ى:نيسحتلاِ(
C. PENYAJIAN TEMUAN
kepada santri benar-benar dapat di implementasikan. Pondok pesantren An Nur Haji Alwi juga harus menyiapkan perangkat-perangkat yang dibutuhkan sebagai penunjang pembelajran seperti kitab taisirul kholak, kitab akhlaakul libanin, washoya al abai lil abna‟ dan kitab ta‟limul muta‟alim. Sehingga dalam memotivasi para santri dapat di kembangkan dengan selalu menerapkan apa yang ada dalam kitab-kitab tersebut. Hal lain yang peneliti temukan tentang pembelajaran kitab taisirul kholak dalam menumbuhkan budi pekerti santri adalah cara penyampaaian pembelajaran tersebut apakah sudah sesuai dengan kemampuan para santri. Kalau dalam pembelajarannya sangat efektif dan efesien maka para santri dalaam mnyerap keterangan ustdaz maka itu dapat dijadikan suatu acuan untuk mengarah pencapaian santri dalam menerapkan budi pekerti. Dalam hal ini, peneliti juga menemukan bahwa pencapaian tersebut dapat di wujudkaan dengan beberapa komponen yakni sebagai berikut:
a. Perencanaan Pembelajaran Kitab Taisirul Khalak Dalam Menumbuhkan Budi Pekerti Santri Di Pondok Pesantren An Nur Haji Alwi
Dari penelitian diatas, peneliti menemukan suatu temuan tentang metode pembelajaran kitab tasirul kholak dalam menumbuhkan budi pekerti santri bahwasannya pembelajaran dapat dikatakan sukses dan berjalaan dengan lancar bila ada tiga unsur: kiai, santri, dan kitab.
Itu akan sangat mendukung sekali dalam kesuksesan dalam proses pembelajaran. Pondok pesantren An Nur Haji Alwi dalam merelasikan ketiga unsur ini tidak mengalami kendala sama sekali apalagi
dalam melaksanankan program pembelajaran kitab klasik, hal ini tampak sekali saat peneliti melakukan wawancara dengan salah satu ustadz yang mengungkapkan bahwa perencanaan dalam pembelajarn kitab taisirul kholak dapat menggunakan metode yang umumnya dilakukan oleh pesantren yakni sorogan dan bandongan. Dari dua metode ini hubungan antara kiai dan santri semakin dekat karena dalam penerapannya kiai terlebih dahulu membacakan, menerangkan, dan menggambarkan sesuai realita yang ada. Dilanjut santri yang membaca lalu belajar memurodi/menerjemahkan dalam bentuk bahasa Indonesia. Dalam hal ini, peneliti juga menemukan bahwa metode tersebut dapat memberikan kesempatan santri untuk menanyakan sesuatu yang belum ia fahami, serta keuntungan dari metode ini adalah terjadi hubungan yang lebih erat/harmonis antara kiai kiai dan santri. Sehingga secara tidak langsung penumbuhan budi pekerti santri terjadi secara perlahan-lahan baik kepada kiai maupun kepada sesame santri. Oleh karena itu, kedua metode ini betul-betul menjdi pendukung santri untuk memperbaiki dirinya baik melalui kitab taisirul kholak maupun kitab-kitab lainnya.
Dalam hal perencanaan pembelajaran kitab taisirul kholak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An Nur Haji Alwi juga menitik beratkan pada upaya pondok pesantren An Nur Haji Alwi dalam pengembangan budi pekerti santri tidak terlalu mengalami problem yang berarti, hal ini tampak pengembangan para santri dalam mengoptimalkan waktu yang
teratur, sehingga para santri mempunyai tanggung jawab sepenuhnya dan tidak akan pernah meninggalkan tanggung jawab tersebut terkecuali ada halangan seperti sakit, kepentingan keluarga, dan lain-lain. Pengembangan budi pekerti tersebut berawal dari pembiasaan santri akan selalu mempunyai sikap yang baik, seperti; menghormati, tawadhu‟, bertutur kata dengan lemah lembut serta penuh dengan sopan santun.
Selain itu, Pembiasaan yang dilakukan santri di pondok pesantren dimulai dari dasar. Seperti mengucapkan salam, mencium tangan guru, serta taat dan patuh kepadanya. Dengan pembiasaan seperti itu dapat merubah sikap santri yang awal mulanya hanya malas-malasan akan terganti dengan adanya kegiatan-kegiatan yang mendidik. Santri juga perlu untuk diarahkan pada tingkah laku yang baik seperti; pembiasaan dalam sholat berjamaah, mengikuti praktek khitobah, setoran hafalan nadhom. Pembiasaan ini dapat meningkatkan gairah santri dalam menuntut ilmu di pondok pesantren An Nur Haji Alwi, sehingga apa yang telah dipelajari sangat jelas kegunaannya yakni demi mempersiapkan santri yang beriman dan bertaqwa serta berakhlakul karimah.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Kitab Taisirul Khalak Dalam Menumbuhkan Budi Pekerti Santri Di Pondok Pesantren An Nur Haji Alwi
Pelaksanaan pembelajaran kitab taisirul khalak dalam menumbuhkan budi pekerti santri lebih menitik beratkan pada isi materi. Diawali dari bagaimana
cara beretika seorang santri terhadap perilaku-perilaku terpuji. Hal ini bertujuan agar dalam proses pembelajran dapat berjalan dengan optimal dan efektif. Adapun penerapan pembelajarannya bertahap secara bab perbab.
Dengan materi para santri pondok pesantren An Nur Haji Alwi mempunyai dasar yang kuat dala melaksanakan budi pekerti. Tanpa adanya materi para santri tidak mungkin untuk menerapkan budi pekerti.
Upaya pondok pesantren An Nur Haji Alwi dalam menumbuhkan budi pekerti juga ditekankan dalam proses pembelajaran seperti memaknai atau mengartikan materi kitab taisirul khalak ke dalam bahasa Indonesia, dengan itu para santri lebih cepat memahami dan mendalami teks materi kitab taisirul khalak, serta tidak lepas dari bimbingan ustadz/guru yang selalu mendampingi dalam proses pembelajaran sehingga ketika ada kesalahan dalam bacaan atau pemahaman guru langsung membenarkan atas bacaan yang sudah dilakukan oleh santri.
Pelaksanaan pembelajaran budi pekerti santri dalam kitab taisirul khalak bukan hanya menitik beratkan pada materi, akan tetapi dikembangkan tumbuhkan melalui penerapan praktek. Dalam praktek seorang santri harus mampu mengaktualisasikan apa yang telah mereka serap dalam materi pelajaran yang sudah dijelaskan guru. Dari ini Syeikh Hasan Al Mas‟udi memberikan suatu arahan kepada santri bagaimana cara beretika dalam belajar, makan dan minum, serta ketika dalam menumbuhkan sifat-sifat terpuji yang harus dimiliki oleh para santri.
Pondok pesaantren An Nur Haji Alwi menegaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran budi pekerti santri melalui praktek perlu diwujudkan, mengingat perkembangan zaman yang sekarang sangat memperihatinkan karena sedikit sekali pelajar-pelajar yang mempunyai budi pekerti/akhlakul karimah.
Sehingga dalam perilaku banyak ditemukan penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan tatanan social masyarakat yang semestinya mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari. Pondok pesantren An Nur Haji Alwi menekankan kepada para santri untuk selalu mempraktekkan isi dari pada kitab taisirul kholak seperti mempunyai sifat jujur, amanat, tawadhu‟, saling menghormati, dan lain sebagainya.
Selain praktek peneliti juga menemukan suatu temuan tentang tauladan, tauladan sangat berperan sekali dalam pelaksanaan pembelajaran budi pekerti santri. Hal ini mempunyai hubungan yang sangat erat terhadap perkembangan santri dikarenakan guru sebagai sosok panutan dalam kehidupan sehari-hari mampu mencontoh kepribadian yang melekat dalam diri seorang guru, hal itu mampu mengarah pada pembentukan sifat intelektual dan spiritual santri. sehingga dari ketauladanan guru dapat menciptakan akan pentingnya perubahan purabahan yang ada dalam kepribadian santri.
Pondok pesantren An Nur Haji Alwi sendiri berupaya untuk menegaskan bahwasannya pembelajaran budi pekerti santri akan sangat mudah sekali apabila ketauladanan guru sebagai pedoman atau acuan yang paling utama. Disamping santri harus mendalami isi dari materi kitab taisirul khalak dan
mempraktekkan secara langsung, tentunya katauladanan guru ini juga harus di perhatikan semisal bagiamana seorang guru dalam beribadah, bergaul dengan sesame dan bermasyarakat. Oleh karena itu Syeikh Hasan Al Mas‟udi menjelaskan dalam kitab taisirul kholak bahwa seorang guru patut menjadi uswah( tauladan) bagi umat manusia dalam memiliki sifat yang terpuji.
