Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 15 Maret 2017 pada mata pelajaran IPA, siswa kelas IV SD Negri 03 Sidomulyo belum semuanya mencapai KKM. Peneliti menemukan bahwa kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SD NEGERI 03 SIDOMULYO pada mata pelajaran IPA adalah 75. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah. Bagaimana Penerapan Modelling Cara Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA di SD Negeri 03 Sidomulyo Kabupaten Lampung Timur TP 2018/2017.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe modelling the way pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 03 Sidodadi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Latar Belakang Masalah
Beberapa siswa dalam pembelajaran IPA memiliki kebiasaan siswa yang pasif, siswa bermain, siswa ribut dalam proses pembelajaran, pada saat dijelaskan kurang memperhatikan sehingga mengakibatkan kurangnya pemahaman terhadap materi, sehingga mengakibatkan tingkat kelulusan pembelajaran yaitu hanya tentang 37,03% siswa yang tidak mencapai KKM dari 23 siswa” 3. Terdapat beberapa siswa di kelas yang kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa cenderung lebih suka bermain dengan kegiatan pembelajaran, dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Peneliti menemukan bahwa kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SD NEGERI 03 SIDOMULYO pada mata pelajaran IPA adalah 75.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang Penerapan Modeling Mode Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Di SD Negeri 03 Sidomulyo Kabupaten Lampung Timur TP 2018/2017.
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Manfaat Penilitian
Penelitian yang relevan
Dalam skripsi ini dibahas bahwa metode pembelajaran dapat digunakan sebagai strategi atau upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Disertasi Etik Aminatun berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Dengan Penerapan Metode The Way Modeling Pada Siswa Kelas IV SDN Pilangsari 2 Kecamatan Gesi Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran Universitas Muhammadiyah). Dalam penelitian ini, keduanya membahas metode yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA.
Dari kedua referensi penelitian terdahulu di atas, peneliti menggunakannya sebagai referensi dalam pembahasan metode Modeling The Way pada IPA Kelas IV di SD Negeri 03 Sidomulyo.
Hasil Belajar Siswa
Pengertian Hasil Belajar
Indikator hasil belajar dalam penelitian ini dilihat dari ranah kognitif yaitu Knowledge (pengetahuan), Understanding (pemahaman) dan Application (aplikasi). Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana menjelaskan dalam bukunya bahwa “Mengklasifikasikan hasil belajar atau perubahan perilaku selama pembelajaran meliputi seluruh aspek pribadi siswa, yaitu aspek ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”.7 Ranah kognitif biasanya berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang, hasil belajar kognitif melibatkan siswa dalam proses berpikir seperti kemampuan mengingat, memahami, menerapkan dan mengevaluasi. Penilaian Hasil Belajar adalah suatu proses penentuan nilai belajar siswa melalui penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar, dengan tujuan utama untuk menentukan tingkat keberhasilan yang telah dicapai siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran.
Dalam interaksi proses belajar mengajar tidak semua siswa berhasil dalam belajar, seringkali kita menjumpai hal-hal tertentu yang menjadi kendala atau dapat mengganggu anak dalam proses belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Hanafiah dan Cucu Suhana menjelaskan bahwa pembelajaran yang efektif juga sangat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal siswa yaitu sebagai berikut. Faktor eksternal yang mempengaruhi pembelajaran efektif, antara lain: 1) Kompetensi guru (pedagogik, sosial, pribadi dan profesional) 2) Kualifikasi guru. Dari beberapa pernyataan di atas mengenai persepsi hasil belajar, dapat dipahami bahwa perhatian umum dari guru sangat diperlukan untuk tetap memperhatikan kondisi siswa, karena banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
Definisi Operasional Variabel
- Fungsi Metode Modeling The Way
- Perencanaan dan persiapan metode Modeling The Way
- Langkah-langkah Metode Modeling The Way
- Prinsip-Prinsip Metode Modeling The Way
- Tujuan Pembelajaran IPA
- Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Alam
- Silabus pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 03 Sidodadi
Metode modeling the way (membuat contoh-contoh praktis) adalah metode pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mempraktekkan keterampilan tertentu yang telah mereka pelajari di kelas melalui demonstrasi. Fungsi metode Modelling The Way termasuk metode pembelajaran aktif yang berfungsi untuk memaksimalkan potensi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi aktif. Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa metode pemodelan jalan memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang.
