• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi. Program Studi Muamalah Jurusan Syari‟ah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Pembimbing (I) Agung Eko Purwana, SE, MSI., (II) Ika Susilawati, SE, M.M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Skripsi. Program Studi Muamalah Jurusan Syari‟ah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Pembimbing (I) Agung Eko Purwana, SE, MSI., (II) Ika Susilawati, SE, M.M."

Copied!
72
0
0

Teks penuh

Bagaimana gambaran hukum Islam terhadap praktek jual beli benih ikan lele di Desa Nologaten Kec. Bagaimana ulasan hukum Islam terhadap unsur gharar dalam praktek jual beli benih ikan lele di desa Nologaten Kec. Menjelaskan pandangan hukum Islam terhadap unsur gharar dalam praktek jual beli benih ikan lele di Desa Nologaten Kec.

10 Rofiq Ahsa ni, “Ulasan Konsep Penyambutan Praktek Salg dan Beli Benih Ayam Pedaging di Mlilir Madiun,” (Afhandling, STAIN, Ponorogo, 1999).

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti akan mewawancarai informan yaitu orang-orang yang terlibat langsung dalam jual beli benih ikan lele (penjual dan pembeli benih ikan lele). Observasi, yaitu pengumpulan secara sistematis gejala-gejala yang muncul pada subjek penelitian. Reduksi data merupakan proses menyederhanakan data, memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian, data yang dipilih sesuai dengan konsep jual beli benih ikan lele di desa Nologaten, sehingga dapat dianalisis dengan mudah.

Proses ini dapat dilakukan dengan membuat tabel data terkait praktik jual beli benih ikan lele di Desa Nologaten.

Sistematika Pembahasan

Dan tentunya juga akan dibahas mengenai praktek jual beli benih ikan lele dengan sistem pengukuran yang meliputi subjek, objek dan kontrak. Bab keempat adalah analisis mengenai praktek jual beli benih ikan lele di desa Nologaten kecamatan Ponorogo kabupaten Ponorogo berdasarkan syariat Islam. Tujuan penulisan bab ini adalah untuk menjelaskan sah atau tidaknya akad jual beli benih ikan lele, yang meliputi terpenuhinya syarat-syarat dan rukunnya, serta menganalisis unsur-unsur gharar yang terjadi dalam jual beli. .

Bab kelima merupakan penutup dari keseluruhan rangkaian pembahasan skripsi bab ini, yang memuat kesimpulan sebagai tanggapan terhadap rumusan masalah yang diangkat, serta saran penulis.

Pengertian Jual Beli

Menurut pengertian yang lain, yang dimaksud dengan jual beli adalah pertukaran antar harta atas persetujuan bersama atau pengalihan harta sebagai pertukaran yang dapat dipertanggungjawabkan (yaitu berupa alat tukar yang sah) dengan imbalan suatu barang secara sukarela. dasar. Jual beli dalam istilah fiqih disebut dengan al-bay' yang berarti menjual sesuatu, mempertimbangkannya dan menukarkannya dengan sesuatu yang lain. Sedangkan jual beli menurut fiqh adalah pertukaran harta atas dasar kesediaan bersama untuk saling mengalihkan harta sebagai pertukaran yang dapat dibenarkan.

Dengan demikian, pengertian jual beli secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai pertukaran barang, jasa atau manfaat dengan orang lain sebagai imbalan yang dilakukan dengan sukarela dan sukarela dengan cara yang benar menurut hukum.

Dasar Hukum Jual Beli

Rela-sama-relax biasanya dilakukan dengan ijab kabul dan qabu>l atau penyerahan antara dua pihak (penjual dan pembeli).

Rukun dan Syarat Jual Beli 1. Rukun Jual Beli

Jual beli dikatakan sah di sisi syariah jika terdapat rukun dan syarat yang harus dipenuhi dalam jual beli. Agar jual beli dapat dilakukan secara sah dan mempunyai kesan yang tepat, beberapa syarat harus dipenuhi terlebih dahulu. Penjual mesti boleh bertindak secara sah, mesti ada perdamaian antara ijab dan kabul dan berlaku dalam komposisi kontrak.

Syarat umum jual beli itu tidak mengandung satu pun dari enam unsur yang merugikannya, yaitu: ja ha la h (ketidakpastian), ikr a h (paksaan). Syarat luzumnya adalah tidak adanya hak khiyar yang memberikan pilihan kepada salah satu pihak yang menyebabkan batalnya akad jual beli. Penjual dan pembeli harus muma yyiz, keduanya adalah pemilik barang atau dijadikan wakil dan keduanya adalah sukarelawan, penjual harus sadar dan matang. 2) Syarat-syarat akad jual beli (sighha>t).

32 Ulama Syafi'iyah mengharuskannya berkaitan dengan orang jual beli (`aqid), akad jual beli (sigha>t), barang jual beli (ma'qu>d 'alayh). 1) Syarat penjual („a qid) mestilah dewasa atau sedar, tidak dipaksa atau tanpa hak dan Islam, dan pembeli bukan musuh. 2) Syarat akad jual beli (sigha>t). 2) Syarat akad jual beli (sigha>t) hendaklah berada di tempat yang sama, tidak terpisah dan tidak terikat dengan apa-apa.

Jadi tak rugi jual beli dari orang gila, orang mabuk dan anak kecil yang tak boleh beza. 45. Yang dimaksudkan dengan sigah ialah perkataan ija>b qabu>l yang diucapkan antara kedua belah pihak (penjual dan pembeli) dalam urusan jual beli.

Macam-macam Jual Beli

Gharar dalam Jual Beli

Sedangkan menurut Al-Musyarif, gharar ar adalah al-mukha tharahah (taruhan) dan al-jahalah (ketidakpastian), serta jual beli dalam keadaan bahaya, yang tidak diketahui harga, barang, keamanannya dan kapan memperolehnya. . itu termasuk dalam kategori perjudian. Artinya: Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam melarang jual beli al-ha shah dan jual beli al-ghar a r. Jual beli mula>masah adalah jual beli yang berupa seseorang berkata kepada temannya, “Pakaian apa yang akan dipakai.

Adapun jual beli, muna>badhah berlaku dengan pernyataan: "Ambil batu ini dan lemparkan ke dalam pakaian. Jual beli habal al-habalah ialah jual beli hasil produksi yang masih belum jelas termasuk jual beli yang popular pada zaman Jahiliyyah Hikmah melarang jual beli gharar adalah kerana ia kelihatan seperti pertaruhan dan menimbulkan sikap bermusuhan dalam diri orang yang terkilan, yang boleh menyebabkan kerugian besar kepada pihak lain.

Oleh karena itu jelas bahwa hikmah larangan jual beli tanpa kepastian yang jelas mengandung maksud untuk melindungi harta benda dari kerugian dan menghilangkan permusuhan yang timbul pada masyarakat akibat jual beli tersebut. Dengan demikian, kontrak penjualan dilakukan tanpa menyebutkan jumlah yang akan dijual (berapa ton atau kwintal), meskipun harganya sudah ditentukan. Jual beli barang yang belum ada (ma'du>m), seperti jual beli habal al-habalah, yaitu penjualan buah-buahan dalam transaksi tahun jamak.

Di antara yang masih menjadi perdebatan adalah penjualan barang sebelum ada di tangan atau jual beli salam. Jual beli salam yaitu jual beli dengan menjelaskan sifat-sifat atau sifat-sifat yang menjadi tanggung jawab penjual dengan imbalan (harga) yang diberikan (dibayar) secara tunai.

Keadaan Umum Desa Nologaten 1. Keadaan Geografis

Karena Indonesia beriklim tropis, Desa Nologaten terdiri dari dua musim, yaitu musim hujan pada pertengahan November hingga Mei dan musim kemarau pada bulan Juni hingga Oktober. Berdasarkan data terakhir tahun 2013, Desa Nologaten merupakan desa yang padat penduduknya mencapai 4.890 jiwa dengan jumlah 1.439 KK. Pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil (ShPN) dan pekerja swasta masih mendominasi penghidupan warga Desa Nologaten.

Hal ini terbukti dengan masih banyak peminat Desa Nologaten yang ingin bekerja sebagai pegawai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini diperoleh dari dokumen Desa tahun 2013, dan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Dari tabel diatas terlihat banyak warga Desa Nologaten yang hanya tamat SMA, hal ini disebabkan kurangnya dana untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan kehidupan yang hanya pas-pasan.

Mereka sentiasa taat dalam mengamalkan agama iaitu dengan mengadakan pengajian umum pada hari-hari besar keagamaan.

Tabel II
Tabel II

Praktek Jual Beli Bibit Lele di Desa Nologaten

Warga Nologates memilih jual beli benih ikan lele, selain modalnya sedikit, perawatannya juga mudah dan menguntungkan. Setelah jual beli benih lele selesai, apabila terjadi kerugian ditanggung pembeli. Subjek jual beli dalam jual beli benih ikan lele di desa adalah penjual dan pembeli yang sebagian besar merupakan pengumpul benih untuk kemudian dijual kembali.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan pada jual beli bibit ikan lele di Desa Nologaten, penulis mencatat bahwa penjual dan pembeli sudah memenuhi syarat-syarat yang dianjurkan dalam syariat Islam. Dalam jual beli benih ikan lele, pembeli telah mempertimbangkan sebelum melakukan transaksi jual beli benih ikan lele. Dalam praktek jual beli benih ikan lele di Desa Nologaten, jual beli tersebut dilakukan atas kemauan masing-masing pihak tanpa ada unsur paksaan.

Ija>b dan qabu>l dalam jual beli benih ikan lele di desa Nologaten dilakukan dengan cara pembeli datang langsung ke tempat penjualan benih ikan lele, dengan penjual dan pembeli („aqidayn) berdiri saling berhadapan. sebuah majelis untuk membuat suatu kontrak. Penulis berpendapat bahwa dalam menentukan patokan jual beli benih ikan lele di desa Nologaten terdapat unsur ghara r ar yang dilakukan dan sudah menjadi adat istiadat masyarakat dalam jual beli benih ikan lele. Dalam praktek jual beli bibit lele, harga ditentukan sesuai dengan ukuran bibit lele, karena harga bibit lele bervariasi sesuai dengan ukurannya.

Menggunakan sistem ukur merupakan praktek jual beli benih ikan lele yang sering dilakukan oleh para penjual benih ikan lele di Desa Nologaten. Sistem pengukuran ini diterapkan karena lebih mudah dan sudah menjadi kebiasaan para penjual benih ikan lele di Desa Nologaten.

ال ف لعما لش ط لشم ك

Namun penulis berpendapat hal tersebut sebaiknya segera dihindari karena jelas masih terdapat unsur ketidakpastian (ghara r a r) dalam penghitungan benih ikan lele di Desa Nologaten. Tergantung dari harga yang digunakan saat jual beli benih ikan lele, terdapat perbedaan antara ukuran kecil dan besar. Ukuran 7-8 cm atau 8-9 cm termasuk langka atau bahkan langka, karena bibit ikan lele juga dijual berdasarkan pesanan pembeli atau pengepul.

Kepada pembeli yang ingin membeli bibit ikan lele, dalam persetujuannya penjual bibit ikan lele memberitahukan harga bibit ikan lele dari yang berukuran 1-1 cm hingga yang paling besar berukuran 8-9 cm. Jika berjualan dengan sistem takaran disini, akan ada resiko baik bagi penjual maupun pembeli jika benih lele sudah mati dan penghitungannya tidak tepat, bahkan perhitungan benih lele hampir setiap pengukurannya berbeda-beda. Walaupun telah diketahui, namun dalam jual beli dalam Islam harus saling mengalah agar tidak terjadi perselisihan di antara mereka di kemudian hari.79 Dalam hadits Rasulullah SAW disebutkan:

Kesimpulan

Dalam praktek jual beli di Desa Nologaten, akad-akad yang dilakukan dalam jual beli telah memenuhi syarat-syarat syariat Islam. Praktek jual beli benih ikan lele di Desa Nologaten Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo telah mengandung unsur ketidakpastian atau gharar dalam permasalahan penerapan pengukuran dalam jual beli. Dengan diterapkannya sistem pengukuran ini, maka terdapat tiga bentuk dari empat klasifikasi mengenai gharar, yaitu gharar pada kualitas, gharar pada kuantitas, dan gharar pada harga.

Saran

Gambar

Tabel II
Tabel III
Table IV

Referensi

Dokumen terkait

Jual beli PKL ditempat yang dilarang oleh pemerintah maka itu adalah tidak boleh, namun jual beli tetap hukumnya boleh selagi jual beli itu sesuai dengan rukun dan syaratnya seperti