• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Tinjauan Tentang Hasil Belajar

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar menurut Munadi meliputi faktor internal dan faktor eksternal, yaitu:

1) Faktor Internal 1. Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.

2. Faktor Psikologis

Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut memengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliput inteligensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar siswa.

2) Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Tentu ada pembedaan dari suasana belajar dan tempat untuk belajar.

xlvi b. Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya sudah dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diterapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.24

E. Tinjauan Tentang Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian Tentang Ilmu Pengetahuan Sosial Atau Social Studies

Pembelajaran IPS merupakan bagian dari fungsi sekolah untuk memelihara martabat masyarakat melalui penanaman nilai. Fokus pembelajaran IPS adalah nilai kemanusiaan dalam suatu pranata dan kontribusi antara manusia dengan manusia, maupun dengan lingkungannya. Penekanan IPS diarahkan guna membantu peserta didik mengembangkan kompetensi dan sikap sebagai warga negara, yakni bagaimana peserta didik belajar hidup dalam masyarakat yang bernegara.25 IPS juga merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.

24Muhibin Syah, Pisikologi Belajar (Jakarta, Bumi Aksara,2011).hal.132

25Krisno Prastyo Wibowo, Marzuki “Penerapan model make a match berbantuan media untuk Meningkatan motivasi dan hasil belajar ips”,Harmoni sosial: Jurnal Pendidikan Ips, Volume 2, No 2, September 2015, hal.159

xlvii 2. Fungsi IPS sebagai pendidikan

Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna untuk masa depannya, keterampilan sosial dan intelektual dalam membina perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai SDM yang bertanggung jawab dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional.

IPS adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Memuat materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui pembelajaran IPS anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.26 Adapun tujuan ilmu pengetahuan sosial (IPS).

a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.

c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

26Dhestha Hazilla Aliputri.” Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan kartu bergambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa,” Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD), Vol.2 No. 1A April 2018,hal.71

xlviii

d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama yang berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.

e) Untuk memperkenalkan peserta didik terhadap pengetahuan yang berkaitan dengan peran manusia dalam diskusi/berkelompok atau bermasyarakat yang secara sistematis dapat mendidik peserta didik untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, juga keterampilan. Hal ini mengarahkan agar kelak peserta didik dapat berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat dan mampu berperan baik sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang bertanggung jawab.27 3. Ruang Lingkup Kajian IPS

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. IPS berkenaan dengan cara memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memahami materi, budaya, dan kejiwaannya, memanfaatkan sumber daya yang ada di permukaan bumi mengatur kesejahatraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan ke hidupan masyarakat manusia.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS di tingkat sekolah bertujuan mempersiapkan peserta didik sebagai warga negara yang baik. Warga negara yang baik harus menguasai pengetahuan (knowledge), sikap dan nilai (attitudes and values) dan keterampilan

27Etin Solihatin, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran Ips, (PT Bumi Aksara, 2011).Hal.14

xlix

(skill) yang membantunya untuk memahami lingkungan sosialnya dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah pribadi dan masalah sosial, mampu mengambil keputusan serta berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.28

28https://massofa-wordpress> Pengertian,Ruang Lingkup Ips, Di Akses Tanggal 9- Desember-2010

l BAB III

METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

Setting penelitian ini adalah di MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat, yaitu kelas VIII yang jumlah siswanya 22 orang. Lokasi ini diambil dengan pertimbangan dapat bekerja sama dengan guru IPS di MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat. sehingga memudahkan peneliti dalam mencari data, peluang waktu yang luas, dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan potensi peneliti.

B. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian adalah suatu objek penelitian tindakan kelas yang merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak.29 Jadi sasaran tindakan adalah suatu objek yang dapat bergerak bukan objek diam. Sasaran dalam penelitian ini yaitu semua siswa kelas VIII yang berjumlah 22 orang akan mencari pasangannya untuk mencari jawaban dari soal yang udah ditentukan oleh guru/peneliti tersebut. agar mereka lebih aktif.

C. Rencana Tindakan

Penelitianini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). “Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran.30

29Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2016). hal. 27.

30Ibid,. hal.19

li

Penelitian ini juga bisa diartikan adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah yaitu, untuk menentukan informasi ilmiah atau teknologi baru, membuktikan kebenaran atau tidak benaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori atau peroses gejala sosial.

