ISSN : 2598-2095 Vol. 7 No. 1 (September, 2023)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 652
SKRINING FITOKIMIA DAN PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK DAN FRAKSI BUAH LIMPASU
(Baccaurea lanceolate (Miq.) Müll.Arg.
)(Phytochemical Screening and Determination of Total Flavonoid Content of Limpasu Fruit Extracts and Fractions (Baccaurea lanceolate (Miq.) Müll.Arg.)
(Submited : 26 Juni 2023 , Accepted : 30 September 2023 )
Rizka Mulya Miranti1, Siti Nashihah2
Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Email: [email protected]
ABSTRAK
Buah limpasu memiliki kandungan flavonoid yang secara empiris telah digunakan masyarakat di Pegunungan Meratus sebagai obat Covid-19. Flavonoid merupakan metabolit sekunder dari tanaman yang memiliki banyak aktivitas diantaranya adalah imunomodulator, antiinflamasi, antioksidan, antibakteri.
Penelitian ini bertujuan mengukur kadar flavonoid total dari ekstrak serta fraksi air dan etil asetat dari buah limpasu. Identifikasi metabolit sekunder menggunakan pereaksi dengan mengamati perubahan warna, sedangkan kandungan total flavonoid diukur menggunakan spektrofotometer Uv-Vis pada panjang gelombang 433 nm dengan kuersetin sebagai pembanding. Ekstrak buah limpasu diperoleh melalui maserasi menggunakan etanol 70% dan fraksi diperoleh dengan metode fraksinasi cair-cair. Hasil skrining fitokimia menunjukkan adanya senyawa metabolit sekunder flavonoid dan alkaloid, sedangkan hasil uji penetapan kadar flavonoid total ekstrak sebesar 0,233±0,0025 %, fraksi air sebesar 0,324±0,0116 %dan fraksi etil asetat sebesar 1,079±0,028 %. Hal ini menunjukan bahwa fraksi etil asetat buah limpasu memiliki kadar total flavonoid yang paling tinggi.
Kata kunci : Baccaurea lanceolata, total flavonoid, skrining fitokimia, covid-19
ABSTRACT
Limpasu fruit contains flavonoids which empirically have been used by people in the Meratus Mountains as a Covid-19 drug. Flavonoids are secondary metabolites of plants that have many activities including immunomodulators, anti-inflammatories, antioxidants, and antibacterials. This study aims to measure the total flavonoid content of the extract and the water and ethyl acetate fractions of the limpasu fruit.
Identification of secondary metabolites using a reagent by observing the color change, while the total flavonoid content was measured using a Uv-Vis spectrophotometer at a wavelength of 433 nm with quercetin as a comparison. The limpasu fruit extract was obtained by maceration using 70% ethanol and the fractions were obtained by the liquid-liquid fractionation method. The results of the phytochemical screening showed the presence of secondary metabolites of flavonoids and alkaloids. while the test results for the determination of the total flavonoid content of the extract was 0,233±0,0025 %, the water fraction was 0,324±0,0116 %, and the ethyl acetate fraction was 1,079±0,028 %. The results showed that the ethyl acetate fraction of limpasu fruit has the highest total flavonoid content.
Keywords : Baccaurea lanceolata, total flavonoid content, phytochemical screening, covid-
ISSN : 2598-2095 Vol. 7 No. 1 (September, 2023)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 653
PENDAHULUAN
Limpasu merupakan salah satu tanaman berupa pohon genus Baccaurea yang banyak tumbuh di daerah Pegunungan Meratus Kalimantan Selatan. Buah limpasu adalah buah buni berbentuk bulat ataupun oval, berbiji, pada waktu masih muda keunguan atau hijau, bila sudah masak hijau, kekuningan, keputihan, keabu-abuan, sawo matang (Munawaroh, 2021).
