• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKEPTISME PROFESSIONAL

N/A
N/A
Isnayni Sabila

Academic year: 2023

Membagikan "SKEPTISME PROFESSIONAL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SKEPTISME PROFESSIONAL

Skeptisisme profesional auditor adalah sikap auditor yang selalu meragukan dan mempertanyakan segala sesuatu, dan menilai secara kritis bukti audit serta mengambil keputusan audit berlandaskan keahlian auditing yang dimilikinya. Skeptisisme bukan berarti tidak percaya, tapi mencari pembuktian sebelum dapat memercayai suatu pernyataan. (Center for Audit Quality, 2010)

Standar Profesional Akuntan Publik (IAPI, 2011) menjelaskan bahwa skeptisisme profesional adalah sikap yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi bukti audit secara kritis.

Skeptisisme profesional mempunyai peranan penting yang mendasar di dalam audit dan bentuk suatu bagian yang utuh dari kumpulan keahlian auditor. Skeptisisme profesional erat kaitannya dengan pertimbangan profesional. Keduanya penting untuk melaksanakan audit secara tepat dan merupakan kunci terhadap kualitas audit.

STANDAR PROFESSIONAL

Di Indonesia standar audit yang menjadi pedoman bagi auditor berbeda – beda, tergantung auditor itu ada pada suatu instansi mana. Standard audit yang di pakai di Indonesia ada tiga yaitu SA (Standar Auditing)/Standard Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang di gunakan oleh auditor kantor akuntan publik (KAP) dan auditor internal perusahaan, selain itu ada standar audit Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) yang di gunakan oleh Pemerintah Daerah ataupun lembaga dan instansi Pemerintah Pusat, dan yang terakhir adalah Standar Pemeriksaan

(2)

Keuangan Negara (SPKN) yang di gunakan lembaga independen audit di Indonesia yaitu Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

SPAP adalah bentuk – bentuk dari berbagai pernyataan standard auditing (SA) yang menjadi suatu pedoman dalam memberikan jasa auditing bagi akuntan publik yang ada di Indonesia.

SPAP sendiri disusun dan diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). SPAP sendiri memiliki ruang lingkup yaitu berlaku auditor Kantor Akuntan Publik dan sektor swasta dalam hal ini auditor internal perusahaan yang ada di Indonesia. Dalam SPAP sendiri diatur tentang kegiatan auditing, atestasi, akuntansi dan riviu serta konsultasi audit.

Pengendalian mutu SPAP sendiri diatur secara khusus melalui standard audit yang telah disusun oleh IAPI. Standard pelaksanaan SPAP sendiri meliputi perencanaan awal dan supervise audit, pemahaman atas system pengendalian internal auditee dan perolehan bukti bukti yang kompeten oleh auditor sektor swasta (Auditor KAP dan Auditor internal perusahaan). Standard pelaporan dalam SPAP melitputi Pengungkapan prinsip akuntansi yang digunakan, Pengungkapan atas penerapan prnsip akuntansi yang digunakan, Pengungkapan informatif atas laporan yang diperiksa harus memadai dan Pernyataan pemeriksa atas keseluruhan hasil pemeriksaan.

Selanjutnya adalah standar audit Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP). APIP sendiri disusun dan diterbitkan oleh kementrian dalam negeri. APIP bertugas melakukan pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan mendorong peningkatan efektivitas manajemen risiko (risk management), pengendalian (control) dan tata kelola (governance) organisasi sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. APIP sendiri digunakan oleh auditor internal pemerintah daerah, pemerintah pusat, lembaga dan instansi pemerintah. Ruang lingkup APIP sendiri terdiri dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal, Inspektorat Utama, dan Inspektorat daerah.

Kegiatan APIP diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 35 Tahun 2018 tentang Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2019 pada Lampiran menetapkan kegitan pengawasan APIP sebagai berikut, yaitu Kegiatan peningkatan kapasitas APIP, Kegiatan asistensi, Kegiatan reviu, Kegiatan monitoring dan evaluasi, Kegiatan pemeriksaan kinerja dan tujuan tertentu. Standar pelaksanaan APIP sendiri yaitu perencanaan, supervisi, pengumpulan dan pengujian bukti, pengembangan bukti temuan dan dokumentasi. Standard pelaporan APIP yaitu kewajiban membuat laporan, cara dan saat pelaporan, bentuk dan isi laporan, kualitas laporan, tanggapan auditi dan penerbitan dan distribusi laporan.

