SKRIPSI
Oleh : Misbahul Abror NIM. 084 128 020
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
2017
i SKRIPSI
Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu Persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh : Misbahul Abror NIM. 084 128 020
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
2017
iv
َ
َ:َةدئاملا(
3 )
َ
“Pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah aku cukupkan nikmat-ku bagimu, dan telah aku ridai islam sebagai agamamu”.1
1 Al-qur’an dan Terjemahannya. 2013. (Jakarta : Pustaka Al Mubin ) hal. 107
v
sujudnya, yang selalu mendukung pendidikanku bahkan rela membanting tulang demi kebahagianku dan juga memberikan cinta kasih yang teramat besar.
2. Dan kepada keluarga besarku, ayahanda H. Syahidin HM, ibunda Hj. Siti Khodijah, Kakak tercintaku Ahmad Royani, Ahmd Muzani, Ahmad Zamroni, Siti Khoiriyah, Syamsul Anam, Ahmad Mahsuni dan Reza Rizqy Kusuma Dewi yang selalu aku cintai.
3. Dosen beserta segenep Civitas Akademika yang terhormat.
4. Teman-teman yang saya cintai yang selalu memberikan perhatian dan kasih sayang dalam suka maupun duka, sulit untuk melupakan hari-hari yang telah kita lalui meskipun kadang membuat jengkel tapi itulah warna kehidupan yang selama ini kita rasakan bersama.
5. Almamater IAIN Jember yang saya banggakan.
vi
Alhamdulillah, segala Puji dan Syukur kepada Allah S.W.T. yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah, serta Inayah-NYA, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S.1) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember. Tak lupa Sholawat serta Salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membawa risalah yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan di akhirat kelak.
Ucapan rasa terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dorongan dan bantuan apapun yang sangat besar artinya bagi penulis. Ucapakan terima kasih terutama kami disampaikan kepada :
1. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. Selaku Rektor IAIN Jember yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian untuk menyusun skripsi ini.
2. Dr. H. Abdullah, S. Ag., M.H.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang selalu memberikan arahan dan bimbingan dalam program perkuliahan yang kami tempuh;
3. Dr. H. Mundir, M. Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Jember yang selalu memberikan arahan dalam program perkuliahan yang kami tempuh;
vii
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kiai Rahmatullah Ali, selaku Pengasuh yayasan pondok pesantren An Nur Haji Alwi Desa Rambigundam Kec. Rambipuji Kab. Jember, yang penulis harapkan Barokahnya.
7. Segenap Dosen dan Karyawan IAIN Jember.
8. Kedua orang tuaku yang selalu mendo’akan putra tercinta, dan saudara-saudaraku tercinta.
9. Kepala pondok pesantren An Nur Haji Alwi Ustadz Siddiq, S.Pd.I, yang telah memberikan izin riset.
10. Ust. Siddiq, Ust. Asep Jamaluddin, Ust. Amir Fatah Lana, Ust. Nurul Hasan, Ust. Khoiruman, dan segenap dewan guru yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu penulis dalam mengumpulkan data.
11. Sahabat-sahabatku PAI persatuan guru NU( PERGUNU ) Angkatan 2012.
Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan apa-apa, hanya untaian terima kasih dengan setulus hati serta iringan do’a semoga Allah SWT. Membalas amal mereka dengan balasan yang lebih baik dan melimpahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah serta Inayah-NYA bagi mereka, dan semoga skripsi yang berjudul “Pembelajaran Kitab Taisirul Kholak Dalam Menumbuhkan Budi Pekerti Santri di Pondok Pesantren An Nur Haji Alwi Desa Rambigundam Kec. Rambipuji Kab. Jember Tahun Pelajaran 2016/2017” Dapat bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya.
viii
Jember, 27 Februari 2017 Penulis
ix
Teknologi informasi dan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat pada saat ini memang membawa banyak dampak positif bagi manusia dalam semua bidang kehidupan, akan tetapi hal tersebut juga menjadi dampak yang sangat pesat terhadap perilaku masyarakat yang semakin menjurus terhadap hal-hal yang lebih bersifat negatif.
Dari latar belakang tersebut, maka fokus penelitian dari skripsi ini adalah:
1). Bagaimana pembelajaran kitab Taisirul Khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi? 2). Bagaimana Perencanaan pembelajaran kitab Taisirul Khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi? 3). Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kitab Taisirul Khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi? 4). Bagaimana evaluasi dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi?
Adapun tujuan penelitiannya adalah: 1). Untuk mendiskripsikan pembelajaran kitab Taisirul Khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi.2). Untuk mendiskripsikan perencanaan pembelajaran kitab Taisirul Khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi.3).Untuk mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran kitab Taisirul Khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi. 4). Untuk mendiskripsikan evaluasi pembelajaran kitab Taisirul Khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif diskriptif dengan jenis teknik lapangan. Adapun penentuan subjek penelitian menggunakan purposive sampling. Dan metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan analisis data. Dan keabsahan data menggunakan triangulasi teknik serta triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1). Perencanaan pembelajaran kitab Taisirul Kholak penting untuk dikembangkan bagi para santri sehingga dapat mengaplikasikan budi pekerti yang baik mulai awal yakni dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif melalui metode sorogan dan bandongan. 2). Pelaksanaan pembelajaran kitab taisirul diarahkan pada terwujudnya system pembelajaran yang mengacu pada materi dan merealisasikannya dengan praktek serta mewujudkan sikap terpuji dengan menjadikan sosok guru sebagai uswah atau tauladan yang baik..3). Evaluasi Pembelajaran Kitab Taisirul Khalak terletak pada proses pembelajaran santri yang hal ini santri dituntut untuk mampu mengerjakan soal-soal dalam bentuk ujian. Yang mana ujian tersebut menggunakan ujian tes tulis dan tes lisan. Rutinitas ujian tersebut biasa dilakukan oleh pondok pesantren An Nur Haji Alwi setiap tiga bulan sekali dengan tujuan untuk mengetahui seberapa mana kemampuan santri dalam memahami kitab taisirul khalak dan kitab-kitab yang lain.
x
PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Definisi Istilah ... 10
F. Sistematika Pembahasan ... 12
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 14
A. Penelitian Terdahulu ... 14
B. Kajian Teori ... 16
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 29
B. Lokasi Penelitiian ... 30
C. Subyek Penelitiian ... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ... 31
E. Analisis Data ... 34
xi
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 39
B. Penyajian Data dan Analisis Data ... 48
C. Penyajian Temuan ... 74
BAB V PENUTUP ... 82
A. Kesimpulan... 82
B. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 85
LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Matrik Penelitian
2. Surat Pernyataan Keaslian 3. Pedoman penelitian 4. Jurnal Penelitian
5. Surat Keterangan Izin Penelitian 6. Surat Keterangan Selesai Penelitian 7. Foto Dokumentasi
8. Denah
9. Biodata Peneliti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.
Era globalisasi sekarang ini yang serba modren, manusia tidak lagi disulitkan dengan menjalankan kehidupannya, karena perkembangan pada zaman saat ini sangatlah pesat. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya temuan teknologi canggih yang semakin marak sehingga mampu memudahkan sekaligus membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari.1
Teknologi informasi dan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat pada saat ini memang membawa banyak dampak positif bagi manusia hampir semua bidang kehidupan, akan tetapi hal tersebut juga manjadi dampak yang sangat besar tehadap perilaku masyarakat yang semakin menjurus terhadap hal- hal yang lebih bersifat negatif. Pola-pola perilaku masyarakat memiliki kecenderungan melenceng dari koridor-koridor akhlak mulia. Hal ini terjadi terutama pada kalangan siswa, remaja bahkan santri yang ada di pondok pesantren, dan pada kalangan masyarakat umum lainnya, yang gejala-gejala penurunan akhlak tampak jelas sekali.2
Langkah tepat dalam menjawab tantangan hidup yang semakin berkembang pesat ini adalah membekali individu dengan akhlak atau budi pekerti,
1 Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan. Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan, (Bandung: IMTIMA. 2007), hlm. 177
2Kartini Kartono, Patologi Sosial II: Kenakalan Remaja,( Jakarta: CV. Rajawali, 2001), hlm. 56
karakter, dan pola pikir yang sesuai dengan ajaran Islam. Hal itu dimaksudkan agar manusia siap dalam menjalani hidup dan tidak sampai terjerumus ke jalan yang salah karena mempunyai kepribadian yang kuat dengan tuntunan ajaran agama.
