• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI MODEL PENGELOLAAN WISATA AIR TERJUN SENDANG GILE DI DESA SENARU KECAMATAN BAYAN LOMBOK UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SKRIPSI MODEL PENGELOLAAN WISATA AIR TERJUN SENDANG GILE DI DESA SENARU KECAMATAN BAYAN LOMBOK UTARA"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

MODEL PENGELOLAAN WISATA AIR TERJUN SENDANG GILE DI DESA SENARU KECAMATAN BAYAN LOMBOK

UTARA

Disusun Oleh : SUBARDI (180503044)

PROGRAM STUDI PARIWISATA SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM (UIN)

TAHUN 2022

(2)

MODEL PENGELOLAAN WISATA AIR TERJUN SENDANG GILE DI DESA SENARU KECAMATAN BAYAN LOMBOK

UTARA Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh : SUBARDI 180503044

PROGRAM STUDI PARIWISATA SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM (UIN)

TAHUN 2022

(3)
(4)

NOTA DINAS PEMBIMBING

(5)
(6)
(7)

MOTTO

Mahkota Seseorang Adalah Akalnya. Derajat Seseorang Adalah Agamanya. Sedangkan Kehormatan Seseorang Adalah Budi Pekertinya

“Umar Bin Khattab”

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur Alhamdulillah Kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan kekuatan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini penulis persembahkan dengan penuh cinta kasih kepada:

1. Kepada orang tuaku, ayahanda Suhardi Rahmat yang selalu berjuang demi cita-cita dan mimpi anaknya, ibunda tersayang Sa’idah yang begitu luar bisa memberikan cinta kasih dan do’anya, yang takkan pernah berhenti dalam mendukung, mendidik dan memotivasi anak-anaknya.

2. Adik-adikku tersayang Johari Rahman dan Alvin Hidaya yang selalu menjadi motivasi besar bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Kepada paman-pamanku Saidi, Sp. dan Ramli Adi, Spd yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepada para dosen yang telah memberi ilmu dan membimbing saya dari awal hingga akhir perkuliahan.

5. Kepada teman-teman seperjuangan program studi Pariwisata Syari’ah angkatan 2018 yang telah membersamai dalam perjuangan menyelesaikan pendidikan ini.

6. Teman-teman bolang saya Hasbullah, Dwiki Tirtana, Yuliyanti, Nurul, Januardi, Deni Meler, M. Hambali, Wisnu Abdurrahman, M. Zul Imam, Raden Dicky Yunansa, Windi Hariyadi dan Taufik Iswara yang selalu menemani, membantu dan memotivasi saya.

7. Almamaterku tercinta UIN Mataram.

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segal puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat dan semua pengikutnya.

Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut.

1. Dahlia Bonang, M.S.I. sebagai Pembimbing 1 skripsi dan digantikan oleh Muhamad Johari, M.S.I sebagai pembimbing 1 skripsi dan Rusman Azizoma, M.Acc. sebagai Pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail yang secara terus-menerus dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat terselesaikan;

2. Muhammad Johari, M.Si. sebagai Ketua Jurusan Pariwisata Syari’ah;

3. Wahyu Khalik, M. Par. sebagai Sekertaris Jurusan Pariwisata Syari’ah;

4. Dr. Ridwan Mas’ud, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam;

5. Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberikan bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

6. Dan Seterusnya.

(10)

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat-ganda dari Allah SWT.Dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta.Amin.

Mataram,10 Oktober 2022 Penulis

Subardi (180503044)

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 6

E. Telaah Pustaka ... 6

F. Kerangka Teori... 8

G. Metode Penelitian ...17

H. Sistematika Pembahasan ...23

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...25

1. Kondidi Demografi dan Geografi ...25

2. Kondisi Topografi ...26

3. Potensi Sumber Daya Alam ...26

a. Potensi Umum ...27

b. Potensi Pertanian dan Perkebunan ...28

c. Potensi Air dan Sumber Daya Air ...29

d. Potensi Wisata ...29

(12)

4. Potensi Sumber Daya Manusia ...29 5. Deskripsi BUMDES Sinergi Desa Senaru ...32 B. Paparan Data ...33 BAB III PEMBAHASAN

A. Model Pengelolaan Objek Wisata Air Terjun Sendang Gile Di Desa Senaru Kecamatan BayanLombok Utara

1. Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata ...40 2. Preservasi Proteksi dan Peningkatan Sumber

Daya Alam ...41 3. Pengembangan Atraksi Wisata Tambahan ...42 4. Pelayanan Kepada wisatawan...43 5. Dukungan dan Legitimasi Pada Pembangunan

dan Pengembangan ...44 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ...46 B. Saran ...47 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Hal 1. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 34 2. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian 35

(14)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Peta Administratif Desa Senaru 29

Lahan Parkir di kawasanwisata air terjun Sendang Gile 34 Lapak Berjualan di kawasan wisata air terjun Sendang Gile 35 Gazebo (Berugak) di kawasan wisata air terjun Sendang Gile 35 Mushalla di kawasan wisata air terjun Sendang Gile 36

(15)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Foto Dokumentasi

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Kartu Konsultasi Pembimbing 1 dan 2

(16)

MODEL PENGELOLAAN WISATA AIR TERJUN SENDANG GILE DI DESA SENARU KECAMATAN BAYAN LOMBOK

UTARA

(Studi di objek wisata air terjun Sendang Gile Desa Senaru Kecamatan Bayan Lombok Utara)

Oleh:

Subardi (180503044)

ABSTRAK

Sektor pariwisata merupakan salah satu potensi yang sampai sekarang terus dikembangkan sebagai salah satu pendapatan daerah.Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki potensi pembangunan ekonomi yang sangat besar untuk bisa meningkatkan pendapatan asli daerah.Dengan adanya kawasan pariwisata dapat memberikan peluang besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang bisa mengurangi angka pengangguran khususnya di Kabupaten Lombok Utara. Desa Senaru merupakan desa yang kaya akan sumber daya alamnya khususnya air terjun Sendang Gile yang bisa dimanfaatkan sebagai ladang pekerjaan bagi para masyarakat khususnya pelaku wisata dalam meningkatkan perkembangan ekonomi dan mengurangi angka pengangguran di desa Senaru. Dalam upaya mengelolaa objek wisata air terjun Sendang Gile ada beberapa masalah diantaranya kurangnya fasilitas penunjang, tata kelola yang belum tertib dan rapi an pengawasan yang dilakukan belum maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana model atau bentuk pengelolaan wisata air terjun Sendang Gile sebagai obyek daya tarik wisata di desa Senaru Kecamatan Bayan Lombok Utara.Peneliti menggunakan teori-teori prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata oleh Cox dalam Sukri Wijaya.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknis analisis data menggunakan metode deskriptif analisis. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pengelolaan wisata air terjun Sendang Gile yang di kelola oleh BUMDES dalam Proses pembangunan dan Pengembangan yang dilakukan pada objek wisata air terjun Sendang Gile sudah sangat baik, namun bermasalah dari segi pengembangan yang terkendala oleh anggaran yang kurang yang bisa menghambat proses pengelolaan di kawasan wisata air terjun Sendang Gile.

Kata Kunci : Model, Pengelolaan,Wisata Air Terjun.

