistem asetilkolin

Stimulasi pada sistem ini, timbul efek dengan tujuan menghemat penggunaan zat2 & mengumpulkan energi

Ada keseimbangan antara keduanya

Lanjutan………

75

(76)

Sistem saraf simpatis

Sering disebut sistem saraf torakolumbar

Terletak di depan kolumna vertebra, berhubungan dengan sumsum tulang belakang melalui serabut saraf

Tersusun dari ganglion2 pada daerah :

3 psg ganglion servikal

11 psg ganglion torakal

4 psg ganglion lumbal

4 psg ganglion sakral

1 psg ganglion koksigen

Fungsi :

Mempersarafi otot-otot jantung, otot tak sadar pembuluh darah, organ2 dalam (lambung, pankreas, usus), serabut motorik

sekretorik pada kelenjar keringat, serabut motorik otot tak sadar pada kulit

Mempertahankan tonus semua otot termasuk otot tak sadar

(77)
(78)

Sistem saraf parasimpatis

Disebut sistem saraf kraniosakral

Terbagi menjadi 2 bagian

Saraf otonom kranial: ke-3 (okulomotorius),7 (fasialis),9 (glosofaringeal),10 (vagus)

Saraf otonom sakral : ke-2, 3, 4  membentuk urat saraf pada organ dalam pelvis & bersama2 SS simpatis membentuk pleksus yang

mempengaruhi kolon, rektum dan kdg kemih

(79)

Sistem asetilkolin

Rest, digest or repose

Saat tubuh tidak aktif

Mis. Digesti, ekskresi, urinasi

Menyimpan energi

Segmen spinal

kraniosakral (CN III, VII, IX, X & S2-4)

Sistem adrenergik

Fight, Flight or Fright

Saat tubuh aktif

Mis. Berkeringat nafas dalam , peningkatan denyut jantung

Menggunakan energi

Segmen spinal

torakolumbal (T1-L2)

SISTEM SARAF OTONOM

Parasimpatis

Parasimpatis Simpatis Simpatis

79

(80)

Serabut preganglionik panjang/pascaganglionik pendek

“D” division : Digestion, defecation & diuresis

Serabut praganglionik

pendek/ pasca ganglionik panjang

“E” division : Exercise, excitement, emergency &

embarrassment

Lanjutan…..

Parasimpatis

Parasimpatis Simpatis Simpatis

(81)

81

(82)

Neurotransmiter pada SS Otonom

• Neurotransmiter neuron simpatik praganglionik :

asetilkolin (Ach)  menstimulasi potensial aksi neuron pascaganglionik

• Neurotransmiter yang dilepaskan oleh neuron simpatik pascaganglionik : noradrenalin/norepinefrin

• Neurotransmiter pada seluruh neuron praganglionik dan

sebagian besar neuron pascaganglionik parasimpatik 

asetilkolin (ACh)

(83)

CNS jalur efferen SS otonom pleksus otonom organ efektor Berperan 2 neuron :

Neuron preganglionik : pada CNS

Neuron pascaganglionik : di luar CNS (pada ganglion otonom)

83

(84)
(85)

 SERAT KOLINERGIK :

SEKRESI : ACETILKOLIN

RESEPTOR :

 TIPE MUSKARINIK

- otot polos - otot jantung

- sel kelenjar

 TIPE NIKOTINIK - neuromuscular junction

85

(86)

 SERAT ADRENERGIK :

SEKRESI : NOR ADRENALIN, ADRENALIN

RESEPTOR :

 TIPE  (ALPHA)  nor adrenalin - pembuluh darah

 TIPE  (BETA)  adrenalin -  1  miokard

-  2  bronchus, vasa coronaria

(87)

87

(88)

Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects Eye (Iris) Stimulates constrictor

muscles. Pupil constriction

Stimulates dilator muscles. Pupil dilates.

Eye (Ciliary muscle) Stimulates. Lens

accommodates – allows for close vision

No innervation.

Salivary Glands Watery secretion Mucous secretion

Sweat Glands No innervation Stimulates sweating in large amounts

(Cholinergic) Gallbladder Stimulates smooth

muscle to contract and expel bile

Inhibits gallbladder smooth muscle

(89)

Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects Cardiac Muscle Decreases HR Increases HR and force of

contraction Coronary Blood Vessels Constricts Dilates

Urinary Bladder; Urethra Contracts bladder

smooth muscle; relaxes urethral sphincter

Relaxes bladder smooth muscle; contracts

urethral sphincter

Lungs Contracts bronchiole

(small air passage) smooth muscle

Dilates bronchioles

Digestive Organs Increases peristalsis and

enzyme/mucus secretion Decreases glandular and muscular activity

Liver No innervation No innervation (indirect

effect)

89

(90)

Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects

Kidney No innervation Releases the enzyme

renin which acts to increase BP

Penis Vasodilates penile

arteries. Erection Smooth muscle

contraction. Ejaculation.

Vagina; Clitoris Vasodilation. Erection Vaginal reverse peristalsis Blood Coagulation No effect Increases coagulation

rate

Cellular Metabolism No effect Increases metabolic rate

Adipose Tissue No effect Stimulates fat breakdown

(91)

Target Organ Parasympathetic Effects Sympathetic Effects

Mental Activity No innervation Increases alertness Blood Vessels Little effect Constricts most blood

vessels and increases BP.

Exception – dilates blood vessels serving skeletal muscle fibers

(cholinergic)

Uterus Depends on stage of the

cycle Depends on stage of the

cycle Endocrine Pancreas Stimulates insulin

secretion Inhibits insulin secretion

91

(92)
(93)
(94)

FUNGSI SYARAF SIMPATIK DAN PARASIMPATIK

Parasimpatik

mengecilkan pupil

menstimulasi aliran ludah

memperlambat denyut jantung

membesarkan bronkus

menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan

mengerutkan kantung kemih

Simpatik

memperbesar pupil

menghambat aliran ludah

mempercepat denyut jantung

mengecilkan bronkus

menghambat sekresi kelenjar pencernaan

menghambat kontraksi

kandung kemih

(95)

95

(96)

Have a nice

day

Referensi

Dokumen terkait

Sistem saraf Susunan saraf pusat Otak (ensefalon) Otak besak (serebrum) Otak tengah (mesensefalon ) Otak kecil (serebellum) Sumsum lanjutan (medulla oblongata) Sumsum tulang

Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris

+ c Keuron : Sel saraf mengandung prosesus yang sangat banyak yang disebut serabut saraf Saraf : mumpulan prosesus sel sarafserabut yang terletak di luar SSP Ganglion :

Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan

Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), sistem saraf perifer (neuron sensorik dan neuron motorik), dan sistem saraf otonom (yang

Jembatan Varol merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, serta menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang. Jembatan Varol

Akar ventral (bagian depan) terdiri atas serat saraf motor yang menghantar impuls saraf ke luar sumsum tulang belakang. Akar dorsal dan akar ventral bercabag pendek

Gangguan Saraf dan Penyakit Neurologis Gangguan saraf dan penyakit neurologis mencakup berbagai kondisi yang memengaruhi sistem saraf, baik sistem saraf pusat otak dan sumsum tulang