Upaya memperbaiki akhlak, moral, karakter, dan budi pekerti manusia adalah hal wajib untuk dilakukan oleh setiap Insan. Itu semua bertujuan agar manusia mencapai tujuan hidupnya, yakni mewujudkan Insan Kamil( manusia yang sempurna).3 Akhlak menjadi hal yang pokok bagi manusia, karena itu Rasulullah SAW menyuruh umatnya untuk senantiasa memperbaiki akhlak, seperti yang terkandung dalam hadits yang telah di riwayatkan oleh Imam Ahmad Bin Hanbal yaitu berbunyi:
ِ اِ ً
ِ و
ِ تِا
ِ ع
ِ ث
ِ ت
ِ ل ِ
ِ و ِ ت
ِ نِ
ِ ه
ِ ز ِ اك
ِ مِ
ِ لا
ِ خ
ِ ق ِ ل
ِ
ِدوحاٍِاّزِ(
ٌَعِاللهِىضز )
Artinya: Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.ِ( HR. Ahmad r.a)4 Hadits diatas mengingatkan kepada semua manusia agar mampu hidup mulia dengan akhlak yang baik.Nabi muhammad saw sendiri adalah insan yang memiliki akhlak yang sangat mulia, oleh karena itu AllahSWT menjelaskan dalam Al-Qur’an bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sebagai teladan bagi umat manusia, seperti yang terdapat dalam surat Al-Ahzab ayat 21;
3 Mahjudin. Akhlak Tasawuf. ( Jakarta: Kalam Mulia. 2007)., hlm. 7
4Umar Bin Ahmad Baraja’. Akhlakul Lil Banin Surabaya: YPI. Maktabah Muhammad Bin Nubhan Wa Awladah. 1999.) hlm. 11
ِ لِ ق
ِ د
ِ
ِ ك
ِ ىا
ِِ ل
ِ ن ِ ك
ِِ ف
ِ زِى
ِ س
ِ ل ِ ْ
ِ الله ِ
ِِ ا
ِ ْ ِ س
ِ ج
ِ ح ِ
ِ س
ِ ٌ
ِِ ل ِ ح
ِ و
ِ ي
ِ
ِ ك
ِِ ي ِ ىا
ِ س
ِ اللهِْ ِ ج
ِ ّ ِ
ِ ي ِ لا
ِ مِ ِ ْ
ِ لا
ِ س ِ خ
ِ ّ ِ
ِ ذ
ِ س ِ ك
ِ الله ِ
ِ
ِ ثِ ي ِ ك
ِ اس
ِ:بازحلآاِ(
12 )
ِ
Artinya: Sesungguhya telah ada pada (diri) rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu ( yaitu) bagi orang-orang yang mengharap ( Rahmat) AllahSWT dan ( kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut AllahSWT.5
Makna tersirat dari ayat diatas adalah bahwasannya umat islam harus mampu menjadikan dirinya mempunyai akhlak yang baik yang seperti dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Bukti shahih menunjukkan bahwa Rasulullah SAW dengan keagungan akhlaknya bisa membuat orang disekitarnya yang asalnya membenci dan tidak menerima ajakan dan ajarannya berubah manjadi orang-orang yang berbuat baik dan setia pada Rasulullah SAW untuk berjuang bersama dalam mensyiarkan agama Islam.
Dalam hadits yang lainnya Nabi Muhammad menggambarkan salah satu contoh dari akhlak terpuji yang berbunyi;
ِ لا ِ ق
ِ
ِ ٌلا
ِ ث
ِ ي
ِ اِ:نلسَِّيلعِاللهِىلص ِ
ِ ى
ِ الله ِ
ِ ح ِِ ي
ِ ة
ِ ه ِ
ِ لا ِ ع
ِ ي
ِ
ِ لا
ِ ه
ِ ز ِ ْ
ِ ّ
ِ ا
ِ س ِ ش
ِ ِ ِ فا ا
ِ
Artinya: Nabi Muhammad SAW bersabda; Sesungguhnya Allah SWT menyukai sifat-sifat yang luhur dan yang paling mulia.6
5Departemen Agama RI. Al-qur’an dan Tafsirnya. (Jakarta: CV. Duta Grafika. 2009),hlm. 638
6Zeid Husein Al-Hamid. Terjemahan Taisirul Khalak. (Surabaya: Salim Nabhan) hlm. 60
Dengan demikian umat Islam seluruhnya harus mengaplikasikan apa yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari agar kehidupan dibumi ini senantiasa tentram, sejahtera, dan penuh dengan rahmat Allah SWT.
Rasulullah SAW telah menjelaskan bahwa manusia terlahir di dunia ini dalam keadaan fitrah( suci), dan amal individu itu sendiri yang akan menentukan, apakah akan masuk dalam surga Allah SWT jika amal baik lebih menentukan, apakah akan masuk dalam surga Allah SWT jika amal baik lebih banyak daripada yang buruk dan sebaliknya jika amal buruk lebih banyak dari pada amal baik maka akan masuk dalam neraka yang sangat pedih siksanya. Kehidupan di dunia ini seyogyanya manusia menjaga kefitrahan yang ada pada dirinya dengan senantiasa taat dan patuh dalam menjalankan semua perintahnya.
Proses yang dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki akhlak adalah dengan saling menasihati dan mengingatkan serta memberikan contoh yang baik (Uswatun Hasanah) agar mampu mempunyai keluhuran budi yang tinggi dan sempurna, dan itu seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Seiring perkembangan jaman, praktik semacam itu berkembang dengan adanya lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan manusia ini sebagai daya yang unggul dan mampu menghadapi tantangan hidup. Adapun pendidikan akhlak secara garis besar bertumpuh kepada tiga lingkungan yang ada
dalam pendidikan, yakni lingkungan pendidikan keluarga, lingkungan pendidikan sekolah, dan lingkungan pendidikan masyarakat.7
Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan kelompok sosial yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Keluarga merupakan satu-satunya tempat pertama untuk mengadakan sosialisasi, anak-anak, orang tua dan saudara-saudaranya yang lain adalah orang-orang yang pertama dimana anak-anak mengadakan kontrak belajar, sebagaimana dia hidup dengan orang tua lain sampai memasuki sekolah, anak-anak menghabiskan seluruh waktunya dalam unit ini, hingga masa dapat ditksir bahwa anak-anak menghabiskan setengah waktunya dalam keluarga.8
Lingkungan pendidikan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. peran orang tua dalam keluarga menjadi sangat urgen. Yakni sebagai penanggung jawab keluarga dalam semua aspek yang dalam keluarga.