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pariwisata adalah suatu bentuk kegiatan yang melibatkan begitu banyak manusia dan menghidupkan kembali berbagai macam unit usaha yang berhubungan dengan sebuah perjalanan atau rekreasi.

Menurut Soebagio menjelaskan bahwa pariwisata adalah keseluruhan fenomena atau gejala dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia diluar tempat tinggalnya.

Dengan maksud bukan untuk menetap dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah.1

Sektor pariwisata Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menempati urutan keempat sebagai penghasil devisa negara. Sutawa menyampaikan pembangunan pariwisata di Indonesia bertujuan mengentaskan kemiskinan, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, mengembangkan budaya, meningkatkan citra bangsa, serta memperkuat hubungan dengan negara lain.2

Perkembangan sektor pariwisata begitu pesat saat ini, menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan dalam perekonomian nasional. Dengan banyaknya rute penerbangan, destinasi wisata baru, sertameningkatnya akomodasiyang membuktikan bahwa pariwisata sangat berpotensi dalam meningkatkan perekonomian suatu negara. Pariwisata akan memberikan banyak pemasukan bagi daerah yang sadarakan potensinya terhadap sektor pariwisata. Adanya otonomi daerah menjadikan masing-masing daerah berupaya menggali sebesar- besarnya potensi daerahnya.3

1 Isdarmanto, Dasar-Dasar Kepariwisataan dan pengelolaan Destinasi Pariwisata, (Gerbang Media Aksara, 2017), hlm. 4.

2Sutawa, G.K., “Issues On Bali Tourism Development And Community Empowerment To Support Sustainable Tourism Development”, Procedia Economics And Finance, Vol. 4, Nomor 2, Oktober 2012, hlm. 413.

3Akhmad Bories Yasin Abdillah “ Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Di Kawasan Wisata ”Studi Pada Masyarakat Sekitar Wisata Wendit Kabupaten Malang“ Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 30, No. 1 Januari 2016, 75.

(18)

Menurut Undang-undang No. 10 tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Salah satu unsur penting dalam pariwisata adalah objek wisata dan daya tarik wisata. Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.4

Daya tarik wisata di Indonesia berupa kekayaan alam maupun seni dan tradisi budaya yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan demi pembangunan pariwisata berkelanjutan. Pengembangan daya tarik wisata tersebut apabila didukung dengan pengembangan sarana maupun prasarana akan berdampak positif terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Jika mendapatkan pengelolaan yang baik dan benar, pembangunan pariwisata sebagai salah satu industri akan menciptakan kemakmuran melalui perkembangan transportasi, akomodasi dan komunikasi yang menciptakan peluang kerja yang relatif besar.5

Usaha mengembangkan dunia pariwisata ini di dukung oleh UU Nomer 19 Tahun 1990 dan UU Nomer 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yang menyebutkan keberadaan objek wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan rasa cinta lingkungan, dan melestarikan alam dan budaya setempat.

Pengembangan suatu objek wisata yang dilakukan dengan baik akan

4Aries Susanty, Nia Budi Puspitasari, Conni Valinda “Pengembangan Strategi Pariwisata Berbasis Ecotourism Pada Klaster Pariwisata Borobudur-Dieng, Jawa Tengah”Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 1, Januari 2017.

5Fransiska Roslia Eva Purnama Pardede, Ida Bagus Suryawan.“Strategi Pengelolaan Kabupaten Samosir Sebagai Daya Tarik Wisata Alam Di Provinsi SumateraUtara“,Jurnal Destinasi Pariwisata, Vol. 4, No 1, 2016.

(19)

menghasilkan pendapatan ekonomi yang baik juga untuk komunitas setempat.6

Objek wisata air terjun Sendang Gile adalah daya tarik wisata unggulan yang ada di desa senaru, dengan ketinggian sekitar 35 m, air terjun ini berpotensi mampu bersaing di level internasional dengan diimbangi beberapa fasilitas seperti: penginapan, parkir area, gazebo sebagi tempat peristirahatan bagi wisatawan, toilet dan mushalla sebagi tempat beribadah untuk para wisatawan yang datang berkunjung. Wisata air terjun ini memiliki banyak keunikan dengan akses yang mudah dijangkau oleh wisatawan. Lokasi wisata ini berada di desa Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara yang merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang memiliki banyak peminat dan menarik untuk dikunjungi.

Wawancara dengan Bapak Suhardi Selaku Perangkat luar desa senaru beliau mengatakan.

“ Dulu pada tahun 2013 objek wisata air terjun Sendang gile sebelumnya dikelola oleh pemerintah desa, namun dalam pengelolaannya tidak menghasilkan pengembangan yang diharapkan, sehingga pemerintah desa menyerahkan ke pemerintah Dinas Pariwisata Lombok Utara untuk mengelolanya, dengan harapan tanggung jawab pengelolaan bisa lebih baik dari tahun sebelumnya.

Sampai pada tahun 2018 dimasa jabatan kepala desa senaru yang baru, pemerintah desa melakukan konsultasi dengan pihak pemda yang menghasilakan suatu bentuk kerja sama antara pihak desa dan pihak pemda agar tetap mampu berinovasi dan melakukan pengembangan fasilitas untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

Dengan tetap memberikan wewenang kepada masyarakat setempat untuk mengelola objek wisata air terjun sendang gile”. 7

Sebelum terjadinya bencana alam (Gempa Bumi) perkembangan pariwisata di desa Senaru sangat pesat, yang mana pada saat itu kunjungan wisatawan ke objek wisata khususnya air terjun Sendang Gile bisa dikatakan setiap harinya tidak pernah sepi

6Dedek Albasir, “Pengembangan Objek Wisata Bukit Pangonan Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Perspektif Ekonomi Islam, (Skripsi, Jurusan Ekonomi Syari’ah IAIN Metro, 2019), hlm. 16.

7Suhardi, Wawancara, Senaru,16 Februari 2022.

(20)

pengunjung, mulai dari wisatawan domestik maupun mancanegara, sehingga berdampak pada kehidupan masyarakat sekitar, karena banyaknya pengunjung yang datang mengakibatkan perputaran uang di desa Senaru lebih tinggi. Pendapatan masyarakat yang bekerja di sektor wisata meningkat, mulai dari pengelolaan uang retribusi tiket masuk,uang parkir, pemandu wisata atau local guide yang memandu wisatawan yang pertama kali datang berkunjung ke obyek wisata air terjun Sendang Gile, serta akomodasi seperti penginapan, restoran yang bisa dimanfaatkan oleh wisatawan yang datang berkunjung.

perkembangan pariwisata di daerah wisata senaru secara khusus sudah mulai menurun diakibatkan karena bencana alam (Gempa Bumi) dengan kukatan sekitar 7,0 Sr yang menyebabkan kerusakan terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di sekitar area objek wisata seperti akomodasi sehingga menyebabkan kurangnya kunjungan wisatawan, sehingga berdampak pada berkurangnya pendapatan masyarakat khususnya para pelaku wisata yang mata pencaharian satu-satunya hanya di bidang pariwisata. Dilanjutkan lagi dengan adanya wabah Covid 19 yang menyebabkan para wisatawan kurang berani untuk datang mengunjungi objek wisata air terjun sendang gile. Dampak Covid 19 menyebabkan kurangnya tata kelola baik dari pemerintah desa maupun dari masyarakat selaku penggerak sektor pariwisatamulai dari segi fasilitas serta sistem promosi dalam melindungi, melestarikan dan mengembangkan, objek wisata khususnya air terjun Sendang Gile.

