• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pengajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa yaitu metode penelitian. Perubahan metode pembelajaran dalam penyampaian materi matematika tampaknya menjadi jawaban atas rendahnya hasil belajar siswa SDN 1 Sumbersari. Peneliti menganalisis permasalahan tersebut kemudian merencanakan untuk melakukan penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SDN 1 Sumbersari yang berjudul: Penggunaan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 1 Sumbersari Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur, Kajian tahun 2015/2016.

Penelitian ini akan dibatasi pada masalah rendahnya hasil belajar siswa dan penerapan metode survey agar penelitian yang akan dilakukan tidak terlalu luas. Rumusan masalah penelitian didasarkan pada batasan masalah yang telah ditetapkan, yaitu: Apakah metode penelitian dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 1 Sumbersari tahun pelajaran 2015/2016. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 1 Sumbersari tahun ajaran 2015/2016 dengan menggunakan metode survei.

Penelitian yang dilakukan oleh Wiwik Muniarsi menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat dengan baik, hal ini telah dibuktikan. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel terikatnya, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Hasil belajar yang akan ditingkatkan dalam penelitian ini adalah hasil nilai siswa dalam bentuk tertulis untuk menjawab soal-soal yang diberikan setelah akhir pembelajaran yang memuat indikator-indikator sebagai berikut: (Lampiran 2). A.

Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, indikator dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa pada.

Hasil Penelitian

Deskripsi Lokasi Penelitian

Kemudian guru melakukan apsepsi dengan menanyakan materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya, kemudian menjelaskan gambaran besar tentang pecahan menggunakan kertas berbayang dan menjelaskan kompetensi yang perlu dicapai siswa dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Guru juga menjelaskan pentingnya mempelajari materi yang akan dibahas dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari siswa. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya, dan mentransfer materi untuk dibahas pada pertemuan berikutnya.

Kemudian guru menanyakan materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya dan mengajukan pertanyaan sebagai kegiatan apersepsi dalam metode penelitian. Sebelum pembelajaran berakhir, guru menanyakan kembali materi tersebut, kemudian siswa menyelesaikan materi pembagian pecahan bersama-sama. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk melatih keterampilan siswa di rumah agar tidak lupa dengan materi pelajaran.

Setelah kegiatan selesai, siswa mengumpulkan tugas, dan kegiatan pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan ujian akhir siklus I untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Di akhir kegiatan pembelajaran, siswa mengumpulkan hasil tes yang telah diselesaikan.. mereka menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya, mengingat guru juga memberi nasihat, kemudian memberi salam dan mengakhiri pelajaran. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga meningkat, namun masih ada beberapa siswa yang kurang memahami materi yang disampaikan.

Setelah itu guru melakukan penegasan dengan menanyakan materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya, kemudian memperkenalkan materi perbandingan yang akan dibahas kepada siswa dan menjelaskan kompetensi yang perlu dicapai siswa dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Guru juga menjelaskan pentingnya mempelajari materi yang akan dibahas dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru bertanya kembali kepada siswa tentang materi yang dibahas untuk melihat seberapa paham siswa, setelah itu guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dibahas.

Siswa lebih memahami materi yang disampaikan, hal ini terlihat dari jawaban hasil diskusi siswa yang sesuai. Guru menanyakan materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya dan mengajukan pertanyaan sebagai kegiatan perseptif untuk mengumpulkan hipotesis dalam metode penelitian. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa yang akan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya untuk berlatih mengasah materi yang telah dibahas.

Selanjutnya guru memberikan apersepsi berupa tanya jawab tentang materi sebelumnya, yang kemudian dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan. Di akhir kegiatan pembelajaran, siswa mengumpulkan hasil tes yang dilakukan, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan materi yang dibahas, tak lupa guru juga memberikan nasehat, guru memberi salam untuk mengakhiri pelajaran. .

Pembahasan

Pembahasan Setiap Siklus a. Metode Inkuiri

Berdasarkan hasil pada siklus II tindakan pada siklus penelitian dihentikan karena telah tercapai hasil yang diharapkan yaitu hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Namun dengan menerapkan metode inkuiri, siswa yang sebelumnya bermain sendiri menjadi tertarik untuk memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran. Jumlah siswa yang memperhatikan guru saat menjelaskan materi mengalami peningkatan per siklus, hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru, selain itu banyak juga siswa yang bertanya ketika ada materi yang tidak dipahami.

