PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA AIR TERJUN YEH MAMPEH DI DESA LES
KETUT WESTI JULIANA NIM:2012071036
PROGRAM STUDI PARIWISATA BUDAYA DAN KEAGAMAAN JURUSAN DHARMA DUTA
SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI MPU KUTURAN SINGARAJA
2024
PROPOSAL PENELITIAN
PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA AIR TERJUN YEH MAMPEH DI DESA LES
TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI UNTUK DIUJI OLEH:
Pembimbing I
Nyoman Danendra Putra, A.Par., M.Par NIP. 197606122023211008
Pembimbing II
Nyoman Dane, S.Sos., M.Agb.
NIP. 197505072023211003
i
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya proposal penelitian yang berjudul “Persepsi Wisatawan Terhadap Daya Tarik Wisata air Terjun Yeh Mampeh Di Desa Les” dapat terselesaikan.
Tersusunnya proposal ini bukanlah murni hasil pemikiran sendiri, akan tetapi berkas dan dukungan berbagai pihak, maka melalui kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Dr. I Gede Suwindia, S.Ag., M.A, Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
2. I Nyoman Suardika, S.Ag., M.Fil.H Ketua Jurusan Dharma Duta yang telah memberikan inspirasi kepada penulis dalam pembuatan proposal ini.
3. Nyoman Danendra Putra, A.Par., M.Par. Pembimbing I yang telah mengarahkan penulis dalam pembuatan dan penyelesaian proposal ini.
4. Nyoman Dane, S.Sos., M.Agb. Pembimbing II yang telah menuntun penulis dalam penyusunan proposal ini terkait sistematika serta tata cara penulisan.
Hasil proposal ini jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang ada pada penulis, sehingga kritik dan saran yang kontruktif guna kesempurnaan proposal ini sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa, selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian proposal penelitian ini.
Singaraja, 22 Januari 2024
ii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN PERSETUJUAN.......i
KATA PENGANTAR.....ii
DAFTAR ISI....iii
DAFTAR TABEL.....iv
DAFTAR GAMBAR......v
BAB I PENDAHULUAN......1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah...3
1.3 Tujuan Penelitian...4
1.4 Manfaat Penelitian...4
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN TEORI......6
2.1 Kajian Pustaka...6
2.2 Konsep...9
2.2.1sWisatawan...9
2.2.2 Fasilitas Daya Tarik Wisata...9
2.3 Landasan Teori...10
2.3.1 Teori Persepsi...10
2.3.2 Teori 4A...11
BAB III METODE PENELITIAAN....13
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian...13
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...13
3.3 Jenis dan Sumber Data...14
3.3.1 Data primer...14
3.3.2 Data sekunder...14
3.4 Objek dan Subyek Penelitian...15
3.5 Teknik Penentuan Informan...15
3.6 Metode Pengumpulan Data...16
3.7 Metode Analisis Data...17
Daftar Pustaka....19
Tabel 3.1 waktu penelitian...14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Komponen dalam analisis data (interactive model)...18
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pariwisata merupakan sebuah kegiatan berpergian dari satu tempat ke tempat lainnya yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dalam kurun waktu yang singkat dan dengan tujuan untuk menghabiskan waktu senggang atau waktu berlibur. Orang yang melakukan kegiatan wisata disebut sebagai wisatawan. Koen Meyers (2019) dalam (Suwena and Ngurah Widyatmaja, 2017) berpendapat bahwa pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan dari tempat tinggal asli ke daerah tujuan untuk sementara waktu dengan alasan bukan untuk bekerja ataupun menetap, melainkan untuk bersenang- senang, memenuhi rasa ingin tau dan mehabiskan waktu luang yang tersisa serta tujuan-tujuan lainnya. Menurut undang-undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa pariwisata adalah seluruh kegiatan wisata yang didukung dengan berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Berdasarkan pengertian kepariwisataan yang ada, maka yang dapat dikatakan sebagai kegiatan berwisata memiliki ciri-ciri seperti perjalanan yang dilakukan hanya sementara waktu, perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, perjalanan yang bertujuan untuk bersenang-senang atau menghabiskan waktu senggang bukan untuk bekerja ataupun menetap dan orang yang melakukan perjalananan hanya semata-mata sebagai konsumen di tempat tujuan.