Namun semenjak desa Senaru menjadi nominasi di ajang Anugrah Desa Wisata Indonesia (ADWI), pemerintah desa mulai berbenah dalam mengelola dan mengembangkan wisata yang ada di desa senaru guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat,mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta memajukan kebudayaan yang ada di desa Senaru.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang pengelolaan air terjun Sendang Gile, dengan mengangkat judul penelitian “Model Pengelolaan Wisata Air Tejun Sendang Gile Di Desa Senaru, Kecamatan Bayan Lombok Utara”.

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat merumuskan permasalahan dari penelitian ini yakni : Bagaimana model pengelolaan wisata air terjun Sendang Gile sebagai objek daya tarik wisata di desa Senaru ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adanya penelitian ini tentu tidak terlepas dari Rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk menganalisis model pengelolaan wisata air terjun Sendang Gile sebagai objek daya tarik wisata di desa Senaru.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti, maka manfaat penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan di bidang kepariwisataan tentangmanajemen pariwisata. Serta dapat djiadikan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoritis dipelajari di bangku perkuliahan.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sumber ilmu bagi semua pihak yang membutuhkan.

1) Bagi Pemerintah Daerah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berupa ide atau gagasan dalam mengelola dan mengembangkan objek wisata.Dan dapat digunakan sebagai referensi dalam meningkatkan sektor pariwisata, baik itu dari segi pengunjung maupun pendapatan di objek pariwisata khususnya air terjun Sendang Gile.

2) Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pariwisata dan dampak pariwisata, serta

(22)

menjadi acuan panduan atau pedoman bagi masyarakat dalam mengelolaa objek wisata air terjun Sendang Gile.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Untuk menghindari pembahasan yang keluar dari fokus penelitian, maka cakupan dan batasan dalam penelitian ini agar tidak terlalu meluas dan terarah, maka ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan di titik beratkan pada bagaimana model pengelolaan dan pengembangan wisata air terjun Sendang Gile di desa Senaru, Kec, Bayan, Kab, Lombok Utara.

Dalam penelitian ini, untuk menghindari perbedaan persepsi, perlu diberikan ruang lingkup dan batasan penelitian sebagai berikut :

a. Objek Penelitian

Objek penelitian ini yaitu tentang model pengelolaan wisata air terjun Sendang Gile desa Senaru, Kec, Bayan Lombok Utara.

b. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini yaitu pemerintah desa, Bumdes, dan Pelaku wisata, yang bisa dijadikan sumber informasi dalam pengumpulan data penelitian ini.

E. Telaah Pustaka

Untuk memperkuat dan mempertajam penelitian ini, maka dengan itu dibutuhkan penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi dan tolak ukur dalam melakukan penelitian ini sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Digna Merian Andriani, dengan judul “Pengelolaan Desa Wisata Blimbing Menjadi Pariwisata Berkelanjutan di Kecamatan Blimbing Pupuan, Tabanan, Bali”8 Penelitian ini fokus dalam membahas hambatan dalam pengelolaan daya tarik wisata dan menggunakan analisis SWOT. Penelitian menggunakan data kualitatif. Adapun letak perbedaan penelitian ini dengan peneliti yaitu pada pengembangan desa wisata dan lokasi

8Andriani, M, A,“Pengelolaan Desa Wisata Blimbing Menjadi Pariwisata Berkelanjutan di Kecamatan Blimbing Pupuan, Tabanan, Bali”, Jurnal Destinasi Pariwisata, Vol. 3, No 1, 2015, hlm. 17-23.

(23)

penelitian, sedangkan persamaanya sama-sama meneliti tentang pengelolaan wisata dan dengan sama-sama menggunakan data kualitatif.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Helln Angga Devy, dengan judul penelitian “Pengembangan Objek Daya Tarik Wisata Alam Sebagai Daerah Tujuan Wisata Di Kabupaten Karanganyar”9 penelitian ini membahas tentang pengembangan dan perkembangan objek wisata di air terjun Jumog, yang dilihat dari sudut pandang pihak pengembang dan pihak wisatawan. Penelitian ini menggunakan data kulaitatif dengan pendekatan studi kasus. Adapun letek perbedaan penelitian ini adalah pada lokasi penelitian, sedangkan persamaannya sama-sama meneliti tentang pengembangan objek daya tarik wisata alam.

3. Penelitian dilakukan oleh Sukri Wijaya, dengan judul penelitian “ Pengelolaan Objek Wisata Air Cikoromoy Oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pandegelang Tahun 2017”10 penelitian ini membahas tentang bagaimana pengelolaan objek wisata mulai dari bentuk pembangunan dan pengembangan serta pelayanan baik berupa fisik maupun nonfisik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun letak perbedaan penelitian ini dengan peneliti adalah pada lokasi penelitian , sedangkan persamaannya sama-sama meneliti tentang pengelolaan objek wisata.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Ari Suciati, dengan judul penelitian “ Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olaharaga dan Pariwisata Kabupaten Serang”11 penelitian ini membahas tentang

9Helln Angga Devi, “ Pengembangan Objek Dan Daya Tarik Wisata Alam Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karanganyar”,(SkripsiProgram Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas, 2017).

10Sukri Wijaya, “Pengelolaan Objek Wisata Air Cikromoy Oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pandegelang Tahun 2017”, (Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas UNTIRTA, 2019).

11Ari Suciati, “Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang “, (Skripsi, Program Studi

(24)

,manajemen penglolaan yang dilakukan di objek wisata Situs Tasikardi antara dinas pemuda olahraga dengan dinas pariwisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif deskriptif. Adapun letak perbedaan penelitian ini dengan peneliti adalah terkait dengan wisata sejarah dengan wisata alam dan lokasi penelitian, sedangkan persamaannya sama-sama meneliti tentang pengelolaan objek wisata.

5. Penelitian ini dilakukan oleh Ian Asriandy, dengan judul penelitian “Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Bissapu Di Kabupaten Bantaeng”12 penelitian ini membahas tentang Strategi Pengembangan mulai dari keterlibatan dari semua elemen-elemen yang terkait di objek wisata air terjun serta koor dinasi yang terus dilakukan kepada pemerintah dan warga sekitar kawasan objek wisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Adapun letak perbedaan dalam penelitian ini dengan peneliti adalah pada lokasi dan waktu penelitian, sedangkan persamaannya sama- sama meneliti tentang objek wisata alam.

F. Kerangka Teori

Dalam melakukan penelitian peran teori sangat penting sebagai dasar atau landasan dalam suatu penelitian. Dengan adanya kerangka teori dapat memberikan ciri khas bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian ini. Yang berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan dalam penelitian ini yang menjelaskan mengenai Model Pengelolaan Wisata Air terjun Sendang Gile Sebagai Obyek Daya Tarik Wisata Di desa Senaru Kecamatan Bayan Lombok Utara.

1. Pengertian Model

Secara umum model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagi pedoman dalam melakukan suatu Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas UNTIRTA, 2017).

