ى:نيسحتلاِ(
G. Tahap-tahap Penelitian
1) Metode
Metode pembelajaran di dunia pesantren pada umumnya menggunakan cara tradisional, yaitu Metode bandongan atau sorogan, Dalam analisanya, peneliti melakukan penelitian tentang metode pembelajaran yang diterapkan di pondok pesantren An Nur Haji Alwi Kec. Rambipuji.
a). Sorogan
Sorogan adalah jenis pengajaran keagamaan yang dilakukan oleh kiai dan santri senior kepada para santrinya, satu persatu santri maju untuk membaca kitabnya yang sama persis dengan yang dibacakan oleh kiai atau ustadz seniornya. Dalam pembelajaran ini, kehadiran santri tidak didasarkan pada usia ataupun tingkat pengetahuan mereka. System ini biasanya dilakukan oleh kiai dan santri senior secara rutin setiap hari
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan dengan Ust. Syamsul Ma‟arif. Berikut hasil wawancaranya:
Setiap malam setelah sholat isya‟ para santri berkumpul di depan asrama masing-masing untuk mengikuti kegiatan pengajian kitab kuning dengan metode sorogan, yang mana dalam metode tersebut ustadz terlebih dahulu membacakan satu atau dua baris dalam kitab, dan para santri menyimak dari
bacaan-bacaan ustadz dengan cermat sekali, selanjutnya santri membacakan kitab tersebut dengan menirukan dan harus sama persis dengan yang sudah dibacakan oleh ustadz. Metode tersebut kami lakukan setiap malam dengan tujuan agar para santri lebih cepat untuk mengenal kosa kata dan memahami kitab-kitab klasik karya ulama‟ salaf, serta demi menuntut pencapaian membaca kitab kuning secara kosongan( tanpa arti/harokat).70
Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti di atas dapat terlihat bahwasannya setiap malam para santri berkumpul di serambi-serambi asrama dan ada juga yang terpusat di mushala utama, semua santri dalam pengajian dengan metode pembelajaran sorogan wajib mengikutinya tanpa terkecuali, sehingga pembelajaran di pondok pesantren An Nur Haji Alwi dalam meningkatkan kualitas baca santri dapat ditempuh secara cepat.
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan Fathur Rahman, berikut hasilnya;
Kami selama mondok di pesantren ini selalu aktif mengikuti pengajian sorogan kitab mukhtasor jiddan ( nahwu ), kitab ini adalah sebuah kitab pengantar untuk mengetahui tarkib ( susunan ) dalam kitab-kitab kuning, adapun dasarnya untuk membaca kitab terkadang para asatidz menyodorkan kitab taisirul kholak sebagai pembelajaran santri pemula. Terlebih dahulu daalam membaca kitab tersebut para asatidz membacakan terlebih dahulu yang nantinya giliran kami untuk membacanya yang bacaannya harus sama persisi
70 Hasil wawancara dengan Ust. Syamsul Ma‟arif. Rabu 4 januari 2017
dengan bacaan para asatidz. Dan itu berlaku bukan hanya kami saja akan tetapi berlaku bagi semua santri di pondok pesantren An Nur Haji Alwi.71
Dari itu, jelas bahwa di pondok pesantren An Nur Haji Alwi dalam pelaksanaan metode pembelajaran sorogan sangat tampak sekali dengan apa yang telah diterapkan oleh kiai dan para asatidnya. Metode pembelajaran ini wajib untuk diikuti oleh para santri sebagai pencapaian ketuntasan untuk lebih cepat mempelajari kitab kuning, khususnya bagi pemula lebih diutamakan untuk mempelajari kitab taisirul khalak agar dalam pencapaiannya tidak mengalami kesulitan yang berarti dan dengan didukung oleh kajian kitab lain seperti kitab nahwu ( mukhtasor jidan) bagi santri pemula agar dapat memahami isi materi kitab taisirul khalak.
