PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (Musa Paradisiaca) FERMENTASI SEBAGAI SUBSTITUSI JAGUNG TERHADAP PERSENTASE PAHA, DAN PERSENTASE SAYAP AYAM
BROILER
SKRIPSI
DOMINIKUS SAFIO BERNARD 45 14 035 024
JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Kasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skipsi dengan Judul : Pengaruh Pemberian Tepung Kulit Pisang Kepok (Musa Paradisiaca) Fermentasi sebagai Substitusi Jagung Terhadap Persentase Paha Dan Persentase sayap ayam broiler . sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Peternakan Universitas Bosowa, Makassar
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis haturkan dengan penuh rasa hormat kepada :
1. Ibu Dr. Ir Asmawati, MP., selaku Dosen pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, saran serta motivasi yang membangun dan sangat bermanfaat bagi penulis.
2. Bapak Ahmad Muchlis, S.Pt, M.Si., selaku anggota pembimbing.
3. Dr. Ir. Syarifuddin, S.Pt. MP., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Bosowa.
4. Bapak Ir. Muhammad Idrus, Mp., selaaku Dosen penguji
5. Semua Dosen-Dosen Jurusan Perternakan Universitas Bosowan yang telah memberi ilmunya kepada penulis.
6. Kedua Orang Tua, dan saudara sekandung yang terus mendidik dan mendukung baik materil maupun moril kepada Penulis.
7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Fakultas Pertanian yang bergelut Di HMJ terkhusus Himpunan Mahasiswa Peternakan (HIMAPET), yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu- persatu yang banyak membantu Penulis dari awal hingga selesainya proposal ini
8. Fitratul Akbar , Tatang Herbiansyah dan Metusalak Padama dan lain-lain yang telah memberikan bantuan baik terlibat secara langsung maupun tidak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan tapi semuanya telah penulis lakukan dengan sebaik- baiknya demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis membuka diri terhadap kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini dan demi kemajuan ilmu pengetahuan nantinya.
Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi diri penulis sendiri. Amin.
Makassar, April 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 3
C. Manfaat ... 3
D. Hipotesis ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Broiler ... 5
B. Ransum ... 7
C. Pisang Kepok D. Fermentsai Kulit Pisang Kepok ... 11
E. Persentase Paha dan Persentase Sayap ... 11
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat ... 13
B. Materi Penelitian ... 13
C. Prosedur Penelitian ... 16
D. Desain Penelitian ... 19
E. Parameter Yang Diukur ... 19 F. Analisis Data ... 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persentase Paha ... 21 B. Persentase Sayap ... 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 26 B. Saran ... 26 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Teks
1. Hasil Analisis tepung kulit pisang dan tepun1 kulit pisang
Fermentasi. ... 13
2. Kandungan Nutrisi pakan butiran BP 11 ... 14
3. Kandungan Konsetrat BC-12 ... 14
4. Kandungan Protein Pakan dan Energi Metabolisme Perlakuan (P0) yang Digunakan Dalam Penelitian ... 14
5. Kandungan Protein Pakan dan Energi Metabolisme Perlakuan (P1) yang Digunakan Dalam Penelitian ... 15
6. Kandungan Protein Pakan dan Energi Metabolisme Perlakuan (P2) yang Digunakan Dalam Penelitian ... 15
7. Kandungan Protein Pakan dan Energi Metabolisme Perlakuan (P3) yang Digunakan Dalam Penelitian ... 15
8. Perlakuan ... 16
9. Perhitungan harga pakan ... 16
10. Rata-rata Persentase paha Ayam Broiler gram/ekor/hari ... 21
11. Rata-rata Konvers Ayam Broiler gram/ekor/hari ... 24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Usaha peternakan ayam broiler merupakan jenis usaha pemeliharaan ternak yang unggul karena waktu yang diperlukan relatif singkat. Namun dalam pemeliharaannya memerlukan biaya yang cukup tinggi khususnya pada penyediaan ransum. Ransum merupakan komponen terbesar dari biaya produksi yang dapat mencapai 60% dari total biaya produksi. Penyediaan ransum yang memadai secara kuantitas dan kualitas sangat diharapkan dalam peningkatan produktivitas ayam broiler. Produktivitas yang baik memerlukan ransum yang tepat, berimbang dan efisien.
Bahan dasar ransum unggas pada dasarnya bersaing dengan kebutuhan manusia. Hal tersebut mengakibatkan harga ransum meningkat dan menjadi kendala bagi peternakan rakyat yang baru berkembang. Salah satu upaya untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan memanfaatkan bahan ransum yang mudah ditemukan di sekitar wilayah peternakan.
Jagung merupakan bahan pakan sumber energi yang penggunaannya sangat luas karena tinggi kandungan energi metabolis yaitu 3350 kkal/kg. Penggunaan jagung dalam pakan unggas yaitu mencapai 50-70%, sehingga jagung menjadi penentu biaya pakan.
Pakan berbasis jagung pada tahun-tahun mendatang diperkirakan
akan semakin mahal. Masalah ini menuntut upaya untuk mencari pengganti jagung dengan bahan lain yang murah dan penggunaannya tidak banyak bersaing dengan kebutuhan manusia. (McDonald dan Edwards., 2002)
Kulit pisang merupakan salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengganti untuk memperbaiki konsumsi pakan serta meningkatkan produksi ternak. Kulit pisang memiliki kandungan vitamin A tinggi, terutama provitamin A, yaitu beta-karoten, sebanyak 45 mg/100 g berat kering. Kulit pisang juga mengandung karbohidrat terutama bahan ekstrak tanpa nitrogen sebesar 66,20 %, sehingga dapat digunakan untuk mengganti jagung atau dedak dalam pakan (Qotimah, 2000). Kulit pisang kepok mengandung protein kasar 3,63%, lemak kasar 2,52%, serat kasar 18,71%, calsium 7,18% dan Phospor 2,06%. Lebih lanjut dinyatakan bahwa kulit pisang kepok mempunyai berat sekitar 25-40% dari berat buah pisang tergantung tingkat kematangannya, semakin matang, persentase berat kulit pisang kepok makin menurun (Koni, 2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Hernawati .dan Aryani. (2009) menunjukkan pemberian pakan yang mengandung tepung kulit pisang hingga taraf 30% pada ayam kampung dapat meningkatkan produksi ayam kampung dilihat dari pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, kadar kolesterol dalam serum darah, daging,
hati, feses, dan berat organ pencernaan menghasilkan nilai yang cukup baik.
Pemberian dan penyediaan pakan dalam usaha peternakan merupakan masalah pokok yang perlu mendapat perhatian. Kuantitas serta kualitas pakan merupakan faktor penting dalam menentukan produktivitas ternak. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan banyak pengkajian mengenai pemanfaatan bahan-bahan pakan untuk ternak unggas. Pakan ayam pedaging mengandung protein yang cukup tinggi yaitu sekitar 18 – 23 % tergantung umurnya (Astuti dkk., 2005).
Sumber protein pakan biasanya berasal dari produk hewani seperti tepung ikan, tepung daging dan limbah pengolahan hewan lainnya.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian tepung limbah kulit pisang kepok (Musa Paradisiaca) fermentasi sebagai substitusi jagung terhadap persentase paha, dan persentase sayap ayam broiler.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh pemberian tepung kulit pisang kepok (Musa paradisiaca) fermentasi sebagai substitusi jagung terhadap persentase paha dan persentase sayap ayam broiler.
C. Manfaat Penelitian.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembanga ilmu pengetahuan serta menjadi informasi bagi peternak dan informasi
terkait tentang manfaat tepung pisang kepok (Musa paradisiaca) fermentasi sebagai substitusi jagung persentase paha dan persentase Sayap ayam broiler.
D. Hipotesis
Diduga bahwa tepung pisang kepok (Musa paradisiaca) fermentasi sebagai substitusi jagung sebagai pakan dapat berpengaruh baik terhadap persentase paha dan persentase Sayap ayam broiler.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ayam Broiler
Broiler adalah istilah untuk menyebut hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat, sebagai penghasil daging dengan konversi ransum rendah dan siap dipotong pada usia relatif muda (Priyatno, 2000). Broiler biasanya dikenal masyarakat dengan sebutan ayam negeri, memiliki penampilan yang sangat baik dengan karakteristik khusus seperti pertumbuhan cepat, perdagingan yang tebal serta masa pemeliharaan yang relatif singkat (Tamalluddin, 2012).
Ayam broiler telah mengalami seleksi untuk dikondisikan tumbuh cepat dan efisien dalam pemakaian ransum demikian dijelaskan Cravener et al., dalam Maulidya (2010). Ayam broiler dipelihara untuk memproduksi daging sehingga perlu menunjukkan kemampuan pertumbuhan yang baik dan dapat mencapai bobot pasar dengan cepat. Selanjutnya dijelaskan kemampuan pertumbuhan yang baik tersebut dihasilkan dari pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tinggi dan manajemen pemeliharaan yang baik (Prihantono et al., 2008).
Ayam Broiler dapat digolongan ke dalam kelompok unggas penghasil daging artinya dipelihara khusus untuk menghasilkan daging. Umumnya ayam broiler memiliki ciri-ciri sebagai berikut,
kerangka tubuh besar, pertumbuhan badan cepat, pertumbuhan bulu yang cepat,lebih efisien dalam mengubah ransum menjadi daging (Hardjoswaro dan Rukminasih, 2000).
Hardjoswaro dan Rukminasih (2000) mengemukakan bahwa ayam broiler dapat digolongkan kedalam kelompok unggas penghasil daging artinya dipelihara khusus untuk menghasilkan daging.
Umumnya ayam broiler memiliki ciri-ciri sebagai berikut, kerangka tubuh besar, pertumbuhan badan cepat, pertumbuhan bulu yang cepat, lebih efisien dalam mengubah ransum menjadi daging.
Perkembangan penampilan ayam broiler karakteristik CP 707 pada umur 35 hari, menurut Murka Eka (2010) sejak tahun 2000 sampai sekarang mengalami peningkatan. Hal tersebut ditandai dengan pertambahan bobot badannya yang mencapai lebih 1,6 kg dan konversi ransum yang semakin menurun antara 1,8 sampai 1,7. Bibit ayam broiler atau DOC yang berkualitas baik dapat mempengaruhi pertumbuhan. Sehingga perlu diperhatikan ciri-ciri antara lain yaitu mempunyai kaki besar dan basah seperti berminyak, bulu cerah dan penuh, terlihat aktif dan beratnya tidak kurang dari 37 gram.
Kartasudjana dan Suprijatna (2006) menambahkan bahwa performan yang jelek dari ayam broiler bukan saja dipengaruhi oleh faktor pemeliharaan tetapi juga oleh kualitas DOC. Selanjutnya temperatur yang ideal untuk ayam broiler adalah 23o – 26°C, faktor ini
juga mempengaruhi pertumbuhan ayam broiler demikian dijelaskan Fadilah (2004).