12Ian Ariandy,”Strategi Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Bissapu Di Kabupaten Bantaeng”,(Skripsi, Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2016).

(25)

kegiatan.Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebagi barang atau benda sesungguhnya, seperti “Globe” yang merupakan model dari bumi tempat kita hidup.13Menurut Severin dan Tankard model didefinisikan sebagai representasi dunia nyata dalam bentuk teoritis dan disederhanakan. Model bukan alat untuk menjelaskan, tetapi bisa digunakan untuk membantu dalam merumuskan teori. Model menyiratkan suatu hubungan yang sering dikacaukan dengan teori karena hubungan antara model dengan teori begitu dekat, model memberi kerangka kerja yang bisa digunakan sebagai sebagai alat untuk mempertimbangkan satu masalah meskipun dalam versi awalnya model tidak akan membawa kita menuju prediksi yang berhasil.14

Berdasarkan uraian diatas model adalah rencana atau, representasi atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem atau konsep yang sering kali berupa penyederhanaan atau idealisasi dari gambaran dunia nyata yang kompleks dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting dari fenomena yang ingin diteliti dan secara teoritis dan disederhanakan sehingga dapat mempermudah penjelasan mengenai sesuatu kegiatan yang akan dikerjakan sehingga dapat terstruktur dengan baik mulai dari awal sampai akhir.

2. Fungsi Model

Fungsi model adalah tugas pokok dari sesuatu.Jadi fungsi model adalah tugas pokok dari model. Menurut Deutsc dalam Severin dan Tankard, fungsi model adalah:

a. Mengorganisasi, yakni mengatur dan menghubungkan data yang tidak terlihat sebelumnya.

b. Heuristic, yakni memberi kemungkinan menuju metode baru yang belum dikenal.

c. Prediktif, yakni melakukan prediksi yang bersifat kuantitatif mengenai kapan dan seberapa banyak.

13Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013), hlm 13.

14Alena,” Definisi dan Klasifikasi Model”, dalam http://alena02.wordpress.com/2012/10/31, diakses tanggal 16 April 2022, pukul 23.46.

(26)

d. Pengukuran data yang diperoleh dengan bantuan sebuah model bisa menjadi suatu ukuran baik sekedar ranking atau sekala rasio penuh.15

3. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang- orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan fungsi manajemen, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatu proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.16

G.R. Terry merumuskan manajemen sebagai suatu proses tertentu yang terdiri dari kegiatan untuk merencanakan (Planning), mengorganisasikan (Organizing), melaksanakan (Actuating) dan mengendalikan (Controling) manusia atau sumber daya lainnya yang kesemuanya itu dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi.Sementara menurut Stoner dan Wankel, manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah di tetapkan. Stoner mendefinisikan manajemen sebagi suatu proses karena semua manajer, apapun keahlian dan keterampilannya, terlibat dalam kegiatan yang saling berkaitan dalm upaya untuk mencapai tujuan organisasi.17

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh individu satu sama lain untuk

15Bambang, “Perbedaan Model Dan Teori dalam Ilmu Komunikasi”,Jurnal Humaniora, Vol. 2, Oktober 2014, hlm 2.

16David, F, R, Manajemen Strategi, (Jakarta: Salemba Empat, 2010), hlm 6.

17Abdul Hakim, Dinamika Manajemen SDM Dalam Organisasi,(Semarang, Digimedia 2014), hlm 2.

(27)

mencapai suatu tujuan organisasi dengan pelaksanaan kegitan- kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, melaksanakan, dan mengendalikan sehingga dapat tercapainya suatu tujuan dalam suatu organisasi. Dalam penelitian ini Manajemen yang dimaksud yaitu manajemen Dinas Pariwisata dan pemerintah desa Senaru dalam mengelola obyek wisata air terjun Sendang Gile.

4. Fungsi Manajemen

Pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan selalu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan individu adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya berupa materi dan nonmateri dari hasil kerjanya. Tujuan organisasi adalah untuk mendapatkan laba (business organization) atau pelayanan/pengabdian (public organization) melalui proses manajemen itu.18

Fungsi-Fungsi Manajemen Menurut Terry dalam Handayaningrat yang dikenal dengan POAC yaitu:

a. Perencanaan (Planning) adalah suatu pemilihan yang berhubungan dengan kenyataan-kenyataan , membuat dan menggunakan asumsi-asumsi yang berhubungan dengan waktu yang akan datang dalam menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan dengan penuh keyakinan untuk tercapainya hasil yang di kehendaki.

b. Pengorganisasian (Organizing) adalah menentukan, mengelompokkan dan pengatur berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk pencapaian tujuan. Penugasan orang- orang dalam kegiatan ini dengan menetapkan faktor-faktor lingkungan fisik yang sesuai dan menunjukan hubungan kewenangan yang dilimpahkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

18Ari Suciati, “Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang “, (Skripsi, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas UNTIRTA.

2017).

(28)

c. Pelaksanaan (Actuating) adalah usaha agar semua anggota kelompok suka melaksanakan tercapainya tujuan dengan kesadarannya dengan berpedoman pada perencanaan.

d. Pengawasan (Controling) Proses penentuan apa yang harus diselesaikan yaitu pelaksanaan, penilaian pelaksanaan bila perlu melakukan tindakan korektif, agar pelaksanaannya tetap sesuai dengan rencana yaitu sesuai dengan standar.19 Keberhasilan suatu kegiatan atau pekerjaan tergantung dalam manajemen yang dilakukan, pekerjaan itu berhasil apabila proses manajemennya baik dan teratur, dimana manajmen itu sendiri merupakan suatu perangkat dengan melakukan proses tetentu dalam fungsi terkait. Serangkaian tahapan kegiatan mulai awal melakukan kegiatan atau pekerjaan sampai akhir tercapainya tujuan kegiatan, atau pekerjaan.

5. Pengertian Pariwisata

Secara etimologis, pariwisata berasal dari bahasa sansekerta, yaitu “pari”berarti ‘banyak, berkali-kali, berputar- putar’, dan “wisata” berarti ‘perjalanan’ atau ‘bepergian’.

Berdasarkan arti kata ini, pariwisata didefinisikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari satu tempat ketempat lain dengan maksud dan tujuan tertentu.20

Pariwisata adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan ke suatu tempat tujuan wisata di luar keseharian dan lingkungan tempat tinggal untuk melakukan persinggahan sementara waktu dari tempat tinggal, yang didorong beberapa keperluan tanpa bermaksud untuk mencari nafkah dan namun didasarkan atas kebutuhan untuk mendapatkan kesenangan, dan disertai untuk menikmati berbagai hiburan yang dapat melepaskan

19Handayaningrat Suwarno, Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen, (Jakarta: Gunung Agung, 1995), hlm 17.

20Bungaran Antonius Simanjuntak dkk, Sejarah Pariwisata: Menuju Perkembangan Pariwisata Indonesia, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017), hlm. 1.

(29)

lelah dan menghasilkan suatu travel experience dan hospitality service.21

6. Prinsip-Prinsip Dasar Pengelolaan Pariwisata

Pengelolaan pariwisata harus mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan yang mengacu pada nilai-nilai kelestarian lingkungan, komunitas local dan nilai-nilai sosial sehingga wisatawan dapat menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar daerah pariwisata.

