ASPEK TALC PADA DAYA TARIK WISATA AIR TERJUN GOA RANG RENG DALAM UPAYA PENINGKATAN KUNJUNGAN WISATAWAN
I. PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Dalam menyelenggarakan kepariwisataan harus melibatkan peran Masyarakat, pengusaha dan pemerintah sehingga tercapainya Pariwisata yang berkelanjutan. Dalam pengelolaan pariwisata peran masyarakat sangatlah besar dan perlu diseimbangkan dengan peran pemerintah maupun swasta (Safitri, 2019, 18). Jika Kerjasama antara masyarakat, pemerintah dan pihak swasta terjalin degan baik maka suatu Daya Tarik Wisata akan bisa dikelola dengan sangat baik sehingga menghasilkan Daya Tarik Wisata yang berkualitas baik dari segi pelayanan dan insfrastruktur. Menurut Ismayanti (2010), berdasarkan jenis-jenis objek wisatanya, pariwisata dibagi menjadi beberapa jenis salah satunya adalah Wisata Cagar Alam (Ecotourism). Keunikan wisata alam salah satunya adalah air terjun.
Bali sebagai destinasi wisata terbaik di dunia memiliki banyak sekali wisata alam yang unik dan menarik. Pada setiap kabupaten di Bali masing-masing banyak memiliki Daya Tarik Wisata Alam berupa air terjun. Salah satunya di Kabupaten Gianyar terdapat Daya Tarik Wisata Air Terjun Goa Rang Reng yang terletak di Banjar Gitgit Desa Bakbakan Gianyar. Daya Tarik Wisata Goa Rang Reng adalah sebuah air terjun yang masih tergolong sebagai Daya Tarik Wisata Alam yang relatif kurang dikenal. Namun, potensi keindahan alamnya yang luar biasa serta keberadaan goa di dekatnya menjadikan tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi. Keunikan pada air terjun ini airnya tidak mengucur deras ke bawah layaknya air terjun pada umumnya. Aliran air di sini menyebar melalui undakan bebatuan sehingga lebih landai dan tidak curam. Karena aliran air yang terus menerus inilah yang menyebabkan bebatuan di sekitarnya ditumbuhi lumut hijau, perpaduan warna bebatuan, lumut hijau, serta airnya yang jernih dalam balutan alam asri, membuatnya terlihat unik dan cantik
Sejarah dari Air Terjun Goa Rang Reng inipun sangat menarik untuk diketahui. Dahulu kala seorang Raja dari Kerajaan Bedahulu merasa sedih karena memikirkan rakyatnya di daerah Gianyar Selatan tidak bisa bercocok tanam karena tidak adanya sumber irigasi di daerah mereka. Maka untuk menyelesaikan masalah tersebut Raja memerintahkan Kebo Iwa untuk mencuri aliran Sungai yang ada di Bangli untuk dialirkan ke Selatan. Akan tetapi dengan kecerdikan dan kesaktian Kebo Iwa, beliau hanya meminta secangkir air dari Bangli untuk dibawa pulang. Saat itu juga Kebo Iwa membuat sebuah goa hanya dengan menggunakan tangannya sebagai tempat air tersebut. Goa ini dibuat dalam satu malam. Itu sebabnya jika kita masuk ke dalam goa maka akan terlihat di sekitar dinding dan langit-langit goa tampak seperti bekas jari-jari tangan. Air yang dibawa oleh Kebo Iwa ditaruh di goa tersebut dan jadilah aliran air yang deras menuju daerah Selatan. Sungai ini dinamakan Tukad Cangkir. Sejak saat itulah rakyat di daerah Selatan bisa bercocok tanam karena sudah ada irigasi yang baik. Nama Rang Reng sendiri ini konon berasal dari warna di dalam goa yang berwarna-warni, ada warna keputihan, coklat, hitam, bahkan biru gelap. Oleh karena warga susah untuk menyebutkan Namanya maka disebutlah Rang Reng agar mudah diingat. Di mulut goa terdapat campuhan yaitu pertemuan dua aliran air dari Sungai daerah Bangli dan Gianyar Utara. Campuhan inilah yang merupakan hulu dari Tukad Cangkir. Di campuhan inilah digunakan untuk tempat melukat. Karena lokasi campuhan ini merupakan tempat suci maka pengunjung yang datang
diharuskan menjaga sopan santun, berpakaian yang sopan, dan menjaga perilaku dan perkataan. Bagi wisatawan wanita yang sedang haid, tidak diperbolehkan masuk ke dalam Goa Rang Reng karena untuk menjaga kesucian lokasi ini.