Broiler merupakan ternak paling ekonomis bila di bandingkan dengan ternak lain, kelebihan yang dimiliki adalah kecepatan pertambahan produksi daging dalam waktu yang relative cepat dan singkat atau sekitar 4-5 minggu produksi daging sudah dapat dipasarkan atau dikonsumsi (Murtidjo , 2003).
B. Ransum
Ransum adalah bahan ransum ternak yang telah diramu dan biasanya terdiri dari berbagai jenis bahan ransum dengan komposisi tertentu. Konsumsi ransum adalah ransum yang dimakan dengan jumlah dan waktu tertentu dan digunakan oleh ternak untuk pemenuh kebutuhan hidup. Konsumsi ransum pada ayam pedaging tergantung pada strain, umur, aktivitas serta temperatur lingkungan (Wahyu, 2004).
Ransum dapat dinyatakan berkualitas baik apabila mampu memberikan seluruh kebutuhan nutrien ternak secara tepat, baik jenis, jumlah, serta imbangan nutrien tersebut bagi ternak. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam formulasi ransum ayam broiler adalah kebutuhan protein, energi, serat kasar, Ca dan P. Komponen nutrien tersebut sangat berpengaruh terhadap produksi ayam broiler terutama untuk pertumbuhan dan produksi daging (Widodo, 2004).
Hermana (2011) menyatakan bahwa pertumbuhan yang cepat terkadang didukung dengan konsumsi ransum yang banyak. Pada pemeliharaan unggas dalam hal ini ayam broiler, ransum memiliki peranan yang sangat penting. Kemudian dijelaskan bahwa kualitas ransum akan menentukan penampilan unggas yang dipelihara.
Ransum yang berkualitas baik harus dapat memenuhi kebutuhan nutrisi seperti protein dan energi dari unggas yang diberi ransum tersebut.
Sedangkan menurut Kartasudjana dan Suprijatna (2006), ayam mengkonsumsi ransum untuk memenuhi kebutuhan energinya, sebelum kebutuhan energinya terpenuhi ayam akan terus makan. Jika ayam diberi ransum dengan kandungan energi rendah maka ayam akan makan lebih banyak.
Ransum untuk ayam pedaging dibedakan menjadi dua macam yaitu ransum untuk periode starter dan periode finisher. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kebutuhan nutrien ransum sesuai dengan periode pertumbuhan ayam (Rasyaf, 1994). Amrullah (2004) mengungkapkan bahwa khusus untuk ransum broiler, maka ransum hendaklah memiliki nisbah kandungan energi-protein yang diketahui.
Kandungan protein yang tinggi untuk mempercepat pertumbuhan ayam broiler dan mengandung energi yang lebih untuk membuat ayam broiler dipanen cukup mengandung lemak.
C. Pisang Kepok
Pisang kepok merupakan salah satu buah pisang yang enak dimakan setelah setelah diolah terlebih dahulu. Pisang kepok memiliki buah yang sedikit pipih dan kulit yang tebal, jika sudah matang warna kulit buahnya akan menjadi kuning. Pisang kepok memiliki banyak jenis, namun yang lebih dikenal adalah pisang kepok putih dan pisang kepok kuning. Warna buahnya sesuai dengan nama jenis pisangnya, yaitu putih dan kuning. Pisang kepok kuning memiliki rasa yang lebih enak, sehingga lebih disukai masyarakat (Prabawati dkk, 2008).
Pisang kepok kulitnya sangat tebal berwarna hijau kekuningan.
Apabila sudah matang dagingnya kuning kemerahan dan teksturnya agak keras. Rasanya yang manis, tetapi aromanya tidak harum. Satu tandan pisang berisi 7 sisir atau 109 buah (Lailiyana, 2012). Semua jenis buah pisang memiliki kandungan gizi yang berbeda beda. Rata- rata dalam setiap 100 g daging buah pisang mengandung air sebanyak 70 g, protein 1,2 g, lemak 0,3 g, pati 2,7 g, dan serat 0,5 g. Buah pisang juga kaya akan potassium, sebanyak 400 mg/100 g. Potassium merupakan bahan makanan untuk diet karena mengandung nilai kolestrol, lemak dan garam yang rendah. Pisang kaya akan vitamin C, B6, vitamin A, thiamin, ribaflavin, dan niacin. Energi yang terkandung dalam setiap 100 g daging buah pisang sebesar 275 kJ – 465 kJ (Ashari, 2006).
Pisang kepok merupakan jenis pisang yang enak apabila telah diolah terlebih dahulu. Keistimewaan pada pisang kepok terletak pada bentuk buah yang bersegi dan agak gepeng. Pisang ini memiliki ukuran buah yang kecil dengan panjang buah 10 – 12 cm dengan berat per buah 80 – 120 g. kulit buah pisan kepok sangat tebal dengan warna kulitnya kuning kehijauan, sering bernoda cokelat, dan rasa daging buahnya mannis (Sugiharto, 2004).
D. Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Fermentasi juga sebagai upaya untuk mengurangi serat kasar tinggi dalam tepung kulit pisang kapok, salah satu bahan yang digunakan dalam proses fermentasi mengunakan prabiotik starbio.
