• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPP 2013_1&2 Recent site activity teeffendi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SPP 2013_1&2 Recent site activity teeffendi"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Peradilan

Pidana

(2)

Komponen Penilaian

1. Tugas I (10%)

2. UTS (25%)

3. Tugas II (15%)

4. UAS (35%)

5. Kehadiran (5%)

(3)

Pokok Bahasan

Pendahuluan;

Penegakan Hukum dan Komponen Penegak

Hukum;

Sinkronisasi dalam Sistem Peradilan Pidana;

Model dan Tipe dalam Sistem Peradilan

Pidana;

Komponen dalam Sistem Peradilan Pidana;

(4)

Pokok Bahasan (lanjutan)

Kedudukan Kejaksaan dalam SPP Indonesia;

Kedudukan Lembaga Pengadilan dalam SPP

Indonesia;

Kedudukan advokat dalam SPP Indonesia;

Lembaga Pemasyarakatan dalam SPP Indonesia;

Sistem Pengawasan dalam Sistem Peradilan

Pidana;

Kedudukan Lembaga Pengawas dalam SPP

(5)

Timeline Pokok Bahasan

Pokok Bahasan I II III IV V VI VII

Pendahuluan

Penegakan Hukum dan Komponen Penegak Hukum

Sinkronisasi dalam SPP

Model dan Tipe dalam SPP

KUIS

(6)

Timeline Pokok Bahasan

(lanjutan)

Pokok Bahasan VIII IX X XI XII XIII XIV

Kedudukan Kepolisian dalam SPP Indonesia

Kedudukan Kejaksaan dalam SPP Indonesia

Kedudukan Lembaga Pengadilan dalam SPP Indonesia

Keduddukan Advokat dalam SPP Indonesia

Sistem Pengawasan dalam SPP

(7)
(8)

Manusia dan Sistem

Perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh sistem yang dia kenal dalam dirinya dan

lingkungannya, bahkan manusia telah memilih sistem yang sesuai dengan dirinya.

Manusia tidak dapat terlepas dari lingkaran

sistem, sistem apapun dalam dirinya, termasuk diantaranya adalah sistem hukum dan sistem peradilan pidana

(9)

Pendekatan Sistem

Merenius Agrippa, pada masa kejayan Romawi, telah menggunakan pendekatan itu untuk

menjelaskan esensi suatu Negara.

Menurut Agrippa, Negara, seperti tubuh manusia, adalah keseluruhan dan hanya bagian dari tubuh yang saling berubungan dan membutuhkan satu dengan yang lainnya, dengan berbagai macam lapisan sosial.

(10)

Hakikat Sistem

Hal terpenting bagi suatu proses sistem adalah keseimbangan potensi dan fungsi masing-masing komponennya. Kerusakan salah satu komponen dapat merusak keseimbangan global dan

karenanya juga akan berpengaruh terhadap perwujudan tujuan sistem itu.

Hakikat dari pembangunan sistem adalah

(11)

Hukum adalah Sistem

Lawrence Friedman yang mengemukakan, bahwa komponen dalam sistem hukum adalah: substansi hukum; struktur hukum dan budaya hukum

Di dalam konteks sistem hukum, Menurut Lili

Rasjidi, komponen-komponen tersebut antara lain adalah masyarakat hukum; budaya hukum;

filsafat hukum; ilmu/ pendidikan hukum; konsep hukum; pembentukan hukum; bentuk hukum;

penerapan hukum dan evaluasi hukum.

(12)

Sistem Peradilan Pidana dan

Sistem Hukum

Baik menurut Friedman maupun menurut Lili

Rasjidi, salah satu komponen dalam sistem hukum yaitu komponen struktur hukum atau dalam kata lain komponen penerapan hukum.

Peradilan adalah lembaga untuk menguji

berlakunya hukum (baca undang-undang) dan bagaimana penerapannya di masyarakat.

Dengan demikian Sistem Peradilan Pidana

(13)
(14)

Sejarah Sistem Peradilan Pidana

Sistem peradilan pidana untuk kali pertama

diperkenalkan oleh pakar hukum pidana dan para ahli dalam sistem peradilan pidana Amerika

Serikat sejalan dengan ketidakpuasan terhadap mekanisme kerja aparatur penegak hukum dan institusi penegak hukum.

Ketidakpuasan ini terbukti dari meningkatnya kriminalitas di Amerika Serikat pada tahun 1960-an.