Oleh karena itu, orang tua hendaknya menjadi anak-anaknya sebagai anak-anak yang shalih dan shalihah yang patuh pada aturan agama. Hal itu memang tidak diwujudkan selain dengan kerja keras dan berupaya secara maksimal dengn mendidik anak-anaknya yang sesuai dengan ajaran Islam, baik dengan perkataan yang berupa peringatan, larngan dan beupa contoh perbuatan yang baik.9 Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan agar supaya keluarga memperhatikan pendidikan bagi anaknya supaya terhindar dari kelemahan baik jasmani maupun rahani, baik fisik
7 A. Qodri Aziziy. PendidikanUntuk Membangun Etika Sosial.( Jakarta: Aneka Ilmu. 2002.), hlm. 134
8 Abu Ahmadi. Sosiologi Pendidikan( Jakarta: Rineka Cipta 2003), hlm 108
9 Moh. Haitami Salim. Pendidikan Agama dalam Keluarga.(Jogjakarta: Ar-Ruz Media. 2013).hlm, 136
maupun psikis. Al-Qur’an memerintahkan agar menjaga keluarga dari api neraka, sebagaimana yang disebutkan dalam surat At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:
ِ ي
ِ اا
ِ ِ ي
ِ لاِ ا
ِ رِ ي
ِ ي
ِ هِ ِِ ا ٌ
ِ ْ
ِ قِ ا
ِ ْ
ِ اِ ا
ِ ًِ ف
ِ س
ِ ن ِ ك
ِ ّ ِ
ِ ا
ِ لِ ي ِ ُ
ِ ن ِ ك
ِِ ً
ِ ازا
ِ ّ ِ
ِ ق
ِ ْ
ِ د
ِ ُ
ِ ٌلاِ ا
ِ سا
ِ ّ ِ
ِ ح ِ لا
ِ ج
ِ زا
ِ ج
ِ
ِ ع
ِ لِ ي
ِ هِ ا ِ ِ
ِ ئ ِ ل
ِ ك
ِ ح
ِ
ِ غ
ِ ل
ِ ظ
ِ ش ِ
ِ د
ِ دا
ِ
ِِ ي ِ ل
ِ ع
ِ ص
ِ ْ
ِ ى
ِ الله ِ
ِ ه ِ
ِ اِا
ِ ه
ِ س
ِ نِ ِ ُ
ِ ّ
ِ يِ ف
ِ ع
ِ ل
ِ ْ
ِ ى
ِ ه ِ
ِ يِا
ِ ه ِ ؤ
ِ س
ِ ّ
ِ ى :نيسحتلاِ(
6 )
ِ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kamu dn keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia dan batu-batu; diatasnya malaikat-malaikat yang kasar-kasar, yang keras- keras, yang tidak mendurhakai AllahSWT menyangkut apa yang dia perintahkan kepad mereka dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan.10
Lembaga pendidikan (sekolah/madrasah) merupakan lingkungan pendidikan kedua setelah keluarga, yaitu merupakan salah satu sistem yang memungkinkan berlangsungnya pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Adanya kelembagaan dalam masyarakat, dalam rangka proses pembudayaan umat, merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang kultural dan edukatif terhadap peserta didik dan masyarakat tersebut. Tanggung jawab lembaga pendidikan tersebut dalam segala jenisnya menurut pandangan islam adalah erat kaitnnya dengan usaha mensukseskan misi sebagai seorang muslim.11
10 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, hlm. 203
11 Hamdani Hasan & Fuad Hasan. Filsafat Pendidikan Islam(Bandung: Pustaka Setia. 2001), hlm. 84
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri di dunia ini, karena manusia mempunyai sifat yang saling membutuhkan antara individu yang satu dengan yang lain. Dan manusia juga akan menjalani kehidupan secara berkelompok yakni hidup dalam lingkungan masyarakat yang merupakan kumpulan dari beberapa individu yang hidup bersama. Masyarakat merupakan lembaga pendidikan ketiga setelah keluarga dan sekolah yang mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda-beda dan keanegaraman bentuk kehidupan sosial yang berjenis-jenis budayanya.12
Pendidikan yang ada pada tiga lingkungan pendidikan tersebut harus sanantiasa didasari dengan nilai-nilai pendidikan akhlak untuk mementuk manusia yang berbudi luhur dan mempnyai derajat mulia yang tidak hanya dari segi kognitif, namun yang lebih penting lagi adalah dari segi afektif, dan psikomotorik agar dapat mewujudkan Insan Kamil.
Tokoh pendidikan Islam sangat banyak berbagai pemikirannya yang mempunyai tujuan sama, yakni ini mengembangkan pendidikan islam lebih baik.
Salah satu ulama’ atau tokoh tersebut adalah Hafidz Hasan Al- Mas’udi salah seorang guru senior dari darul ulum, al-azhar mesir. Al-mas’udi adalah seorang ahli sejarah, geografi, geologi, zoologi, ensiklopedi dalam bidang sains islam, tokoh pendidikan, sekaligus pengembara. Berbagai karya telah dihasilkan darinya dan salah satunya adalah kitab Taysirul Al-Khalaq.
12Abu Ahmadi. Ilmu Pendidikan( Jakarta Rineka Cipta. 2000),hlm. 184
Pondok pesantren An Nur Haji Alwi sebagai system pendidikan yang ada dalam lingkungan masyarakat perlu untuk memperhatikan demensi-dimensi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat social yakni dalam kontribusinya yang berupa pendidikan budi pekerti.
Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti” pembelajaran kitab Akhlakut Taysir dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi Dusun Rambigundam Desa Rambipuji Kab. Jember.
Dari judul tersebut penulis ingin mendapatkan apa saja bentuk pembelajaran budi pekerti yang ada dalam kitab Taysirul Khalak.
B. Fokus Penelitian 1. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pembelajaran kitab Taisirul Khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi?
2. Sub Pokok Masalah
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran kitab Taisirul Khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi?
b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kitab Taisirul Khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi?
c. Bagaimana evaluasi pembelajaran kitab taisirul khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mendiskripsikan perencanaan pembelajaran kitab Taisirul Khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi
2. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran kitab taisirul khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi
3. Untuk mendiskripsikan evaluasi pembelajaran kitab taisirul khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi D.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, diantaranya;
1. Meningkatkan wawasan pengetahuan dan keilmuan yang lebih luas tentang pembelajaran akhlak yang terkandung dalam kitab Taisirul Khalak.
2. Hasil dari penelitian ini juga bisa membantu usaha dalam pengamalan terhadap penumbuhan budi pekerti santri yang tercantum dalam kitab Taisirul Khalak.
3. Hasil penelitian ini juga bisa memberikan sumbangsih bagi literatur pendidikan akhlak untuk dijadikan sebagai bahan rujukan dalam kegiatan pendidikan maupun penelitian selanjutnya.
E. Definisi Istilah
Skripsi ini adalah tentang pembelajaran kitab taisirul khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur HADesa Rambigundam Desa Rambipuji Kab. Jember. Supaya tidak menyimpang dari alur pembahasan, maka penulis akan mendefinisikan beberapa istilah dalam judul tersebut, diantaranya:
1. Pembelajaran Kitab Taisirul Kholak
Pembelajaran kitab taisirul kholak merupakan suatu pembelajaran sopan santun/budi pekerti bagi santri pemula yang mencakup beberapa komponen akhlak sebagai wawasan dan acuan bagi para santri untuk memiliki akhlak yang baik (akhlak mahmudah). serta sebagai antisipasi terhadap akhlak yang harus dijauhi yakni akhlak tercela( madzmumah).
