PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dikutip CNBC Indonesia, Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LSP) Halim Alamsyah mengatakan perbankan syariah saat ini masih lesu. Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah (SPS) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kondisi pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) sebenarnya jauh lebih tinggi dibandingkan konvensional3. Permasalahan perbankan syariah yang masih terjadi hingga saat ini adalah ketersediaan produk dan standarisasi produk perbankan syariah, karena selama ini masih banyak bank syariah yang belum menjalankan usahanya sesuai prinsip syariah. 3Rahajeng Kusumo Hastuti, Perbankan Syariah Masih Berjuang Saingi Konvensional, CNBC Indonesia: A Transmedia Company, 2019), https://www.cnbcindonesia.com (11 Maret 2021).
PSAK ini menggantikan ketentuan mengenai penyajian laporan keuangan syariah pada PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah yang diterbitkan pada tanggal 1 Mei 2002. Setelah persetujuan awal pada tahun 2007, PSAK 105 tidak mengalami amandemen atau revisi.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bagi instansi, kami berharap hasil survey ini dapat menjadi sarana informasi dan referensi bagi bank syariah dalam menyusun laporan akuntansi keuangan pembiayaan mudharabah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (FSAK) 105. Bagi klien/mitra, kami berharap hasil survey ini dapat meningkatkan tingkat kepercayaan nasabah terhadap Bank Muamalat KCP Parepare mengenai transparansi pembiayaan Mudharabah.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Penelitian Relevan
Rina Destiana (2016) dengan judul “Analisis Dana Pihak Ketiga dan Risiko Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah pada Bank Syariah di Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dana pihak ketiga dan risiko terhadap pembiayaan mudharabah dan musyarakah pada bank syariah di Indonesia. Sedangkan fokus penelitian penelitian saat ini adalah kesesuaian PSAK 105 dengan Pembiayaan Mudharabah pada bank Muamalat KCP Parepare.
9 Rina Destiana, “Analisis Dana Pihak Ketiga dan Risiko Pendanaan Mudharabah dan Musyarakah pada Bank Syariah di Indonesia”, (Jurnal Logika, Vol. 17, No. 2, 2016).
Tinjauan Teoritis
Menurut Asy-Syarbasyi dalam Antonio, mudharabah diartikan sebagai perjanjian kemitraan antara dua orang dimana salah satu pihak sebagai pemilik dana/modal (shahibul maal) sedangkan pihak yang lain sebagai pengelola dana (mudarib), dalam akad ini jika berlebih maka pangan tersebut akan dibagikan dalam bentuk bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati oleh Shahibul Maal dan Mudharib20. Dalam kegiatan penyaluran dana, bank syariah melakukan penanaman modal dan pembiayaan, disebut investasi karena prinsip yang digunakan adalah prinsip penyertaan dana atau penyertaan, dan keuntungan yang diperoleh tergantung pada kinerja pengusaha dan usaha yang dijadikan penyertaan. sesuai dengan pembagian keuntungan yang disepakati. Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat dibayarkan secara tunai atau aset non tunai dialihkan kepada pengelola dana.
Dana Mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi Mudharabah pada saat penyerahan tunai atau penyerahan aset non tunai kepada pengelola dana.
Kerangka Konseptual
Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah tunai atau nilai wajar aset non tunai yang diterima. Pernyataan ini berlaku bagi entitas yang melakukan transaksi mudharabah, baik sebagai pemilik dana (shahibulmaal) maupun pengelola dana (mudharib). Pernyataan ini tidak mengatur mengenai pengaturan perlakuan akuntansi obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan akad mudharabah. Mudharabah adalah akad kemitraan usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dananya sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak sebagai pengelola dan keuntungannya dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan, sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pihak tersebut. pemilik dana.
Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar kas atau sebesar nilai wajar aset non tunai yang diterima. Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan mulai beroperasi pada bulan Mei 1992. Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyelenggarakan predikat Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memantapkan posisi perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan rangkaian layanan dan produk yang terus dikembangkan.32. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, apa yang dimaksud dengan “Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi 105 pada Bank Muamalat KCP Parepare”.
Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Bedanya hanya pada sistem pembayarannya, yaitu pembayaran Istishna dapat dilakukan di awal, di tengah, atau di akhir pemesanan. Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penjamin (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak lain atau tertanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab orang yang dijamin dengan memikul tanggung jawab orang yang dijamin dengan memegang tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.
Dalam arti lain adalah pengalihan beban utang dari muhil (debitur) kepada tanggung jawab muhal 'alaih atau orang yang wajib membayar utang tersebut. Menurut teknik perbankan, qardh adalah pemberian pinjaman oleh bank kepada nasabah yang digunakan untuk kebutuhan mendesak seperti dana dengan kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman konsumsi. Pelunasan pinjaman ditetapkan dalam jangka waktu tertentu (atas kesepakatan bersama) sebesar pinjaman tanpa tambahan keuntungan, dan pelunasannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus.
Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan berkelanjutan dengan menitikberatkan pada jiwa kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya manusia yang Islami dan profesional serta orientasi investasi yang inovatif, untuk memaksimalkan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan.”
Fokus Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang terdiri atas kata-kata dan kalimat, bukan angka-angka, yang diperoleh melalui berbagai teknik pengumpulan data seperti observasi, analisis dokumen, dan wawancara. Data diperoleh dari responden melalui kuesioner, focus group dan panel, atau data hasil wawancara antara peneliti dan narasumber. Data yang diperoleh dari data primer harus diolah kembali. Sumber data memberikan data langsung kepada pengumpul data. Dalam proses ini, penulis mewawancarai;. Data yang diperoleh dari catatan, buku, dan jurnal berupa laporan keuangan, publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku teori, jurnal, dan lain-lain. Data yang diperoleh dari data sekunder tidak perlu diolah kembali. Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.34.
Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada hakikatnya wawancara adalah suatu kegiatan untuk memperoleh informasi mendalam mengenai suatu persoalan atau tema yang muncul dari penelitian. Observasi adalah suatu kegiatan untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk memberikan gambaran nyata tentang suatu peristiwa atau kejadian, menjawab pertanyaan peneliti untuk membantu memahami perilaku manusia dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek-aspek tertentu dan memberikan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. berupa kegiatan, kejadian, kejadian, benda tertentu, keadaan atau suasana. Studi dokumen merupakan suatu metode pengumpulan data kualitatif, dimana sejumlah besar fakta dan data disimpan dalam bentuk materi berupa dokumentasi.
Sebagian besar datanya berupa surat, buku harian, arsip foto, hasil rapat, memorabilia, catatan aktivitas, dll. Ciri utama dari jenis data ini adalah tidak terbatas pada data saja.
Uji Keabsahan Data
Uji objektivitas kualitatif disebut juga dengan uji konfirmasi penelitian, Penelitian dapat dikatakan obyektif apabila hasil penelitian telah disepakati oleh beberapa orang. Apabila temuan penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmabilitas.37.
Teknik Analisis Data
- Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)105 Pada Bank
Status PSAK 105 di Bank Muamalat KCP Parepare dapat dilihat dari Pembiayaan Mudharabah yang terjadi sebagai berikut. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (FSAK) 105 pada Bank Muamalat KCP Parepare. Salah satu faktor penerapan PSAK 105 di Bank Muamalat KCP Parepare adalah kurangnya pengetahuan pegawai tentang akuntansi.
Investasi mudharabah yang disalurkan Bank Muamalat KCP Parepare dalam bentuk tunai diukur berdasarkan jumlah. Padahal Bank Muamalat KCP Parepare melakukan beberapa hal yang tidak diatur dalam PSAK 105.44. Bank Muamalat KCP Parepare selaku pemilik dana mengakuinya sebagai aset apabila pengelola dana menyalurkan dana sementara yang diterimanya untuk syirkah.
Bank Muamalat KCP Parepare menyajikan transaksi mudharabahnya dalam laporan keuangan sesuai nilai tercatat. Bank Muamalat KCP Parepare mengungkapkan, hal-hal terkait transaksi mudharabah dalam akad (perjanjian) yang disepakati dengan nasabah telah sesuai dengan PSAK 105. Meskipun ada beberapa hal yang diterapkan oleh Bank Muamalat KCP Parepare yang tidak diatur dalam PSAK 105.
Hal ini diperkenalkan oleh Bank Muamalat KCP Parepare dalam transaksi pembiayaan mudharabahnya. Dan sesuai dengan paragraf 26 PSAK 105. Hal ini diperkenalkan dalam akad pembiayaan mudharabah di Bank Muamalat KCP Parepare. Hal ini sesuai dengan PSAK 105 paragraf 30. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (FSAC) 105 pada Bank Muamalat KCP Parepare.
Minimnya pengetahuan mengenai PSAK 105 pada Bank Muamalat KCP Parepare mempengaruhi penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 105.
PENUTUP
Simpulan
Kondisi yang baik hendaknya ditunjukkan dalam pencatatan transaksi laporan akuntansi mulai dari jurnal umum hingga posting ke buku besar dan ke neraca. Pencatatan transaksi tersebut juga termasuk dalam pengukuran akuntansi dan pengakuan pemilik dan pengelola aset, pembagian keuntungan, penyajian dan pengungkapan. Kesenjangan antara pendidikan dan tempat kerja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan PSAK 105.
Penerapan PSAK 105 pada Bank Muamalat KCP Parepare pada produk pembiayaan mudharabah telah terlaksana dengan baik, hal ini terlihat dari pencatatan transaksi Bank Muamalat KCP Parepare. Penerapan akuntansi yang baik atas pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan pembiayaan di Bank Muamalat KCP Parepare telah sesuai dengan PSAK 105 dan nilai yang dibayarkan juga sesuai dengan yang dicatat.
Saran
Analisis Dana Pihak Ketiga dan Risiko Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah pada Bank Syariah di Indonesia", Jurnal Logika, Vol. Kondisi penerapan pernyataan standar akuntansi (PSAK) 105 pada Bank Muamalat KCP Parepare menunjukkan kondisi yang baik, yang dapat dilihat dari pencatatan transaksi, pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan yang dapat dilihat dari laporan ikhtisar keuangan yang disajikan. Prinsip bagi hasil pada Bank Mudharabah sesuai dengan PSAK 105, dimana bagian bagi hasil ditentukan pada saat dari perjanjian kerjasama tersebut.
Bank Muamalat KCP Parepare secara umum telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (FSAK) 105, meskipun belum seluruhnya. Dan juga ada beberapa hal yang berlaku pada Bank Muamalat KCP Parepare yang tidak diatur dalam PSAK 105. Program dan tujuan Bank Muamalat KCP Parepare sendiri mengikuti arahan dari pusat, dan memang beberapa tujuan dan program telah dilaksanakan. Setelah dilakukan pengujian terhadap instrumen penelitian tesis mahasiswa dengan judul di atas, maka instrumen tersebut dianggap telah memenuhi kelayakan untuk digunakan dalam penelitian tersebut.