Probiotik Starbio merupakan kumpulan bibit mikroorganisme yang diambil dari lambung sapi yang kemudian diproses dengan pencampuran tanah, akar rumput dan daun – daaunan atau ranting – ranting yang dibusukkan. Didalam pencampuran tersebut mengandung mikroba khusus yang mempunyai fungsi yang berbeda – beda, contonya Cellulomonas Clostridium thermocellulosa sebagai pecerna lemak, Agaricus dan coprinus (pencerna lignin), serta Klebssiella dan
Azozpirillum trasiliensis sebagai pencerna protein. Starbio merupakan serbuk berwarna coklat hasil dari pengembangan bioteknologi yang terdiri dari multi microorganisme dan nitrogen fiksasi non simbiosis yang diproduksi oleh perusahaan lembah hijauh solo ( suharto 2000).
E. Persentase Paha dan Persentase Sayap
Menyataka konsumsi ransum berperan dalam menemukan pengeluaran biaya untuk ransum ayam yang dibutuhkan selama pemeliharaan, sedangkan bobot badan akhir ayam merupakan komponen penyusunan nilai penerimaan dari hasil penjualan ayam.
Biaya ransum merupakan biaya terbesar dan seluruh komponen biaya produksi unggas umumnya daan ayam broiler khususnya. Biaya ini tergantung pada harga ransum dan konsumsi ransum, maka dala pemeliharaan ayam broiler biaya ransum menjadi patokan dalam mengambil kebijakan peternak selalu melihat pada biaya ransum bila ingin meningkatkan efesiensi produksi biaya ayam broiler. Yahya (2003)
Pertubuhan ayam broiler dipengaruhi oleh konsumsi ransum dan kandungan gizi ransum. Persamaan nilai gizi yang ada dalam makan yang digunakan dengan nilai gizi yang dibutuhkan dinamakan teknik penyusunan ransum (Raysaf, 2004). Lebih lanjut dinyatakana bahwa persentase bahan pada ransum ditentukan oleh kandungan zat makanan dan kandungan nutrisi. Ayam cendrung meningkatkan konsumsi jika kandungan energi ransum rendah dan sebaliknya
konsumsi akan menurun jika kandungan energi ransum meningkat.
Imamudin dkk, (2012)
Serat kasar dalam ransum yang tinggi dapat menyebabkan ayam mengkonsumsi ransum dalam jumlah sedikit karena ayam akan merasa cepat kenyang. Semakin tinggi serat kasar dalam ransum menyebabkan jumlah konsumsi ransum semakin menurun, karena ransum bersifat “bulky” sehingga ransum yang dikonsumsi terbatas.
Rizal (2009)
Unggas mengkonsumsi ransum kira-kira 5% dari bobot badannya.
BAB III
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat
Penilitian ini dilaksanakan pada bulan maret sampai april 2018 di Mangga Tiga, Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
B. Materi Penelitian
Materi yang digunakan dalam penelitan ini adalah DOC sebanyak 96 ekor dan dipelihara selama 30 hari dengan petakan kandang sebanyak 16 petak dan pada masing – masing petak terdiri dari 6 ekor ayam broiler. Bahan pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah Butiran BP11, konsentrat CAB PARAMA, jagung, dedak, vaksin, vitamin dan tepung limbah kulit pisang kepok yang disusun sesuai perlakuan.
Adapun kandungan nutrisi pakan butiran BP11, CAB PARAMA, dan pakan campuran dapat dilihat pada Tabel
Tabel 1: Hasil Analisis tepung kulit pisang dan tepung kulit pisang Fermentasi
Kandungan Nutrien Kulit pisang kapok sebeum fermentasi
Kulit Pisang Kepok difermentasi Air (%)
Protein Kasar (%) Lemak Kasar (%) Serat Kasar (%) BETN (%) Abu (%)
10,97 8,50 13,55 14,74 49,80 13,41
15,59 9,40 15,78 13,83 47,16 13,83 Sumber : Laboratorium Kimia Makan Ternak Universitas Hasanuddin 2018
Tabel 2. Kandungan Nutrisi Pakan Butiran BP11
Nutrisi Jumlah max/min Jumlah %
Kadar Air Max 13.0%
Protein 21.0-23.0%
Lemak Min 5.0%
Serat Max 5.0%
Abu Max 7.0%
Calcium Min 0.90%
Phosphor Min 0.60%
Sumber ; PT. Charoen Phokpand
Tabel 3. Kandungan Konsentrat CAB PARAMA
Nutrisi Jumlah max/min Jumlah %
Air Max 11%
Protein Kasar Min 39%
Lemak Kasar 3 7%
Serat Kasar Max 7%
Abu Max 15%
Kalsium 2,7 3%
Phosphor 1,2 1,7%
Coccidiostat +
Anti Biotik +
Sumber : PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk
Tabel 4. Kandungan Protein Pakan dan Energi Metabolisme Perlakuan (P0) yang Digunakan Dalam Penelitian
Bahan Pakan
Jumlah Bahan Pakan
Kandungan Protein
Jumlah Kandungan Protein
Kandungan Energi Metabolisme
Jumlah Kandungan Energi
Metabolisme
Jagung 50 9 4,5 3258,3 1629,15
Konsentrat 40 39 15,6 2100 840
Dedak 10 12 1,2 4248 424,8
Jumlah 100 21,3 2893,95
Sumber : ** Kandungan bahan pakan yang di peroleh dari perusahaan Pt.japfa Compeed Indonesia, Tbk
Tabel. 5. Kandungan Protein Pakan dan Energi Metabolisme Perlakuan (P1) yang Digunakan Dalam Penelitian
Bahan Pakan
Jumlah Bahan Pakan
Kandungan Protein
Jumlah Kandungan Protein
Kandungan Energi Metabolisme
Jumlah Kandungan Energi
Metabolisme
Jagung 47 9 4,23 3258,3 1531.401
Konsentrat 40 39 15.6 2100 840
Dedak 10 12 1,2 4248 424.8
FKPKF 3 9,40 0.282 3773,58 113.2074
Jumlah 100 21,312 2909.4084
Sumber : ** Kandungan bahan pakan yang diperoleh dari perusahaan Pt.japfa Compeed Indonesia, Tbk.