Adapun tujuan dari pembelajaran kitab Taisirul Kholak ini adalah mengembangkan ketrampilan sosial yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya akhlak mulia dalam diri santri serta mewujudkannya dalam perilaku sehari-hari.
2. Kitab Taisirul Khalak
Kitab Taisirul Khalak merupakan kitab yang dikarang oleh Al-Hafid Hasan Al-Mas’udi. Kitab Taisirul Khalak artinya memudahkan seseorang untuk melaksanakan akhlak dan memahami macam-macam akhlak, sehingga mengetahui dengan pasti akhlak yang harus di laksanakan dan akhlak yang harus ditinggalkan.
Kitab Taisirul Khalak merupakan kitab yang diringkas dari bagian ilmu akhlak.
Kitab ini di susun untuk para pelajar yang mendalami ilmu agama dan dalam kitab ini juga mengetengahkan akhlak yang dibutuhkan oleh para pemula. Adapun isi dari materi dari kitab ini adalah sebagai berikut:
a. Tentang ketakwaan kepada Allah SWT
b. Akhlak bagi seorang guru dan akhlak bagi pelajar c. Hak-hak kepada sesama ( Hablum Minannasi) d. Adab- adab(sopan santun)
e. Tentang sifat-sifat yang terpuji dan sifat-sifat yang tercela.13 3. Budi Pekerti Santri
Budi pekerti merupakan suatu tingkah laku/sopan santun atas pembawaan watak, sikap, sifat dan moral yang tercermin dalam perilaku baik dan buruk yang terukur oleh norma-norma sopan santun, tata krama dan adat istiadat.
Adapun orientasi budi pekerti santri dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari melalui pedoman kitab taisirul kholak dan sebagai implementasinya adalah menerapkan budi pekerti tersebut dalam kehidupan sehari-hari seperti budi pekerti kepada orang tua, guru, sesama pelajar, tetangga, dan lain sebagainya.
4. Pondok Pesantren An-Nur Haji Alwi
An-Nur Haji Alwi adalah salah satu pondok pesantren putra dan putri berbasis salafiyah/klasik yang berdiri pada Tahun 2010 yang terletak di dusun rambigundam desa rambipuji kab. Jember yang berasimilasikan pendidikan
13 Zeid Husein Al-Hamid. Terjemahan Kitab Taisirul Khalak.( Surabaya: Salim Nabhan). hlm. iii
pesantren kuno yang corak pendidikan berbasis agama yang menganut kurikulum pesantren Lirboyo Kab. Kediri.
Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan judul “ Pembelajaran kitab Taisirul Khalakdalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi adalah proses pembelajaran budi pekerti yang berpedoman pada kitab Akhlakut Taisirdengan menumbuhkan sifat-sifat yang berakhlakul karimah(
mulia) bagi para santri An-Nur Haji Alwi dalam memberikan suatu proses pembelajaran akhlak dalam kehidupan sehari-sehari khususnya di lingkungan pondok pesantren An-Nur Haji Alwi Desa Rambipuji Kab. Jember.
E. Sistematika Pembahasan
Agar dalam pembahasan ini tidak keluar dari jalur yang telah di tentukan dan agar lebih berarti susunannya, maka perlu kiranya memberikan gambaran sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab satu berisi pendahuluan yang merupakan pertanggung jawaban metodologis terdiri atas latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, dan sistematika pembahasan.
Pada bab dua adalah kajian kepustkaan, berisi kajian terdahulu dan kajian teori, kajian teori didalamnya meliputi pengertian pembelajaran, komponen- komponen yang mempengaruhi kualitas pembelajaran, metode pembelajaran budi pekerti, gambaran umum kitab Taisirul Khalak, biografi Syaikh Al-Hafid Hasan Al-Mas’udi.
Pada bab tiga membahas tentang metode penelitian, jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.
Pada bab empat membahas tentang pembelajaran kitab taisirul khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri, perencanaan pembelajaran kitab taisirul khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri, pelaksanaan pembelajaran kitab taisirul khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri, evaluasi pembelajaran kitab taisirul khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri, analisi data dan penyajian temuan dari hasil laporan penelitian.
Pada bab lima peneliti membuat kesimpulan, memberikan saran sebagai bahan masukan kepada pengasuh, ustadz, wali santri, dan para masyarakat umumnya yang harus mengarahkan putra-putrinya untuk lebih mengedepankan akhlakul karimah. Dan tidak lupa penulis membuat kata penutup sebagai rangkaian akhir dalam penulisan skripsi ini.
14
Penelitian ini pada dasarnya bukan termasuk penelitian baru, namun sebelum ini juga sudah ada beberapa hasil penelitian yang telah mengkaji objek penelitian tentang pembelajaran budi pekerti. Oleh karena itu, penulisan dan penekanan skripsi ini berbeda dengan skripsi yang telah dibuat sebelumny.
Adapun penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:
1. Skripsi Moh. Munhamir Nadir. Mahasiswa IAIN Jember Tahun 2015. Dengan Judul “ Aplikasi Nilai-Nilai Akhlak Dalam Kitab Akhlakul Lil Banin Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Santri Di Madrasah Diniyyah Darussalam Desa Sukorejo Kec. Bangsalsari”. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang akhlak/budi pekerti yang ada dalam kitab akhlak dan metode penelitiannya juga menggunakan kualitatif. Adapun perbedaanya adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengkaji kitab Akhlakut Taisir dan peneliti lebih fokus terhadap pembelajaran dalam kitab Akhlakut Taisir dalam menumbuhkan budi pekerti. Dan kitab yang digunakan penelitian terdahulu menggunakan kitab Akhlakul Lil Banin, sedangkan peneliti menggunakan kitab Akhlakut Taisir karya Syeikh Al Hafid Hasan Al Mas’udi dari Mesir. Dan lokasi penelitiannya juga berbeda.
2. Skripsi Kamiludin. Mahasiswa IAIN Jember Tahun 2015 Dengan judul
“Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak Dalam Kitab Washoya Al Aba’i Lil
Abna’i(Studi Kasus Di Madrasah Diniyyah Al-Jailani Dusun Karangsemanding Desa Sukorejo kec. Bangsalsari Kab. Jember”. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang akhlak yang ada dalam kitab akhlak dan metode penelitiannya juga menggunakan kualitatif.
Adapun perbedaanya adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengkaji kitab Akhlakut Taisir dan peneliti lebih fokus terhadap pembelajaran budi pekerti dalam kitab tersebut. Dan kitab yang digunakan penelitian terdahulu menggunakan kitab Washoya Al Aba’i Lil Abna’i, sedangkan peneliti menggunakan kitab Akhlakut Taisir karya Syeikh Al-Hafid Al Ms’udi Dari Mesir. Dan lokasi penelitiannya juga berbeda.
3. Skripsi Ali Wafa Mahasiswa STAIN Jember Tahun 2009 dengan Judul
“Kontribusi Kyai Dalam Pembinaan Akhlak Santri Di Pondok Pesantren An- Nur Desa Kalibaru Wetan Kecamatan Kalibaru Kab. Banyuwangi”.
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang akhlak dan metode penelitiannya juga menggunakan kualitatif. Adapun perbedaanya adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengkaji kitab Akhlakut Taisir dan peneliti lebih fokus terhadap pembelajaran budi pekerti santri dalam kitab tersebut. Dan penelitian terdahulu lebih menitik beratkan terhadap pembinaan akhlak oleh sosok kyai. Sedangkan peneliti menggunakan kitab Akhlakut Taisirkarya Syeikh Al-Hafid Hasan Al Mas’udi dari Mesir Dan lokasi penelitiannya juga berbeda.