Selain bisa menikmati keindahan alam di Air Terjun Goa Rang juga bisa melakukan atraksi wisata lain seperti jumping, swing maupuan wisata religi yaitu melukat. Jika wisatawan mengambil paket tour tracking yang telah disediakan oleh pengelola maka wisatawan akan diajak menyusuri aliran sungai sampai menemukan green canyon yang sangat indah dan di lokasi inilah wisatawan bisa melakukan atraksi jumping, swing, dan berfoto. Untuk tour tracking ini dibutuhkan waktu kurang lebih 2 jam. Maka dari itu wisatawan yang ingin menikmati keindahan green canyon ini harus memiliki waktu lebih untuk mengunjungi Air Terjun Goa Rang Reng ini.
Walaupun memiliki banyak kelebihan, Air Terjun Goa Rang Reng juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah akses yang kurang mudah. Wisatawan harus berjalan kaki untuk mencapai air terjun ini, sehingga mungkin tidak cocok untuk mereka yang memiliki mobilitas terbatas atau membawa anak kecil. Selain itu, cuaca juga bisa menjadi faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan. Pada musim hujan, curah hujan di daerah ini cukup tinggi, sehingga air terjun bisa menjadi lebih berangin dan tidak begitu jernih. Namun, meskipun ada beberapa kekurangan, Air Terjun Goa Rang Reng tetap selalu ramai pengunjung karena keindahan alamnya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di goa rang reng ditemukan bahwa adanya masalah terkait fasilitas yang belum memadai yaitu tangga untuk menuju ke air terjun goa rang reng sangat licin dan tidak dilengkapi dengan railing.Tangga tersebut juga ukurannya terlalu tinggi sehingga menyulitkan wisatawan untu menaiki tangga tersebut. Sehingga pernah terjadi kasus wisatawan yang mengalami kecelakaan yang mengakibatkan patah tulang pada kaki dan tangan karena tangga yang terlalu licin. Keterbatasan fasilitas tersebut juga menyebabkan evakuasi korban cukup sulit. Kemudian tidak adanya loker sebagai tempat penitipan barang-barang wisatawan yang akan mandi disana dan kurangnya kamar mandi sebagai tempat ganti baju setelah mandi.
Selain itu ditemukan masalah pada pengelolaan yang masih manual, seperti tidak adanya data kunjungan wisatawan yang jelas dan tercatat setiap bulan, karena hanya mengandalakan jumlah tiket yang terjual, sehingga sulit mengidentifikasi jumlah kunjungan wisatawan yang datang perbulan.
Dalam penelitian ini akan membahas beberapa hal yaitu, potensi Daya Tarik Wisata Goa Rang Reng dan perkembangan dari Daerah Tujuan Wisata menggunakan teori TALC. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi daya tarik wisata Air Terjun Goa Rang Reng dan mengklasifikasikan perkembangan daya tarik wisata tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Potensi yang dimiliki Air Terjun Goa Rang Reng?
2. Bagaimana Pengelolaan dari daya tarik wisata Air Terjun Goa Rang Reng?
3. Bagaimana tahapan pengembangan dari daya taruk wisata Air Terjun Goa Rang Reng?
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Selanjutnya, potensi wisata tersebut dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata yang menarik dan unik, seperti tempat wisata yang instagramable atau kegiatan wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan faktor-faktor pendukung seperti keamanan, kebersihan, dan kenyamanan bagi wisatawan.
Menurut Menurut Cooper (2010) mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) komponen yang harus dimiliki oleh sebuah objek wisata, yaitu: attraction, accessibility, amenity dan ancilliary.)
1. Attraction ( Daya Tarik) : Attraction atau atraksi atau daya Tarik merupakan andalan sebuah Obyek wisata dan saling terkait dengan apa yang bisa dilihat dan dilakukan oleh wisatawan pada suatu obyek wisata.
2. Accessibility (Aksesibilitas) : Agar memudahkan para wisatawan mengunjungi ke berbagai object wisata, maka harus dibarengi oleh akomodasi yang memadai diantaranya adalah sarana transportasi. Faktor terkait aksesibilitas seperti tanda petunjuk arah, lokasi bandara, lokasi terminal, berapa waktu yang ditempuh, berapa biaya berwisata, dan tentang transportasi menuju lokasi wisata juga tidak kalah penting (Sunaryo, 2013).