Menurut Cox dalam Sukri, dalam pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

a. Pembangunan serta pengembangan pariwisata harus berdasarkan pada kearifan lokal yang merefleksikan keunikan peninggalan budaya dan keunikan lingkungannya.

b. Preservasi, proteksi dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis pengembangan pariwisata.

c. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada kekhasan budaya lokal.

d. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis kepada keunikan budaya lingkungan lokal.

e. Memberikan dukungan serta legitimasi pada pembangunan dan pengembangan jika memberikan manfaat positif.22

7. Konsep Dasar Kepariwisataan a. Definisi Kepariwisataan

Kepariwisataan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Berdasarkan Undang-undang RI nomor 10 tahun 2009 semua kegiatan dan urusan yang kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pengawasan pariwisata yang baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat.

21Faris Zakaria dan Rima Dewi Suprihardjo, Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan, Jurnal Teknik Pomit, Vol. 3, Nomor 2, September 2014, hlm. 2.

22Sukri Wijaya, “Pengelolaan Objek Wisata Air Cikromoy Oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pandegelang Tahun 2017”, (Skripsi, Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas UNTIRTA Januari, 2019).

(30)

Menurut Prof Salah Wahab, pariwisata itu merupakan suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri (diluar negeri),meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu), suatu negara atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan.23

Sedangkan konsep dan definisi tentang pariwisata, wisatawan serta klasifikasinya perlu ditetapkan dikarenakan sifatnya yang dinamis.Dalam kepariwisataan, menurut Leiper dalam Cooper terdapat tiga elemen utama yang menjadikan kegiatan tersebut bisa terjadi. Kegiatan wisata terdiri atas beberapa komponen utama yaitu:

1) Wisatawan (Tourist)

Wisatawan adalah actor pelaku dalam kegiatan wisata.

Berwisata menjadi sebuah pengalaman manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa didalam proses menikmati kehidupan dalam perjalanan mereka.

Wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan baik secara individu maupun kelompok sejauh minimal 80 km dalam waktulebih dari 24 jam dengan tujuan untuk mencari kesenangan/rekreasi di objek/destinasi wisata.24 2) Elemen Geografi

Pergerakan wisatawan yang berlangsung pada tiga area geografi, seperti berikut ini

a) Daerah Asal Wisatawan

Daerah tempat asal wisatawan berada, tempat ketika melakukan aktivitas keseharian, seperti bekerja, belajar, tidur

23I ketut Suwena dan I Gst Ngr Widyatmaja, Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata, (Denpasar: Pustaka Larasan, 2017), hlm 16.

24Isdarmanto,Dasar-Dasar Kepariwisataan dan Pengelolaan Destinasi Pariwisata., (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Pariwisata Ambaruukmo, 2017), hlm 6.

(31)

dan kebutuhan dasar lain. Rutinitas itu sebagi pendorong untuk memotivasi seseorang berwisata.

b) Daerah Transit

Tidak seluruh wisatawan harus berhenti di daerah itu. Namun, seluruh wisatawan pasti akan melalui daerah tersebut sehingga peranan DT pun penting.seringkali terjadi, perjalanan wisata berakhir di daerah transit, bukan di daerah tujuan.

c) Daerah Tujuan Wisata

Daerah ini sering dikatakan sebagai sharp end (ujung tombak) nya pariwisata.Di DTW ini dampak pariwisata sangat dirasakan sehingga dibutuhkan perencanaan dan strategi manajemen yang tepat.

3) Industri Pariwisata

Elemen ketiga dalam sistem pariwisata.Industri yang menyediakan jasa, daya tarik, dan sarana wisata.Yang merupakan unit-unit usaha atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga area geografi tersebut.Pariwisata merupakan gejala dari pergerakan manusia secara temporer dan spontan di dalam rangka memenuhikebutuhan dan keinginan tertentu.Gejala-gejala tersebut mendorong dan menumbuhkan kegiatan-kegiatan dalam bidang konsumsi dan produksi barang dan jasa-jasa yang diperlukan oleh wisatawan.25

b. Definisi Objek Wisata

Menurut Yoeti dalam I Ketut Muksin objek wisata atau disebut juga dengan istilah “Tourist Attraction” artinya segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi pengunjung ke suatu daerah tertentu.Secara umum, wisata adalah perjalanan seseorang atau kelompok orang yang memiliki tujuan, yaitu menikmati objek wisata atau daya tarik wisata. Dalam hal ini, daya tarik wisata adalah sasaran wisatawan untuk melakukan kegiatan pariwisatanya.Berdasarkan Undang-undang RI No,

25Isdarmanto,Dasar-Dasar Kepariwisataan dan Pengelolaan Destinasi Pariwisata., (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Pariwisata Ambaruukmo, 2017), hlm 7-8.

(32)

10 tahun 2009Daya tarik wisata dijelaskan segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan dan nilai yang berupa keanekaragaman, kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusiayang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.26Daya tarik wisata menurut Maryani pada umumnya berdasarkan atas:

1) Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, nyaman, indah dan bersih.

2) Adanya Aksebilitas yang tinggi

3) Adanya ciri khusus yang bersifat langka.

4) Objek wisata alam memiliki daya tarik yang tinggi karena keindahan alam hutan, pantai, pegunungan, sungai, pasir dan sebagainya.

5) Objek wisata budaya memiliki daya tarik yang tinggi karena memiliki nilai khusus seperti upacara-upacara adat. Atraksi kesenian, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.

Menurut Mappi dalam Nurhikma objek wisata di kelompokan menjadi tiga jenis yaitu:

1) Objek wisata alam, misalnya: pantai, laut, gunung, sungai, danau, fauna, cagar alam, kwasan lindung, pemandangan alam dan lain sebagainya.

2) Objek wisata budaya, misalnya: bangunan bersejarah, upacara kelahiran, pakaian adat, tari tradisional,upacara panen, cagar budaya, festival budaya, peninggalan tradisional, kain tenun, museum dan lain sebagainya.

3) Objek wisata buatan, misalnya: sarana dan fasilitas olahraga, hiburan, permainan, ketangkasan, pusat perbelanjaan taman rekreasi, taman nasional dan lain sebagainya.27

26 I Ketut Muksin,” Daya Tarik Wisata”, Modul Fakultas MIPA Dan Ilmu Pengetahuan ALam,2016.

27Nurhikma, “Strategi Pengelolaan Objek Wisata Pantai Lamangkia”, (Skrips, Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, UNISMUH Makassar, 2020).

(33)

Jadi, dari uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa pariwisata merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup yang khas seperti yang terdapat di Objek wisata air terjun Sendang Gile yang memilkik pemandangan alam yang sangat indah, iklim yang sangat sejuk karena lokasinya berada di bawah kaki gunung Rinjani dan dikelilingi oleh pepohonan danpersawahan yang bisa menyegarkan pikiran, mata dan merupakan tempat rekreasi yang bisa dikunjungi bersama keluarga pada saat liburan.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Untuk mendapatkan jawaban tentang kebenaran dari suatu permasalahan, maka diperlukan suatu penelitian langsung pada objek yang menjadi permasalahan yang berkatian dengan judul penelitian ini.