B. KAJIAN TEORI
1. Pembelajaran Kitab Taisirul Khalak
a. Pengertian Pembelajaran Kitab Taisirul Khalak
Pembelajaran kitab Taisirul Khalak adalah suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memudahkan mempelajari budi pekerti/akhlak. Dalam kitab tersebut proses belajar mengajar lebih ditekankan dalam akhlak, yang dengan akhlak tersebut dapat diketahui kebaikan hati dan indera-indera lainnya. Sehingga dalam pembelajaran kitab taisirul khalak para peserta didik mampu mengimplementasikan wujud dari akhlak-akhlak tersebut dan objektifitas dari pembelajaran kitab taisirul khalak adalah mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk. Serta buah yang dapat dipetik dari pembelajaran kitab taisirul khalak adalah kebaikan hati dan indera-indera lainnya di dunia serta mencapai tingkat tertinggi di akhirat.14
Dengan kata lain pembelajaran kitab Taisirul Khalak adalah suatu kegiatan yang didalamnya terkandung dua unsur pokok, yaitu unsur kegiatan guru(Mu’alim) dan unsur kegiatan siswa(Muta’alim), dalam proses pembelajaran yang sering disebut dengan kegiatan belajar mengajar, disatu pihak guru melakukan kegiatan atau perbuatan yang membawa anak kearah tujuan dalam rangka itu siswa melakukan serangkaian kegiatan-kegiatan
14 Al Hafid Hasan Al Mas’udi. Muqoddimah Kitab Taisirul Kholak. Surabaya: Salim Nabhan. hlm. 2
yang disediakan oleh guru yaitu kegiatan belajar yang terarah pada tujuan yang akan dicapai.
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran peran guru sangat dominan sekali dalam menjalankan tugasnya. Adapun peranan guru dalam pembelajaran meliputi banyak hal sebagaimana dikemukakan oleh adams dan decey dalam Basic Principles Of Student Teachingantara lain sebagai berikut:
1) Guru sebagai demonstator 2) Guru sebagai pengelola kelas
3) Guru sebagai mediator dan fasilitator 4) Guru sebagai evaluator
5) dan guru sebagai konselor.15 b. Materi Kitab Taisirul Khalak
Pada umumnya semua kitab mempunyai pokok pembahasan tersendiri, dalam kitab taisirul khalak tersebut terdapat puluh satu bab, dan menjelaskan beberapa pokok pembahasan yang terbagi menjadi 3 komponen, yakni sifat terpuji ( Mahmudah), sifat tercela ( Madzmumah). Adapun gambaran akhlak terpuji itu diantaranya sebagai berikut:
15 Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. (Bandung: Rosda Karya. 2001) , hlm. 13
1) Ketaqwaan
Ketakwaan terdapat pada bab pertama. Adapun makna takwa adalah mematuhi perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangannya dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan.16
2) Adab adab pengajar
Pengajar adalah penunjuk jalan bagi murid untuk mencapai kesempurnaan dengan memberinya ilmu dan pengetahuan.17 Dalam bab ini juga menjelaskan bagaimana seorang pengajar harus mempunyai budi pekerti yang baik, sebagai sosok panutan bagi para peserta didiknya harus memberikan suatu kontribusi yang terpuji baik di lingkungan sekolahan maupun di lingkungan masyarakat.
3) Adab pelajar
Pelajar adalah seseorang yang menuntut ilmu dari gurunya.18 Dalam bab ini menjelaskan bagaimana seorang pelajar sebagai seorang menuntut ilmu harus mempunyai akhlak yang baik terhadap guru, teman, dan terhadp ilmunya.
16 Terjemahan Taisirul Kholak.. Hlm 3
17 Terjemahan Taisirul Kholak.. Hlm 7
18 Terjemahan Taisirul Kholak.., Hlm 10
4) Hak dan kewajiban kepada orang tua
Ayah dan ibu adalah penyebab keberadaan manusia.19 Dalam bab ini menjelaskan tentang hak dan kewajiban seorang anak kepada orang tuanya, dan bagaimana bentuk cara taat dan patuh terhdap keduanya.
5) Hak dan kewajiban kepada sanak famili
Kerabat manusia adalah mereka yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengannya. 20Dalam bab ini juga menjelaskan tentang hak dan kewajiban dalam bersaudara yang masih mempunyai ikatan kekeluargaan.
6) Hak dan kewajiban kepada tetangga
Tetangga adalah orang yang rumahnya berada di dekatmu hingga 40 rumah dari setiap sisi. 21
7) Pergaulan
Pergaulan adalah suatu hubungan dengan orang lain dengan menunjukkan sebuah sikap yang baik dan sopan.22
8) Kerukunan
Kerukunan adalah rasa senang dengan orang-orang lain dan gembira berjumpa dengan mereka.23
19 Terjemahan Taisirul Kholak..,, hlm. 13
20Terjemahan Taisirul Kholak.., Hlm. 17
21 Terjemahan Taisirul Kholak.., Hlm, 19
22 Terjemahan Taisirul Kholak.. Hlm 23
23 Terjemahan Taisirul Kholak.. Hlm 25
9) Persaudaraan
Persaudaraan adalah ikatan antara dua orang yang terjalin cinta kasih antara keduanya.24
10) Adab-adab dalam kehidupan sehari hari
Dalam bab ini menjelaskan tentang adab-adab atau sopan santun dalam kehidupan sehari-hari yang mencakup meliputi:
a) Adab dalam majlis b) Adab tata cara makan c) Adab tatacara minum d) Adab tatacara tidur e) Adab di dalam masjid f) Kebersihan.25
Terdapat juga macam-macam pembelajaran dalam kitab taisirul khalak yang berkaitan dengan akhlak terpuji lainnya, yakni sebagai berikut;
1) Kejujuran
Kejujuran adalah mengabarkan sesuatu yang sesuai dengan kenyataannya. Dalam bab ini juga menjelaskan tentang sebab-sebab kejujuran. Dan bagaiamana cara mengimplementasikan kejujuran tersebut.
24 Terjemahan Taisirul Kholak.., Hlm 29
25 Terjemahan Taisirul Kholak.., Hlm, 30-39
2) Amanah
Amanat adalah menunaikan hak-hak allah swt dengan para hamban- Nya.26 Dalam bab ini juga menjelaskan bagaimana penunaian dalam mengemban amanah dari allah swt dan amanah kepada sesama manusia.