Metode pemodelan jalan menurut bundaran terdiri dari empat fase perhatian (etention), pengulangan (retention), kontrol, motivasi, yang dalam pelatihan dilakukan sebagai berikut.
Definisi Operasional Variabel
Variable Bebas (x)
Variabel bebas adalah variabel yang variasinya dapat mempengaruhi atau terjadi karena terjadinya variabel lain (tergantung). Berdasarkan pengertian tersebut maka variabel bebas dalam penelitian berjudul “pembelajaran merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan siswa dalam mata pelajaran matematika IV.
Variable Terikat (y)
Setting Penelitian
Subjek Penelitian
Prosedur Penelitian
Tahapan Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, dimana setiap siklus akan berlangsung dalam dua sesi, masing-masing sesi berdurasi 2 x 35 menit.
Pendahuluan Fase 1: Persiapan
Kegiatan inti
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Modeling The Way
Penutup
Penutup
Melakukan observasi terhadap proses belajar siswa dalam pembelajaran di kelas dan melakukan observasi terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat. Mencatat dan memfinalisasi hasil observasi siklus kedua guna menarik kesimpulan dari tindakan yang telah dilakukan.
Teknik Pengumpulan Data
- Observasi
- Dokumentasi
- Wawancara
Observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis pelaksanaan kegiatan belajar siswa yang akan diteliti dengan terjun langsung ke lapangan. Oleh karena itu, observasi ini dilakukan peneliti secara langsung mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati dan merekam secara langsung kegiatan dalam proses belajar mengajar kelas IV di SD Negri 03 Sidomulyo. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mencari data tentang hal-hal atau variabel yang menjadi bahan penelitian.
Selain itu, metode dokumentasi ini juga digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan paracticum pada mata pelajaran IPA di SD Negri 03 Sidomulyo dengan menggunakan pemodelan.
Instrumen Penelitian
Standar
Lembar Observasi
Instrumen observasi merupakan instrumen observasi dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Pengumpulan data observasional adalah penggunaan format data observasional atau blanko seperti instrumen survei. Gejala yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif adalah cara pemodelan.
Lembar observasi siswa ini dapat membantu pengamat dalam memperoleh data dalam proses pembelajaran di SD Negeri 03 Sidoomulyo seperti yang tercantum pada Tabel.7 berikut i.
Teknik Analisis Data
- Untuk Menghitung Nilai Rata-Rata Maka digunakan rumus
- Untuk Menghitung Persentase Maka digunakan rumus
Indikator Keberhasilan
Deskripsi Lokasi Penelitian
- Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri 03 Sidomulyo
- Visi, dan Misi SD Negri 03 Sidomulyo
- Keadaan Sarana dan Prasarana SD Negeri 03 Sidomulyo
- Data Guru dan Siswa SD Negeri 03 Sidomulyo
Ruang kelas yang ada dilengkapi dengan berbagai jenis fasilitas sesuai dengan fungsinya, seperti kursi, meja, rak buku, penggaris, papan tulis dan karet. Untuk lebih jelasnya penataan ruangan tersebut dapat dilihat denah SD Negeri 03 Sidomulyo berikut ini. Proses belajar mengajar di SD Negeri 3 Sidomulyo tidak lepas dari adanya tenaga pengajar dan pendampingan dari pengelola administrasi, syaratnya jumlah guru dan pegawai sebanyak 9 orang yang terdiri dari 4 laki-laki dan 5 perempuan.
Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Siklus I
- Pertemuan kedua
- Aktivitas siswa
- Hasil Belajar Siswa
- Hasil penelitian siklus II
- Aktivitas Siswa
- Hasil Belajar Siswa
Proses pembelajaran pada siklus I, aktivitas guru diamati dengan lembar observasi aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Type Modelling The Way, dapat dilihat pada tabel di bawah ini, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa dengan kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative learning, aktivitas guru pada siklus I mengalami peningkatan dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua dengan nilai rata-rata 58. .33 yang termasuk dalam kategori cukup. Aktivitas guru pada pertemuan pertama hanya mencapai nilai rata-rata 56,25%, pada pertemuan kedua mencapai 60,41%, dengan nilai rata-rata aktivitas guru pada siklus I menjadi 58,33%. pertemuan pertama hingga pertemuan kedua.
