• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAP VII Recent site activity teeffendi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAP VII Recent site activity teeffendi"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Penuntutan

Penuntutan adalah tindakan penuntut

umum untuk melimpahkan perkara

(6)

Kewenangan Penuntutan

Penuntutan merupakan Dominus Litis, atau kewenangan mutlak dari penuntut umum, yang artinya, bahwa hanya penuntut umum

yang berwenang untuk melakukan penuntutan dalam perkara pidana.

(7)

Ruang Lingkup Penuntutan

1. Mempelajari dan meneliti berkas perkara yang diajukan oleh penyidik, apakah telah cukup bukti bahwa terdakwa telah

melakukan tindak pidana (Pasal 139 KUHAP);

2. Menyusun surat dakwaan (Pasal 140 KUHAP);

(8)

1. Mempelajari berkas

Setelah penuntut umum menerima atau menerima kembali hasil penyidikan yang

lengkap dari penyidik, ia segera menentukan apakah berkas perkara itu sudah memenuhi persyaratan untuk dapat atau tidak

(9)

Penghentian Penuntutan

Seperti halnya penyidikan, dalam proses

penuntutan, suatu perkara dapat dihentikan penuntutannya dengan tiga alasan:

1. Tidak cukup bukti;

2. Bukan merupakan tindak pidana; 3. Ditutup demi kepentingan hukum

(10)
(11)

2. Surat Dakwaan

Surat dakwaan adalah suatu akta yang memuat rumusan tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa yang disimpulkan dan ditarik dari hasil

pemeriksaan penyidikan dan merupakan dasar bagi hakim dalam pemeriksaan di persidangan

(12)

Syarat Surat Dakwaan

1. Syarat formil dakwaan (Pasal 143 ayat (2) huruf a KUHAP), jika syarat formil tidak terpenuhi, maka dakwaan dapat dimintakan untuk dibatalkan;

(13)

Syarat Formil Dakwaan

1. Berisi identitas terdakwa yang

dilengkapi dengan tanggal dibuatnya surat dakwaan dan dilengkapi dengan tanda tangan penuntut umum;

2. Identitas terdakwa berisi nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,kebangsaan, tempat

tinggal, agama dan pekerjaan tersangka;

(14)

Syarat Materiil Dakwaan

1. Berisi uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan ;

2. Uraian tersebut disertai dengan waktu dan tempat terjadinya tindak pidana

(locus dan tempus delictie);

(15)

Sempurnanya Dakwaan

1. Syarat formil dakwaan harus lengkap

sesuai dengan Pasal 143 ayat (2) huruf a KUHAP ;

2. Termasuk di dalam kategori tidak memenuhi syarat materiil dakwaan adalah:

a. Dakwaan kabur (Obscuur Libelen),

unsur dakwan tidak diuraikan dengan benar;

(16)

Cara Penyusunan Dakwaan

Surat Dakwaan dapat disusun dalam dua cara:

1. Digabung (Voeging), yaitu penggabungan berkas perkara dalam satu dakwaan

yang dilakukan dalam satu persidangan;

2. Dipisah (Splitsing), yaitu pemisahan berkas perkara dalam beberapa surat dakwaan dan dilaksanakan dalam

(17)

Penggabungan Dakwaan

Penggabungan perkara dapat dilakukan jika dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan penuntut umum

menerima perkara:

1. Beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh orang yang sama;

2. Beberapa tindak pidana yang bersangkut paut satu dengan yang lain;

3. Beberapa tindak pidana yang tidak bersangkut paut tapi berhubungan.

(18)

Pemisahan Dakwaan

Beberapa tindak pidana dengan beberapa terdakwa

Syaratnya:

1. Beberapa terdakwa dan/ atau beberapa tindak pidana;

2. Kurangnya saksi yang menguatkan PU.

(19)

Bentuk-bentuk Dakwaan

Surat Dakwaan

Tunggal Alternatif Subsidair Kumulatif

Concursus Idealis Concursus Realis

Perbuatan Berlanjut

Gabungan TP Umum dan Khusus

(20)

Dakwaan Tunggal

(21)

Dakwaan Alternatif

Surat dakwaan ini dibuat apabila tindak pidana yang akan didakwakan kepada

(22)

Dakwaan Subsidair

Pembuatan surat dakwaan subsidair dalam praktiknya

sering rancu dengan pembuatan surat dakwaan alternatif. Dalam surat dakwaan alternatif, JPU ragu tentang jenis pidana yang akan didakwakan, akan tetapi dalam surat dakwaan subsidair JPU tidak ragu tentang jenis tindak

(23)

Dakwaan Kumulatif

Dakwaan kumulatif disusun apabila perbuatan tersebut berkaitan dengan:

1. Concursus idealis (perbuatan yang diancam oleh lebih dari satu ancaman pidana, Pasal 63 ayat (1)

KUHPidana);

2. Concursus realis (melakukan beberapa tindak pidana, Pasal 65 KUHPidana);

3. Perbuatan berlanjut, Pasal 64 ayat (1) KUHPidana; 4. Gabungan antara tindak pidana umum dan tindak

(24)

Dakwaan Kombinasi

Dakwaan kombinasi disusun atas kompleksnya perkara yang dihadapi oleh penuntut umum. Dakwaan kombinasi dapat disusun sebagai

berikut:

(25)

Format Surat Dakwaan

1. Kepala surat;

2. Klausula ”UNTUK KEADILAN”; 3. Judul dan nomor perkara;

4. Identitas terdakwa, sesuai dengan pasal 143 KUHAP yaitu nama lengkap, tempat lahir, umur/ tanggal lahir, jenis kelamin,

kebangsaan/ kewarganegaraan, tempat tinggal, agama, pekerjaan dan ditambah dengan pendidikan terakhir; 5. Masa penahanan ;

6. Uraian dakwaan yang diajukan, berisi locus dan tempus

delictie, uraian singkat kejadian serta pasal yang didakwakan; 7. Tanggal dan tempat dibuat surat dakwaan serta tandatangan

(26)

Perubahan Dakwaan

Menurut Pasal 144 KUHAP, surat dakwaan dapat diubah dengan ketentuan:

1. Sebelum ditetapkan hari sidang; 2. Dilakukan 7 hari sebelum sidang;

3. Dilakukan hanya untuk sekali perubahan; 4. Harus dengan sepengetahuan terdakwa/

(27)

Daftar Bacaan

1. Hari Sasangka dkk, Penuntutan dan Teknik Membuat Surat Dakwaan, 1996

2. M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Penyidikan dan Penuntutan,

2008

3. _______, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali, 2009

4. KUHAP

Referensi

Dokumen terkait

Inti dari landasan berlakunya KUHAP tersebut adalah untuk menjamin hak asasi manusia dalam proses hukum acara pidana dan memberikan. perlindungan hukum bagi seluruh

Menurut penjelasan Pasal 7 ayat (2) KUHAP bahwa yang dimaksud dengan penyidik pegawai negeri sipil adalah misalnya pejabat bea dan cukai, pejabat imigrasi dan pejabat kehutanan,

Pengamatan dilakukan untuk bahan penelitian demi ketetapan yang bermanfaat bagi pemidanaan, yang diperoleh dari perilaku narapidana atau pembinaan lembaga pemasyarakatan

• Dalam arti luas, kumpulan peraturan pelaksanaan hukum acara pidana ditambah dengan peraturan lain yang berkaitan dengan itu;. • Dalam arti sangat luas, ditambah dengan

[r]

[r]

Dalam hukum acara pidana, asas legalitas adalah kewajiban penuntut umum untuk menuntut setiap perkara2. Asas oportunitas adalah hak penuntut umum untuk menuntut atau tidak

• Penyidik pembantu adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang karena diberi wewenang tertentu dapat melakukan tugas penyidikan yang diatur dalam UU ini (Pasal 1