3) Al-Iffah
Iffah adalah sifat yang mencegah diri dari perbuatan-perbuatan yang diharamkan dan hawa nafsu yang rendah. 27
4) Al-Muru’ah
Muru’ah adalah sifat yang mendorong untuk berperang pada budi pekerti mulia dan kebiasaan-kebiasaan yang baik.28
5) Pemaaf
Pemaaf adalah suatu sifat yang mendorong pemiliknya untuk tidak membalas dendam kepada orang yang membuatnya marah, meskipun dia mampu melakukan itu.29
6) Kedermawanan
Dermawan adalah memberikan harta tanpa diminta dan tanpa mempunyai hak. 30
26 Terjemahan Taisirul Kholak.. hlm. 51
27 Terjemahan Taisirul Kholak.., hlm. 53
28 Terjemahan Taisirul Kholak.. hlm. 57
29 Terjemahan Taisirul Kholak.. hlm. 59
30 Terjemahan Taisirul Kholak.. hlm. 61
7) Tawadhu’
Tawadu’ adalah sikap merendahkan diri dan ramah tamah tanpa merasa hina dan rendah.31
8) Kemulian diri
Kemulian diri merupakan sifat dengan mana manusia menjadikan dirinya dalam derajat yang tinggi dan kedudukan terhormat.32
9) Adil
Adil adalah bersikap ditengah dalam segala urusan dan berjalan di dalamnya sesuai dengan syari’at. 33
Adapun macam-macam pembelajaran sifat tercela ( Madzmumah) diantaranya sebagai berikut:
1) Dendam
Dendam adalah menyembunyikan niat jahat dan keinginan kuat untuk mengganggu.34
2) Dengki
Dengki adalah mengharap hilangnya nikmat dari orang lain. Adapun mengharap seperti yang dimiliki orang lain, maka hal itu dinamakan iri hati dan tidak tercela, tetapi dianjurkan. 35
31 Terjemahan Taisirul Kholak.., hlm. 63
32 Terjemahan Taisirul Kholak.. hlm. 65
33 Terjemahan Taisirul Kholak.. hlm. 87
34Terjemahan Taisirul Kholak.., hlm. 67
35 Terjemahan Taisirul Kholak.. hlm. 69
3) Ghibah
Ghibah adalah menyebut sifat yang tidak engkau sukai pada saudaramu, walaupun di mukanya. 36
4) Namimah
Namimah adalah menceritakan perkataan orang lain, perbuatan atau keadaannya kepada orang lain dengan tujuan merusak.37
5) Kesombongan
Sombong adalah menganggap diri besar dan menilai dirinya lebih tinggi dari pada orang lain.38
6) Ghurur
Ghurur adalah ketenagan jiwa pada suatu yang cocok dengan hawa nafsunya dan tabiat condong padanya dengan sebab Syubhat Syaitaniyah.39 7) Kezaliman
Zalim adalah keluar dari batas keadilan dengan mengurangi sesuatu atau melampaui batas.40
c. Komponen-komponen yang mempengaruhi kualitas pembelajaran kitab Tisirul Khalak.
Dalam pembelajaran ada beberapa komponen yang sangat berpengaruh pada terlaksanakannya pembelajaran. Tanpa adanya komponen ini, maka
36 Terjemahan Taisirul Kholak.. hlm. 71
37 Terjemahan Taisirul Kholak.. hlm. 75
38 Terjemahan Taisirul Kholak.., hlm. 77
39 Terjemahan Taisirul Kholak.. hlm. 79
40 Terjemahan Taisirul Kholak.. hlm. 85
pembelajaran tidak akan dapat berjalan dengn baik dan kemungkinan pembelajaran yag dilaksanakan tidk akan memperoleh hasil yang optiml sebagaimana yang diharpakan. Komponen-komponen tersebut menurut Yamin dan Ashrori adalah sebagai berikut:
1) Guru, meliputi latar belakang pendidikan, penglaman kerja, beban mengajar, kondisi ekonomi, motivasi kerja, komitmen terhadap tugas, disiplin dan kreatif.
2) Peserta didik, meliputi lingkungan sosial, ekonomi, budaya, dn geografis, intelegensi, kepribadian, bakat, dan minat.
3) Kurikulum, meliputi kompetensi yang dirumuska, muatan mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan ekstra kurikuler, standar isi, dan perangkat pembelajaran
4) Saranan dan prasarana, meliputi alat peraga, laboratorium, perpustakaan, ruang bimbingan konseling, ruang UKS, ruang serbaguna dan sebagainya 5) Pengelolaan sekolah, meliputi pengelolaan kelas, pengelolaan guru,
pengelolaan siswa, peningkatan tatatertib, dan kepemimpinan.
6) Pengelolaan proses pembelajaran, meliputi penampilan guru penguasaan materi dan kurikulum, penggunaan stategi pembeljaran, dan pemanfaatan fasilitas pembelajaran.
7) Pengelolaan dana, meliputi perencanaan anggaran, sumber dana, penggunaan dana, laporan dan pengawasan.
8) Monitoring dan evaluasi, meliputi supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah atau madrasah, pengawas madrasah, dan komite madrasah atau sekolah sebagai supervisor.
9) Kemitraan, meliputi hubungan madrasah dengan instansi pemerintah, hubungan dengan dunia usaha, dan tokoh masyarkat dan lembaga pendidikan lainnya.41
d. Metode Pembelajaran yang berkaitan dengan kitab Taisirul Kholak
Salah satu tujuan penggunaan metode pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar. Berdasarkan pengalaman,tanpa metode pembeljaran yang nyata, guru seringkali mengembangkan pola pembelajaran yang hanya didasarkan pada pengalaman massa lalu dan intuisi.42
Diantara jenis metode pembelajaran yang umumnya dipakai dalam pendidikan yaitu sebagai berikut:
1) Cooperative Integrated Reading dan Compotision(koperatif terpadu membaca dan menulis)
Dalam metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading dan Compotision (koperatif terpadu membaca dan menulis) siswa lebih ditekankan pada kemampuan membaca dan menulis. Dari metode tersebut
41 Ali Mustafa&Hanun Asrohan. ...hlm 24
42 Hasan Fauzi Maufur. Sejuta Jurus Mengajar Mangasyikan. (Semarang : PT Sindur Press. 2009).
hlm 14
siswa harus lebih terampil dan fokus terhadap dalam membaca dan menulis demi mencapai standar yang sudah ditentukan oleh guru.
2) Metode Debat
Metode pembelajaran debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra.
3) Metode Pembelajaran Heroik
Metode pembelajaran Heroik adalah metode pembelajaran yang mengajarakan siswa agar bersikap layaknya pahlawan yang disegani, memiliki kekuatan dan berguna bagi masyarakat.
4) Metode Role Playing
Metode pembelajaran Role Playing merupakan suatu cara metode pembelajaran yang mana lebih di tekankan pada penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa
5) Student Facilitator and Explaining ( teman sebaya tutorial)
Metode pembelajaran student facilitator and explaining merupakan suatu metode pembelajaran yang melatih kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lugas dan cermat, tanpa rasa segan atau grogi karena yang dihadapi adalah teman sendiri.
6) Demonstrasi
Metode pembelajran demokrasi merupakan metode pembelajaran dimana guru memperlihatkan kepada siswa suatu benda asli, benda tiruan atau proses memeragakan suatu percobaan lalu mengamati dengan seksama tahapan perubahan, dari sederhana sampai berubah alam bentuk baru.
Metode pembelajaran demokrasi hanya cocok untuk materi yang memerlukan peragaan atau percobaan.43
e. Kitab Taisirul Khalak
Kitab Taysirul Khalak adalah sebuah kitab yang menjelaskan ringkasan ilmu akhlak untuk pelajar tingkat dasar. Yang isi pembahsan dalam kitab tersebut terbagi menjadi 3 komponen pembahasan yaitu; a) hak-hak seorang muslim, b) Akhlak/budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari, c) dan tentang akhlak/ budi pekerti yang berkaitan dengan sifat-sifat yang baik dan tercela.44
Salah satu karya Hafidz Hasan Al-Mas’udi dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan adalah kitab Taysirul Khalak adalah kitab yang berisi ringkasan ilmu akhlak untuk pelajar tingkat dasar. Ilmu akhlaq adalah kumpulankaidah untuk mengetahui kebaikan hati dan semua alat perasa lainnya.
Objek pembahasan ilmu akhlak adalah tingkah laku baik atau jeleknya. Adapun buah ilmu akhlak adalah kebaikan hati dan semua anggota badan ketika di dunia
43Hasan Fauzi Maufur ...hlm. 51
44 Al-Hafid Hasan Al-Mas’udi. (Muqoddimah Kitab Taisirul Khalak. Surabaya.: Al-Hidayah. 2000), hlm. IV
dan keberhasian mencapai derajat yang mulia di akhirat nanti.45 Didalam kitab itu berisi tentang konsep-konsep akhlak yang merupakan hasil pemikirannya yang betujuan untuk disyiarkan ke masyarakat luas dengan maksud sebagai bekal dalam kehidupan agar mampu mempunyai akhlak yang baik.
Konsep secara umum merumuskan, pada hakikatnya tujuan sebenarnya dari pendidikan islam adalah mencapai akhlak yang sempurna.46 Oleh karena itu manusia tidak akan sempurna jika keberhasilan pendidikan hanya dilihat dengan tolak ukur kognitif, tapi yang lebih penting lagi adalah terbentuknya generasi yang mempunyai akhlak mulia. Ilmu akhlak akan menjadi sempurna, jika nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu akhlak tersebut diterapkan dalam kehidupan nyata.
2. Biografi Syaikh Al-Hafid Hasan Al-Mas’udi
Nama asli baliau adalah Al-Hasan Ali Bin Husain Bin Ali Al-Mas’udi /Abu Hasan Ali Bin Hasyn Bin Abdullah Al Mas’udi. Beliau dilahirkan di Bagdad-Irak menjelang akhir abad ke-9 Masehi. Beliau meninggal di Fustat Mesir bulan Jumadil Akhir pada Tahun 345 H/1956. Beliau adalah seorang ulama’ besar dan sekaligus seorang guru besar di Al-Azhar Kairo Mesir. Adapun karya-karya beliau yang terkenal diantaranya adalah; Minhaj Al-Mugis, Akbar Az-Zaman, Al- Ausat, Taisirul Khalak, dan dan lain sebagainya.47
45 Hafidz Hasan Al-Mas’udi, Taisirul Khalak, Terj. M. Fadlil Sa’id An-Nadwi, Bekal Berharga Untuk Menjadi Anak Mulia( Muqadimah Akhlakut Taisir). Surabaya: Al-Hidayah, 1418.
46 Zakiyah Darajat. Ilmu Penidikan Islam. (Jakarta: Rineke Cipta. 2005), hlm. 29
47Zeid Husein Al-Hamid. hlm. 89.
29 BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.48
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual menganai fakta-fakta dan sifat- sifat populasi.49 Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu situasi area populasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat berdasarkan data.
Dengan demikian, Penelitian yang akan dilakukan ini mengunakan pendekatan kualitatif deskriptif, karena penelitian yang akan dilakukan ini berusaha untuk mendiskripsikan tentang Pembelajaran Kitab Taisirul Khalak Dalam Membina Budi Pekerti Santri Di Pondok Pesantren An-Nur Haji Alwi Dusun Rambigundam Desa Rambipuji Kab. Jember.50
48 Lexy J .Moloeng, Metodologi penelitian kualitatif.(Bandung:Penerbit Remaja Rosdakarya. 2011). 6.
49 Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010). 44
50 Sugiyono. Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&B.(Bandung: Alfabeta2011), hlm.
224
B. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini lokasi yang di jadikan objek penelitian yaitu pondok pesantren An-Nur HA yang tempatnya berlokasi di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi Desa Rambipuji Kec. Rambipuji. Letak geografis pondok pesantren An Nur Haji Alwi berada di tengah pemukiman penduduk Desa Rambipuji Kecamatan Rambipuji. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan yaitu:
1. Pondok pesantren An Nur Haji Alwi Desa Rambipuji yang jumlah santrinya selalu meningkat.
2. Pondok pesantren An Nur Haji Alwi Desa Rambipuji banyak di minati serta di percaya oleh masyarakat setempat.
C. Subjek Penelitian
Penentuan sampel dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan purposive sampling atau sampling bertujuan. Purposive sampling merupakan teknik yang berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang akan diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan cirri-ciri atau sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Jadi ciri-ciri sifat spesifik yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk pengambilan sampel.
Alasan peneliti menggunakn teknik ini karena peneliti membutuhkan relevan dengan judul yang peneliti buat, yaitu; pembelajaran kitab taisirul khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren an nur haji alwi kec.
Rambipuji kab. Jember tahun pelajaran 2016/2017.
Subjek yang ditetapkan sebaagai informasi dalam penelitian ini adalah:
1. Kiai
2. Kepala pondok 3. Ustadz
4. Santri
5. Kitab Taisirul Khalak D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data valid tentu harus menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Dalam Observasi ini menggunaka observasi terus terang atau tersamar yaitu peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian.
Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi.51 Data yang diperoleh peneliti dari metode observasi ini adalah:
51 Ibid, hlm. 228.
a. Letak lokasi
b. Situasi dan kondisi obyek penelitian c. Jumlah santri obyek penelitian
d. Jumlah asatidz dan asatidzah objek penelitian e. Sarana dan prasarana objek penelitian
2. Wawancara / Interview
Wawancara/Interview adalah suatu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang mememberikan jawaban atas pertanyaan.52
Metode wawancara ini berguna secara langsung apabila dilakukan wawancara dengan responden dan kegiatan tersebut dilakukan secara lisan.
Data yang diperoleh peniliti dari metode wawancara ini adalah : a. Keadaan geografis pondok pesantren An-Nur Haji Alwi
b. Sejarah berdirinya dan berkembangnya pondok pesantren An-Nur Haji Alwi
c. Untuk mendiskripsikan bagaimana perencanaan pembelajaran kitab Taisirul Khalakdalam menumbuhkan budi pekerti siswadi pondok pesantren An-Nur Haji Alwi
52Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif.(Penerbit: Remaja Rosdakarya. Bandung 2011), hlm. 186.
d. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran kitab Taisirul Khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi
e. Untuk mendiskripsikan evaluasi pembelajaran kitab Taisirul Khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya momumental dari seseorang53.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat dokumenter, misalnya data tentang sejarah berdirinya pondok pesantren An- Nur Haji AlwiRambipuji, struktur organisasi lembaga, peraturan pondok pesantren An-Nur Haji AlwiRambipuji, jadwal kegiatan para santri, data santri dan alumni, sarana dan prasarana pondok pesantren An-Nur Haji AlwiRambipuji, keadaan para santri dan lain sebagainya.
Metode dokumentasi jauh lebih mudah bila dibandingkan dengan metode lain karena datanya masih tetap sehingga sangat kecil kemungkinan terjadi kekeliruan data.
53Sugiyono, Metodologi penelitian kualitatif ,Kuantitatif dan R&B(Bandung:Alfabeta, 2011),224.
E. Analisa Data
Analisis data adalah proses pengorganisasian data, pengurutan data dalam suatu pola, katagori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan pendapat yang diluruskan seperti yang disarankan data. 54
Analisis data yang dimaksud adalah hasil obsersvasi, interview, dan dokumentasi yang telah diperolah, kemudian dikelola sehingga mendapat kesimpulan dari penelitian.
Dalam penelitian ini data diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Artinya, analisis data yang bertujuan untuk memberikan deskriptif mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti.
Miles dan huberman mengungkapkan bahwa teknik analisis data deskriptif kualitatif terdiri dari komponen pokok, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.55
1. Reduksi Data ( Data Reduction)
Mereduksi data berarti menerangkan, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting yang kemudian dicari tema dan polanya.
