• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siti Mas'ulah - Repository IAIN Bengkulu

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Siti Mas'ulah - Repository IAIN Bengkulu"

Copied!
348
0
0

Teks penuh

Abdurrahman Wahid menawarkan paradigma pendidikan pesantren multikultural berkemajuan sebagai paradigma baru baik dalam rumpun ilmu Al-Qur'an-Ḥadiṡ, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam atau Fikih. Abdurrahman Wahid telah menyampaikan perlunya mengantisipasi dan membendung ancaman radikalisme Islam di Indonesia. Abdurrahman Wahid menawarkan paradigma pendidikan pesantren yang multikultural-progresif sebagai paradigma baru baik dalam rumpun Al-Qur'an dan Hadits, Akidah dan Akhlaq, Sejarah Kebudayaan Islam atau Fikih.

It has been proven that Abdurrahman Wahid has concrete relevance in the deradicalization movement of education which formed a practical scientific paradigm, namely (a) the paradigm of inclusive multicultural education which was manifested through the development of an attitude towards human rights and the du'afa (weak people); (b) the paradigm of accommodating multicultural education was realized through the development of a religious tradition that was able to accept the existence of plurality and at the same time avoid the extreme right or left; and (c) the paradigm of relativistic multicultural education was realized through the development of a dialectical scientific paradigm and an attitude to life that easily admits one's mistakes and has the courage to accept the truth of others.

محرلا دبع خيشللن

ديحو

ثحبلا صخلم مسا

بلاطلا مقر

ديربلاينورتكللإا

ةمئلام تابثإ وه ةساردلا هذه نم فدهلا ينيدلا دهعملا ةيبرت جذومن

ديحو نمحرلا دبع خيشلل تافاقثلا ددعتميسينودنإ يف

نم عونلا اذهل ةبسنلاب

ريكفت اذه ثحبلا جهنم مدختسي ، يبتكملا ثحبلا وه ثحبلا

جذومنوفينصت

ميلعتلاددعتم

نأ ىلإ ريشت ةساردلا هذه جئاتنلا

ثيح نم

يملاسلإا ركفلا سسأفشتكا

ديحو نمحرلا دبع خيشلا ريكفت ىلإ ةجاحلا نع

ايسينودنإ يف يملاسلإا فرطتلا ديدهت فقوو عقوت اًيناث

رطخ فقوو قابتسا يف ،

يملاسلإا فرطتلا ينيدلا دهعملا ةيبرت جذومن ديحو نمحرلا دبع مدقي

ددعتم

تافاقثلاةيجيردتلا

ديدج جذومنك و ةديقع وأ ، ثيدحلا و نآرقلا ملع يف ءاوس

هقفلا وأ ةيملاسلإا ةفاقثلا خيرات وأ ، قلاخأ اًثلاث

ينيدلا دهعملا ريكفت تبث

تافاقثلا ددعتم يف فرطتلا ةلازإ ةكرحب ةسوملم ةلص تاذ ديحو نمحرلا دبعل

أ( ينعي ، اًيلمع اًيملع اًجذومن لكشت يتلا ميلعتلاجذومن

ةيبرت

لالماش

ءافعضلاو ناسنلإا قوقح ىلإ زاحنا فقوم ريوطت للاخ نم ىلجتي )ب(

جذومن

ققحتي ىلع رداق ينيد ديلقت ريوطت للاخ نم

تقولا سفن يفو ةيددعتلا دوجو لوبقراسيلا ىصقأ وأ نيميلا ىصقأ بنجتي

يملع جذومن ريوطت للاخ نم ققحتي

ةقيقحلا لوبقل ةعاجشلا كلتميو هئاطخأب ةلوهسب فرتعي ةايحلل فقومو يكيتكلايد نيرخلآا نم

ةيسيئرلا ةملكلا

فرطتلا

جذومنلا

ةيبرتلا

ينيدلا دهعملاددعتم

تافاقثلا

وعزن

Rohimin, M.Ag, selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN Bengkulu beserta jajarannya yang memberikan jasa pendidikan (S-3) hingga selesainya proses penulisan disertasi ini. Seluruh Dosen PAI (S-3) Program Doktor Program Pascasarjana IAIN Bengkulu, yang telah memberikan pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam pendidikan Islam, sehingga berkat ilmunya, saya dapat menulis disertasi ini. dr. Zulkifli, MA, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan banyak waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam proses penyelesaian disertasi ini.