Data aktivitas belajar siswa berdasarkan aktivitas belajar menggunakan metode pembelajaran kolaboratif. Kegiatan pembelajaran IPA di IV. kelas, dilakukan oleh guru di II. siklus pertemuan pertama dengan menggunakan metode model pembelajaran kooperatif mulai berjalan sesuai rencana. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kolaboratif yaitu memodelkan cara belajar, aktivitas guru pada II. siklus meningkat dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua dengan nilai rata-rata 82,28 yang termasuk dalam kategori sangat baik.
Aktivitas belajar siswa pada siklus II diamati dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Data aktivitas belajar siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tipe cooperative learning dengan pemodelan cara model pembelajaran pada siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Keaktifan siswa membaca brosur yang dibagikan guru pada pertemuan pertama mencapai 76,52%, pada pertemuan kedua mencapai 80,86%, dengan rata-rata 76,69%.
73,04% pada sesi kedua 87,82% dengan rata-rata 80,43% Aktivitas belajar siswa pada Siklus II meningkat dari sesi pertama ke sesi kedua. Berdasarkan hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Model Pembelajaran Way pada Siklus II.
Pembahasan
- Peningkatan Peningkatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran IPA Peningkatan kinerja guru selama pelaksanaan penelitian tindakan
Pada siklus I pertemuan pertama, evaluasi kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode pemodelan pembelajaran kooperatif mencapai 56,25. Dalam II. siklus, pada pertemuan pertama penilaian kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode model pembelajaran kolaboratif mencapai 79,16, dan pada pertemuan kedua nilai kinerja guru mencapai 85,41. Dibandingkan dengan rata-rata kinerja guru di tingkat pertama, rata-rata kinerja guru di tingkat kedua tingkat meningkat sebesar 23,95.
Berdasarkan keterangan di atas dapat dipahami bahwa kinerja guru meningkat setiap siklusnya, sehingga dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan menggunakan metode modelling cara cooperative learning pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN 03 Sidomulyo dapat diketahui rekapitulasi kegiatan siswa di kelas. proses pembelajaran sains adalah sebagai berikut. Pada siklus I keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode model pembelajaran kolaboratif menunjukkan persentase rata-rata sebesar 59,56%.
Pada siklus II keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe modus menunjukkan persentase rata-rata sebesar 78,60%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian, data hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N Sidodadi tahun ajaran 2017/2018 dengan menggunakan metode eksperimen pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Pada siklus I tingkat ketuntasan sebesar 57% atau 13 dari 23 siswa, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 100% atau 23 siswa.
Berdasarkan data yang telah diuraikan di atas diperoleh informasi bahwa indikator keberhasilan tindakan yang ditentukan telah tercapai yaitu tingkat keberhasilan kegiatan dan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai minimal 80%.
Kesimpulan
Saran
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2010 Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran,. Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2009 E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Perpustakaan Manusia. Omar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008 Paizaluddin, dkk, Penelitian Tindakan di Kelas, Bandung: Alfabeta, 2013.
Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005 Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2010 Anas Sudijono, Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Tujuan Pembelajaran
Karaketer Siswa yang diharapkan
Materi Pembelajaran Perubahan wujud benda
Metode Pembelajaran Drill
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran 1. Kegiatan Awal
- Kegiatan Inti
- Penutup
- Media, Alat dan Bahan Pembelajaran
Standar Kompetensi
Indikator
Metode Pembelajaran Modeling the way
- Media, Alat dan Bahan Pembelajaran
Materi Pembelajaran Keranka manusia
- Pendahuluan
- Penutup
- Kegiatan Inti
SIDOMULYO TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Membeku adalah perubahan dari cair menjadi padat Menguap adalah perubahan dari cair menjadi gas Mengembun adalah perubahan dari gas menjadi cair Sublimasi adalah perubahan dari padat menjadi gas. melelahkan saat dibakar dengan api Mentega meleleh saat dipanaskan 5. Balon yang dibiarkan dalam cuaca dingin akan mengecil di pagi hari.