b) Bandongan
Bandongan merupakan metode pembelajaran yang penerapannya dilaksanakan bersama-sama dengan diikuti oleh para santri yang jumlah hitungannya tidak dibatasi baik dua puluh, lima puluh dan seterusnya. Kiai membaca salah satu kitab yang bacaan tersebut dicatat oleh para santri persis apa yang telah disampaikan oleh kiai. Metode pembelajaran bandongan ini tidak asing di dunia pondok pesantren khususnya pondok pesantren An Nur Haji Alwi kegiatan-kegiatan kitab kuning dipondok pesantren An Nur Haji Alwi berlaku disemua tingkatan, baik dikelas ibtida‟ maupun dikelas tsanawi yang mana semua santri wajib untuk mengikuti semua pengajian kitab kuning yang telah dikaji oleh kiai.
71 Hasil wawancara dengan Fathur Rahman selaku santri pesantren An Nur Ha. Rabu 4 Januari 2017
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancaara dengan Ust. Asep Jamaludin, berikut hasilnya;
Metode pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren An Nur Haji Alwi ini bermacam-macam, salah satunya adalah bandongan yang mana dalam pembelajaran bandongan para santri di pusatkan dalam satu tempat yakni di mushola utama, jumlah santri untuk mengikuti pengajian kitab tidak di batasi baik senior maupun yang junior. Para santri di tuntut untuk mendengarkan dengan cermat atas apa yang telah dibacakan oleh kiai, lalu para santri mencatatnya/memaknai dalam kitabnya masing-masing dengan persis yang telah dibacakan kiai. Dalam metode pembelajaran bandongan ini, semua santri diwajibkan untuk mengikuti setiap pengajian kitab kuning yang diselenggarakan oleh pondok pesantren An Nur Haji Alwi.72
Hal senada juga disampaikan oleh peniliti saat melakukan wawancara dengan Rofiqul Imdad. Berikut hasilnya;
Setiap pagi setelah jama‟ah subuh dan „asar kami selalu mengikuti pengajian kitab kuning fathul qorib di mushola utama yang dibacakan oleh kiai rahmatullah, kami mencatat bacaan yang sudah disampaikan dan dalam mencatat harus sama persis dengan apa yang sudah dibacakan, sehingga dalam cara membacanya kiai sering kali mengulang-ulang supaya santri yang ketinggalan dapat mencatat lagi. Kami dan santri-santri lainnya sangat antusias sekali mengikuti pengajian kitab secara bandongan karena yang seperti ini dapat mempererat persaudaraan dengan sesame santri lainnya. Berkumpul
72 Hasil wawancara dengan Ust. Asep Jamaludin. Jum‟at 6 Januari 2017
bersama sambil memaknai kitab kuning, dan apabila ada yang tidak nutut(
jawa) dalam memaknai, kami bertanya ke santri lainnya sehingga kitab kami tidak kosong dari makna.73
Dari wawancara di atas, peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwa metode pembelajaran bandongan sangat efektif sekali di pondok pesantren An Nur Haji Alwi, hal tersebut terlihat adanya komunikasi antara kiai dengan santrinya yang mana keantusiasan tersebut terlihat ketika para santri tekun/istiqomah dalam mengikuti pengajian kitab kuning setiap harinya yakni setelah subuh dan ashar yang sudah terjadwal. Sehingga hubungan antara kiai dengan santrinya sangat erat sekali serta hubungan antara santri dengan sesama santri lainnya juga sangat erat sekali, hal itu juga tampak saat kiai mengulang- ulang bacaannya karena merasa kasihan kalau ada santri yang tidak mampu untuk memaknai kitabnya dikarenakan terlambat atau masih pemula, serta antara santri dengan santri juga terlihat saat santri bertanya kepada santri lainnya perihal ada makna yang tidak sempat dicatat yang akhirnya bertanya kepada santri lainnya. Dengan metode bandongan ini semua santri pondok pesantren An Nur Haji Alwi wajib untuk mengikuti pengajian kitab kuning karena sudah menjadi kegiatan pembelajaran rutin.