Maka ada dua pengertian yang dapat diterangkan dalam PTK.

a) Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b) Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.31 Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dalam pelaksanaannya Penelitian tindakan kelas (PTK) pada umumya terdiri dari empat langkah, yaitu: (1) Perencanaan atau planning, (2) tindakan atau acting, (3) pengamatan atau observing, dan (4) refleksi atau reflecting. Adapun bentuk spiral kerja tindakan dari siklus ke siklus dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

31Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas,(PT. Rajagerafindo Persada, Jakarta).hal.45

lii Gambar 3.1

Siklus Penelitian Tindakan.32

Dalam mengatasi permasalahan di kelas, mungkin perlu melakukan lebih dari satu siklus. Siklus tersebut saling berkaitan dan berkelanjutan.

Jika siklus pertama belum sesuai harapan maka peneliti melakukan siklus yang kedua.

Berdasarkan gambar siklus penelitian tindakan kelas di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

32Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2017). hal.42

Perencanaan Siklus ke-I Pengamatan Perencanaan Siklus ke-II Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

Siklus berikutnya

liii a. Siklus I

1) Perencanaan tindakan

Dalam tahap ini hal-hal yang dilakukan peneliti dan guru adalah sebagi berikut:

a) Menentukan pokok bahasan

b) Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan pembelajaran) yang difokuskan pada perencanaan terhadap langkah-langkah perbaikan atau skenario tindakan yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman terhadap materi pembelajaran ilmu pengetahuan soial (IPS). Peneliti melaksanakan prosdur peneliti dengan beberapa siklus hingga tercapai ketuntasan dalam pembelajaran.

c) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang telah diperlukan di kelas ketika proses pembelajaran berlangsung d) Peneliti mengadakan evaluasi awal untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dan untuk pembentukan kelompok.

e) Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data tentang proses dan hasil tindakan yang dilakukan yang terdiri dari : (1) Lembar pengamatan aktivitas guru.

(2) Lembar pengamatan aktivitas siswa.

(3) Instrumen tes tulis untuk mengukur pemahaman siswa dengan menggunakan instrumen observasi.

liv

2) Pelaksanakaan tindakan dan observasi

Pada tahap ini, guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti bertindak sebagai observer. Pada saat proses pembelajaran guru mengimplementasikan atau menerapkan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial (IPS). Observasi dilaksanakan bersamaan saat proses belajar berlangsung, dimana peneliti/observer akan mengamati kegiatan aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlansung, observer akan mengisi lembar observasi sesuai dengan format yang sudah tersusun dalam lembar observasi.

3) Tahap Evaluasi

Kegiatannya adalah melakuakan observasi tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah di buat. Peroses observasi dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian. Dan evaluasi bertujuan untuk melihat pemahaman siswa dalam belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran koopratif tipe make a match. Alat evaluasi untuk siswa adalah tes hasil belajar. Adapun krekteria untuk mengukur keberhasilan siswa dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS yaitu dengan cara mencari pasangan atau mencocokkan jawaban dari soal yang telah di buat.

lv 4) Refleksi

Refleksi merupakan hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis, dalam hal ini termasuk hasil evaluasinya. Dari hasil yang di dapatkan guru, baru akan merfleksikan diri dengan melihat data observasi. Bila hasil yang diperoleh belum memenuhi target yang telah di tetapkan pada siklus sebelumnya maka penelitian ini akan melanjutkan pada siklus sebelumnya dalam memperbaiki tindakan yang dilakukan sebelumnya.

b. Siklus II

Langkah-langkahnya dengan siklus 1 sama tetapi dengan macem kendala yang di hadapi pada siklus 1 akan diupayakan pemecahan dan perbaikan pada siklus berikutnya dengan menggunakan metode yang sama.

D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diinginkan/dibutuhkan oleh peneliti.33 Instrumen biasanya dipakai oleh peneliti untuk menanyakan atau mengamati responden sehingga diperoleh data yang dibutuhkan.

Instrumen penelitian antara lain dapat berbentuk kuesioner, petunjuk wawancara, atau daftar isian, tergantung pada jenis penelitian yang dilakukan.

33Adriani, dkk, Metode Penelitian. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010). hal.56

lvi

1) Pedoman observasi merupakan alat yang digunakan dalam melakukan observasi. Digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa. Pedoman observasi berisi daftar hal-hal apa saja yang akan diteliti oleh peneliti.34

2) Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam dirinya. Aspek psikologis itu dapat berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya. Tes lisan berbentuk sejumlah pertanyaan yang disampaikan secara lisan tentang aspek-aspek psikologis sebagai data atau informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian tindaka kelas yang harus dijawab secara lisan pula.35

E. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan ini peneliti akan melaksanakan penelitian pada semester genap tahun ajaran 2019/2020 di kelas VIII MTs Al- Madaniyah Jempong Barat.

F. Cara Pengamatan (Monitoring)

Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah secara langsung yang dilakukan di dalam kelas oleh guru dan peneliti yang berti ndak sebagai observer. Cara pengamatan yang dilakukan dalam

34Arifin, Evaluasi Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016). hal.153

35Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 186

lvii

penelitian ini adalah meneliti kemampuan siswa dalam peroses belajar IPS dengan model pembelajaran make a match (mencari pasangan).

