• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPP 2013_10 Recent site activity teeffendi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SPP 2013_10 Recent site activity teeffendi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Sejarah Kejaksaan

Lembaga kejaksaan yang kita kenal saat ini

memiliki sejarah panjang mulai dari masa

kolonial, penjajahan Jepang sampai dengan saat

ini. Jaksa yang kita kenal saat ini berasal dari

bahasa Sansakerta,

Adhyaksa

yang baik dahulu

maupun sekarang selalu dihubungkan dengan

bidang penegakan hukum, namun dalam

(3)

Sejarah Kejaksaan (lanjutan)

Kata Adhyaksa dapat diartikan, antara lain:

Superintendant atau superintendance;

• pengawas dalam urusan kependetaan, baik agama Budha maupun Syiwa dan mengepalai kuil-kuil yang didirikan di

sekitar istana, disamping itu juga bertugas sebagai hakim dan berada di bawah perintah serta pengawasan mahapatih;

Adhyaksa diartikan sebagai hakim sedangkan

Dharmaadhyaksa sebagai opperrechternya;

Adhyaksa sebagai rechter van instructie bijde landraad yang kalau dihubungkan dalam dunia modern saat ini sama dengan jabatan sebagai hakim komisaris

(4)

Sejarah Kejaksaan (lanjutan)

Istilah Adhyaksa berganti menjadi Jaxa pada era VOC,

kemudian dilanjutkan pada pemerintahan Hindia Belanda. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, jaksa berada di bawah Residen atau Asisten Residen dan bukan di bawah

Prosecureur General, dan pejabat jaksa ini hanya dikenal di Jawa.

Di Sulawesi Selatan dahulu tidak dikenal pejabat yang bertugas sebagai jaksa dan polisi seperti sekarang ini.

Tugas-tugas demikian dilakukan oleh para Kepala Adat dan orang yang merasa dirugikan.

(5)

Sejarah Kejaksaan (lanjutan)

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Belanda mengambil alih lembaga penuntut umum ini dari

Perancis dan memasukkannya dalam undang-undang hukum acara pidananya (1838) yang berdasarkan

Inlandsche Reglement (IR) tahun 1848 diterapkan pula di Indonesia.

(6)

Tugas Utama Kejaksaan

Tugas dan wewenang jaksa secara normatif diatur

dalam Undang-Undang Nomor 16 tahun 2004, Pasal

30. Tugas dan wewenang tersebut antara lain:

1. Di bidang pidana;

2. Di bidang perdata dan tata usaha negara;

(7)

Tugas Utama Kejaksaan

(lanjutan)

1. Di bidang pidana;

a. Melakukan penuntutan;

b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan keputusan lepas bersyarat;

d. Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang;

(8)

Tugas Utama Kejaksaan

(lanjutan)

2. Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah;

3. Di bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut serta menyelenggarakan kegiatan:

a. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat; b. Pengamanan kebijakan penegakan hukum; c. Pengamanan peredaran barang cetakan;

d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara;

(9)

Hubungan antara Kejaksaan

dengan POLRI

1. Memeriksa dan meneliti berkas dengan memberikan saran perbaikan (Pasal 110 KUHAP);

2. Menerima berkas perkara dari penyidik (Pasal 110 KUHAP); 3. Mengembalikan berkas perkara yang kurang lengkap

kepada penyidik (Pasal 110 ayat (2) KUHAP);

4. Memberikan petunjuk atas berkas perkara yang belum lengkap (Pasal 138 ayat (2) KUHAP)

5. Memberitahukan dihentikannya penuntutan (Pasal 140 ayat (2) KUHAP);

(10)

Hubungan antara Kejaksaan

dengan Pengadilan

1. Permohonan perpanjangan penahanan (Pasal 25 ayat (2) KUHAP);

2. Melimpahkan perkara dengan permintaan untuk diperiksa (Pasal 137 KUHAP);

3. Melaksanakan penetapan hakim (Pasal 14 huruf j KUHAP);

4. Melaksanakan putusan pengadilan yang

(11)

Hubungan antara Kejaksaan

dengan Advokat

1. Peringatan atas penyalahgunaan wewenang advokat dalam pembicaraan dengan tersangka (Pasal 70 ayat (2) KUHAP);

2. Mengawasi pembicaraan advokat dengan tersangka jika peringatan tidak dihiraukan (Pasal 70 ayat (3) KUHAP);

3. Mengikuti pembicaraan tersangka dengan

(12)

Hubungan antara Kejaksaan

dengan RUTAN

1. Menyampaikan surat penahanan terdakwa (Pasal 19 ayat (4) PP 27/ 1983);

2. Menerima tembusan dari kepala RUTAN berkaitan dengan daftar tahanan tiap bulan (Pasal 19 ayat (5) PP 27/ 1983); 3. Menerima pemberitahuan dari kepala RUTAN terkait masa

penahanan terdakwa (Pasal 19 ayat (5) PP 27/ 1983);

4. Memberikan ijin kepada terdakwa melalui kepala RUTAN untuk meninggalkan RUTAN sementara waktu (Pasal 19 ayat (8) PP 27/ 1983);

5. Memberikan ijin berkunjung bagi keluarga terdakwa

(13)

Hubungan antara Kejaksaan

dengan LP

Mengirimkan tembusan berita acara putusan pengadilan kepada kepala LAPAS (Pasal 278 KUHAP).

Khusus untuk jenis pidana mati, kejaksaan

merupakan pihak yang melakukan eksekusi namun dalam pelaksanaannya kejaksaan dibantu oleh regu tembak dari satuan BRIMOB.

(14)

Hubungan antara Kejaksaan

dengan RUPBASAN

1. Menyampaikan surat penyerahan yang sah kepada kepala RUPBASAN (Pasal 27 ayat (4) PP 27/ 1983); 2. Menyampaikan surat permintaan penggunaan

benda sitaan untuk keperluan penuntutan (Pasal 28 ayat (1) PP 27/ 1983);

(15)

Daftar Bacaan

1. Marwan Effendy, Kejaksaan RI: Kedudukan dan Fungsinya dari Perspektif Hukum, 2005;

2. Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika, Mengenal Lembaga Kejaksaan di Indonesia, 1987

3. KUHAP;

Referensi

Dokumen terkait

Maksud dari pasal tersebut adalah, jika proses pembacaan tuntutan pidana, pembelaan dan jawaban telah selesai, maka pemeriksaan dinyatakan ditutup.j. Alur

Pendekatan sosial memandang para aparatur penegak hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu sistem sosial, sehingga masyarakat secara keseluruhan

Pengadilan ini tidak terdapat di Indonesia karena pengadilan ini termasuk dalam pengadilan yang memiliki yurisdiksi terbatas, yaitu khusus untuk memeriksa dan menyelidiki

Masing-masing lembaga tersebut berdiri masing-masing dengan garis koordinasi masing-masing yang tentunya diawasi oleh komisi pengawas masing-masing lembaga, namun dalam

Secara konsepsional, inti dari penegakan hukum terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-.. kaidah yang mantab dan mengejawantah dan

tersebut dilanjutkan dengan TAP MPR nomor VII/ MPR/ 2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia2. Polri menjadi lembaga yang

Daktiloskopi atau dikenal juga dengan istilah Daktilografi adalah ilmu yang mempelajari sidik jari untuk keperluan identifikasi..

Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik, atau penuntut umum atau hakim dengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang