ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
Volume 02. Nomor 01. Juni 2021
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
22
MENINGKATKAN KREATIVITAS MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) PADA
SISWA KELAS VII
ASMP YP PGRI 4 MAKASSAR
Improving Mathematical Creativity through Creative Problem Solving (CPS) Learning Models for Class VIIA Students of SMP YP-PGRI 4 Makassar
Maria Alfioanata Hadia1, Ruslan B2, Rizky Ramadhana3 Pendidikan Matematika
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP ) Yayasan Pendidikan Ujung Pandang (YPUP)
Email1: [email protected] Email2: [email protected]
Email3: [email protected]
Abstrak
This research aims to increase the mathematical creativity of class VIIA SMP YPPGRI 4 Makassar in 2021/2022 academic year in the odd semester by applying the Creative Problem Solving learning model. This research is a Classroom Action Research (CAR).
The subjects in this research were students of class VIIA SMP YP-PGRI 4 Makassar, totaling 17 students. This classroom action research was carried out in two cycles. Data collection techniques through observation, documentation, tests and questionnaires. The data analysis technique used is quantitative analysis consisting of mean, median, mode, variance, standard deviation, maximum and minimum values, range. The results of data analysis showed that the average mathematical creativity of students in solving test in the first cycle was 61.76 with a completeness of 29.41%. While in cycle II the results of data analysis showed that the average mathematical creativity of students in solving test was 78.47 with completeness of 88.24%. So it can be concluded that the application of Creative Problem Solving (CPS) learning model can increase students' mathematical creativity.
Keywords: Creative Problem Solving (CPS), Creativity.
Pendahuluan
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Melalui pembelajaran matematika siswa semakin mampu berhitung, menganalisa, berpikir kritis, serta menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Rendanya hasil pembelajaran matematika disebabkan oleh banyak faktor. Salah faktornya adalah pembelajaran matematika disajikan dalam bentuk yang kurang menarik dan terkesan sulit, akibatnya siswa sering merasa bosan dan tidak merespon pembelajaran dengan baik terlihat sistem pembelajaran yang monoton didalam kelas,
(Received: 03-04-2021; Reviewed: 15-04-2021; Revised: 23-04-2021; Accepted: 07-05-2021; Published: 03-06-2021)
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
23 metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang menciptakan komunikasi yang baik antara guru
dengan siswa dan juga antara siswa dengan siswa atau dapat dikatakan tidak terjadi komunikasi multiarah dalam pembelajaran yang menyebabkan proses belajar mengajar yang monoton. Siswa juga kurang berkomunikasi dengan dengan lingkungannya dalam proses pembelajaran. Meningkatkan kreativitas belajar matematika idealnya dimulai dari pembenahan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pembenahan pembelajaran tersebur dibutuhkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa. Maka peneliti perlu melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS), yaitu model pembelajaran yang membentuk siswa dalam beberapa kelompok untuk meningkatkan kreativitas belajar matematika siswa kelas VII SMP YP PGRI 4 Makassar tahun ajaran 2021/2022. Berdasarkan permasalahan di atas dapat diindentifikasikan bahwa: rendahnya kreativitas serta siswa kurang aktif dalam pembelajaran matematika di SMP YP PGRI 4 Makassar. Oleh karena itu dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Apakah dengan penerapan model pembelajaran creative problem solving (CPS) dapat meningkatkan kreativitas belajar matematika pada sub materi oprasi bentuk aljabar di kelas VIIA
SMP YP PGRI 4 Makassar?”. Dengan tujuannya adalah untuk mengetahui “Apakah ada peningkatan kreativitas belajar matematika dengan penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) pada sub materi oprasi bentuk aljabar di kelas VIIA SMP YP-PGRI 4 Makasar”.
Dengan manfaat dari penelitian ini adalah: (1) Bagi guru: dapat menberikan gambaran serta informasi mengenai kreativitas dan hasil belajar dan juga dapat memberikan masukan bagi guru, yaitu untuk meningkatkan keterampilan memilih strateegi pembelajaran yang bervariasi dan dapat memperbaiki sistem pembelajaran, sehingga dapat memberikan pengajaran yang lebih baik kepada siswa serta dapat mengembangkan model pembelajaran creative problem solving (CPS) ini pada konsep yang lain. (2) Bagi siswa: diharapkan dapat dapat memberikan hasil belajar siswa lebih optimal dan dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah matematika. Selain itu pada proses pembelajaran akan lebih bervariasi ddan tidak membosankan, siswa akan lebih aktif terlihat dalam proses belajar mengajar. (3) Bagi sekolah: dapat memperluas pengetahuan tentang strategi pembelajaran dan dapat menambah keterampilan serta dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pengajaran sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. (4) Bagi peneliti:
dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan model pembelajaran creative problem solving (CPS) dalam proses pembelajaran.
Metode
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP YP PGRI 4 Makassar tahun ajaran 2021/2022 pada sub materi oprasi bentuk aljabar dengan waktu penelitian dari bulan September sampai bulan oktober, yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP YP PGRI 4 Makassar yang berjumlah 17 orang dengan jumlah 10 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dalam meningkatkan kreativitas belajar matematika siswa kelas VIIA SMP YP PGRI 4 Makassar.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Researh) yang dilaksanakan dengan tahap penelitian PTK yaitu: Perencanaan (planning), Pelaksanaan (action), Pengamaran (observasi), dan Refleksi (reflection).
Tahap PTK dilaksanakan dalam siklus pembelajaran sebagai berikut: Perencabaan (planning), Sebelum melaksanakan tindakan dalam penelitian ini terlebih dahulu mempersiapkan perencanaan sebagai berikut: (1) Menyiapkan materi pembelajaran matematika kelas VII SMP YP-PGRI 4 Makasar berdasarkan kurikulum 2013. (2) Mempelajarai materi yang akan diajarkan dari berbagai sumber. (3) Menyusun pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan siklus. (4) Mempersiapkan lembar observasi selama proses belajar mengajar, dan (5) Membuat instrument untuk didiskusikan secara kelompok.
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
24 Pelaksanaan (action, Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan ini adalah sebagai
berikut: 1) Tahap Awal: guru membuka pelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan motivasi kepada siswa. 2) Tahap Inti: guru menyampaikan materi pembelajaran, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, guru memperjelaskan permasalahan yang ada pada LKS, guru mengarahkan siswa dalam mengungkapkan pendapatnya dalam penyelesaian masalah, guru mengarahkan siswa dalam menyelesaikan permasalahan, guru mengevaluasi hasil diskusi siswa. 3) Tahap Akhir: guru menutup pelajaran dengan bersama siswa menyimpulkan subtopik yang telah dipelajari.
Pengamatan (observasi) terhadap aktivitas siswa, Pada tahap ini yang diamati adalah kegiatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran creative problem solving (CPS). Observasi ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlansung ditinjau dari keaktifan siswa. Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilakukan selama dua siklus.
Pengamatan terhadap respon siswa,kegiatan observasi yang dilakukan adalah bagaimana respon siswa terhadap model yang diterapkan selama proses pembelajaran berlangsung dan observasi respon siswa dianalisis dalam bentuk angket.
Pengamatan terhadap aktvitas guru. Observasi terhadap kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran creative problem solving (CPS). Observasi ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran di kelas.
Refleksi (reflection). Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data yang diperoleh selama proses
observasi. Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru mata pelajaran di SMP YP-PGRI 4 Makasar mengenai hasil pengamatan baik kekurang ataupun pencapaian pembelajaran dari siklus pertama sebagai bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran pada siklus selanjutnnya.
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Lembar Observasi yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti mengenai; (1) lembar observasi kegiatan guru; dan (2) lembar observasi aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Manfaat bagi peneliti dalam pengumpulan data dengan lembar observasi adalah penelitian akan lebih mampu memahami keseluruhan data dalam situasi sosial siswa.
Tes adalah sederatan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk tes uraian.
Angket merupakan sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data dari responden dalam artian tentang pribadinya atau hal-hal lain yang perlu diketahui. Angket ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap model yang diterapkan oleh peneliti.
Teknik Pengumpulan Data: Sumber Data, Jenis Data, dan Cara Pengambilan Data
Teknik Analisis Data. Untuk melihat kreativitas belajar matematika siswa dalam penerapan modelm pembelajaran Creative Problem Solvig (CPS) maka dilaakukan analisa data dari hasil tes, observasi aktivitas siswa, observasi aktivitas guru, dan angket respon siswa dengan rumus sebaga berikut:
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
25 Menganalisis kreativitas
Tabel 1. Kriteria Tingkat Kreativitas Matematika Siswa Kriteria Skor Kategori
0 − 34 Sangar rendah 35 − 49 Rendah 50 − 69 Sedang 70 − 89 Tinggi 90 − 100 Sangat Tinggi (sumber: Arikunto dalam Armita 2016:30)
Hasil tes kreativitas belajat matematika siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 100 Observasi aktivitas siswa
Perhitungan nilai observasi aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan rumus berikut ini:
𝑁𝑃 = 𝑅
𝑆𝑀× 100 Keterangan:
NP : nilai persen yang dicari atau diharapkan R : skor mentah yang diperoleh
SM : skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 : bilangan tetap
Observasi aktivitas guru
Perhitungan untuk nilai aktivitas guru dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑁𝑃 = 𝑅
𝑆𝑀× 100 Keterangan:
NP : nilai perentase yang dicari atau diharapkan R : skor mentah yang diperoleh
SM : skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 : bilangan tetap.
Tabel 2. kriteria kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran Kategori Bobot
Sangat rendah 1
Rendah 2
Tinggi 3
Sangat tinggi 4
(sumber: Arikunto, 2014:146) Angket respon siswa
Untuk menghitung angket respon siswa dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑃 =𝑓
𝑛× 100 Keterangan:
P : persentase jawaban siswa f : frekuensi jawaban n : banyak responden.
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
26 Tabel 3. kriteria penilaian angket respon siswa
Kriteria Bobo
r Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Berpendapat (TB) 3
Setuju (S) 4
Sangat Setuju(SS) 5
(sumber, Zarkasyi, 2018:334)
Indikator yang menunjukan keberhasilan dalam proses pembelajaran ini dengan menggunakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada pembelajaran matematika di SMP YP-PGRI 4 Makassar adalah 70. Yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila skor rata-rata kreativitas belajar matematika siswa meningkat dan tuntas secara klasikal yakni 85% dengan mencapai ≥ 70 sesuai dengan standar yang telah di tetapkan di SMP YP-PGRI 2 Makassar.
Hasil dan Pembahasan Hasil
Peneltian ini dilaksanakan tanggal 4 september sampai 6 oktober 2021 di SMP YP-PGRI 4 Makassar.
Pada pelaksanaan penelitian ini , peneliti menerapkan model pembelajaran creative problem solving dalm setiap proses belajar mengjar di kelas pada pertemuan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran matematika di SMP YP-PGRI 4 Makassar menyatakan bahwa dalam proses kegiatan pembelajaran sebelumnya siswa banyak mengalami kesulitan saat belejar, memahami materi pembelajaran yang dipelajari, kurang aktif dalam menyelesaikan sola matematika yang diberikan, kurang aktif bertanya jika ada materi yang belum dipahami serta acuh tak acuh dengan ketidaktahuan mengenai tugas-tugas yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan. Guru matematika juga mengakaui bahwa kemungkinan besar beliau sering memberikan tugas kelompok yang hanya kumpul namun tidak mempresentasikan ulang pada saat perttemuan berikutnya. Oleh karena itu, disini peneliti meminta guru mata pelajaran matematika untuk sama-sama berusaha memberikan memotivasi kepada siswa agar lebih giat mengerjakan soal-soal yang diberikan untuk diselesaikan secara bersama-sama ataupun sendiri seerta membimbing siswa untuk dapat memahami tugas-tugas yang diberikan. Dengan demikian siswa dapat memahami materi dengan baik, bukan hanya sekedar tuntutan guru untuk mengerjakan tugas tersebut.