Data yang diperoleh di lapangan cukup banyak, oleh karena itu perlu dilakukan pencatatan secara teliti oleh peneliti. Semakin lama seseorang peneliti berada di
54 Lexy J .Moloeng, Metodologi penelitian kualitatif.(Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya. 2011).
330
55 Sugiyono, Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif( Bandung: Alfabeta, 2008). 249-252
lapangan, maka akan semakin banyak kompleks dan rumit pula data yang diperoleh.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah merudeksi data, maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian adalah adalah suatu cara untuk memaparkan data secara rinci dan sistematis setelah dianalisis ke dalam format yang telah disiapkan sebelumnya. Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengumpulan tindakan.
Dalam penelitian kualitatif, data yang telah terkumpul dapat disajikan dalam bentuk uraian singkat. Dengan adanya penyajian data, maka akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengajukan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan ( Conclusion Drawing/Verification)
Setelah melakukan reduksi data dan penyajian data, maka langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan adalah proses analisis data yang harus dilakukan secara terus-menerus guna menemukan validitas data kemudian peneliti membuat kesimpulan. Dalam melakukan pengumpulan data kesimpulan sementara yang di kemukakan merupakan kesimpulan yang bersifat sementara, serta akan berubah sewaktu-waktu ketika peneliti terjun ke lapangan.
Dengan demikian, kesimpulan yang diperoleh bisa saja menjawab rumusan masalah yang telah ditemukan sebelumnya, akan tetapi mungkin juga
tidak. Hal itu disebabkan karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara dan dapat berubah serta berkembang setelah peneliti berada di lapangan.
Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskriptif atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
Dengan metode ini, peneliti dapat menelaah secara mendalam dan teliti terhadap” Pembelajaran Kitab Taisirul Khalak Dalam Menumbuhkan Budi Pekerti Santri Di Pondok Pesantren An-Nur Haji Alwi Dusun Rambigundam Desa Rambipuji Kab. Jember”.
F. Keabsahan Data
Menurut moleong, triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Tehnik triangulasi data paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.56
Sugiyono membedakan triangulasi ke dalam dua macam, yaitu pertama, triangulasi teknik dimana peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk medapatkan dari sumber yang sama. Kedua, triangulasi
56 Lexy J .Moloeng, Metodologi penelitian kualitatif.(Bandung:Penerbit Remaja Rosdakarya.2011).330
sumber dimana peneliti mendapatkan data dari sumber yang berbeda namun dengan tehnik yang sama.57
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk membuktikan kepastian data dan untuk peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
G. Tahap-tahap Penelitian
Bagian ini menguraikan rencana pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, mulai dari penelitian terdahulu, pengembangan desain, penelitian sebenarnya dan sampai pada penulisan laporan.58 Adapun tahapan-tahapannya sebagai berikut :
Pertama,Pra elemenary research. Pada tahapan ini peneliti melakukan observasi terlebih dahulu di Pondok pesantren an-Nur Haji Alwi terkait pembelajaran kitab taisirul khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi desa Rambigundam kecamatan Rambipuji kabupaten Jember, sebagai data awal dalam penyusunan proposal skripsi.
Kedua,menyusun rancangan penelitian (proposal penelitian) sebagai perencanaan dan penentuan segala kemungkinan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan penelitian untuk kemudian diseminarkan di hadapan mahasiswa IAIN Jember. Selanjutnya peneliti mengajukan suratizin penelitian pada Pondok pesantren
57Sugiyono. Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif ( Bandung: Alfabeta, 2008). 241
58Tim Penyusun 2012, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember : STAIN Jember Press, 2012), 44.
an-Nur Haji Alwi untuk diberi izin meneliti tentang bagaimana pembelajaran kitab taisirul khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An-Nur Haji Alwi desa Rambigundam kecamatan Rambipuji kabupaten Jember.
Ketiga,pada tahap ini peneliti memasuki tahap penelitian yang sebenarnya.
Kegiatan ini diawali dengan pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara dan dokumenter berdasarkan subyek penelitian yang telah ditentukan. Setelah data terkumpul, maka kemudian data tersebut diuji kredibilitas dan dianalisa, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verikasi.
Keempat,tahap ini merupakan tahap terakhir, yaitu penulisan laporan atau penulisan hasil penelitian. Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul melalui beberapa tahapan tersebut, maka langkah selanjutnya data disistematisasikan dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan beberapa kali melalui tahapan pengeditan baik secara substantif maupun redaksional agar diperoleh hasil tulisan yang mudah dipahami oleh para pembaca pada umumnya serta memenuhi kriteria kelayakan karya ilmiah yang diakui di IAIN Jember.
Kemudian, seluruh tahapan penelitian sebagaimana tersebut di atas, selalu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing skripsi yang terhitung sejak disahkannya surat permohonan dosen pembimbing skripsi oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. Selama proses pembibingan skripsi ini, secara formal peneliti telah berkonsultasi sebanyak 10 kali bimbingan sebagaimana dalam blangko bimbingan skripsi dan lebih dari 20 kali pertemuan secara non formal untuk mendiskusikan dan meminta masukan terkait isi skripsi ini, maupun sistematika, pedoman penulisan karya ilmiah dan sebagainya.
39 A. Gambaran Obyek Penelitian
Pondok Pesantren An-Nur Haji Alwi merupakan lembaga pendidikan Islam yang berdiri tahun 2002. Berawal dari langgar menjadi pendidikan pondok pesantren yang mengkaji ilmu agama Islam. Sebagai lembaga pendidikan, Pondok Pesantren An-Nur Haji Alwi memiliki atensi tinggi dalam mendidik dan membina prilaku akhlaqul karimah, yakni dengan memadukan ketajaman intelektual yang diseragamkan dengan jiwa taqwallah. An-Nur Haji Alwi berkomitmen dalam mempersiapkan santri putra dan putri menjadi kader bangsa yang berkualitas, tangguh dan mandiri serta berilmu luas dengan menjunjung tinggi akhlaqul karimah.59
Dalam menjalankan fungsi sebagai lembaga pendidikan, Pondok Pesantren An-Nur Haji Alwi memiliki visi berupa “Mempertahankan Hal Lama Yang Baik Serta Mengambil Hal Baru Yang LebihBaik” Oleh karena itu, dalam mengemban visi tersebut Pondok Pesantren An-Nur Haji Alwi memiliki misi “Mencetak santri salaf Dalam pemikiran Kholaf”.60
1. Sejarah Pondok Pesantren An NurHaji Alwi
Pondok pesantren An NurHaji Alwi adalah sebuah pondok pesantren yang memiliki titik kulminasi kenasaban dari pondok An-Nuriyah Kaliwining Rambipuji yang dahulu kala disepuhi oleh KH. Sholeh Syakir dan Pondok
59Hasilwawancaradengan K. Rohmatullah. Selasa3 Januari2017.
60Dokumentasi Ponpes An-Nur Tahun 2017.
Pesantren An-Nur di Malang yang dikenal sebagai Pondok Pesantren pertama yang didirikan langsung oleh KH. Anwar An-nur.61
Pondok Pesantren ini berdiri sekitar tahun 2002 yang didirikan oleh K.
Rohmatulloh Ali di sebuah pekarangan tanah seluas 1 hektar di Desa Rambigundam Kecamatan Rambipujik Kabupaten Jember, sebuah kota tapal kuda yang lebih terkenal dengan basis kepesantrenan.62
Namun dengan sebutan sebuah kota Tapal Kuda yang berbasis kepesantrenan, rasanya dalam pesantren sekarang berbeda dengan pesantren sebelumnya ini baik dari tipe pengajaran pesantren, tipe personil pesantren, tipe lokal pesantren dan mungkin dari sisi mentalitas pesantren.63
O