Tabel. 6. Kandungan Protein Pakan dan Energi Metabolisme Perlakuan (P2) yang Digunakan Dalam Penelitian
Bahan Pakan
Jumlah Bahan Pakan
Kandungan Protein
Jumlah Kandungan Protein
Kandungan Energi Metabolisme
Jumlah Kandungan Energi
Metabolisme
Jagung 44 9 3.96 3258,3 143.3652
Konsentrat 40 39 15.6 2100 840
Dedak 10 12 1,2 4248 424.8
FKPKF 6 9,40 0.564 3773,58 226.4148
Jumlah 100 21.324 2924,8668
Sumber : ** Kandungan bahan pakan yang di peroleh dari perusahaan Pt.japfa Compeed Indonesia, Tbk.
Tabel. 7. Kandungan Protein Pakan dan Energi Metabolisme Perlakuan (P3) yang Digunakan Dalam Penelitian
Bahan Pakan
Jumlah Bahan Pakan
Kandungan Protein
Jumlah Kandungan Protein
Kandungan Energi Metabolisme
Jumlah Kandungan Energi
Metabolisme
Jagung 41 9 3.69 3258,3 1.335.903
Konsentrat 40 39 15.6 2100 840
Dedak 10 12 1.2 4248 424.8
FKPKF 9 9,40 0.846 3773,58 339.6222
Jumlah 100 21.336 2960.3252
Sumber : ** Kandungan bahan pakan yang di peroleh dari perusahaan Pt.japfa Compeed Indonesia
1. Alat
Peralatan yang digunakan selama penelitian adalah kandang, perlengkapan makanan dan minum, timbang digital skala 25 kg, alat suntik, faksin lampu pijar, dan pisau
Tabel. 8. Perlakuan
Perlakuan Jagung Konsentrat Dedak TKPKF Jumlah
% % % % %
P0 50 40 10 00 100
P1 47 40 10 3 100
P2 44 40 10 6 100
P3 41 40 10 9 100
Keterangan : jagung, konsetrat dan dedak (50 : 40 : 10) C. Prosedur Penelitian
1. Proses Pembuatan Tepung limbah kulit pisang kapok Kulit Pisang Dikumpulkan
Pemotongan Kulit Pisang
Tiriskan
Jemur
Giling
Tepung Kulit Pisang
2. Proses fermentasi tepung kulit pisang kepok menggunakan starbio.
Tepung kulit pisang 3 : 1 : 0,5 g
Air +starbio1 : 0,5 g
Campur secara merata atau homogen
Dimasukan kedalam ember sambil tekan
Ditutup rapat
Difermentasi selama 3 hari
Dianginkan +Jemur Tepung kulit pisang kepok fermentasi
3. Proses Pemeliharaan
a. Sebelum proses pemeliharaan dilakukan penyemprotan kandang dan lantai kandang sebelum ayam tiba, kandang disemprot dengan antiseptik (dosis 30 ml per 10 liter air).
b. Setelah DOC datang diberi air gula sebagai pengganti energi yang hilang selama perjalanan dan diberi pakan. Kemudian pengelompokkan ayam dilakukan pada umur 7 hari yang dibagi dengan 4 perlakuan, setiap perlakuan diulang 4 kali dan setiap ulangan terdapat 5 ekor ayam. Penentuan petak kandang digunakan untuk menentukan petak kandang perlakuan yang dilakukan dan kemudian dilakukan perlakuan setiap pemberian pakan ditimbang terlebih dahulu yang diberi secara ad libitum sampai umur 30 hari.
c. Pada akhir penelitian umur 30 hari dilakukan pemotongan ayam. Ayam diambil 3 sampel per petak kandang. Ayam dipotong melalui vena jugularis, selanjutnya dicelupkan kedalam air panas dengan suhu 70-80⁰C. Bulu ayam dicabut, kepala, kaki, dan organ dalam dikeluarkan. Karkas ditimbang sebagai data persentase karkas. Cara mendapatkan data persentase paha dan sayap, paha dan sayap dipisahkan dari bagian-bagian karkas, selanjutnya sayap dan paha ditimbang sebagai data persentase paha dan persentase sayap.
D. Desain Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan dilakukan sebanyak 4 kali dengan pengulangan sebanyak 4 kali sehingga terdapat 16 unit percobaan. Setiap unit percobaan (tiap kandang) diisi 6 ekor ayam.
Setiap perlakuan dalam penelitian dirancang dengan rancangan sebagai berikut :
Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan dengan model desain sbb:
PO = 0% Tepung Kulit Pisang Kepok Fermentasi P1 = 3% Tepung Kulit Pisang Kepok Fermentasi P2 = 6% Tepung Kulit Pisang Kepok Fermentasi P3 = 9% Tepung Kulit Pisang Kepok Fermentasi E. Parameter Penelitian
Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah berat paha dan berat sayap ayam broiler.