3. Amenity (Fasilitas) : Sugiama (2011) menjabarkan bahwa fasilitas adalah segala macam sarana dan prasarana pendukung selama pelaku wisata berada di suatu object wisata.
Sarana dan prasarana tersebut meliputi penyediaan akomodasi, kebutuhan makan dan minum, memiliki area untuk mengadakan pertunjukan, memiliki tempat hiburan dan juga tempat belanja. Adapun prasarananya adalah seperti persediaan air bersih, adanya listrik, tempat sampah, halte, stasiun kereta, bandara, pelabuhan, teknologi komunikasi dan lainnya.
4. Ancillary (lelmbaga pendukung) : melmiliki pelranan yang pelnting dalam pelngelmbangan selbulah daya tarik wisata, karelna tanpa lelmbaga pelndulkulng daya tarik wisata akan sullit ulntulk belrkelmbang. Sellain itul lelmbaga pelndulkulng belrfulngsi selbagai salah satul motivator selkaliguls promotor bagi selbulah daya tarik wisata yang akan dikelmbangkan.
2. Konsep Potensi Wisata
Potensi wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut.
Potensi wisata dapat dibagi menjadi tiga macam: potensi wisata alam, potensi wisata kebudayaan, dan potensi wisata buatan manusia. Berikut adalah beberapa contoh potensi wisata berdasarkan sumber yang ada:
1. Potensi Wisata Alam:
Potensi wisata alam mengacu pada sumber daya alam yang memiliki keunikan dan menarik perhatian wisatawan. Potensi wisata alam yang dimiliki dapat menarik minat masyarakat dan bisa menghasilkan pendapatan daerah. Namun, untuk menjadi komoditas utama, potensi wisata alam harus menjadi tempat utama yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan pemerintah daerah. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam potensi wisata alam meliputi daya tarik, aksesibilitas, fasilitas pendukung, dan organisasi pendukung. Yang termasuk ke dalam Potensi wisata alam yaitu : gunung, pegunungan, pantai, Hutan, sungai, dan laut.
2. Potensi Wisata Kebudayaan:
Potensi wisata kebudayaan merujuk pada segala hasil cipta, rasa, dan karsa manusia, baik berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian, maupun peninggalan sejarah seperti bangunan bersejarah atau monument. Potensi wisata kebudayaan merupakan salah satu daya tarik pariwisata yang kuat, karena memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk mengalami, memahami, dan menghargai karakter dari destinasi, kekayaan, dan keragaman budayanya.
Beberapa contoh potensi wisata kebudayaan meliputi Adat istiadat, kerajinan tangan, dan kesenian, peninggalan sejarah, bangunan, dan monumen, serta wisata kuliner yang merupakan atraksi budaya yang menarik bagi wisatawan. Potensi wisata kebudayaan juga dapat menjadi sumber daya potensial yang mampu menarik wisatawan, sehingga pengembangan dan pelestariannya menjadi penting dalam industri pariwisata.
3. Potensi Wisata Buatan Manusia:
Potensi wisata buatan manusia merujuk pada destinasi wisata yang sengaja dibuat oleh manusia, seperti taman bermain, taman budaya, dan fasilitas umum lainnya yang memiliki tema tertentu. Destinasi wisata buatan manusia ini sering kali didesain untuk menyatu dengan wisata alam guna meningkatkan daya tarik bagi pengunjung. Contoh-contoh wisata buatan manusia meliputi taman hiburan, museum, taman bermain, dan fasilitas rekreasi lainnya yang menawarkan berbagai wahana dan atraksi wisata yang dapat dinikmati oleh pengunjung dari berbagai kalangan. Destinasi wisata buatan manusia ini juga dapat menjadi pilihan alternatif yang menarik bagi wisatawan yang ingin menciptakan memori indah bersama teman maupun keluarga.