Pada penelitian ini, peneliti juga memberikan soal latian untuk dikerjakan secara mandiri di rumah ataupun dapat didiskusikan bersama dengan teman dengan diberi waktu pengumpulan pada saat pertemuan berikutnya. Siswa juga bisa mencari dari sumber lain tentang materi sudah diajarkan ataupun materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya sehingga siswa ada sedikit gambaran tentang materi yang akan dibahas oleh guru. Dengan begitu siswa dapat lebih aktif dan kreatif saat kegiatan proses pembelajaran berlangsung. Setelah diterapkan model pembelajaran creative problem solving pada siswa kelas VIIA SMP YP-PGRI 4 Makassar, maka berdasrkan hasil analisis deskriptif yang diperoleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar menunjukkan bahwa hasil kreativitas siswa dalam mengerjakan soal baik dalam didskusi kelompok maupun hasil evalusi akhir dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan.
Nilai rata-rata siklus I 47.05% dengan skala lima hasil kreativitas siswa teresebut berada pada kategori sedang dan belum mencapai standar ketuntasan belajar yang secara klasikal 85% dari jumlah siswa
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
27 kelas VIIA SMP YP-PGRI 4 Makassar. Pada siklus II rata-rata kreativitas belajar siswa meningkat
yaitu 64.71dengan skala lima rata-rata kreativitas belajar tersebut berada pada kategori tinggi ketuntasan kreativitas matematika dengan penerapan model pembelajaran creative problem solving telah mencapai standar ketuntasan secara klasikak yaitu 85% yang mendapat nilai ≥ 70. Oleh karena itu, kreativitas siswa kelas VIIA SMP YP-PGRI 4 Makassar setelah penerapan model pembelajaran pada setiap pembelajaran berlangsung terjadi peningkatan kreativitas belajar siswa. Perubahan aktivitas siswa saat mengikuti proses belajar mengajar pada awal pertemuan selama siklus I masih sangat kurang, terutama partisipasi siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru serta sikap siswa yang acuh tak acuh dengan ketidaktahuannya terkait pada beberapa soal yang mungkin mereka kurang pahami.
Selain itu dapat pula dilihat bahwa beberapa siswa yang belum maksimal memperhatikan materi yang sedang dijelaskan oleh peneliti, kurangnya partisipasi siswa untuk memepertanyakan hal-hal yang belum dipahami. Hala ini dapat dilihat oleh peneliti bahwa masih kurangnya motivasi dari guru mata pelajaran matematika serta dari peneliti sendiri sehingga aktivitas serta rasa tanggung jawab siswa maih kurang dan pada akhir pertemuan yakni ketika diberikan tes untuk siklus I ditemukan ada beberapa siswa yang menyontek atau bertanya kepada temannya. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti saat pembelajaran berlangsung dan tes siklus I diadakan. Rendahnya kreativitas belajar siswa pada siklus I dikarenakan masih banyak siswa yang tidak teliti dan juga masih ada siswa yang menyalin hasil pekerjaan temannya dengan tidak menyakan apakah hasil pekerjaan temannya benar atau salah.
Setelah peneliti selaku pembawa materi serta guru mata pelajaran matematika semakin memberikan motivasi kepada siswa dan mengikuti keinginan siswa dalam menyampaikan materi, sehingga pada tes siklus aktivitas siswa meningkat dari siklus I yang disertai denga meningkatnya kreativitas belajar siswa.
Pembahasan
Perubahan nilai rata-rata skor kreativitas dari siklus I sampai siklus II serta perubahan aktivitas siswa yang terjadi selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran crearive problem solving pada setiap proses pembelajaran siswa termotivasi untuk memiliki rasa ingin tahu, terutama jika ditemukan adanya soal-soal yang dijadikan tugas yang belum dipahami. Dan juga, siswa terdorong untuk aktif dalam mempersiapkan saat materi pelajaran akan diberikan.
Dengan demikian, penerapan model pembelajaran creative problem solving dapat meningkatkan kreativitas belajar matematika siswa pada kelas VIIA SMP YP-PGRI 4 Makassar dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran ikut meningkat. Dalam hal ini juga sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Supono (2013) yaitu terjadi peningkatan terhadap kreativitas belajar siswa pada pra siklus setelah menerapkan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Sedangkan menurut Irmawati (2016) kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran sangat efektif, aktivitas siswa pada umumnya aktif, serta respon siswa terhadap model creative problem solving (CPS) sangat positif.
Terlihat dari nilai kreativitas belajar siswa pada siklus I 61.76 menjadi 78.47 pada siklis II. Serta ketuntasan hasil kreativitas secara klasikal meningkat dari menjadi 88.24% pada tes siklus II, dan adanya perubahan positif dari aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II, serta adanya peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II. Jadi, model pembelajaran creative problem solving ( CPS) dapat meningkatkan kreativitas matematika pada siswa kelas VII SMP YP PGRI 4 Makassar.
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
28 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: berdasarkan hail penelitian diperoleh bahwa dengan penerapan model pembelajaran creative problem solving (CPS) dapat meningkatkan kreativitas belajar matematika siswa kelas VII SMP YP PGRI 4 Makassar.
Hal ini dapat dilihat dari hasil kreativitas belajar matematika siswa secara klasikal yakni 11.76% pada tes siklus I menjadi 88.24% pada tes siklus II. serta adanya perubahan positif aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. dengan demikian hasil kreativitas belajar siswa dengan pemberian tes secara berkala setelah penerapan model pembelajaran creative problem solving (CPS) meningkat dengan kegiatan pembelajaran didalam kelas tidak hanya berpusat pada guru tetapi juga berpusat pada siswa.
Saran
1) Kepada pihak sekolah diharapkan agar mendorong kreativitas guru dalam mengembangkan penerapan model pembelajaran creative problem solving terlebih untuk meningkatkan kreativitas siswa.
2) Guru matematika diharapkan untuk selalu selektif dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan pada proses pembelajaranserta merancang pengalaman yang menarik agar siswa selama mengikuti pembelajaran dapat aktif berkelanjutan dan tidak bosan.
3) Pada penelitian ini masih ada beberapa siswa yang kaku dan menyontek pekerjaan temannya.
Diharapkan dengan peneltti selanjutnya agar membangun motivasi dan percaya diri siswa lebih sejak awal dan mampu menjalinkan emosional yang baik antar siswa.
4) Untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat mengembangkan penerapan model pembelajaran creative problem solving (CPS) tidak terbatas pada kreativitas saja.
Ucapan terima kasih
Terima kasih untuk setiap pihak baik yang telah mendukung, membantu serta motivasi selama proses pembuatan skripsi ini. Terima kasih juga khususnya untuk kedua orang tua, kakak dan adik-adik saya, anak serta suami, teman-teman yang telah membantu, siswa/i SMP YP PGRI 4 Makassar.
Referensi
Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur Penelitian. Jakarta. Pt. Rineka Cipta.
Armita, (2016). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Guided Note Taking Dengan Pemberian Soal Secara Berkala Pada Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 2 Satap Tabulahan Kabupaten Mamasa. Skripsi. Makassar. STKIP YPUP
Info lebih lanjut
Hubungi
LPPM STKIP YPUP Makassar Jalan Andi tonro no. 17 Makassar