c. Evaluasi Pembelajaran Kitab Taisirul Khalak Dalam Menumbuhkan Budi Pekerti Santri Di Pondok Pesantren An Nur Haji Alwi
Dari penelitian di atas, peneliti menemukan temuan tentang evaluasi pembelajaran kitab taisirul kholak dalam menumbuhkan budi pekerti santri bahwasannya dalam evaluasinya pondok pesantren An Nur Haji Alwi setiap tiga bulan sekali mengadakan ujian tes tulis. Dalam ujian ini bertujuan untuk mengukur seberapa mana kemampuan para santri dalam memahami pelajaran tersebut. Tes tulis yang diujikan pesantren berupa soal-soal yang kebanyakan menggunakan pertanyaan uraian, sehingga dalam jawabannya menggunakan lembar jawaban sendiri sehingga dalam menjawabnya para santri dituntut untuk bersikap jujur dalam menjawab yang sesuai dengan kemantapan hatinya. Dalam hal ini peneliti juga menemukan suatu temuan bahwa tes tulis dalam pelaksanaannya cukup menguras tenaga dan pikiran, karena semua jawaban harus ditulis dengan bahasa pego arab yang mana dari bahasa ini para santri sedikit banyak mengalami kendala yang terkadang dalam bentuk tulisannya tidak dapat
dibaca dan dimengerti. Sehingga tes tulis ini dapat menjadi momok yang
membuat perasaan para santri menjadi was-was (ragu), dan tes tulis juga sebagai acuan/ukuran bagi para ustadz dalam mengetahui kapasitas/kualitas santrinya.
Selain itu, setelah tahapan tes tulis selesai diujikan para santri juga diasah kemampuannya dengan ujian tes lisan ( Musyafahah: Arab) yang mana tes lisan ini merupakan ujian yang sangat berat menurut para santri, dimana dalam ujian ini yang dipertaruhkan adalah mental, kemampuan menghafal dan ingatan, serta sebagai ukuran penyesuaian bahwa dalam tes tulis para santri mampu mengerjakannya dengan baik dan benar, serta tes lisan juga dapat menjawab dengan tepat dan benar. Oleh karena itu pondok pesantren An Nur Haji Alwi memprioritaskan kepada para santri-santrinya untuk selalu giat dalam belajar karena tes lisan yang diujikan adalah sebagai
latihan dasar untuk persiapan dalam mengikuti ajang kompetisi antar pondok pesantren se Kab. Jember dengan sebutan Forum Musyawaroh Anjang Sana
Anjang Sini (FMAA) dan Musabaqoh Qiroatil Qutub (MQK) yang mana pondok pesantren terlebih dahulu menyeleksi santri yang mahir ( prestasi) yang nantinya mampu menjawab dengan tepat dan
benar.
82 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan tentang pembelajaran kitab taisirul kholak dalam menumbuhkan budi pekerti santri di pondok pesantren An Nur Haji Alwi maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perencanaan Pembelajaran Kitab Taisirul Khalak dalam Menumbuhkan Budi Pekerti Santri Di Pondok Pesantren An-Nur Haji Alwi adalah perencanaan pembelajaran dapat diwujudkan melalui metode sorogan dan bandongan yang mengarah pada pengembangan sikap terpuji seperti jujur, amanat, dan rendah diri. Proses pembelajaran dalam pembiasaan santri An Nur Haji Alwi terletak pada kedisiplinan santri dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di pondok pesantren An Nur Haji Alwi seperti hafalan, khitobah, dan sholat berjamaah.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Kitab Taisirul Khalak dalam Menumbuhkan Budi Pekerti Santri di Pondok Pesantren An-Nur Haji Alwi adalah mewujudkan system pembelajaran yang mengacu pada materi dan merealisasikannya dengan praktek serta mewujudkan sikap terpuji dengan menjadikan sosok guru sebagai uswah atau tauladan yang baik.
3. Evaluasi Pembelajaran Kitab Taisirul Khalak terletak pada proses pembelajaran santri yang hal ini santri dituntut untuk mampu mengerjakan soal-soal dalam bentuk ujian. Yang mana ujian tersebut menggunakan ujian tes tulis dan tes lisan. Rutinitas
ujian tersebut biasa dilakukan oleh pondok pesantren An Nur Haji Alwi setiap tiga bulan sekali dengan tujuan untuk mengetahui seberapa mana kemampuan santri dalam memahami kitab taisirul khalak dan kitab-kitab yang lain.