Terakhir adalah Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). SPKN sendiri disusun dan diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, BPK-RI merupakan lembaga independen yang bertindak sebagai auditor eksternal Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,

(3)

Instansi dan Lembaga Negara lainnya. SPKN sendiri merupakan Undang Undang Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018. SPKN sendiri ruang lingkupnya mencangkup auditor BPK-RI di kantor pusat maupun di kantor perwakilan di setiap Provinsinya dan auditor publik yang memeriksa pengelolaan keuangan Negara. Kegiatan yang diatur oleh SPKN yaitu tentang pemeriksaan penggunaan keuangan Negara atau Daerah (APBN/APBD), audit kinerja, pemeriksaan kepatuhan terhadap undang – undang yang berlaku dan audit dengan tujuan tertentu.

Pengandalian mutu SPKN hanya diatur pada standar umum. Standar pelaksanaan pada SPKN yaitu perencanaan, supervisi audit, pemahaman terhadap sistem pengendalian internal, perolehan atas bukti yang kompeten, pengkomunikasian informasi auditi oleh auditor, pertimbangan – pertimbangan atas hasil pemeriksaan tahun – tahun sebelumnya, merancang pemeriksaan untuk mendeteksi jika ada fraud yang dilakukan oleh auditi, pengembangan temuan audit, pendokumentasian hasil pemeriksaan. Standard standard pelaporan yang ada didalam SPKN yaitu pengungkapan prinsip akuntansi yang digunakan oleh auditi, pengungkapan atas penerapan prinsip akuntansi yang digunakan, pengungkapan atas informasi atas pemeriksaan laporan keuangan harus memadai, pernyataan atas kepatuhan standard pemeriksaan, pernyataan pemeriksaan atas keseluruhan hasil pemeriksaan, pelaporan terhadap kepatuhan terhadap undang – undang yang berlaku, pelaporan kondisi SPI auditi, pelaporan atas tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab, pelaporan mengenai informasi yang bersifat rahasia, penerbitan dan pendistribusian laporan keuangan.

PENTINGNYA STANDAR PROFESIIONAL

Standar professional akuntansi penting dilakukan agar audit yang dilakukan dapat dilakukan dengan professional dan memenuhi standar kualitas yang tinggi

STANDAR AUDIT DAN ASSURANS INTERNASIONAL

International Standards on Auditing adalah suatu standar kompetensi bagi

profesional yang bekerja di bidang auditing. ISA diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards Boards (IAASB) melalui International Federation of Accountant (IFAC) pada tahun 2009. International Standards on Auditing (ISA) merupakan standar audit terbaru yang telah diadopsi di Indonesia.

Secara garis besar, ISA terdiri dari beberapa hal pokok, yaitu:

1. Tanggung jawab (responsibilities) 2. Perencanaan Audit (Audit planning ) 3. Pengendalian Internal (Internal Control) 4. Bukti Audit (Audit evidence)

5. Penggunaan oleh Ahli (Using work of other experts)

ISA dibuat dengan tujuan meningkatkan kualitas bukti-bukti audit yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hasil audit. International Standards on Auditing berkaitan erat dengan International Standard on Quality Control.

(4)

International Standards on Auditing mempunyai 5 bagian yaitu:

1. Introduction mencakup tujuan, ruang lingkup, dan subjek materi;

2. Objective menjelaskan kepentingan auditor;

3. Definitions yang menjelaskan pengertian yang dibakukan ISA;

4. Application and Other Explanatory Material HARMONISASI

Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara.

Demikian juga halnya dengan pelaporan keuangan dan standar akuntansi. Salah satu karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi adalah dapat diperbandingkan (Comparability), termasuk di dalamnya juga informasi akuntansi internasional yang juga harus dapat diperbandingkan mengingat pentingnya hal ini di dunia perdagangan dan investasi internasional. Dalam hal ingin diperoleh Full Comparability yang berlaku secara internasional, diperlukan standardisasi standar akuntansi internasional.

Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi : 1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan) 2. Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek, dan 3. Standar audit Survei Harmonisasi Internasional

Terdapat bermacam-macam keuntungan dari harmonisasi. 1. Bagi banyak negara, belum terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi dan audit yang memadai. Standar yang diakui secara internasional tidak hanya akan mengurangi biaya penyiapan untuk negara-negara tersebut melainkan juga memungkinkan mereka dengan seketika menjadi bagian dari arus utama standar akuntansi yang berlaku secara internasional. 2. Internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan meningkatnya saling ketergantungan dari negara-negara di dalam kaitannnya dengan perdagangan dan arus investasi internasional adalah argumentasi yang utama dari adanya suatu bentuk standar akuntansi dan audit yang berlaku secara internasional.

3. Adanya kebutuhan dari perusahaan untuk memperoleh modal dari luar, mengingat tidak cukupnya jumlah laba ditahan untuk mendanai proyekproyek dan pinjaman-pinjaman luar negeri yang tersedia, telah meningkatkan kebutuhan akan harmonisasi.

