PENAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Permasalahan dalam proses pembelajaran adalah guru dalam proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan memberikan tugas sebagaimana pembelajaran konvensional. Selain itu dapat dilihat dari siswa tidak adanya interaksi antara siswa dengan siswa lainnya, mengenai materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan dan tidak memahami materi yang diajarkan dengan metode pembelajaran ini dan hasil belajar siswa. kurang memperhatikan penjelasan guru. Rendahnya interaksi siswa di MTs Al-Madaniyah Jempong khususnya pada mata pelajaran IPS terlihat dari data hasil belajar siswa yang meliputi skor rata-rata 65,1 dan skor ketuntasan klasikal 65%.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas tidak ditentukan oleh satu faktor saja, melainkan beberapa faktor seperti model pembelajaran yang digunakan yang menentukan keberhasilan belajar siswa, dalam hal ini peneliti menggunakan alternatif yaitu penggunaan model pembelajaran. yang membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran yaitu. Dari uraian latar belakang tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Model Kooperatif Tipe Make A Match Dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Pembelajaran IPS Di MTs Al-Madaniyah Jempong Barat Tahun Pelajaran”.
Sasaran Tindakan
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dalam Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas III SD Negeri 3 Palar Klaten. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make-a-match untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 3 Palar Klaten, (Skripsi, FKIP UNY, 2015) p.7. Dengan menerapkan model kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa MTs.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan belajar siswa melalui model Make a Fit. Berdasarkan hasil implementasi pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran IPS dengan model Make a Fit dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs.
Manfaat Penelitian
Telaah Pustaka
Kerangka Berpikir
Kurangnya interaksi siswa dalam proses belajar mengajar yang berlangsung dalam pembelajaran khususnya pembelajaran IPS saat ini masih banyak guru yang lebih aktif dari pada siswanya. Adanya kondisi tersebut dapat menyebabkan rendahnya kompetensi siswa dan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru juga lebih cepat dilupakan oleh siswa. 11 Viviani Diyah riyantika.” Penerapan model kooperatif tipe make a game dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa SMA Luhur X 3 Pengudi pada protista, (Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2016). .1.
Dalam hal ini, proses pembelajaran berkelanjutan perlu ditingkatkan. Peneliti akan menerapkan model kooperatif tipe make a match dengan harapan dapat memecahkan masalah ini. Karena melalui model cooperative match making metodenya siswa juga mendapatkan pemahaman yang lebih baik, ada ketertarikan dalam proses pembelajaran, saling merespon dengan baik dalam proses pembelajaran.
Hipotesis Tindakan
KAJIAN PUSTAKA
- Tinjauan Tentang model kooperatif tipe make a match
- Pengertian kooperatif
- Tujuan Pembelajaran Kooperatif
- Perinsip Utama Belajar Kooperatif
- Unsur –unsur Belajar Kooperatif
- Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
- Manfaat Belajar Kooperatif
- kelebihan dan Kelemahan Model Pemelajaran Kooperatif
- Tujuan Tentang make a match
- Pengertian Model Make a Match
- Langkah-langkah Make a Match
- Kelebihan dan Kelemahaan Model Make a Match
- Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar
- Pengertian Tentang Aktivitas Belajar
- Jenis-jenis Aktivitas Belajar
- Tinjauan Tentang Hasil Belajar
- Pengertian Hasil Belajar
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
- Tinjauan Tentang Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial . 28
- Pungsi Ilmu Pengetahuan Sosial Sebagai Pendidikan
- Ruang Lingkup Kajian Ilmu Pengetahuan Sosial
Teknik model pembelajaran make a match dikembangkan oleh Lorna Curran. Salah satu kelebihan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar tentang suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. 17 Tujuan dari strategi ini antara lain: a) Pendalaman materi. Maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Cooperative Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VIII MT Al-Madaniyah Jempong pada konsep gerak. Disimpulkan bahwa model pembelajaran Make a Match adalah model pembelajaran kooperatif yang menuntut siswa untuk mencari dua kartu soal dan jawaban yang telah dibuat oleh guru dengan batas waktu yang telah ditentukan untuk menciptakan kerjasama antara siswa yang satu dengan yang lainnya.
