Mahmud Nuhung., MA Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ac. Tesis Diploma atas nama SULTAN PRATAM no. Stambuk diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Tesis Fakultas Ekonomi dan Bisnis berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 113 Tahun dan diperiksa di hadapan penguji pada hari Rabu, 16 Juli 2014 sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dibuat atas bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Ansyarif Khalid, SE., M.Sc., Ak., selaku pembimbing I, telah memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. MS. Muttiarni, SE., M.Si., selaku pembimbing II, telah memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Arie Angriawan, Arman Alyup, Fachrisal Wiryatama, Fajar Saputra, Haripuddin, Herul Setiawan MR, Irma Zulfidah, Lukmanul Hakim, Riska Subaina, Nur Fitriani, Irma Kaderiana, Mantang, Hasriani, Yahyar Nurhadiasuani, Amitoran, Asmunawir, Syaharuddin, Muh Bahri Basir, Muhamed Irwan beserta seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya keluarga besar Akuntansi 3 angkatan 2010 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, menuliskan nama-nama mereka, yang mendampingi penulis dalam suka dan duka, memberikan semangat dan doa.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan baik isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis berharap koreksi dan saran demi perbaikan skripsi ini diterima dengan senang hati dan rahmat, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi penambah ilmu pengetahuan, terima kasih.
Latar Belakang Penelitian
Manfaat Penelitian
Produk merupakan titik fokus kegiatan pemasaran karena produk merupakan hasil suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk dikonsumsi dan merupakan alat bagi suatu perusahaan untuk mencapai tujuan usahanya. Suatu produk harus mempunyai keunggulan dibandingkan produk lainnya dalam hal kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan, garansi dan rasa untuk menarik minat konsumen untuk mencoba dan membeli produk tersebut. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian, dapat dibeli, digunakan atau dikonsumsi dan dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.
Secara konseptual, produk merupakan pemahaman subjektif produsen terhadap sesuatu yang dapat ditawarkannya sebagai upaya mencapai tujuan organisasi dengan cara memuaskan kebutuhan dan aktivitas konsumen, sesuai dengan kemampuan dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Merek dagang adalah nama, istilah, tanda, simbol atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk menjalankan fungsinya, termasuk daya tahan, keandalan, keakuratan, kemudahan penggunaan dan perbaikan, serta properti berharga lainnya.
Produk inti terdiri dari manfaat inti pemecahan masalah yang dicari konsumen ketika membeli suatu produk atau layanan. Karakteristik produk sebenarnya mencakup tingkat kualitas, nama merek, kemasan yang dipadukan secara cermat untuk menyampaikan manfaat inti (Kotler & Armstrong, 2001:348).
Produk Sampingan
Produk sampingan dapat diklasifikasikan menurut dapat atau tidaknya dijual terpisah dari produk utama. Pengakuan adanya produk sampingan berkaitan dengan perlakuan terhadap harga pokok produk sampingan, biaya pengolahan produk sampingan dan pendapatan dari penjualan produk sampingan. Namun kenyataannya ada beberapa metode yang mengalokasikan biaya gabungan ke produk utama dan subproduk.
Metode yang hanya mencatat penjualan produk sampingan, tanpa memperhitungkan harga pokok produk sampingan tersebut (metode non-biaya). Dalam metode ini, biaya produksi hanya dibebankan pada produk utama, kemudian hasil penjualan produk samping langsung dibukukan sebagai pendapatan/pengurang biaya produksi. Nilai pasar produk sampingan dikurangkan dari total biaya produksi (Metode Nilai Pasar/Metode Biaya Pembalikan).
Suatu metode yang mengalokasikan biaya produksi pada produk utama dan produk sampingannya (metode biaya). Harga dasar produk samping kini ditetapkan sebesar harga beli/nilai pengganti yang berlaku di pasar. Cara ini tidak memperhitungkan harga pokok produk sampingan atau persediaannya, namun memperlakukan pendapatan penjualan produk sampingan tersebut sebagai pendapatan atau sebagai pengurang biaya produksi produk utama.
Metode tanpa biaya merupakan metode penghitungan produk sampingan yang tidak mencapai alokasi biaya gabungan pada saat pengolahan produk sebelum pemisahan. Dengan metode ini, pendapatan penjualan produk sampingan dikurangi hasil penjualan dicatat pada akun “Pendapatan penjualan produk sampingan” dan ditutup pada akun laba rugi pada akhir periode akuntansi. Pendapatan dari penjualan produk sampingan digunakan sebagai pendapatan lain-lain, yang secara langsung meningkatkan laba operasional.
Cara pengolahan produk sampingan ini pada dasarnya sama dengan cara terakhir yang dibahas di atas. Biaya pemrosesan dan pemasaran produk sampingan setelah pemisahan dimasukkan dalam perkiraan yang berbeda dibandingkan dengan produk utama. Entri jurnal dalam metode ini juga terdiri dari pembebanan biaya pasca pemisahan (pengerjaan ulang) ke hasil penjualan produk sampingan.
Seperti halnya cara pertama, cara kedua dalam menghitung harga pokok produk sampingan juga dapat dilakukan dengan menggunakan cara-cara cara pertama, yaitu :. Harga dasar yang dihitung untuk produk sampingan adalah harga pembelian atau jumlah penggantian yang berlaku di pasar.
