Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap kemampuan intelektual siswa kelas VI A MIN 5 Bandar Lampung. Hal ini terlihat dari persentase keuntungannya yaitu sangat tinggi yaitu 36%. , tinggi 28%, sedang 24%, rendah 0,12% dan sangat rendah dengan persentase 0%. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap kemampuan intelektual siswa kelas VI A MIN 5 Bandar Lampung. Terima kasih atas segala yang telah engkau berikan sejujurnya kepada saya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.
Pada tahun 2016, penulis resmi menjadi mahasiswa di UIN Raden Intan Lampung yang saat itu masih bernama IAIN Raden Intan Lampung, di Fakultas Keguruan Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Guru di Madresah Ibtidaiyah. Pada tahun 2019, peneliti melaksanakan pembelajaran kerja nyata (KKN) di desa Mulyo Sari, Lampung Selatan, kemudian dilanjutkan dengan PPL di MIN 5 Bandar Lampung. Selama menempuh pendidikan di UIN Raden Intan Lampung, para sarjana menemukan banyak pengalaman dan hal-hal baru yang menambah ilmu pengetahuannya.
Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat akademik, untuk menyelesaikan studi sarjana (S1) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang studi kependidikan. 5. Bapak Yudesta Erfayliana, M.Pd, selaku pimpinan II dalam penulisan skripsi ini, dengan segala komitmennya telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk memberikan petunjuk, sumbangan dan motivasi yang membangun dalam skripsi ini dengan penuh kesabaran dalam memberikan dukungan. , data serta petunjuk berkelanjutan untuk penyelesaian skripsi ini. 9. Pimpinan, pendidik, pegawai dan siswa MIN 5 Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
11. Kelompok Pengabdian Masyarakat Mulyo Sari dan PPL MIN 5 Bandar Lampung, serta seluruh rombongan teman-teman pelatihan guru Madrasah Ibtidaiyah tahun 2016 yang telah memberikan bantuan, dukungan dan kerjasama selama ini.
Latar Belakang Masalah
Guru sebagai pengawas utama proses pembelajaran diharapkan mampu menciptakan iklim belajar yang kondusif dan berusaha memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian kursus didasarkan pada jenis tindakan wacana yang dilakukan guru selama proses pembelajaran. PBL dapat memfokuskan siswa pada proses pembelajaran dan mengaktifkan siswa untuk menemukan kembali konsep, berpikir, mengabstraksi, memformalkan, memecahkan masalah, mengkomunikasikan dan menerapkan.
Siswa mendapat kesempatan untuk menemukan permasalahan yang ada disekitarnya, yang dapat dijadikan permasalahan dalam proses pembelajaran. Wawancara dan observasi langsung selama proses pembelajaran dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi tentang penggunaan metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pengajaran. Observasi yang dilakukan peneliti memperoleh informasi bahwa guru dalam mengajar belum menerapkan proses pembelajaran baru dan masih menggunakan metode tanya jawab dan tugas.
Peneliti mewawancarai guru kelas VI.A, Ny. Hikmah yang mengatakan proses pengajaran di kelas masih menggunakan metode ceramah dan pembelajaran. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran, kurangnya kemampuan dan motivasi dalam mengungkapkan pikiran membuat siswa cenderung diam ketika dimintai pendapatnya, dan kurangnya kemampuan mengungkapkan pikiran mengakibatkan siswa terkadang bosan dan tidak memperhatikan pembelajaran. .
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sebagai bahan refleksi dalam menentukan metode pengajaran yang mendukung pengajaran demokratis di kalangan siswa VI. kelas dan meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan intelektual siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru serta kemampuan berbicara di depan umum c. Pendidik. Meningkatnya kesadaran bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi metode atau model pengajaran yang cocok untuk meningkatkan kemampuan intelektual siswa dan saling menghargai keberagaman memotivasi para pendidik untuk menggunakan metode pembelajaran aktif.
LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI
Kerangka Teoritis
- Problem Based Learning (PBL)
- Kemampuan Intelektual
Dari berbagai uraian mengenai pengertian Problem Based Learning dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada permasalahan dunia nyata untuk memulai pembelajaran dan merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Model pembelajaran berbasis masalah ditandai dengan pemanfaatan masalah nyata sebagai sesuatu yang dipelajari siswa. Dengan model pembelajaran berbasis masalah, siswa diharapkan memperoleh lebih banyak keterampilan dibandingkan pengetahuan yang dihafal.
PBL merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang sekaligus mengembangkan strategi pemecahan masalah serta pengetahuan dan keterampilan dasar dengan menempatkan siswa berperan aktif sebagai pemecah masalah dalam situasi sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dalam Pembelajaran Berbasis Masalah, pembelajaran mengutamakan proses pembelajaran, dimana tugas guru harus fokus membantu siswa untuk mencapai keterampilan manajemen diri. Model ini ditandai dengan penggunaan permasalahan nyata sebagai sesuatu yang dipelajari siswa dalam rangka melatih dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan tentang konsep-konsep penting, dimana tugas guru hendaknya fokus membantu siswa mencapai self-self-self. keterampilan manajemen. .