Selain itu, model pembelajaran Make a Match menuntut siswa untuk teliti, cermat, cermat dan cepat dalam mencocokkan/mengambil kartu yang dipegangnya sambil mempelajari konsep dalam suasana yang menyenangkan. Menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match menggunakan kartu bergambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa,” Jurnal Pendidikan Dasar (JBPD), Vol.2 No.1A April 2018, hal.71.
METODOLIGI PENELITIAN
Seting Penelitian
Sasaran Penelitian
Rencana Tindakan
Penelitian ini juga dapat diartikan sebagai kegiatan penelitian yang dilakukan menurut metode ilmiah, yaitu untuk menentukan informasi ilmiah atau teknologi baru, untuk membuktikan kebenaran atau tidaknya hipotesis, sehingga dapat dirumuskan suatu teori atau proses fenomena sosial. Jadi ada dua pengertian yang bisa dijelaskan dalam PTK. a) Penelitian adalah kegiatan meneliti suatu objek dengan menggunakan kaidah metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang berguna untuk meningkatkan kualitas sesuatu yang menarik dan penting bagi peneliti. Dalam pelaksanaannya, PTK (PTK) secara umum terdiri dari empat langkah, yaitu: (1) planning atau perencanaan, (2) acting atau tindakan, (3) observasi atau pengamatan, dan (4) refleksi atau refleksi.
Selama proses pembelajaran, guru melaksanakan atau mengimplementasikan sesuai dengan skenario pembelajaran yang dibuat sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (SPI). Observasi dilakukan secara bersamaan selama proses pembelajaran, dimana peneliti/pengamat akan mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran, observer melengkapi lembar observasi sesuai dengan format yang tertera pada lembar observasi. Kegiatannya adalah observasi tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif make a match. Kriteria untuk mengukur keberhasilan siswa dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS adalah menemukan pasangan atau mencocokkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. lv 4) Refleksi. Refleksi adalah hasil yang dikumpulkan dan dianalisis yang diperoleh pada tahap observasi, dalam hal ini termasuk hasil evaluasi.
Apabila hasil yang diperoleh belum sesuai dengan tujuan siklus sebelumnya, maka penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus sebelumnya untuk menyempurnakan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya. Langkah-langkah siklus 1 sama, namun dengan hambatan yang berbeda ditemui pada siklus 1, akan dilakukan upaya pemecahan dan perbaikan pada siklus berikutnya dengan menggunakan metode yang sama.
Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya
Apabila hasil yang diperoleh belum mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada siklus sebelumnya, maka penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus sebelumnya dengan memperbaiki langkah-langkah sebelumnya. b.. langkah-langkah pada siklus 1 sama, namun dengan hambatan yang berbeda yang Anda temui pada siklus 1, kami akan bekerja untuk menyelesaikan dan memperbaiki pada siklus berikutnya dengan menggunakan metode yang sama. singa. Aspek psikologis dapat berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi motorik dan berbagai aspek kepribadian lainnya. Ujian lisan berupa sejumlah soal-soal aspek psikologis yang disajikan secara lisan sebagai data atau informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian tindakan kelas, yang juga harus dijawab secara lisan.
Pelaksanaan Tindakan
Cara Pengamatan (Monitoring)
Analisis data dan Refleksi
Jika mengalami peningkatan, diduga metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode make a match dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebelum dilakukan penelitian dengan menggunakan model Make a Fit, siswa kelas VIII MTs melakukan pembelajaran aktif. Penelitian dengan model Make a Match dilaksanakan dalam dua siklus melalui empat tahapan penelitian berupa perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil evaluasi akan memberikan jawaban tentang berhasil tidaknya proses pembelajaran pada pembelajaran IPS dengan menerapkan model Make a Match yang diukur dengan peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar di kelas. Dari tabel di atas (3.8), data hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan Make a Match pada siklus I tergolong aktif ditinjau dari perolehan skor 20 dan skor maksimal 30 dengan persentase mencapai 66,66%. Melihat Tabel (4.0) di atas, data hasil observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran yang berlangsung dengan metode Make a Match pada Siklus II tergolong sangat baik dan sesuai dengan indikator kinerja guru yang telah ditetapkan.
Data Hasil Aktivitas Siswa Kelas VIII Siklus II. 4.1) Di atas, data hasil observasi siswa menunjukkan bahwa nilai keaktifan selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match pada siklus II tinggi. Jadi kesimpulannya dengan menggunakan model make a match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar, hal ini sangat penting dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match. Dari hasil observasi yang diperoleh pada pembelajaran siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa penerapan model Make a Match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Jadi, model Make a Match merupakan model pembelajaran yang dapat bermanfaat bagi siswa dan dapat memotivasi atau memajukan belajar siswa. Dengan demikian berdasarkan pendapat peneliti ini, penggunaan model Make a Match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa VIII. kelas ilmu sosial di MT. Dari pembahasan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa MTs kelas VIII.
Pertama, guru kelas diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran khususnya model Make a Match dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tidak hanya pada mata pelajaran IPS tetapi juga pada mata pelajaran lainnya. Kedua, siswa diharapkan lebih aktif dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran melalui model Make a Match.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Seting Penelitian
- Sejarah Singkat Dan Berdirinya MTs. Al-Madaniyah
- Letak Geografis MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat
- Keadaan guru dan pegawai di MTs. Al-Madaniyah
- Keadaan siswa-siswa MTs Al-Madaniyah
- Visi dan misi MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat
- Sarana dan prasarana di MTs. Al-Madaniyah
- Struktur organisasi MTs. Al-Madaniyah
Hasil Penelitian
- Hasil penelitian Siklus 1
- Hasil penelitian siklus II
Hasil observasi diperoleh dari observasi peneliti terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan, observasi sikap perilaku siswa selama proses pembelajaran, dan keterampilan guru dalam mengajar dan menggunakan program Make. model pencocokan dalam perubahan spasial material dan interaksi antar ruang karena faktor alam dan manusia. Melihat tabel di atas (3.7), data hasil observasi aktivitas pembelajaran guru menggunakan Make a Match pada siklus 1 cukup baik. Hal ini terlihat dari perolehan skor yang mencapai 18 dan skor maksimal yang mencapai 30, dengan persentase mencapai 60%
Pembahasan
PENUTUP
Kesimpulan
Hal ini terlihat pada siklus I hasil observasi aktivitas siswa yaitu 66,66% dengan rata-rata nilai siswa 69,32 dan ketuntasan kelas 54,54%. Pada Siklus II hasil observasi aktivitas siswa meningkat menjadi 90% dan rata-rata skor 88,18 dengan nilai ketuntasan 90,90%.
Saran-saran
Guru meminta siswa mendemonstrasikan bagaimana perubahan spasial dan interaksi antar ruang muncul di Indonesia dan negara-negara ASEAN. Organisasi geopolitik dan ekonomi yang didirikan oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan dari perubahan spasial dan interaksi interspatial di Indonesia dan negara-negara ASEAN 6 Kemampuan guru.
Berdasarkan hasil diskusi kelompok, guru meminta beberapa siswa tingkat lanjut untuk menjelaskan dari hasil diskusi siswa tentang negara-negara ASEAN yaitu Filipina, Thailand, Brunei Darussalam. Kesamaan antar negara Asia meliputi kesamaan kondisi alam atau geografis, kesamaan landasan budaya, dan kesamaan peruntungan.