Daya tarik wisata adalah unsur terkuat dalam sistem pariwisata jika dibandingkan dengan unsur-unsur lain pembentuk produk pariwisata, daya tarik wisata merupakan faktor pendorong bagi wisatawan dalam mempengaruhi pengambilan keputusan mengunjungi suatu destinasi pariwisata. Menurut undang- undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009, pada Bab 1 Pasal 1, Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi asaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Sedangkan Pada bab 3 pasal 4
1
2
undang-undang Republik Indonesia nomor 9 tahun 1990, membagi objek dan daya tarik wisata terdiri atas objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam, serta flora dan fauna dan juga objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan. Menurut Cooper, et al. (1993) mengemukakan bahwa sebuah objek wisata harus didukung empat komponen utama yang dikenal dengan istilah “4A” yaitu 1). Atraction atau atraksi, 2). Amenities atau fasilitas, 3). Accessibility atau aksesibilitas dan 4).
Ancillary service.
Persepsi merupakan perbedaan pendapat setiap orang terhadap suatu objek yang sama. Menurut Sarwono (2009), persepsi adalah pengalaman membedakan, mengklasifikasikan, memfokuskan, dan sebagainya, kemudian berorientasi satu sama lain. Menurut Murianto (2014), persepsi adalah pendapat, tindakan, dan gambaran yang dilakukan seseorang terhadap sesuatu yang ada disekitarnya, baik persepsi yang diberikan positif maupun negatif. Persepsi wisatawan dapat berupa persepsi positif dan persepsi negatif tergantung dari sudut pandang atau kesan wisatawan terhadap objek atau lingkungan yang dirasakan.
Kabupaten Buleleng merupakan salah satu kabupaten yang berada di Bali yang memiliki keindahan alam serta budayannya. dari segi alam, kabupaten Buleleng didukung dengan panjang pantainya yang mencapai 157,05 km dan air terjunnya yang kurang lebih berjumlah 24. Wisata air terjun banyak ditemukan di kabupaten Buleleng dikarenakan kabupaten Buleleng yang berada pada dataran tinggi. Salah satu air terjun yang cukup terkenal di Kaputen Buleleng berada di desa Les, Kecamatan Tejakula.
Lokasi Yeh Mampeh berada di Buleleng bagian timur, yang jaraknya kurang lebih 38 km atau menempuh waktu sekitar 1 jam dari kota Singaraja.
namun jika ditempuh dari Denpasar kurang lebih akan memakan waktu selama 3,5 jam untuk mencapai lokasi air terjun ini. nama Yeh Mampeh ini diambil dari kaya " Yeh" yang berarti air dan "Mampeh" yang berarti terbang. dikatakan terbang karena air terjun ini mencapai ketinggian 30-35 meter sehingga air yang
turuh seakan terbang agar mencapai dasar air terjun. Air terjun ini merupakan air terjun alami yang airnya sangat jernih dan juga alam yang masih asri dengan suasana yang sejuk karena berada diantara perbukitan.
Di sekitar air terjun terdapat mata air Toya Anakan atau yang biasa disebut Yeh Anakan, yang digunakan sebagai tempat pengambilan air suci, untuk kegiatan upacara keagamaan bagi masayrakt setempat di wilayah desa Les. Keindahan air terjun Yeh Mampeh ini terletak pada arus airnya yang sangat deras, dan air terjun ini memiliki 4 tingkatan. Namun, untuk mencapai tingkatan yang kedua sampai keempat ini sangatlah sulit dan diperlukan peralatan keamanan yang memadai karena jalannya yang tidak bagus.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang berlokasi sama yaitu Air Terju Yeh Mampeh di Desa Les menunjukkan bahwa terdapat beberapa kelemahan yang ada di daerah wisata air terjun yang mana pada fasilitas tempat parkir kendaraan pengunjung air terjun belum dikelola dengan baik dan juga akses jalan dari parkiran sepanjang jalan menuju air terjun juga belum ditata dengan rapi, selain itu juga masih tidak jarang di temukan sampah di sekitaran objek wisata air terjun (Nugraha,2017 ). Hal ini juga sejalan dengan hasil observasi yang sempat dilakukan penulis. Namun meskipun Air Terjun Yeh Mampeh ini memiliki beberapa kekurangan, banyak wisatawan yang masih mengunjungi Daya Tarik Wisata ini.
Berdasarkan uraian latar belakang yang dijelaskan, maka penelitian ini diberi judul “Persepsi Wisatawan terhadap Daya Tarik Wisata Air Terjun Yeh Mampeh di Desa Les”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakangan yang peneliti jabarkan diatas, Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi fasilitas dan akses menuju air terjun Yeh Mampeh di desa Les?
2. Bagaimana persepsi wisatawan terhadap fasilitas dan akses menuju Daya Tarik Wisata Air Terjun Yeh Mampeh di desa Les?
4
3. Apa saja langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan persepsi wisatawan?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Tujuan umum.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi dari wisatawan yang sedang atau sudah pernah berkungjung terhadap daya Tarik wisata air terjun Yeh Mampeh di desa Les.