Buah limpasu tumbuh bergerombol mengelilingi batang pohon dengan daging buah yang memiliki rasa asam. Secara empiris buah dari tanaman limpasu dimanfaatkan oleh masyarakat suku Dayak sebagai kosmetik alami berupa bedak dingin yang dioleskan pada kulit terutama kulit wajah agar terhindar dari paparan sinar matahari (Noor & Asih, 2018). Selain itu buah limpasu juga biasa dimanfaatkan sebagai obat demam dan penambah stamina (Elsi et.al. 2020). Fitriansyah (2018) dengan metode DPPH melaporkan aktivitas antioksidan pada buah lebih tinggi dibandingkan daun dan kulit batang.
Buah limpasu memiliki kandungan senyawa fenol, flavonoid, antosianin, karotenoid (Bakar et.
al., 2014). Flavonoid merupakan metabolit sekunder golongan fenol dari suatu tanaman.
Flavonoid diketahui memiliki banyak khasiat diantaranya adalah antioksidan, antiinflamasi, antibakteri, antikanker, neuroproteksi, dan lain- lain (Khorunnisa dan Sumiwi, 2019).
Pada saat pandemic Covid-19 banyak masyarakat di pegunungan Meratus mengonsumsi buah Limpasu untuk mencegah dan mengobati Covid-19. Flavonoid telah dilaporkan memiliki aktivitas pencegahan dan pengobatan SARS-Cov -2 melalui beberapa mekanisme (Alzaabi et. al., 2021).
Ekstraksi bertujuan untuk memperoleh suatu bahan aktif yang tidak diketahui maupun yang sudah diketahui, memperoleh sekelompok senyawa yang struktur sejenis, memperoleh semua metabolit sekunder dari suatu bagian tanaman dengan spesies tertentu, mengidentifikasi semua metabolit sekunder yang terdapat dalam suatu makhluk hidup sebagai penanda kimia atau kajian metabolisme.
Fraksinasi bertujuan untuk memisahkan senyawa berdasarkan kelarutannya. Analisis kandungan flavonoid buah limpasu pada tingkat fraksi belum pernah dilaporkan sehingga penelitian ini penting dilakukan untuk memperoleh kadar flavonoid total pada masing-masing fraksi dan dengan demikian
dapat diperoleh pula gambaran mengenai jenis flavonoid berdasarkan kelarutannya pada fraksi.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian skrining fitokimia dan penetapan kadar flavonoid total ekstrak dan fraksi buah limpasu ini adalah termasuk penelitian eksperimental.
Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah spektrofotometer UV-Visible (Shimadzu), mikropipet (Dragonlab), timbangan dan alat gelas.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah limpasu, etanol 70% (Merck), N- Heksan (Merck), etil asetat (Merck), Kuersetin, AlCl3 10%, aquadest dan reagen skrining fitokimia.
Cara Kerja
1. Tahapan pengumpulan bahan baku
Buah limpasu diiris tipis kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven pengering pada suhu tidak lebih dari 400 C. Simplisia yang didapat kemudian di blender dan diayak dengan ayakan mesh no 40 (Farmakope Herbal Indonesia, 2017).
2. Tahapan Pembuatan Ekstrak
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan mencampur 100 gram serbuk simplisia kemudian diekstraksi dengan teknik maserasi dengan pelarut etanol 70% sebanyak 1000 ml (1:10) (Farmakope Herbal Indonesia, 2017). Proses perendaman dilakukan selama 5 X 24 jam sambil sesekali diaduk. Ekstrak yang didapat kemudian disaring dan diuapkan dengan menggunakan waterbath suhu 400 C hingga menjadi ekstrak kental.
