• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Sarjana Hukum Ekonomi Syariah - IAIN Jember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Skripsi Sarjana Hukum Ekonomi Syariah - IAIN Jember"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Fokus Penelitian

Apakah pandangan fiqh empat mazhab tentang gaji atau upah yang diperoleh melalui penggunaan ijazah palsu?

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menjadi penelitian ilmiah yang memenuhi syarat pemberitaan dan dapat menambah wawasan khazanah keilmuan peneliti itu sendiri. Penelitian ini dapat memberikan informasi yang luas kepada masyarakat tentang hukum jual beli derajat dan sebagai informasi kepada masyarakat tentang bahayanya memperoleh dengan cara penipuan sesuai dengan Pedoman Fiqih Muamalah. Dan yang terpenting: sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa yang membutuhkan informasi tentang hukum jual beli ijazah palsu, baik secara teori maupun berdasarkan referensi.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk mengeluarkan peraturan baru mengenai jual beli ijazah di lingkup nasional.

Definisi Istilah

Menurut situs resmi KBBI, transaksi adalah suatu bentuk perjanjian jual beli dalam perdagangan antara pembeli dan penjual.18. Menurut Pasal 1457 KUH Perdata, jual beli adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak berjanji untuk menyerahkan suatu barang, sedangkan pihak yang lain berjanji untuk membayar harga yang telah disepakati. Jual beli dalam istilah fiqh disebut al-bai' yang artinya menjual sesuatu, menggantinya dan menukarkannya dengan sesuatu.

Jual beli atau usaha menurut bahasanya berasal dari kata (عيبلا) dalam bentuk jamak (عويبلا) yang berarti menjual.20. Sedangkan menurut syarat-syarat sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Muhammad bin Qâsim al-Ghâzzi, jual beli adalah. Menurut syariat, pengertian jual beli yang paling tepat adalah memiliki sesuatu (uang) dengan cara menukarkan sesuatu berdasarkan izin syari’ah, sekedar untuk mendapatkan keuntungan yang dibolehkan syariat selamanya, yang harus dilakukan dengan pembayaran berupa uang.

Mazhab” sebagaimana yang ditakrifkan oleh Imam Ahmad al-Dardir dalam al-syarh al-Kabir “madhab”nya ialah Oleh itu, Madzahib al-Arba’ah merupakan pendapat dalam perkara ijtihadiyah yang diambil daripada Imam-imam mazhab yang empat iaitu Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i dan Imam Hambali. 29.

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Selain itu, penelitian ini juga menyinggung secara singkat tata cara jual beli yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ketiga, dalam jurnal “Tafsir Kerugian Tindak Pidana Pemalsuan Surat”, penelitian ini menjelaskan dan menganalisis dua permasalahan yaitu kebijakan pidana atas tindak pidana pemalsuan dalam hukum positif dan pembuktian kerugian dalam tindak pidana pemalsuan. Hasil penelitian ini adalah kebijakan pidana pemalsuan diatur dalam hukum positif pada Buku II KUHP yaitu Pasal 263 KUHP.

Untuk jurnal keempat “Kajian Yudisial Pemalsuan Ijazah Menurut Pasal 263 dan 264 KUHP” penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan hukum mengenai kepemilikan ijazah palsu dan apa pertanggungjawaban pidananya. mengenai pemalsuan ijazah adalah. dkk., Kebijakan Hukum Pidana Dalam Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Pemalsuan Ijazah, Jurnal Hukum Diponegoro, Vol. 33 Wayan Santosa, Tafsir Kerugian Tindak Pidana Pemalsuan Surat, Jurnal Magister Hukum Udayana, Vol.

Kelima, jurnal “Kebijakan Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Dokumen yang Dilakukan Melalui Mediasi Penal di Kabupaten Kendal”, penelitian ini muncul dari beberapa permasalahan seperti kelengkapan dokumen yang tidak lengkap atau tidak sama antara satu dokumen dengan dokumen lainnya. . . Hasil penelitian ini adalah kebijakan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Kendal terhadap pelanggar pemalsuan dokumen melalui mediasi pidana merupakan bentuk kebijaksanaan pelayanan dan bukan.