1.3.2 Tujuan khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Medeskripsikan kondisi fasilitas dan akses menuju air terjun Yeh Mampeh di desa Les.
2. Mendeskripsikan persepsi wisatawan terhadap fasilitas dan akses menuju air terjun Yeh Mampeh di desa Les.
3. Menjabarkan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan persepsi wisatawan
1.4. Manfaat Penelitian
Berikut manfaat penelitian yang berupa manfaat teoritis dan praktis, Sebgai berikut:
1.4.1 Manfaat Teorotis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan teori keilmuan di kalangan akademisi, khususnya para akademisi di lingkungan STAHN Mpu Kuturan Singaraja untuk kemudian dipelajari, dikaji, serta dilakukan penelitian lebih lanjut atau sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya yang sejenis.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitiawn ini diharapkan mampu memberikan maanfaat secara praktis sebaai berikut:
1) Bagi pemerintah desa, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemeritah dan pengelola Daya Tarik Wisata Air Terjun Yeh Mampeh di Desa Les.
2) Bagi Mahasiswa diharapkn penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan presepsi maupun lokus yang sama
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya yang membahas mengenai persepsi wisatawan terhadap suatu objek wisata. Adapun penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut, penelitian yang dilakukan oleh Putri & Tripalupi (2022) yang berjudul “Persepsi Wisatawan Terhadap Objek Wisata Pemandian Air Panas Angseri Kabupaten Tabanan”. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskritif kuantitatif dan menggunakan teknik analisis deskritif. Responden pada penelitian ini berjumlah 342 responden yang terdiri dari wisatawan yang berkujung ke pemandian air panas angseri yang di ambil menggunakan teknik simple random sampling. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa air panas Angseri memiliki alam yang asri dan juga tersedianya sarana pendukung yang memudahkan perjalanan wisatawan untuk mengunjungi air panas Angseri.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri & Tripalupi memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Perbedaannya terletak pada metode penelitian dan objek penelitian yakni penelitian Putri & Tripalupi menggunakan metode kuantitatif yang mengkaji persepsi wisatawan yang berkunjung di air panas Angseri sedangkan penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mengkaji persepsi wisatawan yang berkunjung di air terjun Yeh Mampeh. Selanjutnya persamaan penelitian Putri & Tripalupi dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan teori 4A dan juga sama-sama mengangkat mengenai persepsi wisatawan yang berkunjung ke sebuah tempat wisata.
Berikutnya penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2022) yang berjudul
“Persepsi Wisatawan Terhadap Objek Wisata Umbul Ponggok” menggunakan metode penelitian survei dan jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Sample pada penelitian ini berjumlah 100 sample dan menggunakan accidental sampling sebagai teknik pengambilan sample. Hasil dari penelitian ini
6
menggungkapkan bahwa persepsi wisatawan yang berkunjung ke objek wisata umbul ponggok dari segi fasilitas, akomodasi, amenities, dan aksesbilitas adalah wisatawan merasa nyaman dan wisatawan juga merasa puas terhadap pelayanan yang diberika oleh pengelola objek wisata umbul ponggok. Adapaun penelitian yang dilakukan oleh Wulandari ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya ialah sama-sama menggangkat mengenai persepsi wisatawan terhadap sebuah tempat wisata. Kemudian perbedaan penelitian Wulandari dengan penelitian ini adalah penelitian Wulandari berfokus kepada tingkat kepuasan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung di Umbul Ponggok sedangkan penelitian ini berfokus pada persepsi wisatawan yang berkunjung di air terjun Yeh Mampeh.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Wulandari, dkk (2019) dengan judul “Persepsi Wisatawan Terhadap Objek Daya Taraik Wisata Di Kebun Raya Kiwa Kabupaten Lampung Barat” penelitian ini menggunakan metode kuisioner untuk menganalisis persepsi wisatawan yang berjumlah sebanyak 50 orang menggunakan metode accidental sampling. Hasil yang didapat dari kuisioner ini yaitu menunjukkan bahwa Kebun Raya Liwa ini memiliki 5 objek yang menjadi daya Tarik wisata pada kebun ini, yaitu Taman Hias, Taman Buah, Taman Araceae, Taman aren dan juga spot foto. Nilai persepsi wisatawan terhadap spot foto pada kebun ini mendapat nilai tertinggi dibandingkan dengan taman hias dan taman buah, sedangkan taman areae dan taman aren mendapatkan nilai persepsi terendah. Persepsi wisatawan terhadap infrastruktur lebih tinggi dibandingkan dengan akomodasi, fasilitas, dan pelayanan. Adapun penelitian Wulandari, dkk memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya adalah sama-sama menggangkat mengenai persepsi wisatawan terhadap sebuah tempat wisata. Sedangkan perbedaan penelitian Wulandari,dkk dengan penelitian ini adalah penelitian Wulandari,dkk berfokus kepada persepsi wisatawan terhadap objek daya tarik wisata, akomodasi, infrastruktur, fasilitas dan pelayanan di Kebun Raya Liwa sedangkan penelitian ini berfokus pada persepsi wisatawan terhadap fasilitas dan akses di air terjun Yeh Mampeh.