Pd, selaku Co-Promotor yang telah bersedia meluangkan banyak waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam proses penulisan hingga selesainya disertasi ini.

KAJIAN TEORI

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

LANDASAN PARADIGMA PENDIDIKAN PESANTREN MULTIKULTURAL

KONSTRUKSI PARADIGMA PENDIDIKAN PESANTREN MULTIKULTURAL KH

RELEVANSI PARADIGMA PENDIDIKAN PESANTREN MULTIKULTURAL

PENUTUP

Latar Belakang Masalah

Sebagai agama yang paripurna, Islam diyakini mampu menjawab dinamika kehidupan manusia yang majemuk di Indonesia (Q.S. al-Ma'idah [5]: 3). Toha Andiko, 'Menelusuri Akar Konflik dalam Islam dan Solusi Kerukunan Umat Beragama di Indonesia', Madania: Jurnal Kajian Islam, 2020. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. 19 Beliau adalah tokoh bangsa yang memiliki ragam keahlian dan kemampuan yang juga sadar akan dinamika pesantren di Indonesia.

96; Indhra Musthofa, 'Multicultural Education in Gus Dur's Perspective', in Proefskrif, (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2015): h.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Pembahasan

  • Radikalisme
  • Paradigma
  • Pesantren
  • Pendidikan Multikultural

Dalam istilah lain, pendidikan Islam dikenal dengan istilah kuttab yang merupakan tempat dan fungsi mengajarkan ilmu. Pendidikan Islam berusaha mendidik rasionalitas manusia untuk melakukan aktivitas di dunia dengan tujuan beribadah kepada Allah SWT. 48 Yahdi (2016); Rohinah, 'Filsafat Pendidikan Islam; Kajian Filsafat Tujuan dan Metode Pendidikan Islam', Jurnal Pendidikan Islam, Vol 2 No (2013).

Pesantren', Dian Rakyat, 1997; Muhammad Idris Usman, 'Pesantren sebagai Lembaga Pendidikan Islam: Sejarah Kelahiran, Sistem Pendidikan dan Perkembangannya Saat Ini', Majalah Al-Hikmah, Vol 14.

Prior Research on Topic

Smith berpendapat bahwa kehadiran Gus Dury di panggung kekuasaan politik tidak diinginkan oleh dunia luar yang dikenal sebagai anak haram. Dari penelitian Greg Barton dapat ditemukan ciri-ciri pemikiran Gus Dur yang multikultural-progresif dalam melakukan pembaruan Islam, yang bertolak belakang dengan paradigma multikultural-konservatif karena ia tidak ingin membangun dialektika budaya Islam dengan budaya Barat;78 (j ) Riset Musda Asmara tentang pemikiran Gus Dur. Kedua, penelitian yang membahas pemikiran Gus Dur dalam bidang pendidikan, yang terdiri dari penelitian sebagai berikut: (a) penelitian Muhammad Hasyim, yang mengkaji pemikiran Gus Dur tentang pesantren sebagai agen perubahan dan bukan sebagai objek perubahan, sehingga pesantren dapat menjadi acuan untuk melakukan perubahan dalam kehidupan, bahkan mampu berperan dalam modernisasi pendidikan anak bangsa; 83. b) Penelitian Moh Slamet Untung mengkaji gerakan Gus Dur dalam kaitannya dengan pesantren yang dinilai mereka miliki.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa penelitian ini berupaya melengkapi ketiga kecenderungan penelitian tersebut dalam rangkaian rumusan penelitian yang sistematis dalam paradigma pendidikan pesantren multikultural berkemajuan Gus Dur, mulai dari dasar, konstruksi pemikiran hingga relevansinya dalam kehidupan masyarakat Muslim terpelajar dan masyarakat pada umumnya di Indonesia.

Kerangka Berpikir

  • Landasan Pemikiran
  • Konstruksi Paradigma Pendidikan Pesantren
  • Relevansi Pendidikan Pesantren dalam Gerakan Deradikalisasi Pendidikan

Penyampaian dan pengajaran Islam di Indonesia tidak lepas dari pengaruh dan corak budaya seni yang berkembang pada masa itu. Terakhir, gamelan sekaten yang awalnya merupakan bagian dari budaya Jawa memiliki muatan religi Islam yang kental sebagai sarana dakwah penyebaran agama Islam. Model penyebaran dan pengajaran agama Islam melalui media seni gamelan Sekaten terbukti sangat efektif untuk mengumpulkan orang-orang yang tertarik dengan suara gamelan Sekaten.

Pendekatan pengajaran agama Islam dengan media seni inilah yang kemudian dikenal dengan proses Islamisasi masyarakat Jawa melalui pendekatan kultural.97. Pemberian ilmu pengetahuan umum sebagai pelengkap ilmu agama Islam merupakan upaya untuk membekali peserta didik agar mampu membangun keseimbangan hidup antara kesuksesan dunia dan akhirat. Dalam pendidikan pesantren, muatan kurikulum yang berkaitan dengan mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam perlu inovasi, bukan monokultur yang hanya mengajarkan sejarah perang, tetapi harus menanamkan kebudayaan dan ilmu peradaban masa lampau yang puncaknya tidak hanya pada ilmu agama Islam, tetapi juga pada ilmu rasional-positivis.

Dalam bidang kajian, para wali/kiai Islam menanamkan materi-materi agama Islam yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Dalam bidang sains, pendidikan tradisional berkeyakinan bahwa ilmu berasal dari Allah SWT, sehingga jika terdapat perbedaan antara kebenaran ilmu agama Islam dengan ilmu rasional-empiris, maka kebenaran ilmu agama Islam yang bersumber dari wahyu Allahlah yang berlaku. Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam di Indonesia memiliki karakter yang adaptif terhadap dinamika kehidupan sosial budaya masyarakat, yang ditandai dengan keterbukaan sikap dan perilaku kiai dan santri dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. .

Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam di Indonesia terbukti mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan masyarakat dan bangsa, sehingga pendidikan pesantren menjadi salah satu benteng pertahanan terhadap adanya arus budaya global yang mengusung gerakan radikalisme. Iman Islam yang diajarkan di pondok pesantren dilakukan dengan menerima nilai-nilai rasional dan empiris, yang memiliki nilai penting, karena dapat menjadikan Islam sebagai nilai yang membumi, tidak konservatif, apalagi radikal.

Tabel D  Kerangka Berpikir
Tabel D Kerangka Berpikir

Waktu Penelitian

Sumber Data

Keabsahan Penelitian

Penerapan validitas eksternal (generalisasi) yang berarti terwujudnya keakuratan data sehingga laporan penelitian dapat dibuktikan relevan dalam kehidupan masyarakat muslim Indonesia. Konsistensi Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi data atau temuan penelitian yang menunjukkan bahwa nilai-nilai inklusivitas, akomodasi dan relativistik sebagai hasil penelitian memiliki tingkat kebenaran yang sama dengan pemikiran umat Islam pada umumnya dan memang relevan dalam kehidupan umat Islam Indonesia. - Netralitas masyarakat Objektivitas tersebut menunjukkan bahwa derajat kesepahaman antara banyak peneliti terhadap suatu data dalam temuan penelitian ini bahwa nilai-nilai inklusivitas, akomodasi dan relativistik sebagai hasil penelitian memiliki tingkat relevansi yang tinggi sebagai kebutuhan dalam kehidupan masyarakat. orang Indonesia. masyarakat muslim.

Instrumen Penelitian

Peneliti sendirilah yang melakukan validasi melalui self assessment sejauh mana pemahaman metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap objek penelitian. Peneliti sebagai instrumen manusia berfungsi untuk memilih fokus penelitian, memilih sumber data, mengumpulkan data, memberikan penilaian atas keakuratan dan kualitas data, menganalisis data, mendeskripsikan dan menginterpretasikan data, memaknai dan menarik kesimpulan tentang temuan penelitian. Titik tolak penyusunannya adalah variabel-variabel penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti dan dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasional kemudian ditentukan indikator-indikator yang akan diukur.