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu menjelaskan, menerangkan dan menggambarkan peristiwa yang ada pada saat ini yaitu dengan mengumpulkan data, menganalisis dan menarik makna serta menyimpulkannya.28

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif yang merupakan pemikiran yang berpangkal pada pola pikir induktif yang didasarkan atas pengamatan obyektif partisipatif terhadap suatu gejala (fenomena) sosial meliputi keadaan masa lalu, masa kini,dan bahkan yang akan datang.29

Adapun penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang mendalam tentang pengembangan

28Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:

PT Asdi Mahasatya, 2002), hlm 30.

29Suyitno, Metrode Penelitian Kualitatif, Konsep, Prinsip Dan Oprasionalnya, (Malang: Akamedia Pustaka, 2018), hlm 06.

(34)

objek wisata air terjun sendang gile desa Senaru Kecamatan Bayan kabupaten Lombok utara.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di desa Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Dengan alasasan bahwa desa Senaru ini merupakan desa wisata yang kaya akan wisata alamnya khusunya air terjun sendang gile sehingga diharapkan mampu menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat setempat yang harus dijaga dan dikelola dengan baik. Supaya mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat di desaSenaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara.

3. Kehadiran Peneliti

Peran peneliti dalam penelitian kualitatif ini sangatlah dibutuhkan karena peneliti adalah instrumen kunci dalam penelitian ini.Instrumen selain manusia dapat pula digunakan namun fungsinya terbatas sebagai pendukung.Tugas peneliti harus benar-benar mencari dan mengamati data dengan teliti dan jeli serta sebagai pelapor hasil penelitian dalam melaksanakan kegiatan pengamatan dan pengumpulan data.30

4. Sumber Data

Yang dimaksuddengan sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.31 Dalam hal ini peneliti menggunakan dua sumber data yaitu :

1. Sumber Data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan peneliti dari sumber pertamanya.32 Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah Perangkat dalam dan duar desa, Bumdes dan pelaku wisata. Alasan peneliti memilih informan yang diatas adalah karena mengetahui keadaan wisata yang ada di desa senaru khususnya air terjun sendang gile

30Imron Rosidi, Karya Tulis Ilmiah, (Surabaya: PT. Alfina Primataama, 2011), hlm. 12

31Suharsimi Arikunto, Preosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:

PT Asdi Mahasatya, 2005), hlm 129.

32Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta: Rajawali, 1987), hlm 93.

(35)

2. Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama.33 Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Dalam hal ini data skunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai macam sumber lainnya sepert : Konsep pariwisata, jurnal, internet serta sumber-sumber lain yang mendukung dan berhubungan dengan penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut :

1. Metode Observasi, adalah suatu kegiatan yang terencana dan terfokus untuk melihat dan mencatat serangkaian prilaku ataupun jalannya sebuah sistem yang memiliki tujan tertentu, serta mengunkap apa yang ada dibalik munculnya prilaku dan landasan suatu sistem tersebut.34 Dalam hal ini penulis akan melakukan pengamatan di lapangan untuk memperoleh data yang objektif dan akurat sebagai bukti atau fakta penelitian yang kuat. Dengan begitu peneliti dapat memahami fenomena-fenomena yang terjadi di lokasi penelitian.dan juga sumber dari hasil penelitian adalah pemerintah desa (kepala dusun), Bumdes desa senaru dan pelaku wisata yang hendak di teliti.

2. Metode Wawancara , adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil tatap muka antara si penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).35 Menurut Sugiyono metode wawancara dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1).

Wawancara terstruktur, yaitu suatu kegiatan wawancara

33Ibid., hlm.94.

34Haris Herdiansyah,Wawancara Observasi dan Focus Groups, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), hlm, 131.

35Haris Herdiansyah,Wawancara Observasi dan Focus Groups, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), hlm, 267.

(36)

yang dilakukan dengan menyediakan daftar isianseperti pedoman wawancara untuk mendapat jawaban dari setiap responden. 2) Wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bersifat fleksibel atau bebas, lebih mendalam dan menjadikan pedoman wawancara sebagai pedoman umum dalam gari-garis besarnya saja. 3).

Wawancara Semi-terstruktur adalah suatu metode atau panduan pewawancaraan yang dilakukan dalam upaya menemukan permasalahan dengan cara lebih terbuka, dimana antara pihak yang terkait, saling diajak untuk meminta pendapat dan ide-idenya secara mendalam.36Terkait dengan metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi- terstruktur yang dimana peneliti telah menyiapkan pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden dan kemudian mengkaji lebih dalam lagi tentang permasalahannya. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan dengan pemerintah desa Senaru, ketua Bumdes desa Senaru dan Pelaku wisata (masyarakat).

3. Metode Dokumentasi, GJ. Ranier, sejarawan terkemuka dari university Collage London, dalam Fu’ads Al-Garuty menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian, pertama, dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun lisan, kedua dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja, ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi, surat- surat resmidan surat-surat negara.37Dalam hal ini hasil dokumentasi dapat berupa tulisan, foto atau dokumen elektronik yang dapat memberikan keterangan yang sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian seperti, profil desa, dan jenis rencana pengembangan di desa senaru khususnya objek wisata air terjun sendang gile.

36Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013)hlm 137.

37Sidiq Umar, Miftahul Choiri, Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan, (Ponorogo: CV, Nata Karya, 2019), hlm, 72.

(37)

6. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensitesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.38

Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis yaitu suatu bentuk penelitian yang meliputi proses pengumpulan dan penyusunan data. Yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis faktual dan keakuratan mengenai fakta-fakta serta fenomena yang di teliti di lapangan.

Selanjutnya data yang sudah terkumpul dan tersusun akan di analisis sehingga diperoleh pengertian data yang jelas. Oleh sebab itu Semua data yang didapatkan baik berupa hasil observasi maupun wawancara akan dianalisis sehingga dapat menghasilkan deskripsi tentang bagaimana model pengelolaan wisata air terjun Sendang Gile di desa Senaru Kecmatan Bayan.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian sangatlah penting, karena hal ini bertujuan untuk membuktikan apakah datayang diperoleh dari lapangan benar-benar valid atau tidak.Dengan memadukan landasan teori yang menjadi landasan penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kekuatan pengamatan,teknik triangulasi dan kecukupan referensi.

a. Ketekunan Pengamatan

Untuk memperoleh derajat kabsaha data yang tinggi, menemukan ciri-ciri dan unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari untuk mendapatkan kedalaman penelitian disebut ketekunan pengamatan.39

b. Triangulasi

38Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 248.

39Ibid., hlm 492.

(38)

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Terdapat empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber metode penyidik dan teori.40

1) Triangulasi dengan sumber yaitu membandingkan dan mengecek kembali derajat keterpercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Triangulasi dengan sumber ini dapat dilaksanakan dalam bentuk mengkomparasikan datum-datum (bentuk tunggal dari data) yang diperoleh dari hasil wawancara (interview) dengan pengamatan langsung peneliti (observasi) di lapangan.41

2) Triangulasi dengan teori adalah penggunaan sudut pandang teoritis yang berbeda untuk menentukan hipotesisi serta untuk menafsirkan satu set data.

3) Triangulasi dengan data adalah penggunaan beberapa sumber data untuk mendapatkan pandangan yang berbeda tentang situasi dalam studi tunggal.