8
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Yamti, Amaluddin, dan Harudu (2019) yang berjudul “Persepsi Wisatawan Terhadap Objek Wisata Air Terjun Lameseu Sebagai Tujuan Wisata” penelitan ini termasuk kedalam jenis penelitian deskriptif kualitatif yang mana pada teknik analisis datanya dilengkapi dengan data kuantitatif. Hasil dari penelitian ini bahwa air terjun Lameseu ini memiliki daya tariknya tersendiri yaitu air terjun yang sangat indah sehingga dapat menarik minat wisatwan untuk berkunjung. Adapun penelitian tersebut memiliki persamaan dan juga perbedaan dengan penelitian ini. Persamaan penelitiannya ialah sama-sama mengkaji persepsi wisatawan pada objek wisata air terjun sedangkan perbedaannya ialah penelitian Yamti, dkk berlokasi di air terjun Lameseu di desa Lameton sedangkan penelitian ini berlokasi di air terjun Yeh Mampeh di desa Les.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Prayitno, dkk (2021) yang berjudul “Persepsi Wisatawan Terhadap Objek Daya Tarik Wisata Di Pantai Ketapang, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung” penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang mana pengambilan sampel respondennya diambil menggunakan metode random sampling. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Prayitni, dkk mengungkapkan bahwa pantai Ketapang memiliki 6 daya tarik seperti sunset dan sunrise, pasir putih disepanjag pantai, pasir timbul, air laut yang jernih, outbound dan camping ground, dan juga souvenir. Nilai persepsi wisatawan yang paling tinggi terdapat pada kegiatan outbound dan camping ground, sedangkan nilai terendahnya terletak pada souvenirnya. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Prayitno, dkk memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian ini. Perbedaannya adalah penelitian Prayitno, dkk menggukanan metode penelitian kuantitatif sedangkan penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Persamaan penelitian Prayitno, dkk dengan penelitian ini adalaha sama- sama bertujuan untuk mengetahui persepsi wisatawan yang berkunjung ke sebuah daya Tarik wisata.
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang peneliti paparkan diatas, adapun kontribusi penelitian-penelitian tersebut pada
penelitian ini adalah sebagai bahan referensi dalam pelaksanaan dan penyusunan penelitian ini, baik dari segi konsep penelitian, teknik pengumpulan data, hingga teori yang digunakan.
2.2 Konsep 2.2.1. Wisatawan
Menurut UU Pariwisata Nomor 10 Tahun 2009, wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan. Menurut Instruksi Presiden Nomor Pasal 9 Tahun 1969 “Wisatawan adalah setiap orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk mengunjungi tempat lain dan menikmati perjalanan serta kunjungannya”.
Secara umum wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang meninggalkan kampung halamannya untuk mengunjungi suatu tempat yang ingin dikunjunginya selama lebih dari 24 jam untuk tujuan kesenangan. Dapat disimpulkan bahwa wisatawan adalah orang-orang yang berkunjung atau berlibur pada suatu tempat yang dianggap sebagai daya tarik wisata.
2.2.2. Fasilitas Daya Tarik Wisata
Menurut Marpaung (2002), objek dan atraksi wisata adalah pelatihan atau kegiatan dan fasilitas terkait, yang dapat menarik wisatawan untuk datang ke suatu kawasan/lokasi tertentu. Sementara itu, Direktoral Jendral Pemerintah membagi pengertian daya tarik wisata menjadi tiga kategori sebagai berikut:
a. Daya Tarik Wisata Alam
10
Daya tarik wisata alam merupakan sumber daya alam yang mempunyai potensi dan menarik pengunjung, baik dalam keadaan alami maupun setelah usaha budidaya.
b. Daya Tarik Wisata Sosial Budaya
Digunakan dan dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata, antara lain museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan, dan kerajinan.
c. Daya Tarik Wisata Minat Khusus
Daya tarik wisata minat khusus merupakan jenis pariwisata baru yang berkembang di Indonesia. Daya tarik ini menjadi prioritas bagi pemudik dengan motif tertentu. Oleh karena itu, wisatawan umumnya perlu memiliki keahlian.