Metode inkuiri yang diterapkan dalam diskusi kelompok mendorong siswa yang merasa kesulitan dalam memecahkan suatu masalah tertentu untuk mengajukan pertanyaan, setelah itu pertanyaan sesekali diajukan kepada siswa lain agar siswa lain mau menjawabnya. Peningkatan kerjasama siswa dalam berdiskusi tercermin dari data rata-rata persentase kerjasama siswa dari 69,84% pada Siklus I menjadi 90,47% pada Siklus II, atau meningkat sebesar 29,53%. Peningkatan ini dibuktikan dengan peningkatan persentase rata-rata siswa menyelesaikan materi pelajaran, dari 17,45% pada siklus I menjadi 39,68% pada siklus II, atau meningkat sebesar 127,39%.

Hasil belajar matematika dengan menerapkan metode angket pada siswa kelas V SDN 1 Sumbersari diperoleh dengan memberikan tes formatif pada setiap akhir pertemuan siklus. Data menunjukkan bahwa skor rata-rata pada saat pra-survei adalah 60,11, namun setelah menerapkan pembelajaran inkuiri di kelas, skor rata-rata siswa meningkat menjadi 83,8 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 94,04 pada siklus II. Kegiatan diskusi dibimbing oleh guru agar siswa yang menemui kesulitan dibimbing agar tidak menyimpang dari tujuan.

Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran di kelas dapat melatih siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa, karena dalam penerapan metode ini siswa harus mau berpikir kritis sendiri untuk memecahkan masalah yang diberikan. Jarak di peta" lanjut guru. "Bagaimana kamu tahu jarak di peta yang kamu pegang?", siswa menjawab "Diukur dengan penggaris". Dalam proses pembelajaran, ada empat siswa yang tidak menyelesaikan siklus. I tetapi siklus II yaitu siswa berinisial PN, RAO, RW dan WAP.

Peningkatan hasil belajar terjadi karena pada siklus II penggunaan media yang lebih menarik mampu menunjang metode penelitian sehingga dapat. Namun pada siklus II nilai belajar RAO meningkat dari 20 menjadi 95, hal ini dikarenakan RAO sedang belajar berinteraksi dengan teman-temannya dan juga berani mengemukakan pendapat untuk memecahkan masalah dalam diskusi. Berdasarkan posttest yang diberikan pada siklus 1 dan 2, siswa berinisial IS, AV, APR, EPA, MAA, dan TA mendapat skor tetap 100 untuk setiap siklus.

PENUTUP

Saran

Agar siswa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, mereka harus selalu membiasakan belajar dan bekerja sama dengan siswa lain atau teman, sehingga ilmu yang didapat menjadi semakin penting, dan dapat berguna tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk dirinya sendiri. yang lain. Bagi orang tua/wali, perhatian dan pembinaan kepada anak harus lebih dikuatkan lagi, agar anak terlatih mengatur waktu belajarnya agar kelak menjadi anak yang sesuai dengan harapan orang tua. Bagi guru telah terbukti penggunaan pembelajaran aktif meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, oleh karena itu diharapkan guru dapat mengusahakan kegiatan pembelajaran yang dapat melatih aktivitas siswa dan menggunakan variasi dalam penyampaian pembelajaran agar siswa tidak bosan.

Bagi sekolah dalam rangka menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan diharapkan dapat menyediakan media, lingkungan dan sarana prasarana untuk kegiatan pembelajaran guru. Cahaya Kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Bengkulu" dalam Jurnal Exacta, (Bengkulu: Prodi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu), No. Endang Setyo dan Sri Harmini. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Memahami Konsep Matematika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Palembang” Dalam Jurnal Pendidikan Matematika.

Penulis memulai pendidikan di SDN 4 Donomulyo pada tahun 2000 dan lulus pada tahun 2006, kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Bumi Agung lulus pada tahun 2009, kemudian melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Batanghari yang selesai pada tahun 2012. Pendidikan tinggi ditempuh di STAIN Jurai Siwo. Kampus Metro di Program Studi Tarbiyah Jurusan Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Prodi Keguruan yang dimulai semester I tahun 2012.

Referensi

Dokumen terkait

v PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 4 KOTA GAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN