• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPP 5 Recent site activity teeffendi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SPP 5 Recent site activity teeffendi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Model dan Tipe dalam

Sistem Peradilan Pidana

(2)

Menurut Herbert L. Packer

Sistem peradilan pidana mengenal beberapa

model untuk menjalankan proses peradilan dalam mencapai tujuan sistem peradilan pidana.

Packer menegaskan, bahwa akan ada lebih dari

satu model normative, tetapi tidak akan lebih dari dua model saja.

Kedua model tersebut adalah the due process model dan the crime control model.

(3)

The Due Process Model

Ciri-ciri dari model ini adalah:

1. Setiap perkara akan diajukan ke persidangan; 2. Bertitik tolak pada nilai anti kekuasaan dengan

berpegang pada prinsip equality before the law;

3. Lebih mengutamakan sanksi pidana

(4)

Crime Control Model

Ciri-ciri crime control model:

1. Tindakan represif terhadap suatu tindakan kriminal merupakan fungsi terpenting dari suatu proses peradilan;

2. Asas praduga bersalah atau presumption of guilty akan menyebabkan sistem ini

dilaksanakan secara efisien.

(5)

Menurut Samuel Walker

Pembagian model-model sistem peradilan pidana menurut Packer tersebut adalah pembagian klasik dalam sistem peradilan dan merupakan hasil

konflik dari pemikiran antara punishment atau

rehabilitation.

(6)

Menurut John Griffith

John Griffith memperkenalkan model lain dalam sistem peradilan pidana, yaitu familiy model.

Model ini merupakan reaksi terhadap adversary

model, yang dipandang tidak menguntungkan. Model kekeluargaan menempatkan pelaku tindak pidana

tidak sebagai musuh masyarakat, melainkan

dipandang sebagai anggota keluarga yang harus dimarahi guna mengendalikan kontrol pribadinya, tetapi tidak boleh ditolak atau diasingkan, semua dilandasi dengan semangat cinta kasih.

(7)

Adversary dan Non Adversary Model

Di Eropa, terutama negara-negara yang menganut Common Law System, sistem peradilan pidana mengenal dua model, yaitu The Adversary Model dan The Non Adversary Model. Sistem Adversary Model memiliki prinsip, bahwa prosedur peradilan pidana harus merupakan suatu sengketa antara kedua pihak dan dalam kedudukan yang sama di muka

pengadilan. Sedangkan sistem Non Adversary Model

memiliki prinsip, proses pemeriksaan harus bersifat lebih formal dan berkesinambungan dan dilaksanakan atas dasar praduga bersalah (presumption of guilt)

(8)

Daftar Bacaan

1. Anthon F. Susanto, Wajah Peradilan Kita: Konstruksi Sosial tentang Penyimpangan, Mekanisme Kontrol dan Akuntabilitas Peradilan Pidana, 2004

2. Muladi, Hak Asasi Manusia, Politik dan Sistem Peradilan Pidana, 2002

3. Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer, 2010

4. Sidik Sunaryo, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, 2004

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan sosial memandang para aparatur penegak hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu sistem sosial, sehingga masyarakat secara keseluruhan

Pengadilan ini tidak terdapat di Indonesia karena pengadilan ini termasuk dalam pengadilan yang memiliki yurisdiksi terbatas, yaitu khusus untuk memeriksa dan menyelidiki

( Peradilan Militer Internasional untuk Timur Jauh dibentuk, untuk mengadili dan menghukum para pelaku kejahatan perang berat di Timur Jauh. Peradilan diselenggarakan di

tersebut, jabatan Asisten Residen dihapuskan, wewenang Asisten Residen di bidang hukum acara pidana dialihkan sepenuhnya kepada jaksa, dalam hal ini adalah Kepala Kejaksaan Negeri

( Bahwa peradilan (ICTY) memiliki yurisdiksi terhadap semua orang sesuai dengan yang ditetapkan oleh statuta ini)...

Salah satu ciri yang paling penting, paling menarik dan paling membingungkan dalam sistem peradilan Amerika Serikat adalah sistem pengadilan ganda, yaitu setiap tingkat

Secara konsepsional, inti dari penegakan hukum terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-.. kaidah yang mantab dan mengejawantah dan

korban/ barang bukti telah terjadinya suatu tindak pidana, maka terdapat prosedur yang harus dilalui dalam1. mengamankan