PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Teoritis
- Teori Transfusi Darah
- Teori Maslahah Mursalah
- Teori Pengelolaan
- Teori Pendistribusian
Transfusi darah adalah penyuntikan darah dari seseorang (disebut donor) ke dalam sistem peredaran darah orang lain (disebut penerima). Transfusi darah tidak akan pernah terjadi kecuali diketahui bahwa peredaran darah di dalam tubuh tidak pernah berhenti. Darah yang terkumpul kemudian dipisahkan menjadi komponen-komponennya agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Selain sel darah merah, plasma dan trombosit, komponen produk darah juga meliputi protein albumin, konsentrat faktor koagulasi, kriopresipitat, konsentrat fibrinogen dan imunoglobulin (antibodi). Sebagai sesuatu yang tidak diketahui dalam kajian Islam klasik, pembahasan tentang transfusi darah dapat ditemukan sebagai landasan ushul fiqh dari zaman klasik. Sedangkan Qatadah mengatakan: Darah yang diharamkan adalah darah yang mengalir, sedangkan darah yang bercampur daging tidak haram. 20.
Penjelasan di atas menjelaskan bahwa darah yang mengalir dan darah yang dimakan langsung adalah haram, sedangkan darah bercampur daging dan daging yang tampak merah karena darah adalah tidak haram. Misalnya dalam lingkup kampus, jika dilakukan kegiatan donor darah tentu ada inisiatif dari lembaga yang selama ini dibinanya, sehingga terjadi interaksi timbal balik yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Proses pendistribusian darah ini merupakan proses akhir dari upaya transfusi darah yang berlangsung, dimana UUD PMI Kota Parepare mendistribusikannya ke rumah sakit seperti klinik, puskesmas dan lain-lain.
Apabila darah yang diperlukan tersedia, pasien akan membayar biaya sebagai pengganti darah tersebut.
Tinjauan Konseptual
Saluran distribusi merupakan sekelompok lembaga yang ada diantara berbagai lembaga yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Transfusi darah adalah penyuntikan darah dari seseorang (disebut donor) ke dalam peredaran darah orang lain (disebut penerima). Transfusi darah tidak pernah terjadi kecuali ditemukan bahwa terdapat peredaran darah yang tidak terbatas di dalam tubuh.
Oleh karena itu penting untuk dijelaskan di sini bagaimana transfusi darah akhirnya menjadi kenyataan.26. Darah menurut istilah jaringan cair terdiri dari dua bagian, yaitu cairan yang disebut plasma dan sel darah. Untuk memenuhi tugas tersebut, dibentuklah unit yang disebut Unit Transfusi Darah (UTD).
Tugas Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) adalah menyediakan darah yang diperlukan pasien. Darah yang telah dikumpulkan di Unit Transfusi Darah (BTU) selanjutnya dikelola dan didistribusikan ke Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) atau Rumah Sakit (RS). Dari gabungan dua kata 'hukum' dan 'Islam' muncullah istilah hukum Islam. Dengan memahami pengertian kedua kata tersebut dalam istilah hukum Islam, maka dapat dipahami bahwa hukum Islam adalah seperangkat norma atau peraturan yang bersumber dari hukum Islam. dari Allah SWT. .
Secara singkat hukum Islam dapat diartikan sebagai hukum yang bersumber dari ajaran Islam.30.
Kerangka Pikir
METODOLOGI PENELITIAN
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Fokus Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
- Sejarah Unit Donor Darah PMI Kota Parepare
Sistem pengambilan darah door adalah sistem pengambilan darah yang dilaksanakan di wilayah kantor UDD PMI Kota Parepare. Sistem kami (eksternal) adalah sistem yang digunakan untuk menampung darah yang diperoleh dari donasi di luar konstitusi PMI Kota Parepare itu sendiri. Dalam hal ini darah yang diperoleh dari UDD PMI Kota Parepare tidak hanya berasal dari satu tempat saja melainkan dari beberapa instansi, kampus, sekolah dan acara.
Darah yang diproduksi kantor UDD PMI Kota Parepare diperoleh dari masyarakat yang secara sukarela mendonorkan darahnya. Darah yang diperoleh dari berbagai instansi kemudian diolah di kantor Unit Donor Darah PMI Kota Parepare yang terletak di Jalan Persada Sentosa No. Untuk memenuhi kebutuhan darah rumah sakit untuk keperluan transfusi darah, UUD mengirimkan darah PMI Kota Parepare yang sesuai dan kompatibel. dengan darah donor.
Dari wawancara dengan pegawai UDD PMI Kota Parepare di atas terlihat jelas bahwa darah yang dibagikan tidak mengandung sistem penjualan. Unit Donor Drah PMI Kota Parepare harus melakukan upaya pengadaan reagen skrining darah, pengadaan kantong darah yang harganya cukup mahal dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil diskusi dengan pegawai UUD PMI di Parepare, darah yang tidak layak edar akan dimusnahkan.
Ketika persediaan darah di UUD PMI Kota Parepare habis, keluarga pasien mencari donor darah yang sesuai dengan kebutuhannya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Mekanisme Pengumpulan Darah di UDD PMI Kota
Penyumbang darah biasa dilakukan rutin di unit donor darah (UDD) PMI pusat parepare dan setiap beberapa waktu adapula penggalangan penyumbang diluar dari UDD PMI Kota Parepare untuk melakukan donor darah disetiap kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan darah. Sistem pengumpulan darah ini berlaku secara umum, artinya tidak ada batasan dalam proses pendonoran darah, semua lapisan masyarakat dapat mendonorkan darahnya di kantor UDD PMI Kota Parepare. Dalam hal ini darah yang di hasilkan melalui proses kumpulan secara in door telah di lakukan persyaratan dalam melalukukan donor darah, dalam mendonorkan darah tentunya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan donor darah hal ini merupakan peraturan yang wajib di patuhi untuk keselamatan calon pendonor darah.
Syarat darah untuk mengikuti kegiatan donor darah ini telah dijelaskan oleh Adhe Saputra. Persyaratan dasar untuk mengikuti kegiatan donor darah adalah pendonor berusia antara 17 dan 70 tahun, memiliki berat badan minimal 45 kg, dan memiliki tekanan darah sistolik di bawah 180 dan diastol di bawah 100, bagi penderita tekanan darah umumnya tinggi. Dari hasil wawancara dengan pegawai UDD PMI kota Parepare, penulis dapat menjelaskan bahwa seorang pendonor harus memenuhi syarat seperti yang dijelaskan oleh pegawai UDD PMI kota Parepare yaitu memiliki berat badan minimal 45 kg, usia 17 -70 tahun, tekanan darah normal 110-160 mmHg, diastol 70-100 mmHg, nadi normal dan wanita tidak hamil serta tidak ada masalah.
Kemudian pemeriksaan kesehatan calon pendonor sebelum mendonor darah, pendonor harus memeriksa terlebih dahulu syarat-syarat donor darahnya, agar tidak mengakibatkan hal-hal yang berbahaya bagi kesehatan. Tidak hanya sistem In Door yang selama ini digunakan oleh PMI Konstitusi Kota Parepar, namun juga menggunakan pengambilan darah secara Out Door. Berdasarkan hasil wawancara, penulis melihat bahwa darah yang diproduksi oleh UDD PMI Kota Parepare tidak hanya berdasarkan pada satu titik saja, melainkan ada beberapa tempat atau sumber darah yang diproduksi oleh UDD PMI Kota Parepare, seperti yang diyakini oleh SRI Wahyani.
Kami akan selalu mengecek golongan darah sebelum mendonor darah karena golongan darah inilah yang akan menjadi identitas utama darah di UDD PMI Kota Parepare.
Mekanisme pengelolaan Darah di UDD PMI Kota
Ketika pembuluh darah di lengan kita tertusuk, darah akan mengalir melalui selang kecil ke dalam kantong darah yang telah disiapkan. Kantong darah mengandung zat yang mencegah pembekuan darah yang disimpan. Darah yang dihasilkan dalam pengambilan donor darah dan melewati prosedur yang ada selanjutnya ditangani oleh pegawai UDD PMI Kota Parepare. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu pegawai PMI UDD Kota Parepare yang memaparkan hal tersebut.
Dari hasil wawancara dapat dikatakan bahwa pengambilan darah dilakukan terlebih dahulu pada teknisi LAB untuk mendapatkan darah yang sesuai, selanjutnya pengambilan darah hanya dapat dilakukan oleh pegawai yang sudah mengenal teknisi LAB tersebut. Tes darah adalah proses pengambilan darah, biasanya melalui pembuluh darah, untuk diperiksa di laboratorium guna mengidentifikasi atau mengobati masalah kesehatan. Darah yang diperoleh kemudian diuji di LAB. Dalam pengujiannya harus diambil sampel darahnya terlebih dahulu, sampel darah dimasukkan ke dalam botol kecil khusus kemudian dibawa ke LAB, kemudian sampel darah diperiksa di bawah mikroskop atau diuji dengan bahan kimia setelah darah didistribusikan.