Kerangka Pikir
Hipotesis
Metode pengumpulan data
Jenis dan Sumber Data
Definisi Operasional
Metode Analisis
Mizkar pada tahun 1999, modal yang digunakan adalah modal sendiri dan sebagian modal orang tua. Dalam menjalankan operasional perusahaan, Ibu Sulistiawati bekerja sama dengan suaminya, Bapak. Akbar yang berperan sebagai pemilik sekaligus pengelola. Pada awalnya perusahaan ini berproduksi secara kecil-kecilan hanya di kawasan Karang Anyar, namun pada tahun-tahun berikutnya mulai merambah ke kawasan sekitar Jl.
Program Kerja
Rahmatullah merupakan usaha home industri yang didirikan pada tahun 1999 oleh H. M. Mizkar, modal yang digunakan adalah modal sendiri dan sebagian modal orang tua. Pada awalnya perusahaan ini berproduksi secara kecil-kecilan hanya di kawasan Karang Anyar, namun pada tahun-tahun berikutnya mulai merambah ke kawasan sekitar Jl. Cendrawasih kota Sungguminasa dan sekitarnya. Struktur organisasi perusahaan ini sangat sederhana berbentuk garis sehingga kesatuan komando akan terjalin dengan baik.
Bagian pemasaran bertugas mengantarkan barang jadi/tahu ke titik penjualan dan melakukan penagihan ke pengecer. Proses produksi yang digunakan perusahaan bersifat kontinyu, dimana bahan bakunya diimpor, maka proses produksi akan langsung menjadi produk jadi dan tidak perlu menunggu lama lagi. Jadi ketika pabrik itu didirikan, selalu mengerjakan barang yang sama (tidak pernah merubah jenis barang yang dikerjakannya) sehingga prosesnya tidak pernah terputus dengan pengerjaan barang yang lain.
Urutan proses produksi selalu sama, sehingga letak mesin dan peralatan produksi lainnya disesuaikan dengan urutan proses produksi, sehingga produksi lancar dan efisien. Kedelai dicuci bersih lalu direndam dalam air yang banyak selama dua jam, sehingga kedelai mudah digiling. Jarak waktu antara penyelesaian penggilingan dan pemasakan tidak lebih dari 5-10 menit untuk menjaga kualitas tahu yang dihasilkan. f) Penyaringan.
Bubur kedelai kemudian dipindahkan dari kompor ke dalam bak atau tong untuk disaring menggunakan saringan yang ditempatkan dalam wadah. Agar sari yang ada di dalam bubur kedelai tersaring seluruhnya, di atas alat penyaring itu diletakkan papan kayu dan ada yang menaikinya lalu mengocoknya.. yang namanya ampas tahu diperas lagi dengan cara disiram air panas, sampai ada apakah tidak ada lagi jus yang masuk. Air yang disaring, ditampung dalam wadah berwarna kuning atau putih, dicampur dengan cuka untuk memadatkannya.
Air asam dipisahkan dari gumpalan atau gumpalan putihnya dan disimpan, karena dapat digunakan kembali. j) Pencetakan. Gumpalan atau bongkahan tahu yang sudah mulai empuk dimasukkan ke dalam kotak misalnya. 50-60 cm2 dan dibalut kain basma. Adonan tahu yang berbentuk persegi ditekan selama satu menit agar air yang masih tercampur dalam adonan tahu keluar. k) Pemotongan.
Produk Yang Dihasilkan
Rahmatullah memproduksi 500 kontainer tahu (produk utama) per hari dengan harga masing-masing Rp 15.000 dengan pendapatan penjualan Rp. Rahmatullah Makassar merupakan ampas tahu dimana ampas tahu tersebut dijadikan sebagai pakan ternak yang mana pendapatan penjualannya relatif lebih kecil dibandingkan dengan produk utamanya yaitu tahu dan ampas tahu yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu ini tidak memerlukan biaya tambahan. 350 kg kedelai menghasilkan sekitar 17-18 karung ampas tahu yang dihasilkan UD setiap harinya.
Rahmatullah Makassar melalui proses pembuatan tahu, dimana adonan tahu tersebut dibeli dari petani.
Perlakuan Produk Sampingan
Ferbruari 2014
Maret 2014
April 2014
Perhitungan Laba Kotor
Perhitungan Laba Dari Operasi Perusahaan
Perhitungan Laba Bersih Perusahaan
Dengan demikian, berdasarkan hasil perhitungan penjualan produk sampingan dengan metode tanpa alokasi, dimana pendapatan produk sampingan diakui sebagai pendapatan penjualan, maka diketahui jumlah penjualan produk sampingan (sup tahu) pada bulan pertama sebanyak 17 kantong, pada bulan kedua sebanyak 17 kantong, dan pada bulan kedua sebanyak 18 kantong. Sedangkan produk utama (tahu) yang terjual pada bulan pertama hingga ketiga sebanyak 14.000 pada bulan pertama, 15.500 pada bulan kedua, dan 15.000 pada bulan ketiga. Dari penentuan penjualan produk utama dan produk sampingan, penjualan produk sampingan tersebut diakui sebagai pendapatan.
Dari penjualan produk utama dan produk sampingan dikurangi harga pokok dan biaya pemasaran, KELUAR perusahaan. Berdasarkan perhitungan penjualan produk utama dan produk samping, diperoleh hasil penjualan produk utama sebesar Rp. Produksi produk sampingan harus ditingkatkan atau paling tidak jenis produk sampingan harus diperbanyak karena produk sampingan tersebut mempunyai dampak yang besar dalam meningkatkan keuntungan suatu perusahaan.