3. Konsep Pengelolaan Daya Tarik Wisata
Konsep pengelolaan daya tarik wisata melibatkan upaya untuk mengelola dan memanfaatkan daya tarik wisata secara optimal guna meningkatkan kepuasan wisatawan dan mendukung pertumbuhan sektor pariwisata. Pengelolaan daya tarik wisata meliputi berbagai aspek, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan yang dilakukan untuk memanfaatkan daya tarik tersebut. Menurut Ismayanti (2010), daya tarik merupakan fokus utama dari industri pariwisata, dan pengelolaan daya tarik wisata melibatkan aktivitas yang sistematis untuk mencapai tujuan. Pengelolaan daya tarik wisata juga mencakup penentuan tujuan, pengembangan kebijakan, program,
sistem, dan prosedur guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks pengelolaan daya tarik wisata alam, penelitian oleh Ahmad Mardalis menunjukkan bahwa pengelolaan daya tarik wisata alam berdasarkan kepuasan dan keinginan wisatawan merupakan hal yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan terhadap daya tarik wisata alam dan mengkategorikan daya tarik mana yang perlu dipertahankan, ditingkatkan, dan bahkan dikurangi untuk mendapatkan efisiensi. Dengan demikian, konsep pengelolaan daya tarik wisata melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan evaluasi kegiatan yang dilakukan untuk memanfaatkan daya tarik wisata secara optimal, sehingga dapat meningkatkan kepuasan wisatawan dan mendukung pertumbuhan sektor pariwisata.
4. Konsep Teori TALC
Teori Tourism Area Life Cycle (TALC) adalah teori siklus hidup pariwisata yang dikemukakan oleh Butler pada tahun 1980. Teori ini menggambarkan tahapan-tahapan yang dialami oleh suatu destinasi wisata dalam mengembangkan dan memanfaatkan daya tarik wisata yang dimilikinyaTerdapat tujuh tahapan dalam siklus hidup pariwisata menurut TALC, yaitu:
1. Tahap eksplorasi (Exploration): tahap awal di mana destinasi wisata belum dikenal dan belum banyak dikunjungi wisatawan.
2. Tahap pelibatan (Involvement): tahap di mana destinasi wisata mulai dikenal dan dikunjungi oleh wisatawan, namun masih dalam skala kecil.
3. Tahap pengembangan (Development): tahap di mana destinasi wisata mulai berkembang dan menarik perhatian wisatawan dalam skala yang lebih besar.
4. Tahap konsolidasi (Consolidation): tahap di mana destinasi wisata sudah berkembang dan menjadi populer, sehingga mulai menarik perhatian investor dan pengembang.
5. Tahap stagnasi (Stagnation): tahap di mana destinasi wisata mulai mengalami penurunan minat wisatawan karena kurangnya inovasi dan pengembangan.
6. Tahap pembaruan (Rejuvenation): tahap di mana destinasi wisata melakukan pembaruan dan inovasi untuk kembali menarik minat wisatawan.
7. Tahap penurunan (Decline): tahap di mana destinasi wisata mengalami penurunan yang signifikan dan tidak lagi menarik minat wisatawan.
Dalam konsep TALC, faktor-faktor seperti jumlah kunjungan wisatawan, atraksi, amenitas, aksesibilitas, peran pemerintah, dan masyarakat lokal merupakan faktor yang mempengaruhi posisi suatu destinasi wisata pada tahapan siklus hidup pariwisata. Dengan memahami konsep TALC, pengelola pariwisata dapat mengembangkan strategi yang tepat untuk memanfaatkan daya tarik wisata yang dimiliki dan meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata secara berkelanjutan.
III. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Metode kualitatif adalah metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan kajian Pustaka.
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Observasi dilakukan dengan datang langsung ke daya tarik wisata Air Terjun Goa Rang Reng untuk mecari data. Observasi dilakukan secara pasif yaitu peneliti hanya datang ke daya tarik wisata tanpa terlibat dalam kegiatan yang ada di daya tarik wisata Air Terjun Goa Rang Reng.
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertenrtu. Wawancara dilakukan dengan teknik tidak berstruktur yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Dalam wawancara ini peneliti mewawancarai pengelola yang bernama Bapak Made Jawi dan guide local yang disediakan di daya tarik wisata yang bernama Adi Wiguna.
Selanjutnya Teknik pengumpulan data dengan cara kajian Pustaka. Kajian pustaka adalah kumpulan teori yang didapatkan dari berbagai macam sumber yang akan digunakan sebagai bahan rujukan dalam melakukan kegiatan penelitian atau membuat karya tulis ilmiah. Peneliti mengabungkan jurnal dan karya ilmiah untuk menemukan teori dan gagasan yang tepat dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang diangkat.