(15)

Sejarah Sistem Peradilan Pidana

(lanjutan)

Frank Remington adalah orang pertama di Amerika Serikat yang memperkenalkan rekayasa administrasi peradilan pidana melalui pendekatan sistem (system approach). Gagasan ini kemudian diletakkan pada mekanisme administrasi peradilan pidana dan diberi nama Criminal Justice System dan istilah ini kemudian diperkenalkan secara luas oleh The President’s Crime

(16)
(17)

Menurut

Black’s

Law Dictionary

Criminal Justice System is the collective institutions through

which an accused offender passes until the accusations have been disposed of or the assessed punishment concluded. The system typically has have three components: law enforcement (police, sheriffs, marshals), the judicial process (judges, prosecutors, defense lawyers) and corrections (prison officials, probation officers and parole officers

(sistem peradilan pidana adalah institusi kolektif, dimana seorang pelaku tindak pidana melalui suatu proses sampai tuntutan

ditetapkan atau penjatuhan hukuman telah diputuskan. Sistem ini memiliki tiga komponen, penegak hukum (kepolisian), proses

persidangan (hakim, jaksa dan advokat) dan lembaga

(18)

Menurut Mardjono Reksodiputro

Sistem peradilan pidana adalah sistem

pengendalian kejahatan yang terdiri atas

lembaga-lembaga kepolisian, kejaksaan,

pengadilan dan pemasayarakatan terpidana.

(19)

Menurut Romli Atmasasmita

Sistem peradilan pidana sebagai suatu istilah yang

menunjukkan mekanisme kerja dalam penanggulangan

kejahatan dengan mempergunakan dasar pendekatan sistem. Pendapat Romli Atmasasmita ini senada dengan pendapat

Remington dan Ohlin yang mengemukakan sebagai berikut:

Criminal Justice System dapat diartikan sebagai pemakaian pendekatan sistem terhadap mekanisme administrasi

peradilan pidana, dan peradilan pidana sebagai suatu sistem merupakan hasil interaksi antara peraturan

perundang-undangan, praktik administrasi dan sikap atau tingkah laku sosial.

(20)

Criminal Justice System

dan

Criminal Justice Process

Hagan mengemukakan, bahwa dibedakan antara sistem peradilan pidana dan proses peradilan pidana.

Sistem peradilan pidana berbicara tentang interkoneksi antar keputusan dari setiap instansi yang terlibat dalam proses peradilan pidana, sedangkan proses peradilan

pidana adalah setiap tahap dari suatu putusan yang

menghadapkan seorang tersangka ke dalam proses yang membawanya pada penentuan pidana.

(21)

Ruang Lingkup Sistem Peradilan

Pidana

Sistem Peradilan Pidana mempelajari tentang: 1. Komponen Penegak Hukum;

2. Proses Penegakan Hukum;

(22)
(23)

Tujuan Sistem Peradilan Pidana

Sistem peradilan pidana memiliki dua tujuan besar, yaitu:

(24)

Fungsi Sistem Peradilan Pidana

Fungsi dari sistem peradilan pidana adalah:

• Mencegah kejahatan;

• Menindak pelaku tindak pidana;

• Peninjauan ulang terhadap legalitas ukuran pencegahan dan penindakan;

• Putusan pengadilan untuk menentukan bersalah atau tidak bersalah terhadap orang yang ditahan;

• Disposisi yang sesuai terhadap seseorang yang dinyatakan bersalah;

(25)

Daftar Bacaan

1. Anthon F. Susanto, Wajah Peradilan Kita: Konstruksi Sosial tentang Penyimpangan, Mekanisme Kontrol dan Akuntabilitas Peradilan Pidana, 2004

2. J.W. LaPatra, Analizing the Criminal Justice System, 1978 3. Lawrence M. Friedman, The Legal System: A Social Science

Perspective, 1975

4. Lili Rasjidi dan I.B. Wyasa Putra, Hukum sebagai Suatu Sistem, 2003 5. Mardjono Reksodiputro, “Sistem Peradilan Pidana Indonesia (Melihat

kepada Kejahatan dan Penegakan Hukum dalam Batas-Batas

Toleransi”, 1993

6. Robert D. Pursley, Introduction to Criminal Justice: Second Edition, 1977

7. Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan Pidana: Perspektif Eksistensialisme dan Abolisionalisme, 1996

Referensi

Dokumen terkait

Proses komunikasi terapeutik dalam kegiatan terapi anak retardasi mental yang ditemukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa proses komunikasi dimulai sesuai dengan

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Sementara itu, Burung Hantu yang sedang bertengger di ranting pohon untuk menjaga ladang, merasa sangat terkejut dengan kehadiran bidadari yang tiba-tiba sudah berada di

Berdasarkan hasil analisa dari kedua teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa percaya diri merupakan sikap percaya kepada kemampuan diri sendiri dan memiliki konsep diri yang

Kepala sekolah wajib melakukan verifikasi kelengkapan dan kesesuaian berkas yang dipersyaratkan serta membuatkan surat pengantar Usulan Pemberian Kesetaraan Pangkat Dan

Pentingnya pengawas sekolah memahami unsur-unsur pengembangan profesi adalah agar mampu melakukan evaluasi diri tentang kompetensi dalam memilih unsur mana yang paling

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Pada tabel rekapitulasi tersebut akan disajikan rekapan dari hasil penelitian yang menggambarkan ada atau tidak perbedaan hasil belajar matematika antara model