ANAK DI BAWAH UMUR YANG TELAH MEMBERI MOBLING (Analisis Keputusan Nomor 18/Pid.sus -Anak/2022 PN DPS). Tesis ini diuji dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Tesis Program Studi Sarjana (S-1) Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Marsekal Suryadarma pada sidang skripsi pada tanggal 18 Agustus 2023 dan dinyatakan LULUS. Apabila seorang anak melakukan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan kematian, maka ia diancam pidana penjara. Oleh karena itu, peraturan pertanggungjawaban dan hukum pidana harus sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak.
Konsistensi Pertimbangan Putusan Pengadilan Negeri Denpasar Nomor 18/Pid,sus-Anak/2022 PN DPS Tentang Tindak Pidana Anak Dengan Peraturan Perundang-undangan Yang Berlaku di Indonesia..42 BAB V KESIMPULAN..56 A. Selain itu, sistem pidana yang berlaku saat ini terkadang mereka memperlakukan anak-anak yang terlibat sebagai pelaku tindak pidana seperti pelaku tindak pidana yang dilakukan oleh orang dewasa. Dalam proses peradilan pidana terhadap anak, tersangka anak masih diperlakukan sama dengan tersangka dewasa, bahkan terjadi pelanggaran HAM.
Persoalan proses peradilan pidana terhadap anak diatur dalam UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak. -Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak mengutamakan penyelesaian konflik hukum yang melibatkan anak sebagai pelaku dalam pemulihan dan penggantian 5 Rs. sistem peradilan pidana anak di Indonesia.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sistematika Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Tentang Tindak Pidana
Tinjauan Umum Tentang Unsur-Unsur Tindak Pidana
Tinjauan Umum Tentang anak
Tinjauan Umum Tentang Pertanggungjawaban Pidana Anak
Tinjauan Umum Tentang Sistem Peradilan Anak
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Pendekatan Penelitian
Jenis Data Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Sumber Bahan Hukum
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil telaah pustaka berupa buku, peraturan hukum, laporan, karangan ilmiah, artikel hukum, internet dan bahan kepustakaan lainnya yang berkaitan erat dengan permasalahan yang akan diteliti. Bahan-bahan yang memberikan pedoman terhadap bahan hukum primer dan sekunder antara lain: Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Kamus Hukum dan Website.
Metode Analisis Data
Sistem peradilan pidana anak adalah keseluruhan proses penyelesaian perkara anak yang berhadapan dengan hukum, mulai dari tahap penyidikan sampai dengan tahap pembinaan melalui acara pidana, yang berlandaskan pada perlindungan, keadilan, non-diskriminasi, dan kepentingan yang terbaik bagi anak. anak, penghormatan terhadap anak, kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak, proporsionalitas, perampasan kebebasan dan hukuman sebagai upaya terakhir serta menghindari pembalasan (lihat Pasal 1 Angka 1 dan Pasal 2 UU RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Tergantung pada batasan usia anak, terdapat juga perbedaan di berbagai negara yang mengatur usia di mana anak dapat dihukum dalam undang-undang no.
Dari ketentuan Pasal 1 angka 3, yang dimaksud dengan anak adalah anak yang berumur 12 (dua belas) tahun tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun, yang diduga melakukan tindak pidana. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak berarti bahwa anak harus berumur 12 (dua belas) tahun tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun, sehingga dengan demikian anak yang belum berumur 12 (dua belas) tahun bukanlah anak. dalam arti yang diatur dalam undang-undang no. Jadi yang dimaksud dengan anak yang disangka melakukan tindak pidana pada Pasal 1 angka 3 adalah anak tersebut diduga atau diduga melakukan tindak pidana.
11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, bukan atau bukan merupakan anak yang hanya dapat disangkakan tanpa adanya alasan atau permintaan sebagai alat bukti, melainkan merupakan anak yang mempunyai sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti yang menunjukkan bahwa anak tersebut diduga melakukan tindak pidana. Salah satu permasalahan serius dan mendesak yang memerlukan perhatian adalah permasalahan penanganan anak yang berhadapan dengan hukum (ABH). 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Bagi Anak, yang dimaksud dengan anak yang berhadapan dengan hukum adalah anak yang berhadapan dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan anak yang menjadi saksi tindak pidana, anak dan yang menjadi saksi tindak pidana. tidak memberikan perhatian penuh pada kepentingan terbaik anak.
Kesesuaian pertimbangan Putusan Pengadilan Negeri Denpasar Nomor 18/Pid,sus-Anak/2022 PN DPS tentang tindak pidana anak dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Dalam kasus ini, para terdakwa bernama Petrus dan Fahmi Irfansah merupakan pelaku tindak pidana anak yang dilakukan terhadap korban bernama Fitrah Nur Syamsa. Oleh karena itu, yang dapat menjadi pelaku tindak pidana adalah masyarakat. 45. Bahwa yang dihadirkan dalam persidangan perkara ini adalah terdakwa anak bernama Petrus dan Fahmi.
Sementara itu, peneliti lain (A.L. Noyon) berpendapat bahwa kasus ini sudah memenuhi syarat apabila terdapat dua orang (atau lebih) 47. bahwa dalam hal ini anak-anak terdakwa yang bernama Petrus dan Fahmi bersama-sama melakukan tindak pidana pemukulan terhadap korban. . Sebagaimana tercantum dalam Putusan Pengadilan Negeri Denpasar Nomor 18/Pid.sus-Anak/2022 PN DPS) Dilihat dari hal-hal yang memberatkan dan meringankan, hakim berdasarkan pertimbangannya dalam perkara ini memutuskan terdakwa secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan perbuatan tersebut. tindak pidana penganiayaan terhadap anak Pasal 170 KUHP ayat (1) sebagaimana dalam dakwaan alternatif dan menetapkan pidana penjara 1 (satu) tahun, menentukan jangka waktu penangkapan dan penahanan yang telah dilakukan terhadap anak tersebut. dipotong seluruhnya dari lamanya pidana yang dijatuhkan dan membebankan kewajiban kepada terdakwa anak untuk membayar biaya perkara sebesar dua ratus ribu rupiah). Sistem Peradilan Pidana Anak merupakan keseluruhan proses penyelesaian perkara anak yang berhadapan dengan hukum, mulai dari tahap penyidikan hingga tahap pasca pidana.
Sistem Peradilan Pidana Anak meliputi anak yang berhadapan dengan hukum, anak yang berhadapan dengan hukum, anak korban tindak pidana, anak yang menjadi saksi tindak pidana dan segala sesuatu yang berkaitan dengan Sistem Peradilan Pidana Anak. Hal ini dilakukan karena Indonesia sebagai Negara Pihak pada Konvensi Hak Anak yang mengatur prinsip-prinsip perlindungan hukum terhadap anak mempunyai kewajiban untuk melakukan hal tersebut.
PEMBAHASAN