3. Tahapan Fraksinasi
Ekstrak kental sebanyak 25 gram dilarutkan dengan aquades sebanyak 125 ml kemudian dilakukan fraksinasi dengan perbandingan 1:1 dengan corong pisah selama 10 menit menggunakan N-Heksan kemudian dilanjutkan pelarut etil asetat (Setiawan, et.al, 2017)
4. Skrining Fitokimia
Ekstrak yang didapatkan dilakukan uji skrining fitokimia untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang ada pada ekstrak etanol buah limpasu (Kusumo et al, 2022)
a) Uji Alkaloid
ISSN : 2598-2095 Vol. 7 No. 1 (September, 2023)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 654
Ekstrak etanol buah limpasu sebanyak 2 ml ditambahkan pereaksi dragendorff dan mayer, hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan warna merah kecoklatan
b) Uji Flavonoid
Ekstrak etanol buah limpasu sebanyak 2 ml ditambahkan serbuk Mg dan HCl pekat sebanyak 1 ml kemudian dikocok, hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah, kuning, atau jingga
c) Uji Saponin
Ekstrak etanol buah limpasu sebanyak 2 ml ditambahkan dengan 10 ml air panas kemudian dikocok kuat selama 10 menit, hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya busa stabil dengan tinggi sekitar 1 cm
d) Uji Tanin
Ekstrak etanol buah limpasu sebanyak 2 ml ditambahkan FeCl3 3% sebanyak 5 tetes. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah muda.
5. Tahapan Penetapan Kadar Flavonoid Total a) Pembuatan Kurva Standar Kuersetin
Larutan standar Kuersetin dibuat dengan menimbang seksama 25 mg dalam 25 ml etanol 80% sebagai larutan induk Kuersetin 1000 ppm.
Dari larutan tersebut dibuat seri konsentrasi 20,40,60,80,120 ppm sebanyak 10 ml. sebanyak 0,5 ml larutan standar ditambahkan 0,1 ml AlCl3 10%, 0,1 ml Na asetat 1 M dan 2,8 ml air suling.
Diambil konsentrasi 40 ppm dan dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 200-800 nm
b) Penetapan Kadar Flavonoid Total
Sebanyak 1 gram ekstrak dan fraksi ditimbang dan dilarutkan kedalam etanol 80% kemudian diambil 0,5 ml dan ditambahkan 0,1 ml AlCl3 10%, 0,1 ml Na asetat 1 M dan 2,8 ml air suling.
Diambil konsentrasi 40 ppm dan dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 433 nm.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Limpasu merupakan tanaman khas kalimantan yang mempunyai banyak potensi dan manfaat dalam kesehatan, namun potensinya masih perlu dikembangkan lebih dalam lagi. Flavonoid merupakan golongan metabolit sekunder yang memiliki daya antioksidan yang kuat, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar flavonoid total yang ada dalam buah limpasu.
Pada pembuatan ekstrak buah limpasu diperoleh rendemen sebesar 1,46%. Rendemen merupakan perbandingan bobot ekstrak yang diperoleh dengan bobot simplisia kering yang digunakan untuk membuat ekstrak. Semakin besar
rendemen menunjukan semakin banyak zat-zat yang tertarik dari suatu simplisia.
Metode maserasi dipilih karena tidak menggunakan pemanasan sehingga senyawa kimia yang didapatkan akan terbebas dari kerusakan serta meminimalkan kemungkinan terjadinya degradasi metabolit berupa flavonoid.
Maserasi buah limpasu menggunakan etanol 70%
karena etanol merupakan pelarut yang dapat menarik senyawa polar hingga non polar sehingga lebih banyak senyawa dari buah limpasu yang dapat ditarik.
Hasil fraksinasi untuk fraksi n-heksan diperoleh jumlah yang sangat sedikit sehingga tidak memungkinkan untuk diuji lebih lanjut. Hal ini dapat disebabkan karena sedikitnya senyawa- senyawa non polar yang tertarik pada proses ekstraksi buah limpasu.
Hasil Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia pada ekstrak bertujuan untuk mendapat gambaran senyawa- senyawa yang terdapat dalam buah limpasu. Skrining fitokimia pada penelitian ini menggunakan metode uji warna dengan menggunakan pereaksi-pereaksi yang sesuai dengan golongan senyawa yang akan diuji yaitu alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin.
Hasil skrining fitokimia yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah limpasu memiliki metabolit sekunder golongan flavonoid dan alkaloid.
Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Buah Limpasu
No Uji Skrining
Fitokimia Pereaksi Hasil
1 Alkaloid Dragendorff Positif
Mayer Positif
2 Flavonoid Serbuk Mg dan
HCl Positif
ISSN : 2598-2095 Vol. 7 No. 1 (September, 2023)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 655
3 Saponin Air panas Negatif
4 Tanin FeCl3 3% Negatif
Hasil Penetapan Kadar Flavonoid Total
Uji penetapan kadar flavonoid ini dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah flavonoid yang ada dalam ekstrak etanol buah limpasu. Kadar flavonoid total ditetapkan dengan spektrofotometer UV Vis dengan Kuersetin sebagai standar. Kadar flavonoid total diekspresikan sebagai persen. Kuersetin termasuk senyawa golongan flavonol yang jumlahnya paling banyak ditemui pada tanaman.
Kuersetin dan glikosidanya berjumlah sekitar 60%
hingga 75% dari flavonoid total (Anggorowati et.al., 2016) merupakan alasan mengapa kuersetin digunakan sebagai standar.
Persamaan kurva baku Kuersetin dapat dilihat pada gambar 1, sedangkan data hasil penetapan kadar flavonoid total dapat dilihat pada tabel 2.
Gambar 1. Kurva baku kuersetin
Data absorbansi kurva baku ini digunakan untuk menghitung kadar total flavonoid ekstrak dan fraksi buah limpasu (Hadi et al, 2015).
Tabel 2. Hasil Kadar Flavonoid Total Ekstrak dan Fraksi Buah Limpasu
No Berat Sampel
Kadar Ekivalen
(ppm)
Kadar Flavonoid
Total (%)
Rata-rata % kadar flavonoid 1 Ekstrak
23,631 0,236
0,233±0,0025 23,105
23,105
0,231 0,231 2 Fraksi Air
30,868 32,842 34,026
0,309 0,325 0,337
0,324±0,0116
3 Fraksi Etil Asetat
104,158 110,868 108,763
1,041 1,109 1,088
1,079±0,028
Tabel 2 memperlihatkan hasil penetapan kadar total flavonoid ekstrak dan fraksi buah limpasu.
Adanya perbedaan kadar bisa terjadi karena beberapa faktor, diantaranya tingkat kelarutan metabolit sekunder. Pelarut etil asetat mempunyai sifat semi polar sehingga dapat menarik senyawa-senyawa flavonoid aglikon polihidroksi, sedangkan glikosida flavonoid larut dalam air.
Fraksi etil asetat memperlihatkan kadar flavonoid yang paling besar, hal ini menunjukan pelarut etil asetat dapat menarik senyawa flavonoid lebih baik dibandingkan dengan fraksi air.
KESIMPULAN
Ekstrak dan fraksi buah limpasu memiliki senyawa metabolit sekunder flavonoid dan kadar total flavonoid terbesar adalah pada fraksi etil asetat.
PENGHARGAAN
Terimakasih kami ucapkan kepada Kemenristekdikti tahun 2022 yang telah mensupport dana dalam skim penelitian dosen pemula.
DAFTAR PUSTAKA
Alzaabi MM, Hamdy R, Ashmawy NS, Hamoda AM, Alkhayat F, Khademi NN, Al Joud SMA, El-Keblawy AA, Soliman SSM. Flavonoids are promising safe therapy against COVID- 19. Phytochem Rev. 2022;21(1):291-312.
doi: 10.1007/s11101-021-09759-z. Epub 2021 May 22. PMID: 34054380; PMCID:
PMC8139868.
Amalia, A.W., Sariwati, A. (2019). Identifikasi Senyawa Kimia dan Antioksidan Ekstrak Etil Asetat Biji Sirsak(Annona muricata Linn.).
JCPS, 3 (1), 192-197.
Ana AnggorowatiD., PriandiniG., & ThufailT.