IV. PEMBAHASAN
Air Terjun Goa Rang Reng di Gianyar, Bali, menawarkan beberapa potensi wisata yang dimiliki, antara lain:
1. Keindahan Alam:
Air terjun Goa Rang Reng menawarkan pemandangan alam yang spektakuler.
Keunikan pada air terjun ini airnya tidak mengucur deras ke bawah layaknya air terjun pada umumnya. Aliran air di sini menyebar melalui undakan bebatuan sehingga lebih landai dan tidak curam. Vegetasi hijau di sekitar air terjun dan sepanjang jalan menuju air terjun sangat indah dan asri.
2. Aktivitas Fotografi:
Air terjun Goa Rang Reng menjadi objek favorit bagi para fotografer karena keindahan alamnya yang menakjubkan. Lokasi ini dapat menjadi tempat yang ideal untuk mengabadikan momen-momen indah.
3. Petualangan:
Air terjun Goa Rang Reng menawarkan kesempatan untuk berbagai aktivitas petualangan seperti trekking melewati aliran sungai dan melihat keindahan green canyon , atau bahkan kegiatan air seperti berenang.
4. Nilai Budaya dan Spiritual:
Di Air terjun Goa Rang Reng terdapat campuhan yang dipergunakan untuk melukat.
Karena lokasi campuhan ini merupakan tempat suci maka pengunjung yang datang diharuskan menjaga sopan santun, berpakaian yang sopan, dan menjaga perilaku
dan perkataan. Bagi wisatawan wanita yang sedang haid, tidak diperbolehkan masuk ke dalam Goa Rang Reng karena untuk menjaga kesucian lokasi ini.
Pengelolaan daya tarik wisata air terjun Goa Rang Reng melibatkan desa adat khususnya masyarakat lokal untuk mengembangan sumber daya tarik wisata untuk memenuhi kebutuhan dan harapan wisatawan. Dalam konteks ini, daya tarik wisata dapat berupa alam, yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan
Berikut adalah beberapa aspek penting dalam pengelolaan daya tarik wisata:
1. Mengidentifikasi daya Tarik : Air terjun Goa Rang Reng ini merupakan daya tarik wisata alam karena memiliki keindahan alam yang sangat indah dan asri. Vegetasi hijau yang dan suara gemericik air dapat menciptakan pengalaman yang menenangkan dan memukau.
2. Mengembangkan infrastruktur: Dalam hal ini infrastruktur yang mendukung daya tarik wisata air terjun Goa Rang Reng sudah cukup memadai. Namun masih perlu adanya perbaikan dan penambahan fasilitas yang memadai, contohnya perlu adanya penambahan railing pada tangga dan juga perlu adanya loker sebagai tempat barang atau pakaian wisatawan.
3. Mengatur kebersihan : kebersihan di daya tarik wisata air terjun Goa Rang Reng sangat terjaga karena sudah ada petugas yang membersihkan areal air terjun Goa Rang Reng.
4. Mengembangkan promosi dan pemasaran: Strategi promosi dan pemasaran pada daya Tarik wisata Goa Rang Reng dilakukan melalui media social yang dikelola langsung oleh pengelolanya.
5. Melibatkan masyarakat lokal: Pengelolaan daya tarik wisata air terjun Goa Rang Reng dikelola oleh masyarakat lokal. Tidak ada campur tangan dari pemerintah daerah dalam pengelolaannya. Setiap bulan uang dari penjualan tiket disetor sebesar Rp. 750.000 ke BUMDES dan sisanya ditabung ke Bank BPD. Uang yang ditabung inilah yang dipergunakan untuk membayar gaji petugas dan guide disana.
6. Mengelola sumber daya manusia: Dengan adanya daya tarik wisata air terjun Goa Rang Reng ini sangat membantu perekonomian Masyarakat sekitar. Ada 8 guide lokal yang dipekerjakan disana untuk memandu wisatawan. Mereka sudah memiliki bahasa aisng yang cukup bagus, sehingga komunikasi dengan wisatawan bisa berjalan lancar.
7. Mengatur perencanaan dan pengambilan keputusan: Perencanaan dan pengambilan keputusan dilakukan oleh desa adat. Setiap pengambilan keputusan dilakukan melalui sangkep (rapat desa).
