• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPP 2013_8 Recent site activity teeffendi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SPP 2013_8 Recent site activity teeffendi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Sejarah POLRI

Istilah polisi berasal dari kata Politea yang berarti negara kota. Pada zaman Yunani kuno manusia

hidup secara berkelompok, kelompok tersebut

kemudian membentukan suatu himpunan, himpunan dari kelompok ini menjadi sebuah kota (polis).

Agar kehidupan masyarakat di kota tersebut dapat tertata, maka dibuatlah norma,

norma-norma tersebut ditegakkan melalui suatu kekuatan, kekuatan inilah yang disebut dengan kepolisian.

(3)

Sejarah POLRI (lanjutan)

Pada tanggal 21 agustus 1945, secara tegas pasukan polisi segera memproklamirkan diri sebagai pasukan Polisi

Republik Indonesia dipimpin oleh inspektur kelas I (Letnan Satu) polisi Mochammad Jassin di Surabaya.

Sejak tanggal 1 April 1999, melalui Instruksi Presiden nomor 2 tahun 1999 tentang Langkah-Langkah Kebijakan Dalam

Rangka Pemisahan Kepolisian Negara Republik Indonesia dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, disusun rencana

(4)

Sejarah POLRI (lanjutan)

Pemisahan Polri dari TNI disahkan melalui Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR) nomor VI/

MPR/ 2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia. TAP MPR

tersebut dilanjutkan dengan TAP MPR nomor VII/ MPR/ 2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Polri menjadi lembaga yang mandiri, tidak berada dalam subordinasi ABRI, melainkan sebagai lembaga non

(5)

Tugas utama POLRI

Tugas utama Polri adalah untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat yang diwujudkan dengan penegakan hukum dengan menitikberatkan pada

pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

Penegakan hukum tidak dilakukan dengan cara yang semena-mena, melakukan penindasan terhadap

masyarakat, akan tetapi dengan cara pelayanan kepada masyarakat.

(6)

Tugas utama POLRI (lanjutan)

Kepolisian adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta

memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya kemanan dalam negeri.

(7)

Hubungan antara POLRI dengan

komponen lain dalam SPP Indonesia

Sebagai satu kesatuan dalam sistem peradilan pidana Indonesia, POLRI berkaitan dengan

lembaga-lembaga lain diantaranya adalah

Kejaksaan, Kehakiman, Advokat, RUTAN (Rumah Tahanan) bahkan dengan lembaga RUPBASAN

(8)

Hubungan POLRI dan Kejaksaan

1. Terkait dengan SPDP (Pasal 109 ayat (1) KUHAP);

2. Permohonan Perpanjangan Penahanan (Pasal 24 ayat (2) KUHAP);

3. Pemberitahuan dihentikannya penyidikan (Pasal 109 ayat (2) KUHAP);

4. Prapenuntutan (Pasal 110 ayat (1) KUHAP); 5. Pelimpahan perkara (Pasal 110 KUHAP);

(9)

Hubungan antara POLRI dan

Pengadilan

1.

Permohonan perpanjangan penahanan

(Pasal 29 KUHAP);

2.

Permohonan ijin penggeledahan rumah

(Pasal 33 KUHAP);

3.

Permohonan ijin penyitaan (Pasal 38

KUHAP);

(10)

Hubungan antara POLRI dan

Advokat

1. Peringatan atas penyalahgunaan wewenang advokat dalam pembicaraan dengan

tersangka (Pasal 70 ayat (2) KUHAP);

2. Mengawasi pembicaraan advokat dengan tersangka jika peringatan tidak dihiraukan (Pasal 70 ayat (3) KUHAP);

3. Mengikuti pembicaraan tersangka dengan

(11)

Hubungan antara POLRI dan

RUTAN

1. Menyampaikan surat penahanan tersangka (Pasal 19 ayat (4) PP 27/ 1983);

2. Menerima tembusan dari kepala RUTAN berkaitan dengan daftar tahanan tiap bulan (Pasal 19 ayat (5) PP 27/ 1983); 3. Menerima pemberitahuan dari kepala RUTAN terkait masa

penahanan tersangka (Pasal 19 ayat (5) PP 27/ 1983); 4. Memberikan ijin kepada tersangka melalui kepala RUTAN

untuk meninggalkan RUTAN sementara waktu (Pasal 19 ayat (8) PP 27/ 1983);

(12)

Hubungan antara POLRI dan

RUPBASAN

1. Menyampaikan surat penyerahan yang sah kepada kepala RUPBASAN (Pasal 27 ayat (4) PP 27/ 1983);

2. Menyampaikan surat permintaan penggunaan benda sitaan untuk keperluan penyidikan

(Pasal 28 ayat (1) PP 27/ 1983);

(13)

Daftar Bacaan

1. Sidik Sunaryo, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, 2004

2. KUHAP;

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian atau penggunaan istilah ini melihat pada tujuan dari sistem peradilan pidana yang tidak lain memiliki tujuan besar adalah untuk menegakkan hukum dan

Pendekatan sosial memandang para aparatur penegak hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu sistem sosial, sehingga masyarakat secara keseluruhan

Sistem Adversary Model memiliki prinsip, bahwa prosedur peradilan pidana harus merupakan suatu sengketa antara kedua pihak dan dalam kedudukan yang sama di

tersebut, jabatan Asisten Residen dihapuskan, wewenang Asisten Residen di bidang hukum acara pidana dialihkan sepenuhnya kepada jaksa, dalam hal ini adalah Kepala Kejaksaan Negeri

Nampak oleh seseorang yang melakukan penangkapan bahwa tidak masuk akal untuk dilakukan oleh agen kepolisian sebagai

menjalankan kekuasaan kehakiman tersebut adalah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,.. lingkungan peradilan agama,

Masing-masing lembaga tersebut berdiri masing-masing dengan garis koordinasi masing-masing yang tentunya diawasi oleh komisi pengawas masing-masing lembaga, namun dalam

Pendekatan sosial memandang para aparatur penegak hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu sistem sosial, sehingga masyarakat secara keseluruhan