• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAP XI Recent site activity teeffendi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAP XI Recent site activity teeffendi"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Alur Pemeriksaan Persidangan

Pelimpahan perkara oleh PU

Pemeriksaan Kewenangan

Mengadili

Penunjukan Majelis Hakim

Penetapan Hari Sidang

Pemanggilan terdakwa ke persidangan Pemeriksaan

Identitas Terdakwa Pembacaan Surat

Dakwaan Keberatan dan

Putusan Sela

Pembuktian

Pembacaan Surat Tuntutan dan

Pembelaan

Putusan

Menerima putusan/ upaya

(5)

Tuntutan Pidana

Pasal 182 ayat (1) huruf a KUHAP menyebutkan,

setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, penuntut umum mengajukan tuntutan pidana .

Yang dimaksud dengan pemeriksaan dinyatakan selesai dalam pasal tersebut, adalah:

1. Apabila semua alat bukti telah selesai diperiksa;

2. Apabila semua barang bukti telah diperlihatkan kepada terdakwa maupun saksi;

(6)

Tuntutan Pidana

Pasal 182 ayat (1) huruf a KUHAP menyebutkan,

setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, penuntut umum mengajukan tuntutan pidana .

(7)

Tuntutan Pidana

Tuntutan pidana, pada masa HIR disebut juga dengan Rekuisitoir. Tuntutan pidana atau surat tuntutan disusun berdasarkan fakta-fakta yang

diperoleh dari pemeriksaan persidangan, sehingga dasar tuntutan pidana sesungguhnya merupakan kesimpulan yang diambil oleh penuntut umum terhadap fakta-fakta yang terungkap dalam

persidangan.

(8)

Tuntutan Pidana

Surat Tuntutan secara garis besar haruslah berisi: 1. Kepala surat;

2. Klausula UNTUK KEADILAN ; 3. Judul dan nomor;

4. Pendahuluan (berisi surat dakwaan);

5. Uraian fakta-fakta hukum (pemeriksaan alat bukti); 6. Analisa fakta hukum;

(9)

Pembelaan

Pasal 182 ayat (1) huruf b KUHAP menyebutkan, Selanjutnya terdakwa dan atau penasihat hukum mengajukan pembelaannya yang dapat dijawab oleh penuntut umum, dengan ketentuan bahwa terdakwa atau penasihat hukum selalu mendapat giliran

terakhir .

Pasal tersebut berisi tentang pembelaan yang dapat disampaikan baik oleh terdakwa dan penasihat

(10)

Pembelaan

Pada masa HIR, pembelaan disebut juga dengan Pledoi. Tidak seperti halnya keberatan (eksepsi), dalam pembelaan tidak terdapat pembatasan

mengenai hal apa sajakah yang dapat disampaikan atau diuraikan dalam pembelaan terdakwa.

Baik tuntutan pidana maupun pembelaan terdakwa dilakukan secara tertulis dan setelah dibacakan

segera diserahkan kepada hakim ketua sidang dan turunannya kepada pihak yang berkepentingan

(11)

Replik dan Duplik

Istilah replik dan duplik sebetulnya adalah istilah dalam pemeriksaan perkara perdata. KUHAP tidak mengenal istilah replik dan duplik, namun KUHAP mengenal proses yang menyerupai replik dan duplik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 182 ayat (1)

huruf b jo huruf c KUHAP.

Di dalam KUHAP, dikenal proses jawaban atas

(12)

Replik dan Duplik

Replik adalah jawaban atas pembelaan terdakwa

atau disebut juga dengan counterplea. Karena berisi jawaban atas pembelaan terdakwa, maka replik

diajukan oleh penuntut umum.

Duplik adalah jawaban kedua, atau disebut juga dengan rejoinder. Karena berisi jawaban atas

(13)

Replik dan Duplik

Seperti halnya dalam prapenuntutan, dalam hal replik dan duplik KUHAP tidak memberikan batasan berapa kali dapat dilakukan replik (jawaban pembelaan terdakwa) maupun dilakukan duplik (jawaban atas jawaban pembelaan

terdakwa).

Pasal 182 ayat (2) KUHAP hanya menyatakan, Jika acara tersebut pada ayat (1) telah selesai, hakim ketua sidang menyatakan bahwa pemeriksaan dinyatakan ditutup,…

(14)
(15)

Alur Pemeriksaan Persidangan

Pelimpahan perkara oleh PU

Pemeriksaan Kewenangan

Mengadili

Penunjukan Majelis Hakim

Penetapan Hari Sidang

Pemanggilan terdakwa ke persidangan Pemeriksaan

Identitas Terdakwa Pembacaan Surat

Dakwaan Keberatan dan

Putusan Sela

Pembuktian

Pembacaan Surat Tuntutan dan

Pembelaan

Putusan

Menerima putusan/ upaya

(16)

Musyawarah Hakim

Setelah hakim ketua sidang menyatakan bahwa

pemeriksaan dinyatakan ditutup (setelah pembacaan tuntutan pidana, pembelaan serta replik duplik

selesai), maka hakim mengadakan musyawarah terakhir untuk mengambil keputusan.

Apabila perlu musyawarah dilakukan setelah

terdakwa, saksi, penasihat hukum, penuntut umum dan hadirin meninggalkan ruang sidang.

(17)

Musyawarah Hakim

Musyawarah dalam mengambil keputusan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 182 ayat (3) KUHAP dilakukan dengan tata cara:

1. Musyawarah didasarkan surat dakwaan dan segala sesuatu yang terbukti dalam persidangan (Pasal 182 ayat (4) KUHAP); 2. Hakim ketua memimpin musyawarah dengan menanyakan

pendapat hakim anggota mulai dari yang termuda sampai yang tertua (Pasal 182 ayat (5) KUHAP);

3. Musyawarah pada prinsipnya hasil mufakat, namun apabila tidak bisa, maka dapat dilakuan dengan pengambilan suara terbanyak atau pendapat hakim yang paling menguntungkan terdakwa (Pasal 182 ayat (6) KUHAP);

4. Musyawarah tersebut dicatat dalam buku himpunan

(18)

Putusan

Putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa:

1. Pemidanaan; 2. Bebas; atau

3. Lepas dari segala tuntutan hukum.

Dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.

(19)

Putusan Pemidanaan

Jika pengadilan berpendapat bahwa terdakwa

bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya, maka pengadilan menjatuhkan pidana (Pasal 193 ayat (1) KUHAP).

Putusan yang menjatuhkan hukuman pemidanaan kepada seorang terdakwa tiada lain daripada

putusan yang berisi perintah untuk menghukum terdakwa sesuai dengan ancaman pidana yang disebut dalam pasal pidana yang didakwakan.

(20)

Isi Putusan Pemidanaan

Surat putusan pemidanaan memuat (Pasal 197 ayat (1) KUHAP):

a. Klausul DEMI KEADILAN BE‘DA“A‘KAN KETUHANAN

YANG MAHA E“A ;

b. Identitas terdakwa; c. Surat dakwaan;

d. Pertimbangan hakim; e. Tuntutan pidana;

f. Pasal yang dijatuhkan kepada terdakwa disertai dengan alasan yang memperberat dan memperingan;

(21)

Isi Putusan Pemidanaan

h. Pernyataan kesalahan terdakwa, terpenuhi semua unsur disertai kualifikasi pidana yang dijatuhkan; i. Ketentuan mengenai biaya perkara;

j. Keterangan mengenai surat palsu (jika ada);

k. Perintah supaya terdakwa ditahan, tetap dalam tahanan atau dibebaskan;

l. Hari dan tanggal dibacakan putusan, nama penuntut umum, hakim dan panitera;

(22)

Putusan Bebas

Putusan bebas berarti terdakwa dijatuhi putusan

bebas atau dinyatakan bebas dari tuntutan

hukum (

vrij spraak

).

Pasal 191 ayat (1) KUHAP menyebutkan

,

Jika

pengadilan berpendapat bahwa dari hasil

pemeriksaan di sidang, kesalahan terdakwa atas

perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak

(23)

Syarat Putusan Bebas

Dari Pasal 191 ayat (1) KUHAP tersebut dapat

diambil beberapa hal terkait syarat dijatuhinya

putusan bebas terhadap terdakwa:

1. Dari hasil pemeriksaan persidangan;

2. Kesalahan tidak terbukti secara sah;

(24)

Syarat Putusan Bebas

1. Dari hasil pemeriksaan persidangan;

Hal ini mengandung makna, bahwa apa yang

menjadi pertimbangan hakim dalam

menjatuhkan putusan kepada terdakwa

adalah berdasarkan apa yang telah terbukti

dari fakta-fakta yang terungkap di

(25)

Syarat Putusan Bebas

2. Kesalahan tidak terbukti secara sah;

Ada dua hal yang akan dibahas terkait syarat ini, yaitu yang pertama adalah kesalahan dan yang kedua secara sah .

Di dalam teori hukum pidana, kesalahan (schuld) adalah unsur tindak pidana yang berkaitan dengan kemampuan bertanggung jawab; hubungan batin antara orang dengan perbuatan dalam bentuk kesengajaan atau kealpaan; serta tidak adanya alasan penghapusan pertanggung jawaban pidana.

(26)

Syarat Putusan Bebas

Dengan demikian dapat diartikan, putusan bebas akan diberikan untuk terdakwa yang tidak memiliki unsur kesalahan karena:

a. Tidak dapat dipertanggungjawabkan (Pasal 44 KUHP); b. Belum cukup umur (Pasal 45 KUHP);

c. Dalam pengaruh daya paksa/ overmacht (Pasal 48 KUHP);

d. Karena ancaman (Pasal 49 KUHP);

(27)

Syarat Putusan Bebas

Kedua adalah secara sah . Kesalahan tidak terbukti secara sah dapat berarti:

a. Alat bukti yang ada tidak dapat membuktikan kesalahan terdakwa;

(28)

Syarat Putusan Bebas

3. Kesalahan tidak meyakinkan hakim telah terjadi tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa.

Terhadap alasan ketiga inipun terdapat dua hal yang akan dibahas, pertama adalah kesalahan (telah

dibahas sebelumnya) dan kedua meyakinkan hakim . Bahwa kesalahan tersebut tidak dapat meyakinkan hakim, sehingga sebagai unsur mutlak dalam

kekuatan pembuktian, maka hakim tidak dapat

(29)

Syarat Putusan Bebas

Dapat disimpulkan, putusan bebas dijatuhkan

terhadap terdakwa adalah apabila memenuhi syarat: 1. Tidak terbukti adanya kesalahan;

2. Tidak cukup alat bukti;

3. Tidak terdapat keyakinan hakim bahwa telah terjadi tindak pidana yang dilakukan oleh

terdakwa;

(30)

Jenis Putusan Bebas

Berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung tahun 1983,

ditetapkan, bahwa terdapat dua macam putusan bebas, yaitu: 1. Putusan Bebas Murni;

Putusan bebas murni adalah putusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 191 ayat (1) KUHAP.

2. Putusan Bebas Tidak Murni;

Putusan bebas tidak murni atau verkapte vrijspraak adalah: a. Apabila putusan didasarkan penafsiran yang keliru

terhadap penafsiran tindak pidana;

(31)

Putusan Lepas dari Segala

Tuntutan Hukum

Jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan

yang didakwakan kepada terdakwa terbukti,

tetapi perbuatan tersebut tidak merupakan suatu

tindak pidana, maka terdakwa diputus lepas dari

segala tuntutan hukum.

(32)

Isi Putusan Bukan Pemidanaan

Surat putusan bukan pemidanaan memuat (Pasal 199 ayat (1) KUHAP):

a. Klausul DEMI KEADILAN BE‘DA“A‘KAN

KETUHANAN YANG MAHA E“A ;

b. Identitas terdakwa; c. Surat dakwaan;

d. Pertimbangan hakim;

e. Hari dan tanggal musyawarah hakim;

f. Pernyataan bahwa terdakwa diputus bebas atau

(33)

Isi Putusan Bukan Pemidanaan

g. Keterangan mengenai surat palsu (jika ada);

h. Perintah supaya terdakwa ditahan, tetap dalam tahanan atau dibebaskan;

i. Hari dan tanggal dibacakan putusan, nama penuntut umum, hakim dan panitera;

(34)

Syarat Umum Putusan

Pengadilan

Putusan pengadilan memiliki syarat umum yang harus dipenuhi, dengan konsekuensi putusan dapat dinyatakan batal demi hukum apabila tidak memenuhi syarat tersebut. Syarat-syarat yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai

kekuatan hukum apabila diucapkan di sidang terbuka untuk umum (Pasal 195 KUHAP);

2. Pengadilan memutus perkara dengan hadirnya terdakwa kecuali dalam KUHAP ditentukan lain (Pasal 196 ayat (1) KUHAP;

(35)

Daftar Bacaan

1. Bambang Poernomo, Asas-Asas Hukum Pidana, 1994; 2. Hari Sasangka et al, Penuntutan dan Teknik Membuat

Surat Dakwaan, 1996;

3. M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali, 2009;

4. KUHAP

(36)

Omnium rerum Principia Parva Sunt

Joyo-joyo wijayanti, manggiho nugroho dateng kito sami

_/|\_

Referensi

Dokumen terkait

Penggeledahan rumah adalah tindakan penyidik untuk memasuki rumah tempat tinggal dan tempat tertutup lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan atau penyitaan dan

Dalam Pasal 1 butir 28 jo Pasal 120 ayat (1) KUHAP, ahli hanyalah dinyatakan sebagai seseorang dengan keahlian khusus, namun tidak dijelaskan apa yang menjadi landasan atau

Kasasi demi kepentingan hukum diajukan terhadap semua putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung (Pasal 259 ayat

tindak pidana, tetapi JPU ragu tentang tindak pidana apa yang paling tepat untuk didakwakan sehingga surat dakwaan yang dibuat merupakan alternatif bagi hakim untuk

[r]

Dalam hukum acara pidana, asas legalitas adalah kewajiban penuntut umum untuk menuntut setiap perkara2. Asas oportunitas adalah hak penuntut umum untuk menuntut atau tidak

• Penyidik pembantu adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang karena diberi wewenang tertentu dapat melakukan tugas penyidikan yang diatur dalam UU ini (Pasal 1

Dalam surat dakwaan alternatif, JPU ragu tentang jenis pidana yang akan didakwakan, akan tetapi dalam surat dakwaan subsidair JPU tidak ragu tentang jenis tindak. pidananya,