Pengelolaan daya tarik wisata yang baik berorientasi pada peningkatan kualitas sosial dan daya tarik wisata serta meningkatkan kepuasan wisatawan. Dalam konteks pengelolaan daya tarik wisata, penting untuk melibatkan pemangku wisata, masyarakat lokal, dan para profesional dalam bidang pengembangan daya tarik wisata
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan 4 A yang ada di Daerah Tujuan Wisata Air Terjun Goa Rang Reng dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Attraction : Daya Tarik dari Air Terjun Goa Rang Reng adalah pada bagian atas air terjun ini merupakan hulu sungai yang terdapat sebuah goa yang dinamakan Goa Rang Reng.Keunikan lainnya yang dimiliki oleh Air Terjun Goa Rang Reng ini adalah airnya yang tidak mengucur deras ke bawah seperti air terjun pada umumnya. Aliran air di sini menyebar melalui undakan bebatuan sehingga lebih landai dan tidak curam.
2. Accessibility : Sarana tranportasi untuk menuju wisata Air Terjun Goa Rang Reng sangat mudah dicari, wisatawan dapat menggunakan kendaraan beroda 2 atau kendaraan beroda 4. Tanda petunjuk arah untuk mencapai Wisata Air Terjun Goa Rang Reng tersebut sangat mudah dicari karena berada tepat di pinggir jalan desa dan bersebelahan dengan Sekolah Dasar dan Pura Bale Agung Desa Bakbakan. Selain itu terdapat banner besar dipinggir jalan sehingga wisatawan yang kebetulan melintas akan sangat mudah untuk melihatnya. Dari Denpasar jarak yang ditempuh wisatawan untuk mencapainya hanya dengan 1 jam perjalanan dengan jarak tempuh kurang lebih 31 km. Wisatawan dimudahkan mencapai lokasi dapat menggunakan google map.
3. Amenity : Fasilitas yang terdapat di Air Terjun Goa Rang Reng meliputi lahan parkir yang luas dan ada beberapa warung yang menjual makanan dan minuman bagi pra pengunjung. Disamping itu terdapat villa yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Air Terjun Goa Rang Reng.
4. Ancillary : Dalam pengembangannya wisata Air Terjun Goa Rang reng dikelola oleh pihak Desa Adat Bakbakan, dengan menggunakan tiket masuk sebesar Rp. 20.000 untuk 1 orang wisatawan. Jika wisatawan ingin mengambil paket tour (tour tracking, jumping dan swing) maka wisatawan membayar tiket sebesar Rp. 150.000 untuk 1 orang wisatawan.
Berdasarkan dari teori analisis komponen 4A pada daya tarik wisata Air Terjun Goa Rang Reng perlu digunakan analisis untuk memastikan arah perkembangan destinasi dengan tujuan untuk mengambil keputusan untuk pengembangan destinasi secara strategis. Adapun teori yang digunakan dalam menganalisis perkembangan suatu kawasan daya tarik wisata dengan menggunakan teori TALC.
Dari pengertian ketujuh tahapan TALC tersebut diatas, berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan maka daya tarik wisata Air Terjun Goa Rang Reng bisa digambarkan melalui tabel berikut :
N O
Tahapan Ciri-Ciri Sesuai Tidak
Sesuai 1 Exploration a. Potensi wisata baru ditemukan oleh
wisatawan, masyarakat lokal, dan pemerintah
b. Lokasinya sulit dicapai namun kunjungan wisatawan mulai terjadi
√
dalam jumlah kecil.
c. Komunitas lokal merangkul
komunitas lokal dalam menyediakan fasilitas untuk wisatawan
√
√
2 Involvement a. Pemerintah dan masyarakat lokal sudah mulai melakukan sosialisasi atau periklanan dalam skala
terbatas, misalnya pada musim atau bulan atau hari-hari tertentu, seperti pada liburan sekolah, terjadi
kunjungan wisatawan dalam jumlah besar.
b. Masyarakat lokal mulai mengambil inisiatif dengan menyediakan berbagai pelayanan jasa untuk para wisatawan yang menunjukkan tanda-tanda peningkatan dalam beberapa periode.
c. Pemerintah lokal mengambil inisiatif untuk membangun infrastruktur pariwisata, namun masih dalam skala dan jumlah yang terbatas.
√
√
√
3 Development a. Jumlah kunjungan wisatawan meningkat secara signifikan.
b. Berkembangnya fasilitas yang lebih memadai, penyedia jasa pelayanan wisatawan asing dan atraksi wisata buatan.
c. Infrastruktur pariwisata mulai dikembangkan.