1. Persentase paha
Rumus yang digunakan untuk menghitung berat paha adalah sebagai berikut :
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑎 ℎ𝑎 = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑎 ℎ𝑎 (𝑔𝑟𝑎𝑚 )
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑎𝑟𝑘𝑎𝑠 (𝑔𝑟𝑎𝑚 )
𝑥100%
2. Persentase sayap
Rumus yang digunakan untuk menghitung berat sayap adalah:
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑎𝑦𝑎𝑝 = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑦𝑎𝑝 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑎𝑟𝑘𝑎𝑠 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥100%
F. Analisis data
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (Anova) berdasarkan dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan model matematik sebagai berikut:
Model matematik yang digunakan adalah : Y=µ+Ai+Eij
Keterangan;
Y = hasil pengamatan µ = rata-rata keseluruhan
Ai =pengaruh pemberian tepung kulit pisang kepok (musa paradisica) fermentasi sebagai subtitusi jagung terhadap persentasase paha dan persentase sayap ayam broiler (i=1,2,3 dan 4)
Eij = pengaruh kesalahan perlakuan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persentase paha
Rata - rata persentase paha ayam broiler diberi tepung kulit pisang kepok (Musa Paradisiaca) fermentasi sebagai substitusi jagung tidak berpengaruh nyata (P>0.05). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 10. sebagai berikut:
Tabel 10. Rata-rata Persentase paha Ayam Broiler (%/ekor/hari)
Ulangan Perlakuan
p0 p1 p2 p3
1 29,63 30,29 26,54 28,90
2 27,48 28,59 29,24 29,64
3 29,18 27,36 29,65 28,15
4 29,36 31,31 27,92 27,19
Jumlah 115,64 117,55 113,34 113,88
Rata –rata 28,91 29,39 28,34 28,47
SD 0,97 1,76 1,41 1,05
Keterangan: Data Primer yang Telah Diolah (2018).
Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung kulit piisang kepok (Musa Paradisiaca) fermentasi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase paha. Hal ini berarti bahwa perlakuan P0, P1, P2, dan P3 memberikan respon relatif sama terhadap rata-rata persentase paha ayam broiler. Hal ini disebabkan
karena dari kandungan nilai protein pada pakan adalah 22,30%
kemudian dari kandungan serat kasar tepung kulit pisang kepok fermentasi yg diberikan menurun sehingga daya cerna terhadap ternak tersebut meningkat, dapat dilihat berdasarkan hasil analisa uji lab sesuai Tabel 1. Nilai kecernaan bahan pakan dapat mengalami proses metabolisme dari zat-zat makanan yang diserap. Sehingga dapat mempengaruhi persentase paha. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan otot khususnya pada bagian paha adalah protein. Sesuai pendapat Solangi (2003) yang menyatakan bahwa protein merupakan elemen yang sangat penting dalam untuk pertumbuhan otot yang merupakan bagian terbesar dari karkas.
Waktu fermentasi memberikan pengaruh dalam kualitas produk.
Suatu produk fermentasi adalah produk yang dapat diterima baik secara kenampakan, aroma serta nutrisi yang dihasilkan (Darajat, dkk.,2014). Untuk penanaman mikroorganisme dan penambahan mineral pada substrat membutuhkan lama dan suhu tertentu agar mikroorganisme dapat menghasilkan enzim untuk memecah serat kasar dan meningkatkan kadar protein Pasaribu (2007). Menurut Suprihatin (2010),bakteri merupakan sel prokariotik yang tumbuh dengan cara pembelahan biner, satu sel akan membelah secara simetris menjadi dua sel, sedangkan pertumbuhan dipengaruhi beberapa faktor salah satunya faktor waktu yang dibutuhkan untuk membelah diri dan mensintesa enzim-enzim.
Dalam penelitian ini sesuai hasil yang diperoleh dengan nilai rata- rata persentase paha berkisar 28,34% sampai 29,39% yang menggunakan tepung kulit pisang kepok hasil yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian yang Massolo, dkk (2016) nilai rataan persentase paha berkisar 24,40% sampai 27,54%.
Hal ini disebabkan karena perlakuan yang digunakan berebda.
Penelitian Massolo dkk. (2018) menyatakan bahwa umbi bunga dahlia dalam pakan berpengaruh nyata terhadap persentase paha. Hal ini sesuai pendapat Sari, dkk (2014) bahwa nilai rataan persentase karkas broiler yang dipelihara selam 35 hari dengan menggunakan tepung umbi bunga dahlia dalam pakan hingga level 1,2% yaitu cenderung meningkatkan persentase paha yaitu berkisar 27,14% sampai 28,48%.
Muryanto dkk, (2002) menyatakan bahwa kecilnya deposit daging pada bagian-bagian karkas sangat dipengaruhi oleh besarnya persentase tulang. Hal ini didukung pendapat Herminiati dkk., (2015) bahwa inulin sebagai prebiotik dapat menghasilkan short chain fatty acids (SCFA) yang meliputi propionat, butirat, asetat, dan laktat. Asam laktat dapat membuat pH usus menjadi asam, kondisi ini menyebabkan ion kalsium menjadi lebih mudah larut, sehingga meningkatkan penyerapan kalsium.
B. Persentase sayap
Rata – rata persentase sayap ayam broiler yang di beri tepung kulit pisang kapok (Musa Paradisiaca) fermentasi sebagai substitusi jagung yang di capai selama perlakuan dapat di lihat pada tabel 11.