Kajian teori

  • Definisi Jual Beli
  • Dasar Hukum Jual Beli
  • Mazahibul Arba’ah
  • Keabsahan Jual Beli Menurut Empat Mazhab
  • Jual Beli yang Dilarang Menurut Empat Mazhab

Meski berbeda, namun para Ulama Empat Mazhab sepakat bahwa jual beli itu sah jika memenuhi syarat dan rukun jual beli. Menurut ketentuan ini, jual beli yang tidak disertai dengan Sighat adalah batal. Oleh karena itu, apabila suatu jual beli tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka jual beli tersebut dapat dikatakan tidak sah.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif yaitu pendekatan hukum yang digunakan untuk meneliti data dengan menggunakan kaidah hukum Islam yang sesuai dengan Al-Quran, Hadits Nabi atau pendapat para ulama. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dipelajari dengan menganalisis sumber-sumber perpustakaan seperti buku, kitab suci, jurnal, fatwa, dokumen, artikel dan lain-lain yang menunjang penulisan.

Sifat Penelitian

Para ulama keempat madzhab sepakat bahwa jual beli dapat dikatakan mubah (sah) apabila memenuhi unsur-unsur jual beli, yaitu terpenuhinya rukun dan syarat-syarat jual beli. Syarat-syarat sahnya transaksi) َ ةَ حَ صلاَ َ وَ طَ شَ ر( Akibat dari syarat ini jika tidak terpenuhi adalah batalnya penjualan menurut mayoritas ulama, dan akibat fasid menurut Ulama Hanafi. Jual beli menurut Hanafi mempunyai empat kategori, yaitu syarat untuk melakukan transaksi, syarat sah, syarat sah, dan syarat Iuzumi.

Syarat umum dalam bertransaksi hanya satu, yaitu jual beli tidak boleh mengandung khiyar. Jual beli dapat dikatakan diperbolehkan (halal) jika memenuhi unsur-unsur jual beli, yaitu memenuhi rukun dan syarat-syarat jual beli. Dari petunjuk di atas maka hukum jual beli ijazah palsu dapat digolongkan menurut empat mazhab dengan mempertimbangkan syarat dan rukun masing-masing mazhab yang dipadukan dengan pendapat para ulama sebagai berikut;

Dan menurut Hanafiah, ada empat kategori syarat jual beli, yaitu syarat terjadinya transaksi, syarat sah, syarat sah, dan syarat luzum (jual beli terikat). Merujuk pada rukun dan syarat mazhab Hanafi, maka hukum jual beli ijazah palsu batal karena syarat jual beli dianggap kurang karena salah satu syaratnya tidak terpenuhi. Mazhab Maliki menetapkan tiga rukun jual beli dan menetapkan sebelas syarat, yaitu syarat pelaku transaksi, sigat transaksi, dan barang transaksi.

Merujuk pada rukun dan syarat mazhab Maliki, maka hukum jual beli ijazah palsu tidak sah menurut mazhab ini karena syarat jual beli tersebut dianggap cacat. 110. Mazhab Hanbali menetapkan tiga rukun dan sebelas syarat jual beli, yang dijabarkan dalam syarat-syarat transaksi, syarat-syarat transaksi, dan syarat-syarat barang. 115. Adapun syarat-syaratnya, jual beli ijazah kurang syarat barangnya, yaitu syarat-syarat pada angka 1 (Harus berupa benda berharga atau bernilai, yaitu suatu benda yang dapat dipakai dalam cara yang syar'i dan mutlak).