√
√
√
4 Onsolidation a. Jumlah kunjungan wistawan masih tinggi meski tidak signifikan.
b. Destinasi wisata mulai menarik perhatian investor dan pengembang
√
√
c. Peningkatan standar pelayanan dan
fasilitas wisata. √
5 Stagnation a. Puncak tertinggi jumlah kunjungan wisatawan.
b. Atraksi wisata buatan mendominasi sehingga berdampak pada perubahan citra awal wisata.
c. Kapasitas berbagai faktor sudah terlampaui di atas daya dukung sehingga menimbulkan masalah ekonomi, sosial dan lingkungan
√
√
√
6 Rejuvenation a. Fasilitas wisata mulai alih fungsi dari fungsi awalnya.
b. Wisatawan mulai marasakan bosan dengan atraksi wisata yang ada.
c. Fasilitas wisata alih fungsi untuk kegiatan non-wisata.
d.Destinasi wisata berkembang menjadi destinasi kelas rendah (a tourism slum) atau secara total kehilangan diri sebagai destinasi wisata.
√
√
√
√
7 Decline a. Muncul inovasi baru di area wisata.
b. Penataan ulang area wisata dan memberikan nuansa baru.
√
√ Tabel 1. Tahapan dan Ciri-ciri Dari TALC
Dari uraian table diatas daya tarik wisata Air Terjun Goa Rang Reng berada dalam tahapan Development. Dalam tahapan Development wisatawan yang datang ke Air Terjun Goa Rang Reng terus mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari jumlah penjualan tiket yang terjual setiap hari terus mengalami peningkatan. Wiasatawan yang datang paling banyak dari negara Jerman, Belanda dan Prancis. Banyak wisatawan yang datang dengan guide sendiri dan ada juga yang datang secara mandiri menggunakan motor. Dengan adanya peningkatan kunjungan wisatawan maka mayarakat setempat mulai mendapatkan manfaat ekonominya. Air Terju Goa Rang Reng ini dikelola langsung oleh masyarakat setempat. Ada satu orang penjaga tiket dan delapan orang guide lokal yang bekerja tiap harinya di Air Terjun Goa Rang Reng yang kerjanya secara bergantian. Infrastruktur pada Air Terjun Goa Rang Reng sudah semakin berkembang. Tangga yang dulu masih tanah sekarang sudah disemen dan ditata dengan rapi.
Sudah ada spot foto yang unik dan menarik yaitu salah satunya adanya ukiran di dinding tebing
sepanjang tangga menuju Air Terjun Goa Rang Reng yang bisa digunakan sebagai spot foto yang menarik.
V. KESIMPULAN
Pengelolaaan Air Terjun Goa Rang Reng belum maksimal. Perlu adanya perubahan pola pengembangan daya tarik wisata yaitu pola pengembangan dari bawah ke
atas/bottom-up (pengunjung/ pengelola ke pemerintah). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa daya tarik wisata Air Terjun Goa Rang Reng maka
pengembangangan yang diprioritaskan adalah sarana dan prasana dan pengembangan dalam pengelolaannya. Beberapa saran yang dapat diusulkan antara lain:
1. Prioritas pengembangan yang utama dilakukan pada pembangunan sarana prasarana yang ada di Air Terjun Goa Rang Reng yaitu seperti perbaikan tangganya agar tidak licin, penambahan railing pada tangga untuk memudahkan wisatawan untuk menuruni dan menaiki tangga, perlu adanya loker untuk tempat pakaian dan barang-barang wisatawan, dan yang terakhir perlu ditambahkan lagi kamar mandi dan kamar bilas, dan yang terakhir perlu ada gazebo untuk tempat wisatawan melepas lelah.
2. Perlu adanya kerjasama antara Desa Adat dan Pemda Gianyar untuk bisa mengembangkan potensi wisata yang ada di daya tarik wisata Air Terjun Goa Rang Reng, agar dapat memberikan pemasukan yang lebih besar lagi ke Desa Adat dan pengelolaanya lebih tertata lagi. Dengan adanya kerjasama ini juga bisa membantu untuk mempromosikan daya tarik wisata Air Terjun Goa Rang Reng agar lebih dikenal lagi oleh wisatawan luar negeri maupun wisatawan lokal.