4) Triangulasi dengan metodemerupakan triangulasi yang dilaksanakan dengan menghimpun dengan cara atau metode lain. Seperti: metode wawancara,survei dan observasi.42

Adapun triangulasi yang digunakan dalam pemeriksaan data ini triangulasi pemeriksaan melalui sumber. Triangulasi pemeriksaan sumber adalah teknik pemeriksaan data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber dengan membandingkan mana pandangan yang sama, yang berbeda dan mana yang lebih spesifik dari beberapa sumber tersebut. Sehingga data yang telah dianalisis oleh

40Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013) hlm 330.

41Samsu, Metode Penelitian, (Jambi: Pusaka Jambi, 2017) hlm 1001.

42Eny Winaryati, Action Research Dalam Pendidikan Antara Teori Dan Praktik, (Semarang; Unimus pres, 2019) hlm 132.

(39)

peneliti dapat menghasilkan suatu kesimpulan dan dimintakan kesepakatan dari beberapa sumber tersebut.43

c. Kecakupan Referensi

Kecukupan referensi dari hasil penelitian juga dapat dilakukan dengan memperbanyak referensi yang dapat menguji dan mengkoreksi hasil penelitian yang telah dilakukan, baik referensi yang diperoleh dari orang lain maupun yang didapat dari gambar, wawancara, foto atau dokumen autentik sehingga menjadi lebih dapat dipercaya.44 H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan secara umum disusun dalam format empat bagian dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai apa yang akan peneliti uraikan dalam penelitian ini. Pada bagian satu, peneliti akan membahas pendahuluan yang diawali dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan settingpenelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metodelogi penelitian dan sistematika pembahasan.

Pada bagian dua diuraikan mengenai data dan temuan penelitian yang didapatkan pada saat di lapangan. Bagian ketiga, pembahasan yang akan diuraikan mengenai model pengelolaan objek wisata air terjun Sendang Gile. Sedangkan untuk bagian keempat, penutup yang berisikan kesimpulan dan saran dari penelitian.

43Umar Sidiq, Miftachul Choiri, Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan, (Ponorogo: CV. Nata Karya, 2019) hlm 87-88

44Ibid., hlm 331.

(40)

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran umum Lokasi Penelitian

1. Kondisi Demografis dan Geografi

Desa Senaru merupakan salah satu dari sembilan desa yang ada di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Desa Senaru memiliki jarak 5 kilometerdari pusat Kota Kecamatan, 35 kilometer dari pusat Kota Kabupaten Lombok Utara dan 72 km dari pusat Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat, dengan memiliki ketinggian 270 sampai dengan 3000 m dari permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 23-25˚ C dengan rata-rata 0,10 mm hari hujan.

Desa Senaru memiliki luas wilayah 4.162 Ha yang terdapat 2.534 dengan jumlah keseluruhan penduduk sekitar 8.180 jiwa yang pemanfaatan lahannya didominasi dengan lahan persawahan dan perkebunan yang terdiri dari irigasi setengah teknis, pemukiman umum dan tegalan. Adapun Desa Senaru dalam menjalankan pemerintahannya memiliki 14 dusun dengan jumlah penduduknya yang variatif berdasarkan potensi wilayah masing- masing, yang terdiri dari: Dusun Senaru, Dusun Batu Koq, Dusun Tumpang Sari, Dusun Lokok Klungkung, Dusun Magling, Dusun Melaka Sereak, Dusun Oma Segoar, Dusun Telaga Legundi, Dusun Sembulan Batu, Dusun Kebaloan, Dusun Pawang Karya, Dusun Tanak Bisa, Dusun Lendang Cempaka dan Dusun Bon Gontor.

Secara Administratif, Desa Senaru memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Desa Karang Bajo

 Sebelah Selatan : Hutan Tertutup

 Sebelah Timur : Desa Bayan

 Sebelah Barat : Desa Sukadana/Batu Rakit

(41)

Gambar 1 Peta Administratif Desa Senaru

2. Kondisi Topografi

Keadaan topografi wilayah Desa Senaru sebagian besar merupakan dataran tinggi yang dimanfaatkan untuk menanam pohon kopi, coklat yang disesuaikan dengan jenis tanah disamping itu juga bekerja sebagai pedagang dan bekerja di sektor pariwisata.

Namun ada juga yang termasuk dataran rendah yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagi tempat bertani, berkebun berternak, tempat permukiman dan kawasan aliran sungai sebagai tempat yang dibuat bendungan untuk irigari sawah.

3. Potensi Sumber Daya Alam

Sumber Daya Alam (SDA) merupakan segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat ataupaun aktivitas masyarakat. Untuk potensi sumber daya alam yang ada di Desa Senaru yang mendukung aktivitas masyarakat ataupun meningkatkan kehidupan masyarakat Desa Senaru yaitu terdapatnya penggunaan lahan berupa tanah sawah, perkebunan dan fasilitas umum serta kesuburan tanah untuk mendukung pertanian karena berada pada dataran tinggi.

(42)

a. Potensi Umum

Luas wilayah yang berada di Desa Senaru ditinjau dari fungsi ataupun pemanfaatan lahan. Berdasarkan penggunaan lahan ataupun pemanfaatan lahan yang berada di wilayah Desa Senaru yaitu tanah sawah, tanah kering, tanah perkebunan, dan fasilitas umum. Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan lahan yang beradadi Desa Senaru dapat dilihat pada uraian berikut:

a. Tanah Sawah

Penggunaan tanah sawah yang berada di Desa Senaru berupa sawah tadah hujan dengan luas yang tersebar di semua dusun dan terdapat adanya sawah irigasi setengah teknis yang mendukung pertanian bagi masyarakat kecuali penggunaan tanah sawah pasang urut tidak terdapat di Desa Senaru.

b. Tanah Kering

penggunaan tanah kering yang berada di Desa Senaru berupa lahan sawah tegal/ladang dengan luas ha, lahan permukiman seluas ha, namun tidak adanya pekarangan pad setiap permukiman yang ada di Desa Senaru. Untuk yang lebih mendominasi dalam tanah kering yaitu lahan , dengan adanya jenis tanah kering tersebut dapat mendukung aktivitas masrakat sehari – hari.

c. Tanah Perkebunan

Penggunaan lahan perkebunan yang ada di Desa Senaru berada pada lokasi dataran Tinggi yang dimanfaatkan oleh masyrakat sekitasr sebagi tempat menanam berbagai jenis tumbuhan seperti: Kopi, Coklat, Alpukat dan lain sebagainya karena jenis tanahnya yang subur dan mengandung banyak sekali air. Dengan adanya jenis tanah ini sehingga dapat mendukung perekonomian bagi masyarakat Desa Senaru.

d. Tanah Fasilitas Umum

(43)

Fasilitas umum merujuk pada sarana atau prasarana ataupun perlengapakanyang di sediakan oleh pemerintah yang dapat di dimanfaatkan maupundigunakan untuk kepentingan bersama dalam melaksanakan kegiatan sehari –hari. Untuk fasilitas umum yang berada di Desa Senaru jenis – jenis fasilitasumum yang di manfaatkakn oleh masyarakat setampat yaitu perkantoranpemerintah, tempat pemakaman desa/umum, bangunan sekolah/perguruantinggi, pertokoan, fasilitas pasar, dan jalan.