(2016). Potensi Daun Alpukat (Persea Americana Miller) Sebagai Minuman Teh Herbal Yang Kaya Antioksidan. Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri, 6(1), 1-7.
Anonim.(2017).Farmakope Herbal Indonesia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Bakar MF, Ahmad NE, Karim FA, Saib S.
Phytochemicals and Antioxidative Properties of Borneo Indigenous Liposu
ISSN : 2598-2095 Vol. 7 No. 1 (September, 2023)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 656
(Baccaurea lanceolata) and Tampoi (Baccaurea macrocarpa) Fruits.
Antioxidants (Basel). 2014 Jul 30;3(3):516- 25. doi: 10.3390/antiox3030516. PMID:
26785068; PMCID: PMC4665419.
Elsi,Y., Satriadi, T., Istikowati,W.T. (2020).
Etnobotani Obat-Obatan Yang Dimanfaatkan Masyarakat Adat Dayak Meratus Desa Ulang Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan. Jurnal Sylva Scientiae Vol. 03 No. 1.193-201 Ermawati, Nur; Oktaviani, Nila; Pramudita,
Rahmanisa. Persepsi Masyarakat Terhadap Penggunaan Obat Tradisional Sebagai Upaya Preventif Covid-19 Di Kota Pekalongan. Jcps (Journal Of Current Pharmaceutical Sciences), [S.L.], V. 5, N. 2, P. 500-505, July 2022. Issn 2598-2095 Fitriansyah, S.N., Aulifa, D.L., Augustina, Y., &
Firman, F.-. (2018). Aktivitas Antioksidan, Total Fenolik Dan Total Flavonoid Ekstrak Buah, Daun Dan Kulit Batang Limpasu (Baccaurea lanceolata).
Hadi. S., Wahyuono, S., Yuswanto, A., Lukitaningsih, R.E. (2015). Penelusuran Fraksi Aktif Baccaurea lanceolata dari Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan sebagai Antioksidan. Pharmacy. 2(12), 242- 246.
Haeria., Hermawati., Pine, A.T.U.D. (2016).
Penentuan kadar Flavonoid Total dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak etanol Daun Bidara (Ziziphus spina-christi L). Journal of Pharmaceutical and Medicinal Sciences.
1(2), 57-61.
Kadir, Mujtahid Bin Abd.. Pengaruh Fraksi Bawang Dayak (Eleutherine Americana (L)
Merr) Terhadap Memori Spasial Mencit Jantan Galur Balb/C Yang Diinduksi Alkohol 10%. Jcps (Journal Of Current Pharmaceutical Sciences), [S.L.], V. 4, N. 2, P. 308-313, Apr. 2021. Issn 2598-2095 Khoirunnisa, I., & Sumiwi, S. (2019). Peran
Flavonoid pada Berbagai Aktivitas Farmakologi. Farmaka, 17(2), 131-142.
doi:http://dx.doi.org/10.24198/jf.v17i2.21922 Kusumo, D.W., Susanti., Ningrum, E.K., Makayasa, C.H.A. (2022). Skrining Fitokimia Senyawa Metabolit Sekunder pada Ekstrak etanol Bunga Pepaya (Carica papaya L). JCPS, 5(2), 478-483.
Munawaroh, E., Astuti, I.P.(2021). Kajian Keanekaragaman Jenis Baccaurea spp., Pemanfaatan, Potensi dan Upaya Konservasinya di Kebun Raya Bogor.
Prosiding Seminar Nasional PMEI ke V.63- 70
Noor,R., Asih, T. (2018). Tumbuhan Obat di Suku Semendo Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat. Penerbit Laduny. 26-27
Setiawan, N.C.E., Febrianti, A. (2017). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol dan Fraksi Umbi Eleuthine palmifolia (L) Merr dengan Metode DPPH. JCPS, 1(1), 1-5.
Suharyanto, S., & Hayati, T. (2021). Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Buah Gambas (Luffa acutangula(L.) Roxb.) dengan Metode Spektrofotometri UV- Vis. Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia, 18(1),82-88.