2.3 Landasan Teori 2.3.1 Teori Persepsi
Menurut Suarnayasa (2017) Persepsi adalah suatu konsep dalam psikologi yang menyatakan proses individu dalam suatu proses yang terjadi sebelum proses penerimaan rangsangan individu melalui inderanya, disebut juga dengan proses penerimaan rangsangan melalui perasaan. Persepsi diartikan sebagai pendapat seseorang terhadap suatu objek yang sama (Angela, Martina dkk). Menurut Murianto (2014), persepsi adalah pandangan, tindakan, dan gambaran seseorang terhadap sesuatu yang ada di lingkungannya, baik persepsi yang diberikan bersifat positif maupun negatif. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah cara pandang seseorang yang mempunyai arti positif atau negatif terhadap suatu objek tertentu.
Menurut Irwanto (2002), setelah individu berinteraksi dengan objek yang dipersepsikan, maka hasil yang dirasakan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu persepsi positif dan persepsi negatif.
1) Persepsi Positif
Persepsi positif adalah persepsi yang menggambarkan seluruh pengetahuan (disadari atau tidak) dan respons berkelanjutan terhadap upaya penggunaannya.
Hal ini akan berlanjut dengan aktivitas atau persepsi penerimaan dan dukungan terhadap subjek.
2) Persepsi Negatif
Presepsi negatifadalah persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan (disadari atau tidak) dan reaksi yang tidak selaras dengan objek yang dipersepsikan. Hal ini akan berlanjut dengan sikap pasif atau penolakan dan penolakan terhadap objek yang dipersepsikan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi, baik positif maupun negatif, akan selalu mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
Penyebab dari munculnya persepsi positif atau negatif tergantung pada bagaimana individu menggambarkan seluruh pengetahuannya tentang suatu objek yang dipersepsikan.
2.3.2Teori 4A
Menurut Cooper, et al. (1993) mengemukakan bahwa sebuah objek wisata harus didukung empat komponen utama yang dikenal dengan istilah “4A” yaitu 1). Atraction atau atraksi, 2). Amenities atau fasilitas, 3). Accessibility atau aksesibilitas dan 4). Ancillary service.
1) Attraction (Atraksi)
12
Atraksi merupakan faktor yang menarik wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Ada banyak alasan mengapa orang pergi ke suatu tempat. Alasan paling populer adalah untuk melihat kehidupan sehari-hari penduduk setempat, menikmati keindahan alam, menyaksikan budaya unik atau mempelajari sejarah daerah tersebut.
Singkatnya, wisatawan datang untuk menikmati hal-hal yang tidak dapat mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari. Tempat-tempat indah juga dikenal sebagai objek wisata dan daya tarik yang menarik bagi wisatawan.
2) Amenities (Fasilitas)
Secara umum pengertian amenities adalah segala macam sarana yang diperlukan oleh wisatawan untuk menunjang kegiatan selama berada di daerah tujuan wisata. Sarana dimaksud seperti:
a. Usaha Penginapan (Accommodation)
Akomodasi merupakan tempat dimana wisatawan bermalam di suatu kawasan wisata. Fasilitas akomodasi seringkali dilengkapi dengan fasilitas makan. Jenis akomodasi meliputi: hotel, motel, kos-kosan, motel dan villa. Yang membedakan akomodasi satu dengan akomodasi lainnya adalah bentuk bangunan, fasilitas dan pelayanan yang diberikan.
b. Usaha makanan dan minuman.
Faktor pendukung yang penting adalah usaha makanan dan minuman yang berlokasi di kawasan destinasi wisata. Usaha tersebut antara lain restoran, warung atau kafe. Wisatawan akan kesulitan menemukan fasilitas ini di kawasan yang dikunjunginya. Fasilitas akomodasi seringkali memberikan fasilitas tambahan dengan menyediakan makanan dan minuman untuk kenyamanan para tamu.
Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masakan juga menjadi nilai tambah yang mampu menciptakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Banyak wisatawan yang ingin mencicipi masakan lokal, bahkan ada pula yang pergi ke kawasan wisata sekedar untuk mencicipi masakan khas tempat tersebut, sehingga peluang untuk memperkenalkan masakan lokal terbuka lebar.
c. Tranportasi dan infrastruktur
Wisatawan memerlukan sarana transportasi baik udara, laut, maupun jalan untuk mencapai kawasan wisatanya. Ketersediaan transportasi merupakan salah satu kunci keberhasilan operasional pariwisata. Faktor pendukung lainnya adalah infrastruktur yang secara tidak langsung mendukung kelancaran kegiatan pariwisata, misalnya air, jalan, listrik, pelabuhan, bandara, limbah dan pembuangan limbah
3) Accessibility (Aksesibilitas)
Akses merupakan pintu masuk atau pintu masuk utama menuju kawasan tujuan wisata. Akses yang dimaksud disini juga berarti kemudahan akses menuju tempat wisata dan kemudahan dalam menemukan tempat wisata tersebut.
4) Ancillary service (Pelayanan Tambahan)
Pelayanan pelengkap (ancillary services) atau biasa disebut dengan pelayanan pelengkap harus disediakan oleh pemerintah daerah daerah tujuan wisata baik kepada wisatawan maupun pemangku kepentingan pariwisata.
Layanan tambahan yang disebutkan antara lain adanya kelompok sadar pariwisata atau organisasi swasta untuk mengelola pengembangan pariwisata di suatu kawasan destinasi wisata, adanya IT (Tourist Information Center) yang memberikan informasi kepada wisatawan dalam bentuk brosur, buku, peta, dll, serta adanya pemandu wisata yang berkompeten di bidangnya dan menguasai atraksi wisata tempatnya bekerja.
BAB III
METODE PENELITIAAN
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan jenis studi kasus. studi kasus merupakan teknik pendekatan untuk memahami secara utuh dan mendalam suatu kasus. menurut Denni (Subadi 2006:48) studi kasus adalah studi yang menguji secara lengkap dan intensif segi- segi, isu-isu, dan mungkin peristiwa tentang latar geografik secara berulang-ulang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus karena bersumber dari kasus yang sudah ada dari beberapa tahun lalu dan juga sudah pernak ada peneltian yang mengangkat kasus ini namun kasusu ini masih terjadi dilapangan.
Berdasarkan observasi dilakukan oleh penulis ditemukan beberapa permasalahan kasus yang ada di Air Terjun Yeh Mampeh , seperti aksesibilitas menuju objek wisata yang yang masih belum baik, tempat parkir kendaraan yang belum di tata dengan rapi. oleh karena itu dengan beberapa masalah yang ada penulis ingin mencari tahu persepsi dari wisatawan yang ada disekitar air terjun agar persepsi ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membangun persepsi air terjun Yeh Mampeh yang baik.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Peneliti akan melaksanakan penelitian di Desa Les Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng, Bali yang terletak di kawasan Bali Utara yang memiliki jarak kurang lebih 34 km dari Kota Singaraja. Desa ini mempunyai daya tarik tersendiri yang tidak dapat ditemukan di desa wisata lainnya seperti Tracking di Bukit Yangudi, melukat di pura Yeh Anakan dengan air yang mengalir langsung dari mata air alami, Wisata alam bawah laut dengan keindahan terumbu karang yang dilindungi dan dilestarikan oleh laut, rombongan observasi karang, wisata mancing tuna dengan masyarakat lokal yang sangat ramah, wisata mengolah sampah organik menjadi pupuk dan mengolah sampah plastik menjadi bijih plastik, wisata kuliner “Jukut Blook” dan proses pengolahan minuman Arak Bali
14
dengan cita rasa yang beragam, mengunjungi tempat budidaya madu kele yang dilakukan masyarakat setempat, Wisata proses produksi gula lontar hanya terdapat di Desa Les. Selain keistimewaan tersebut, Desa Les juga memiliki potensi wisata alam yang terkenal, salah satunya adalah Air Terjun Yeh Mampeh. Penelitian ini akan dilaksanakan dimulai Bulan dari Januari sampai April 2024
Tabel 3.1 waktu penelitian
Keterangan Bulan
Januari Februari Maret
Perizinan penelitian Pengumpulan data Pengolahan data Siding skripsi
Sumber : Peneliti , 2024 3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data kualitatif yaitu data yang tidak dapat diukur menggunakan angka melainkan jenis data yang berupa huruf atau kata-kata yang disusun berdasarkan pedoman yang berlaku. Ada dua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
3.3.1 Data primer
Data primer ini merupakan data utama yang diperoleh peneliti selama proses penelitian, sehingga informasi yang diperoleh dapat diolah dan ditarik kesimpulan untuk menemukan hasil guna membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Contohnya seperti wawancara
3.3.2Data sekunder
Data sekunder ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang diperoleh. Data sekunder dapat diperoleh dari dokumen kepustakaan, penelitian terdahulu, disertasi, dan lain-lain.
16
3.4 Objek dan Subyek Penelitian 3.4.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan hal yang sangat penting didalam suatu penelitian, karena objek ini lah yang menjadi titik perhatian oleh peneliti. Objek penelitian ini bisa berupa orang, benda, barang, atau suatu organisasi. Pada penelitian ini objek penelitiannya adalah persepsi wisatawan yang berkunjung ke Air TerjunYeh Mampeh yang terletak di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng.