Pembelajaran berbasis masalah atau problem-based learning melibatkan pengajuan pertanyaan atau masalah, menekankan hubungan interdisipliner, penyelidikan otentik, kolaborasi, dan menghasilkan karya dan demonstrasi. Bentuk pembelajaran berbasis masalah ini merupakan jembatan penting antara pembelajaran formal di sekolah dengan aktivitas mental yang lebih praktis di luar sekolah. Aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan adalah: a) PBL merangsang kerjasama dalam . menyelesaikan tugas. Dengan demikian, tujuan pembelajaran berbasis masalah sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mengembangkan materi pembelajaran karena mempunyai variasi dalam menyelesaikan masalah secara bersama-sama.
Masing-masing pendapat individu dipadukan menjadi sebuah solusi atas suatu permasalahan, yang merupakan tanggung jawab bersama untuk mencapai kesepakatan guna mencari titik temu atas suatu permasalahan. Selain itu, pemecahan masalah juga dapat mendorong siswa untuk mengevaluasi baik hasil maupun proses pembelajaran. f) Melalui pemecahan masalah, dapat menunjukkan kepada siswa bahwa mata pelajaran apa pun pada hakikatnya adalah cara berpikir, dan merupakan sesuatu yang perlu dipahami siswa, bukan sekedar belajar dari guru atau dari buku. g) Pemecahan masalah dirasakan oleh siswa lebih menyenangkan dan menyenangkan. h) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dan mengembangkan kemampuan beradaptasi terhadap pengetahuan baru. i) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam dunia nyata. j) Pemecahan masalah dapat meningkatkan minat siswa untuk melanjutkan belajarnya bahkan setelah masa studinya pada pendidikan formal telah berakhir. 1. Membantu siswa mendefinisikan dan mengatur tugas-tugas belajar yang berkaitan dengan masalah tersebut. 2. Membantu siswa menemukan konsep berdasarkan permasalahan.
Pembelajaran aktif lebih menekankan pada pendekatan pembelajaran, dengan hakikat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, yang dilakukan dengan strategi pembelajaran berpusat pada siswa. Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk membantu siswa secara aktif memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu metode yang digunakan secara sistematis oleh pendidik dengan menggunakan penyatuan argumen.
- Karakteristik Siswa Kelas Tinggi
- Pembelajaran PKn
- Penelitian Yang Relevan
- Kerangka Berpikir
- Hipotesis
Penelitian terhadap model pembelajaran berbasis masalah bukanlah penelitian yang pertama kali, namun telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Peneliti melakukan penelitian terhadap model pembelajaran berbasis masalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model tersebut terhadap kemampuan intelektual siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas VI. Sutrisni dkk dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kuwarasan Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Kesimpulan penelitian adalah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan pembelajaran IPA tentang gaya pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Kuwarasan. Keefektifan model pembelajaran berbasis masalah juga terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Supraptayana dkk pada tahun 2015 yang berjudul “Penggunaan pendekatan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas IV SD No. 1 Jiningdalem". 48 Sutrisni, Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Kuwarasan tahun ajaran 2013/2014. Skripsi untuk program sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Pada tahun 2015, Luvita Devi melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Pembongkaran Jaring dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika di Kelas V SD 2 Tumpangkrasak”. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Luvita Devi terletak pada model yang digunakan yaitu pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran berbasis masalah menyajikan masalah-masalah otentik yang berkaitan dengan kehidupan siswa dan membebaskan siswa untuk belajar bagaimana memecahkan masalah tersebut.
Berdasarkan teori yang telah diuraikan maka peneliti akan menguji pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan intelektual dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (Civic). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian 52 Hipotesis penelitian adalah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap kemampuan intelektual siswa kelas VI dalam pembelajaran kewarganegaraan. Ahyar dkk, “Implementasi model pembelajaran berbasis masalah (PBL) pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan”, JINOTEP, vol.
Junaedi, “Metode Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol. Khotimah, Agustin Husnul dkk, “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Magang Mahasiswa”, Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, Vol. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Pemisahan Jaring untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika di Kelas V SD 2 Tumpangkrasak, diakses di http://eprints.umk.ac.id/3139/1.pdf pada tanggal 23 Maret 2017.
Putri, Yayinta Maharani Puspita dkk, “Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Mendorong Kreativitas Mengajar Pada Mata Pelajaran Kewarganegaraan”, Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. Menggunakan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa IV. kelas SD Negeri 1 Kuwarasan tahun ajaran 2013/2014. Skripsi untuk program sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.