Tabel 11. Rata-rata persentase sayap Ayam Broiler (%/ekor/hari)
Ulangan Perlakuan
p0 p1 p2 p3
1.
10,34 12,54 10,83 10,88
2.
17,72 12,04 11,71 11,12
3.
10,13 11,62 11,01 10,96
4.
10,88 11,00 9,89 9,43
Jumlah 49,06 47,20 43,45 42,38
Rata-rata 12,27 11,80 10,86 10,59
SD 3,65 0,65 0,75 0,79
Keterangan: Data Primer Yang Telah Diolah (2018).
Berdasarkan hasil analisis ragam memperlihatkan bahwa pemberian tepung kulit pisang kepok (Musa Paradisiaca) fermentasi pada pakan ayam broiler ini terhadap persentase sayap tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Hal ini berarti bahwa P1, P2, dan P3 memberikan respon relatif sama terhadap rata-rata persentase sayap ayam broiler. Hal ini disebabkan karena tepung kulit pisang kepok fermentasi yang diberikan dengan level yang berbeda dan lama fermentasi. sehingga mengakibatkan hasil potongan karkas pada persentase sayap tida berpengaruh nyata, dan juga karena tidak
berbedanya kandungan protein dan energi ransum dari masing-masing perlakuan dan didasarkan pada ukuran dan struktur bulu sayap, dapat diperkirakan zat – zat makanan berupa protein dan energi akan digunakan dalam jumlah pembentukan daging dan bulu.
Nilai rataan persentase sayap yang diperoleh dalam penlitian ini masih lebih tinggi berkisar 10,59% sampai 12,27% jika dibandingkan dengan hasil penelitian Resnawati (2004) mengenai pengaruh pemberian taraf tepung cacing tanah terhadap persentase sayap yaitu rata-rata berkisar 11,64-12,41%.
Kualitas karkas dan daging dipengaruhi oleh faktor sebelum pemotongan antara lain genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur dan pakan serta proses setelah pemotongan (Abubakar, 2003).
Kecilnya deposit daging pada bagian-bagian karkas sangat dipengaruhi oleh besarnya persentase tulang Muryanto dkk, (2002).
Sari dkk (2014) mengatakan bahwa persentase daging dada berkisar dari 78,66 – 83,24% dengan persentase tulang berkisar dari 14,19 – 17,25%. Pada persentase daging paha berkisar dari 77,24 – 82,07%
dan persentase tulang berkisar dari 14,69 – 19,81%, sedangkan untuk persentase daging sayap berkisar dari 62,67- 70,96% dan persentase tulangnya berkisar dari 24,15- 31,94%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkana hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung kulit pisang kepok (Musa paradisiaca) fermentasi sebagai substitusi jagung dalam pakan tidak berpengaruh nyata terhadap persentase paha dan persentase sayap ayam broiler.
B. Saran
Adapun saran yaitu pemberian tepung tepung kulit pisang kepok (Musa Paradisiaca) fermentasi sebagai substitusi jagung layak digunakan dalam pemberian pakan pada ayam broiler.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar. 2003. Mutu Karkas Ayam Hasil Pemotongan Tradisional dan Penerapan Sistem Hazard Analisis Critical Control Point.
Bogor: Balai Penelitian Ternak.
Amrullah, I. K. 2004. Manajemen Ternak Ayam Broiler. IPB- Press, Bogor. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. PT Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor.
Ashari, S. 2006. Holtikultura Aspek Budidaya (Edisi Revisi). Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta. 481 hlm.
Fadilah. 2004. Beternak Ayam Broiler. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hardjosworo, P.S. dan Rukmiasih, M.S., 2000. Meningkatkan Produksi Daging Unggas.Penebar Swadaya. Yogyakarta.
Hermana, W. W. G. Pilliang, L.A Sofyan, N. Djazuli. 2012. Pengaruh penggunaan tepung silase ikan dalam ransum terhadap penampilan ayam pedaging strain AKSAS. IPB. Bogor.
Hernawati & A. Aryani. 2009. Tepung kulit pisang sebagai pakan alternatif Ternak unggas. Laporan Penelitian Hibah Pekerti.
Institut Teknologi Bandung, Bandung
Herminiati, A, Rimbawan., B. Setiawan., D. A. Astuti dan L. Z. Udin.
2015. Karakteristik yoghurt kering yang diperkaya difructose anhydride III dari umbi dahlia sebagai minuman fungsional.
AGRITECH, 35 (2); 135-145.
Imamudin, U., Atmomarsono, Dan H. Nasoetion. Pakan 2012.
Pengaruh Berbagai Frekuensi Pemberian Pakan Pada Pembatasan Pakan Terhadap Produksi Karkas Ayam Broiler.
Animal Agricultural Journal, 1 (1):87-98.
Kartasudjana.dan Suprijatna E., U 2006. Manajemen Ternak Unggas.Penebar Swadaya. Jakarta.
McDonald, P., R.A. Edwards, J. F. D. Greenhalgh and C. A. Morgan.
2002. Animal Nutrition. 6 th Ed. Longman Singapore Publisher Itd. Singapore
Maulidya R. 2010. Kajian Penggunaan Tepung Kulit Pisang terhadap Konsumsi dan Konversi Ransum Broiler [Skripsi]. Unkhair Ternate.
Murka Eka, 2010. Standard Performans Mingguan untuk CP 707 (Broiler Modern) PT. Charoen Pokhpand. PT. Charoen Pokhpand.
Muryanto, P.S. Hardjosworo, R. Herman, H dan H. Setijanto. 2002.
