Kedudukan Lembaga
Peradilan dalam Sistem
Peradilan Pidana Indonesia
Kedudukan Peradilan Indonesia
Pengadilan adalah sebuah lembaga yang
menjalankan suatu proses peradilan. Di dalam menjalankan proses peradilan tersebut,
pengadilan harus bebas dan tidak dipengaruhi oleh campur tangan kekuasaan eksekutif dan legislatif. Sifat independensi dari lembaga pengadilan ini
Kedudukan Peradilan Indonesia
Karena Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum, maka Indonesia juga menganut
kemerdekaan lembaga pengadilan. Kemerdekaan lembaga pengadilan ini disebut dengan kekuasaan kehakiman.
Lembaga yang diberikan kewenangan untuk
menjalankan kekuasaan kehakiman tersebut adalah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
Sejarah Mahkamah Agung
Mahkamah Agung dahulu dikenal dengan Pengadilan
Hooggerechtshof, yang merupakan Pengadilan tertinggi dan berkedudukan di Jakarta dengan daerah hukum meliputi seluruh Indonesia.
Tugas dan kewenangan Hooggerechtshof adalah mengawasi jalannya peradilan di seluruh Indonesia sehingga dapat
berjalan secara patut dan wajar; mengawasi tingkah laku hakim serta pengadilan-pengadilan; memberikan teguran kepada hakim serta pengadilan apabila diperlukan; berhak meminta laporan, keterangan-keterangan dari semua
pengadilan baik sipil maupun militer, Pokrol Jendral dan lain pejabat Penuntut Umum; serta sebagai tingkat pertama dan terakhir mengadili perselisihan-perselisihan tentang
Sejarah Kejaksaan Indonesia (lanjutan)
Istilah Adhyaksa berganti menjadi Jaxa pada era VOC,
kemudian dilanjutkan pada pemerintahan Hindia Belanda. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, jaksa berada di bawah Residen atau Asisten Residen dan bukan di bawah
Prosecureur General, dan pejabat jaksa ini hanya dikenal di Jawa.
Di Sulawesi Selatan dahulu tidak dikenal pejabat yang bertugas sebagai jaksa dan polisi seperti sekarang ini.
Tugas-tugas demikian dilakukan oleh para Kepala Adat dan orang yang merasa dirugikan.
Tugas Mahkamah Agung
Mahkamah Agung menjalankan tugasnya dengan
melakukan 5 fungsi yang sebenarnya sudah dimiliki sejak Hooggerechtshof, sebagai berikut:
• Fungsi Paradilan;
• Fungsi Pengawasan;
• Fungsi Pengaturan;
• Fungsi Memberi Nasehat;
Hubungan antara Pengadilan dengan
POLRI
• Memberikan surat perintah penggeledahan (Pasal 33 ayat (1) KUHAP);
• Memberikan surat perintah penyitaan (Pasal 38 KUHAP);
• Memberikan perpanjangan penahanan (Pasal 29 KUHAP);
Hubungan antara Pengadilan dengan
Kejaksaan
• Memberikan perpanjangan penahan (Pasal 25 ayat (2) KUHAP;
• Memeriksa perkara yang diajukan oleh Penuntut Umum (Pasal 147 KUHAP);
Hubungan antara Pengadilan dengan
Advokat
Pencabutan pengurangan kebebasan yang
diberikan oleh Penyidik/ Penuntut Umum atas pelanggaran Advokat dalam melakukan
Hubungan antara Pengadilan dengan
LAPAS
Meminta kepada Kepala Lapas untuk menyampaikan informasi secara berkala tentang perilaku narapidana