Dari indikator-indikator dalam pemikiran Gus Duro dirumuskan indikator-indikator efektivitas dalam mewujudkan gerakan deradikalisasi dalam pendidikan sebagaimana terlihat dalam metode penelitian Sugiyon, dirumuskan sebagai berikut: 145.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

  • Kiprah KH. Abdurrahman Wahid sebagai Ulama dan Tokoh Pesantren
  • Kiprah KH. Abdurrahman Wahid sebagai Budayawan Sesuai dengan karakternya, Gus Dur juga merupakan
  • Kiprah KH. Abdurrahman Wahid sebagai Politisi

Analisis Domian Menjelaskan informasi umum tentang biografi Gus Dury dan kiprahnya dalam kehidupan sosial. Gus Dur adalah sosok yang memiliki ilmu luas dan juga memiliki komitmen tinggi terhadap kemanusiaan. Karakter Gus Dur sebagai politikus terlihat ketika ia terlibat dalam perjuangan politik Indonesia.

Ketiga, kebijakan Gus Dur sangat dirasakan oleh orang Tionghoa Indonesia saat menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Kedelapan, kebijakan paling kontroversial Gus Dur menjelang akhir masa jabatannya adalah keputusan pembubaran parlemen.

Landasan Paradigma Pendidikan Pesantren Multikultural KH. Abdurrahman Wahid

  • Landasan Ideologis KH. Abdurrahman Wahid
  • Landasan Sosial KH. Abdurrahman Wahid
  • Landasan Historis KH. Abdurrahman Wahid
  • Landasan Pendekatan Kurikulum Pesantren Multikultural KH. Abdurrahman Wahid
  • Profil Kurikulum Pendidikan Multikultural Pesantren Ciganjur

Sehingga, Gus Dur kerap mengkritik pemikiran formalisasi Islam karena bertentangan dengan fakta sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Humor Gus Dur memberikan ruang hiburan untuk bersenang-senang dan juga untuk membangun pemikiran logis. Gus Dur menjadi bagian dari Ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki sikap lebih terbuka terhadap dinamika kehidupan beragama dan bermasyarakat.

Gus Dur adalah bagian dari generasi tokoh pendidikan mereka yang membangun wacana keislaman dan pendidikan berdasarkan nilai-nilai kebangsaan sekaligus nilai-nilai religius. Sikap Gus Dur dalam memperjuangkan nilai-nilai pluralitas dalam hal bahasa, budaya, agama, ras, suku dan golongan menunjukkan sikap budaya Indonesia. Paradigma ilmu agama Islam yang digagas oleh Gus Dur tidak hanya mampu mendukung keberlangsungan ideologi Pancasila dalam NKRI, tetapi juga mampu menjalin hubungan yang harmonis antara aspirasi sekuler dan keagamaan sekaligus. . dan persaudaraan antar anak bangsa.

243 Fiqh Munakahat, 'Kebijakan Politik Gus Dur Terhadap Tionghoa Tionghoa di Indonesia', Dalam Right Journal of Religion and Human Rights Vol. Sesuai dengan uraian Gus Dur, nilai-nilai material agama Islam menjadi dasar untuk membangun persatuan meskipun manusia berbeda-beda. Islam Nusantara merupakan perwujudan cita-cita Gus Dur, menempatkan nilai-nilai Islam sebagai landasan hakiki dalam masyarakat Indonesia, dimana terjadi hubungan dialektis antara Islam dan kebudayaan tanpa menafikan kedua unsur tersebut.

Terkait dengan pesantren yang mendirikan ajaran Islam, Gus Dur memaparkan peran pesantren sebagai bagian dari pendidikan Islam yang memiliki peran sebagai berikut, yaitu pertama, pesantren sebagai “lembaga budaya”. Aspek pendidikan nonformal yang menjadi perhatian Gus Dur ternyata turut andil dalam maraknya radikalisme agama Islam di Indonesia. Pendekatan aditif ini dicontohkan oleh Gus Dur dengan memaparkan kajian agama Islam di pesantren melalui pengajaran materi fikih, seperti kitab fikih Minhāj al-Tullāb.

Sikap Gus Dur pada hakekatnya merupakan bagian dari menterjemahkan amanat amar makruf nahi munkar ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Gambar

Tabel D  Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Tanggung jawab pengelolaan lingkungan ada pada masyarakat sebagai produsen timbulan limbah sejalan dengan hal tersebut,