PENGENDALIAN INTERNAL

Commitee Of Sponsoring Organization of The Treadway Commision (COSO) mendefinisikan pengendalian internal sebagai suatu proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen dan personil lain yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan organisasi yang meliputi keandalan pelaporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan/ketaatan terhadap hukum yang berlaku.

Berdasarkan tujuan dan peran pengendalian internal, maka pengendalian internal dibagi menjadi :

(5)

Pengendalian internal akuntansi, bertujuan untuk mengecek kekayaan perusahaan dan mengecek keandalan data akuntansi

Pengendalian internal administrasi, bertujuan untuk mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Berdasarkan jenisnya, maka pengendalian internal dibagi menjadi lima bagian :

Pengendalian preventif, pengendalian ini digunakan untuk mencegah kesalahan yang terjadi. Dalam hal ini secara otomatis akan dilakukan pengecekan yang dirancang untuk mencegah penyalahgunaan.

Pengendalian detektif, pengendalian ini digunakan untuk mendeteksi kesalahan- kesalahan yang terjadi dalam memasukkan data.

Pengendalian korektif, pengendalian ini digunakan untuk memberikan informasi kepada pihak manajemen untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi. Pengendalian ini dirancang untuk mengoreksi kesalahan yang terdeteksi.

Pengendalian langsung, artinya tekhnik kontrol yang paling efektif adalah mengusahakan adanya manajer bawahan yang berkualitas baik .

Pengendalian kompensatif, dimaksudkan untuk memperkuat pengendalian karena terabaikannya suatu aktivitas pengendalian.

Lima keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian internal, yaitu :

Kesalahan dalam pertimbangan

Kemacetan

Kolusi

Pelanggaran oleh manajemen

Biaya dan manfaat

COSO membagi komponen pengendalian internal ke dalam 5 hal yaitu :

Lingkungan pengendalian

Penentuan risiko

Aktivitas Pengendalian

Informasi dan komunikasi

Pemantauan

Salah satu organ perusahaan klien yang melaksanakan fungsi pengendalian internal yaitu komite audit. Komite audit adalah komite yang bekerja secara professional dan independen yang dibentuk oleh dewan komisaris.

Tujuan dibentuknya komite audit :

Pelaporan keuangan

Manajemen risiko dan control

Tata kelola perusahaan

(6)

Fungsi komite audit :

Memperbaiki mutu laporan keuangan dengan mengawasi laporan keuangan atas nama dewan komisaris

Menciptakan iklim disiplin dan kontrol yang akan mengurangi kemungkinan penyelewengan

Memungkinkan anggota yang noneksekutif menyumbangkan suatu penilaian independen dan memainkan suatu peran positif

Membantu direktur keuangan dengan memberikan suatu kesempatan tempat pokok- pokok persoalan penting yang sulit dilaksanakan dan dikemukakan

Memperkuat posisi auditor eksternal dengan memberikan suatu saluran komunikasi terhadap pokok-pokok persoalan

Memperkuat posisi auditor internal dengan memperkuat inidependensinya dari manajemen

Meningkatkan kepercayaan publik terhadap kelyakan dan objektivitas laporan keuangan

Tahapan prosedur pemahaman pengendalian internal :

Melakukan review pendahuluan atau memahami pengendalian internal yang diterapkan manajemen, serta menentukan potensi dapat dipercayanya pengendalian internal tersebut

Mendokumentasi hasil pemahaman

Melakukan pengamatan transaksi secara sepintas

Identifikasi dapat tidaknya pengendalian tersebut diandalakan atau dipercaya

Menentukan pengaruh SPT terhadap pengujian substantif

Referensi

Dokumen terkait

Paragraf lingkup audit berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi akuntan publik

Menurut Standar Profesi Akuntan Publik Standar Auditing(Seksi 110), tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat

Rutlan Effendi disebabkan karena yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing - Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam

INDEPENDENSI AUDITOR, DAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN” ( Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di daerah

Kasus SNP Finance memukul profesi akuntan publik, karena dalam kasus tersebut dimana dua auditor yang berasal dari KAP Deloitte telah menunjukkan reputasi yang

mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di Indonesia..

jasa auditing yang dilakukan oleh Akuntan Publik, sebagian masyarakat masih ada yang meragukan tingkat Profesionalisme yang dimiliki oleh para Auditor KAP, yang selanjutnya

Fenomena berikutnya, yaitu pelanggaran terhadap Standar Auditing dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang dilakukan oleh akuntan publik Muhammad Zen