3.4.2 Subyek Penelitian
Subyek penelitian merupakan Hal ini yang sangat penting bagi peneliti.
orang yang memberikan informasi mengenai data dan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Data tersebut merupakan data yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Subjek dalam melakukan penelitian ini adalah wisatwan yang ada disekitar objek wisata dan wisatawan yang sedang berkungjung ke Objek wisata Air Terjun Yeh Mampeh yang terletak di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng.
3.5 Teknik Penentuan Informan
Teknik penentuan informan merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menentukan siapa saja yang akan peneliti wawancara agar mendapatkan informasi- informasi yang diperlukan berkaitan dengan judul penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian kualitatif teknik penentuan informan yang sering digunakan yaitu purposive sampling dan snowball sampling.
Dalam penelitian ini peneliti menggukan teknik purposive sampling.
Purposive sampling merupakan teknik penentuan informan dengan menggunakan pertimbangan bahwa informan tersebut mengetahui tentang apa yang peneliti harapkan atau informan ialah penguasa sehingga dapat memudahkan peneliti mendapatkan data dari obek atau situasi yang diteliti (Sugiyono, 2019).
Adapun orang-orang yang dipilih sebagai informan dalam penelitan ini adalah:
1. Kepala Desa
Kepala desa dipilih sebagai informan karena kepala desa mengetahui situasi dan kondisi dari Desa Les yang menjadi lokasi dilaksanakannya penelitian
2. Kepala pengelola daya tarik wisata air terjun Yeh Mampeh
Kepala pengelola dipilih dikarenakan kepala pengelola adalah dapat memberikan informasi mengenai bagaimana cara mengelola objek wisata dengan baik sehigga dapat menumbuhkan persepsi wisatawan yang baik
3. Wisatawan.
Wisatawan dipilih sebagai informan dikarenankan wisatawan pernah berkunjung ke objek wisata sehingga mampu memberikan persepsinya terhadap objek wisata yaitu air terjun Yeh Mampeh desa Les.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data bertujuan untuk mengumpulkan data sebanyak- banyaknya dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan, karena data mempunyai peranan penting dalam keberhasilan penelitian. Jika dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan) interview (wawancara), kuesioner (angket), Studi dokumentasi dan gabungan keempatnya (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi digunakan berhubungan dengan prilaku manusia, gejala alam, dan proses kerja jika responden yang sedang diamati tidak sangat besar (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data observasi partisipan pasif dan observasi dilakukan di Objek Wisata Air Terjun Yeh Mampeh Desa Les. Observasi partisipan pasif yaitu pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan datang langsung ke tempat kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati sebagai sumber data penelitian, namun tidak terlibat dalam kegiatan tersebut (Sugiyono, 2013).
18
2. Wawancara
Menurut (Hartono, 2018) Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk mencari data primer banyak digunakan untuk penelitian kritis. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data tentang prilaku, sikap, keyakinan dan pengalaman dari responden tentang objek yang diteliti. Penelitian ini menggunakan metode wawancara terstruktur. Berdasarkan pendapat (Sugiyono, 2019) wawancara terstruktur digunakan untuk mengetahui informasi yang diinginkan secara pasti dengan menyiapkan instrumen penelitian yang berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dengan bantuan alat seperti perekam suara.
3. Studi Dokumentasi
Metode pengumpulan data melalui studi dokumentasi adalah teknik mencari data mengenai suatu hal atau variabel berupa dokumen seperti: catatan, transkrip, notulen rapat, buku, majalah, prasasti ataupun agenda (Arikunto, 2013).
3.7 Metode Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan saat pengambilan data berlangsung dan setelah pengumpulan data selesai dilakukan dalam periode waktu tertentu. Saat wawancara berlangsung, peneliti menganalisis jawaban narasumber.
Jika dirasa jawaban belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan terus sampai mendapatkan data yang kredibel (Sugiyono,2019).
Menurut Miles and Huberman (1984) dalam (Sugiyono,2019) mengungkapkan bahwa dalam analisis data kualitatif dilaksanakan secara interaktif dan belangsung terus-menerus sampai tuntas dan sampai data sudah jenuh. Adapun langkah- langkah analisis data menurut Miles and Hubergman adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data (Data Collection)
Kegiatan yang utama dalam penelitian adalah mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Peneliti di awal akan menjelajah secara umum
situasi sosial atau objek dan subjek yang diteliti dan mencatat semua yang dilihat dan didengar sampai memperoleh data yang banyak dan bervariasi.
2. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data adalah suatu proses pemilihan yang berfokus pada penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data “mentah” yang muncul dari catatan lapangan tertulis. Data-data yang didapatkan di lapangan tentunya sangat banyak, kompleks dan rumit sehingga perlu dicatat secara rinci dan dengan teliti dan segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
3. Penyajian Data (Data Display)
Menyajikan data di sini sebagai kumpulan informasi terstruktur yang memberikan peluang untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.
Penyajian data ini berupa teks naratif, teks berupa catatan hasil wawancara dengan informan penelitian sebagai informasi terstruktur yang memungkinkan untuk ditarik kesimpulan.
4. Penarikan Kesimpulan (Verification)
Langkah terakhir dari analisi data ini adalah verification atau penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan adalah kegiatan merangkum data atau informasi yang sudah dikumpulkan oleh peneliti yang kemudian menarik poin utamanya agar memperoleh kesimpulan yang benar. Kesimpulan yang ditarik harus didukung oleh bukti-bukti yang kredibel, valid dan konsisten. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah. Kesimpulan juga dapat berupa penemuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Gambar 3.1
Komponen dalam analisis data (interactive model)
20
Sumber : Sugiyono, 2019
Anggela, M.M., Made, N., Karini, O. and Wijaya, S., 2017. Persepsi Dan Motivasi Wisatawan Yang Berkunjung Ke Daya Tarik Wisata Jembong Di Kabupaten Buleleng.
Arikunto, S., 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Asialiantin Putri, G.A.A.F. and Endah Tripalupi, L., 2022. Persepsi Wisatawan Terhadap Objek Wisata Pemandian Air Panas Angseri Kabupaten Tabanan. [online] 10(1), pp.65–71. Available at:
<https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/EKU>.
Darmalaksana, W., 2020. Metode Penelitian Kualitatif.
Hartono, J. (2018). Metode Pengumpulan Dan Teknik Analisis Data. Yogyakarta:
Penerbit ANDI.
Indonesia, P. R. (1990). Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan. Departemen Kehutanan Republik Indonesia: Jakarta.
Indonesia, P. R. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10. Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Departemen Kehutanan Republik Indonesia:
Jakarta.
Pitana, I.G. and Surya Diarta, I.K., 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta:
C.V ANDI OFFSET.
Prayitno, A.A., Winarno, G.D., Rusita, R.R. and Harianto, S.P., 2021. Persepsi Wisatawan Terhadap Objek Daya Tarik Wisata Di Pantai Ketapang, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Journal of Tropical Marine
Science, 4(2), pp.65–72.
https://doi.org/10.33019/jour.trop.mar.sci.v4i2.2313.
Putra Nugraha, I.G., 2017. Kekuatan Dan Kelemahan Objek Wisata Air Terjun Yeh Mampeh Di Desa Les, Kabupaten Buleleng The Strengths And Weaknesses Of Waterfalls Yeh Mampeh Attractions In The Village Of Les, Buleleng Regency. Mallinosata, 2(1), pp.1–16.
Rosita Butarbutar, R., Nyoman Wiratanaya, G., Rachmarwi, W., Ganika, G., Susanty, S., Utami Widyaningsih, I., Nur Bhakti Pertiwi, W., Kurniawan, J., Madjid, R., Setiorini, A., Hasbi, I., Puspita Sari, D., Nugroho, L., Herny Susanti, P. and Niki Suma, N., 2021. PENGANTAR PARIWISATA.
[online] Available at: <www.penerbitwidina.com>.
21
22
Suarnayasa, K. and Haris, I.A., 2017. Persepsi Wisatawan Terhadap Keberadaan Objek Wisata Air Terjun Di Dusun Jembong.
Subadi, Dr.T., 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Sugiyono, Prof.Dr., 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Sugiyono, Prof.Dr., 2019. Metode Penelitian & Pengembangan (Research and Development). Bandung: ALFABETA.
Suwena, I.K. and Ngurah Widyatmaja, I.G., 2017. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Denpasar: Pustaka Larasan.
Wulandari, M., Winarno, G.D., Setiawan, A. and Darmawan, A., 2019. Persepsi Wisatawan Terhadap Objek Daya Tarik Wisata Di Kebun Raya Liwa Kabupaten Lampung Barat. Jurnal Belantara, 2(2), p.84.
https://doi.org/10.29303/jbl.v2i2.94.
Wulandari, R. and Kunci, K., 2022. Persepsi Wisatawan Terhadap Objek Wisata Umbul Ponggok.
Yamti, I., Amaluddin, L.O. and Harudu, L., 2023. Persepsi Wisatawan Terhadap Objek Wisata Air Terjun Lameseu Sebagai Tujuan Wisata.