b. Potensi Pertanian Dan Perkebunan

Sektor Pertanian merupakan suatu sektor yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena sangat menjanjikan guna penunjang pengembangan serta peningkatan kesejahtaraan ekonomidi suatu wilayah, khususnya di Negara berkembang, Indonesia merupakan Negara agraris sektor unggulan yang di prioritaskan adalah pertanian. Dilihat dari kondisi lahan pertanian di wilayah. Desa Senaru tersebut, untuk sektor basis terbesar adalah sektor pertanian dan dilanjutkan dengan sektor pariwisata.Sehingga masyarakat Desa Senaru sangat membutuhkan lahan pertanian guna meningkatkan perekonomian masyarakat.

hasil pertanian pangan yang lebih mendominasi yaitu Jagung dan Padi Sawah Jika dilihat dari nilai produksi dan Hasil panen yang di hasilkan pada komodtas tersebut cukup baik, dikarenakan lahan yang berada di Desa Senaru tersebut merupakan jenis tanah regosol dan lahan produktif yang memberikan kesuburan pada lahan tersebut.

Produksi pertanian dan perkebunan yang berada di Desa Senaru yaitu tanaman pangan sesuai dengan komoditas dan terdapatnya komoditas buah-buhaan yang di budidayakan sebagai pendukung produksi lahan seperti: Kopi, Alpukat, Mangga, Rambutan Manggis Papaya dan lain sebagainya.Darihasil produksi komoditas pertanian dan buah- buahan yang dibudidayakan di Desa Senaruyang memiliki

(44)

nilai produksi yang berbeda dan memberikan dampak terhadap perekoniman dan kesejahterahan masyarakat yang ada di wilayah Desa Senaru.

c. Potensi Air dan Sumber Daya Air

Potensi Air dan Sumber daya air merupakan satu kesatuan aspek yang mendukung dalam aktivitas masyarakat Desa Senaru, karena Kawasan yang dimiliki oleh Desa Senaru lebih mendominasi oleh kawasan pertanian. Sehingga kebutuhan akan air maupun sumber daya air sangat di butuhkan di Desa Senaru. Untuk aspek Sumber Daya Air yang dimiliki Desa Senaru berupa Daerah Aliran Sungai yang membentang melewati Desa Senaru dan terdapat titik – titik mata air bendungan/waduk/situ yang tersebar di Desa Senaru . d. Potensi Wisata

Untuk potensi pariwisata di Desa Senaru masih tergolong melimpah.Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah di Desa Senaru memiliki topografi yang cocok untuk pariwisata salah satunya seperti gunung rinjani. Dengan diimbangi dengan pembangunan yang menunjang kegiatan- kegiatan pariwisata seperti: pembangunan akomodasi (Hotel, Homestay, Restoran, Villa dan Basecamp) serta kelengkapan bagi para wisatawan yang berada dilokasi wisata Desa Senaru.

Adapun beberapa wilayah yang memungkinkan dan berpotensi dikembangkan sebagai tempat pariwisata diantaranya adalah Gunung Rinjani dan Air Terjun (Sendang Gile dan Tiu Kelep).

4. Potensi Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia merupakan potensi utama dalam proses pembangunan, kelahiran, kematian serta peindahan penduduk, Sumber Daya Manusia merupakan proses demografi yang mempengaruhi komposisi serta distribusi penduduk.

Berdasarkan data yang dimiliki Kantor Pemerintah Desa Senaru pada tahun 2021,jumlah penduduk di Desa Senaru mencapai 8.180 orang dari 2.522 KK. Dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki sejumlah 4.192 orang dan penduduk perempuan sejumlah

(45)

3.988 orang. Adapun jumlah kepadatan penduduk mencapai 192,36 / km.

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa kaum laki-laki lebih banyak dibandingkan kaum perempuan. Hal ini dikarenakan Desa Senaru selain merupakan kawasan pertanian dan perkebunan juga merupakan daerah pesisir pantai. Sehingga banyak kaum laki-laki yang datang ke sini sebagai pekerja, bahkan ada juga sampai menetap di sini. Adapun berbagai potensi sumber daya manusia yang dimiliki Desa Senaru bisa dilihat dari tabel-tabel berikut.

Tabel 1 JumlahPenduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Senaru Tahun 2021

TingkatanPendidikan Laki-laki

(Orang)

Perempuan (Orang)

1. Usia 3- 6 tahun yang belum masuk TK 0 0

2. Usia 3-6 tahun yang sedang TK/playgroup 0 0 3. Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah 501 515 4. Usia718 tahun yang sedang sekolah 247 234 5. Usia18-56 tahun tidak pernah sekolah 851 922

6. Usia18-56 tahun tidak tamat SD 269 303

7. Usia18- 56 tahun tidak tamat SLTP 0 0

8. Usia 18 56 tahun tidak tamat SLTA 0 0

9. TamatSD/sederajat 763 709

10.TamatSMP/sederajat 364 312

11.TamatSMA/sederajat 309 214

12.TamatD-1/sederajat 12 5

13.TamatD-2/sederajat 12 5

14.TamatD-3/sederajat 4 11

15.TamatS-1/sederajat 58 39

16.TamatS-2/sederajat 1 0

17.TamatS-3/sederajat 0 0

Jumlah 3.391 3.269

JumlahTotal 6.660

Sebagian besar masyarakat di Desa Senaru pada usia 7-18 tahun tidak sedang sekolah, setidaknya sebagian besar masyarakat

(46)

sudah pernah merasakan pendidikan dasar sehingga dapat membantu mereka untuk bekerja atau mengembangkan keterampilan usaha.

Tabel 2 JumlahPendudukMenurut Mata Pencarian di Desa Senaru Tahun 2021

Jenis Pekerjaan Jumlah

(Orang)

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 30

2. Tentara Nasional Indonesia (TNI) 0

3. Kepolisian RI (POLRI) 1

4. Pensiunan 10

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi dan masalah objek wisata air terjun, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan pemerintah

Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan, objek wisata air terjun Guruh Gemurai masuk ke dalam Kuadran Pertama pada diagram SWOT, adapun alternatif strategi yang

Dilakukannya penelitian Sistem Informasi Geografis Pemetaan Objek Wisata Air Terjun Di Kabupaten Lahat Berbasis WEB ini untuk memberikan informasi bagi

Sedikitnya kunjungan wisatawan air terjun Watu Ondo di bandingkan objek wisata lainnya, maka perlu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui potensi

Hasil penelitian menunjukan bahwa ketersediaan infrastruktur yang memadai tidak sepenuhnya didapati di lokasi objek wisata Air Terjun Kermon, oleh karena itu hasil

Untuk meingkatkan kenyamanan para wisatawan dalam menikmati panorama alam di kawasan obyek wisata Air Terjun Parang Ijo maka pihak pengelola membangun jalan setapak

Dalam pelaksanaanya sampai saat ini produk wisata alam yang disediakan oleh pihak pengelola Air Terjun Lubuok Nginio masih terjaga dengan baik seperti objek daya wisata utama, fasilitas

Dokumen ini membahas tentang persepsi wisatawan terhadap daya tarik wisata air Terjun Yeh Mampeh di Desa