Untuk penjelasan lebih lengkap, simak pembahasan syarat dan ketentuan jual beli yang telah dijelaskan di atas. Mazhab Hanafi : Jual beli ijazah palsu tidak sah karena di sekolah ini “syarat jual beli” dianggap cacat karena salah satu syaratnya tidak terpenuhi. Peneliti menemukan salah satu faktor penyebab terjadinya jual beli ijazah adalah terlalu banyaknya birokrasi dalam perizinan untuk menerbitkan ijazah sesuai prosedur.

Khoirul Asmul Pulungan, Tinjauan Hukum Islam pada Praktek Jual Beli Gelar Perguruan Tinggi, Yogyakarta, UIN SUKA. Kompasiana, Maraknya jual beli ijazah palsu, https://www.kompasiana.com/diahandini/jual-beli-ijazah-online-terang-terang.

PEMBAHASAN

Jual Beli Ijazah Palsu Perspektif Empat Mazhab

  • Menurut Mazhab Hanafi
  • Menurut Mazhab Maliki
  • Menurut Mazhab Syafi’i
  • Menurut Mazhab Hanbali

Hukum Status Gaji yang Diperoleh dari Penggunaan Ijazah Palsu

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Salah satu faktor merebaknya pembuat ijazah palsu dan pembeli ijazah palsu adalah kurangnya pengawasan yang ketat. Menurut peneliti, pengawasan terhadap kedua hal tersebut penting karena faktor yang paling mendasar adalah seseorang membeli dan menjual ijazah karena merasa aman dari hukum. Saran terakhir peneliti kepada pihak-pihak yang terlibat dalam praktek jual beli ini, khususnya kepada penjual dan pembeli, agar mengetahui bahwa penggunaan barang yang diperoleh dari akad yang batal adalah haram, dan segala sesuatu yang timbul dari barang haram adalah haram. karena عبات عباتلا dan ingatlah peringatan Nabi SAW.

1546, “Sahîh Fiqh Sunnah Wa Adillââtuhu Wa Tawdlîhi Madzâhib Al-Arba'ah”; Dârul Politik al Ilmiyah. Amir Setiyawan warga Lembaga Pengabdian Sumenep Jual Beli Ijazah https://www.kompas.tv/article/67389/warga-sumenep-geruduk-anggaran-jual-beli-Ijazah-palsu.

Referensi

Dokumen terkait

Misalnya, anda bisa meminta bantuan bab1 saja tanpa perlu melibatkan bab 2, 3, 4, dan 5; anda bisa meminta bantuan bab 4 saja tanpa perlu melibatkan bab 1, 2, 3, dan 5; atau anda bisa

Murabahah merupakan akad jual beli suatu barang dimana penjual menjual dengan harga lebih sebagai keuntungan yang disepakati. Bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.

Ketentuan mengenai hak dan kewajiban penjual dan pembeli tersebut diatas, berlaku juga dalam transaksi jual beli secara elektronik, walaupun antara penjual dan pembeli

Diskon atau potongan harga merupakan sesuatu yang umum digunakan yang dapat berguna daya tarik bagi pembeli untuk membeli dalam jumlah besar. Manfat yang diperoleh bagi penjual

Dari uraian diatas bisa dilihat bahwa bagi hasil tabungan Hari Raya pada Usaha Simpan Pinjam Jaya Abadi menggunakan akad wadi‟ah yad dhamanah, karena dalam penerapannya dana yang sudah

Untuk menghadapi persaingan tersebut, bank harus memberikan kualitas pelayanan yang prima, jika tidak nasabah akan segera berpaling ke bank lain yang dapat memberikan kualitas pelayanan

bekerja di perusahaan itu bekerja sesuai dengan janji mereka, maka hal tersebut sesuatu kekuatan yang luar biasa.106 Untuk mengatasi nasabah yang marah karena tidak memperoleh apa yang

Jual beli online juga memiliki syarat dan ketentuan tertentu dalam melakukan transaksi, karena dalam jual beli secara online penjual dan pembeli tidak bertemu langsung saat melakukan