Evaluasi Karkas Hasil Persilangan Antara Ayam Kampung Jantan dengan Ayam Ras Petelur. Animal Production. 4( 2) : 71- 76.
Qotimah, S. 2000. Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang untuk Pakan Unggas. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu..
Prabawati, Sulusi, Suryanti dan Setyabudi Dondy A. 2008. Teknologi Pascapanen dan Teknik Pegolahan Buah Pisang. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.
Jakarta.
Priyatno, 2000. Ayam Broiler Siap Panen 22 hari. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Prihantono, 2008. Sukses Beternak Ayam Broiler. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Tamalluddin F. 2012. Ayam Broiler, 22 Hari Panen Lebih Untung. PT Penebar swadaya. Jakarta.
Rizal, Y. 2009. Ilmu Nutrisi Unggas. Padang:Andalas University Press.
Sari, M. L., F. N. L. Lubis dan L. D. Jaya. 2014. Pengaruh Pemberian Asap Cair Melalui Air Minum Terhadap Kualitas Karkas Ayam Broiler.
Agripet 1 (14), 71-75.
Sugiharto, A dan Widawati, S. 2004. Pengaruh Kompos dan Berbagai Pupuk Hayati terhadap Pertumbuhan dan Hasil Temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Jurnal Biologi Indonesia. Vol. III, No. 9, 2005 : 371-378.
Widodo, W. 2004. Pakan dan Nutrisi Unggas Kontekstual. Jakarta Yahya Lampung., A 2003. Pengaruh saccarmyces cereviciae dalam
ransum terhadap terhadap pertubuhan broiler Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Lampung. Badar Lampung.
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
A. Persentase paha
Between-Subjects Factors Value
Label N
perlakuan 1 p0 4
2 p1 4
3 p2 4
4 p3 4
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:persentasepaha
F df1 df2 Sig.
1.260 3 12 .332
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups a. Design: Intercept + perlakuan
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent
Variable:persentasepaha
Source
Type III Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Partial Eta Square
d Corrected
Model 2.714a 3 .905 .509 .684 .113
Intercept 13249.737 1 13249.737 7.453E3 .000 .998 Perlakua
n 2.714 3 .905 .509 .684 .113
Error 21.333 12 1.778
Total 13273.784 16
Corrected
Total 24.047 15
a. R Squared = .113 (Adjusted R Squared = -.109)
Perlakuan Dependent Variable:persentase paha
perlak
uan Mean
Std.
Error
95% Confidence Interval Lower
Bound
Upper Bound
p0 28.912 .667 27.460 30.365
p1 29.388 .667 27.935 30.840
p2 28.338 .667 26.885 29.790
p3 28.470 .667 27.017 29.923
B. Persentase sayap
Between-Subjects Factors Value
Label N
Perlakua n
1 p0 4
2 p1 4
3 p2 4
4 p3 4
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable: persentase sayap.
F df1 df2 Sig.
4.980 3 12 .018
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Design:Intercep +perlakuan
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable: persentase sayap.
F df1 df2 Sig.
4.980 3 12 .018
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
Tests of Between-Subjects Effects Dependent
Variable:persentasesayap
Source
Type III Sum of Squares Df
Mean
Square F Sig.
Partial Eta Squared Corrected
Model 7.387a 3 2.462 .660 .592 .142
Intercept 2072.526 1 2072.526 555.752 .000 .979
perlakuan 7.387 3 2.462 .660 .592 .142
Error 44.751 12 3.729
Total 2124.663 16
Corrected
Total 52.138 15
a. R Squared = .142 (Adjusted R Squared = -.073) Perlakuan
Dependent Variable:persentasesayap
perlak
uan Mean
Std.
Error
95% Confidence Interval Lower
Bound
Upper Bound
p0 12.268 .966 10.164 14.371
p1 11.800 .966 9.696 13.904
p2 10.860 .966 8.756 12.964
p3 10.598 .966 8.494 12.701
DAFTAR GAMBAR PENCAMPURAN PAKAN
PEMOTONGAN KULIT PISANG
PENJEMURAN KULIT PISANG
PENGILINGAN KULIT PISANG
PENGAYAKAN
TEPUNG KULIT PISANG
TEPUNG KULIT PISANG DI FERMENTASI
PENJEMURAN ATAU DI ANGINKAN
RIWAYAT HIDUP
Dominikus Safio Bernard, tempat tanggal lahir, Eduk 09 Maret 1994, bertempat di Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur anak ke lima dari lima bersaudara, anak dari bapak Stefanus Serang,alm. dan ibu Maria Sandaiman. Penulis memulai masuk jenjang pendidikan Pada tahun 2001 masuk di SDI Watu Mingan dan selesai pada tahun 2008, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Satap Watumingan, selesai pada tahun 2011 dan melanjutkan Sekolah di SMAK St. Arnoldus Mukun, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur , Provinsi Nusa Tengara Timur, selesai pada tahun 2014 . Saya melanjutkan pendidikan disalah satu perguruan tinggi tepatnya di Unuversitas Bosowa Makassar pada tahun 2014 dan diterima di Fakultas Pertanian, Jurusan Peternakan dengan bidang studi Produksi Ternak Strata 1.
Penglaman yang di peroleh selama menempuh pendidikan, tahun 2014/2015 perna besik/kader di Resimen Mahasiswa (menwa),Tahun 2016/2017 dipercayakan sebagai penyanyi vocal disnatalis ke 31 perwakilan dari Fakultas Pertanian