Darah duji mempunyai masa kadaluwarsa yaitu 1 bulan 5 hari, jika lewat batas waktu tersebut maka darah tersebut dimusnahkan.''40. Dengan demikian, setelah dilakukan pemeriksaan darah terlihat ada darah yang tidak layak untuk diedarkan, darah yang tidak layak pakai karena ada darah yang tidak reaktif, darah yang tidak reaktif akan dimusnahkan, dan salah satu kehancuran yang terjadi jika darah sudah mencapai titik habisnya. Menurut pendapat pegawai UDD PMI Kota Parepare, darah tidak layak pakai karena darahnya reaktif, reaktif adalah darah yang sudah diperiksa tetapi hasilnya tidak layak pakai, maka darah tersebut dimusnahkan dan jika darah tidak. -darah reaktif dapat dihilangkan.
Untuk menjaga darah tetap sehat dan aman bagi pasien, dilakukan tes skrining. Tes skrining adalah tes darah yang dilakukan sebelum darah didistribusikan untuk mengetahui apakah darah tersebut reaktif atau non-reaktif. Tes penyaringan juga dilakukan satu kali. pada setiap kantong darah dan pada saat pemeriksaan. Ada 4 parameter tes skrining yaitu HVI, Sifilis, HBsAg dan HCV.
Mekanisme pendistribusi Darah di UDD PMI Kota
Keempat, pada tahap ini dilakukan proses penggolongan darah, yaitu darah milik UUD PMI Kota Parepare dan sampel darah pasien dari rumah sakit dicampur di rumah di laboratorium UUD PMI Kota Parepare untuk dicocokkan dengan jenis sampel darah pasien. Dalam proses tersebut ada beberapa sistem yang harus diperhatikan dalam pendistribusian darah, darah yang disalurkan harus melalui proses administrasi, seperti yang penulis wawancarai kepada pejabat PMI UUD Kota Parepare. Sebab, darah yang dihasilkan harus melalui beberapa proses sebelum didistribusikan untuk mengetahui kualitas darah yang sesuai dengan standar UDD PMI Kota Pareapare.
Unit transfusi darah dalam melaksanakan tugas usaha kesehatan transfusi darah jelas tidak akan mampu menanggung seluruh biaya produksi darah yang pembiayaannya sangat mahal. Darah yang didistribusikan harus bebas dari minimal empat penyakit menular (HIV, HBsAg, HCV dan Sifilis) yang ditunjukkan dengan hasil uji skrining non-reaktif dengan menggunakan metode pengujian yang terverifikasi dan disetujui. Dengan demikian penulis dapat memahami bahwa darah reaktif tidak layak untuk diedarkan dan darah tersebut akan dimusnahkan.
Darah aman bagi pasien yang telah lulus pemeriksaan IMLTD (infeksi yang ditularkan melalui darah) atau telah diseleksi dengan tes skrining''.46. Setiap tabung sampel harus memiliki identitas yang dapat dikaitkan dengan darah donor, darah yang didonorkan, dan hasil tes skrining IMLTD. 49 Surat ini menjelaskan bahwa salah satu yang diharamkan adalah darah, atau darah yang dimaksud di sini adalah darah manusia yang diberikan kepada orang lain melalui transfusi darah.
Karena darah memiliki manfaat, bahkan ada kalanya masyarakat mendapatkan pengobatan dengan darah dengan cara mentransfusikan darah yang sehat dan cocok, sehingga pengobatan dengan transfer darah (transfusi) tetap diperbolehkan. Sementara itu, menurut Pak. Mukhatar Yunus tentang hukum dalam Islam tentang darah yang masuk ke dalam tubuh seseorang, dalam hal ini sang ayah menjelaskannya. Darah yang masuk ke dalam tubuh kita memang layak, namun darahnya harus sama, misalnya darah A dan darah A, namun tidak bisa dilakukan jika seseorang langsung menyuntikkan darahnya ke darah orang lain.Kita harus mengetahui terlebih dahulu khasiat dari darah tersebut. darah, apakah darahnya sehat.