G. Analisis Data dan Refleksi 1. Analisis data

Teknik analisis dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang diperoleh melalui pengamatan dengan cara memilih data sesuai dengan kebutuhan. Dari pemilihan data tersebut, kemudian dipaparkan lebih sederhana menjadi paparan yang berurutan berupa paparan data dan akhirnya ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan kalimat singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas.36

2. Analisis Data Observasi

Data hasil observasi dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil skor pada lembar observasi yang digunakan. Presentasi perolehan skor pada lembar observasi diakumulasi untuk menentukan seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran untuk setiap siklus.37

Adapun cara siswa untuk mengetahui aktivitas guru dan belajar siswa di peroleh dengan menggunakan model observasi. Instrumen yang digunkan dalam pengumpulan data menggunakan lembar observasi yang berisikan tentang deskriptor-deskriptor dalam indikator

36Muslich, Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas itu Mudah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal.159

37Yoni dkk,Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta, 2012), hal. 175

lviii

perilaku guru dan siswa yang sudah dimodipikasi yang diamati selama peroses belajar mengajar langsung. Adapun indikator perilaku siswa sebagai berikut:

a) Kesiapan siswa dalam menerima materi pelajaran

b) Antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran c) Intraksi siswa dengan guru

d) Kemampuan siswa dalam mengikuti make a match e) Kerjasama dalam kelompok

f) Partisifasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar

Cara menghitung prosentase keaktifan siswa berdasarkan lembar observasi untuk tiap pertemuan adalah sebagai berikut:

Prosentase =

x 100%

“Diperoleh dari rata-rata prosentase keaktifan siswa pada tiap pertemuan. Hasil data observasi ini dianalisis dengan pedoman sebagai berikut:38

Tabel 3.1 kualifikasi prosentase keaktifan siswa

Presentase Kriteria

75% - 100% Sangat tinggi 50% - 74,99% Tinggi 25% - 49,99% Sedang

0% - 24,99% Rendah

38Ibid., hal. 176

lix 1) Analisis Prestasi Belajar Siswa

a. Hasil tes belajar siswa yang telah dilaksanakan pada akhir pertemuan ditambahkan pada skor kelompok. Nilai yang diperoleh merupakan nilai yang ditambahkan pada skor kelompok. Jika nilai yang diperoleh tinggi, maka nilai yang diperoleh rendah, maka nilai yang ditambahkan juga rendah.

b. Hasil tes belajar siswa pada akhir siklus juga dihitung nilai rata- ratanya. Hasil tes pada akhir siklus I dibandingkan dengan siklus II.

Jika mengalami kenaikan maka diasumsikan metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode make a match dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2) Hasil peningkatan nilai Individu

Hasil peningkatan nilai Individu digunakan untuk menentukan nilai kelompok. Nilai kelompok merupakan rata-rata nilai peningkatan individu semua anggotanya. Nilai kelompok ini akan menentukan penghargaan yang diraih. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut.39

Tabel 3.2 hasil peningkatan individu.

Skor kelompok Kriteria penghargaan

25 Super Team (Tim super)

20 Great Team (Tim Hebat)

15 Good Team (Tim Baik)

39Ibid., hal.177

lx

Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai adalah sebagai berikut.40

Nilai = e e X 100%

(1) Untuk menentukan skor rata-rata hasil tes dengan rumus sebagai berikut:

KK = x 100%

Keterangan :

KK : Ketuntasan klasikal

∑ : Jumlah.41

Seorang siswa dikatakan tuntas secara individual apabila memperoleh nilai ≥ 70. Sedangkan untuk mendapatkan nilai ketuntasan belajar siswa yang dibutuhkan menggunakan rumus:

KI = Skor Perolehan

Skor Maksimum 100 Keterangan :

KI = Ketuntasan Individu.42

(2) Ketuntasan belajar dinyatakan telah tercapai jika sekurang- kurangnya 85% dari siswa dalam kelompok yang bersangkutan telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar secara perorangan.43 Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dianalisis dengan rumus sebagai berikut:

40Ibid., hal. 40

41Nurkencana, Evaluasi Hasil Belajar (Surabaya: Usaha Nasional, 1990), hal. 27

42Muhamad Nurman, Evaluasi Pendidikan ( Sayang-Sayang Cakra Negara Mataram, Institut Agama Islam Negri (IAIN) Mataram, hal.160

43Ibid.,hal.161

lxi KK = PNx 100%

Ket :

KK = Ketuntasan Klasikal

P = Banyaknya siswa yang memperoleh nilai > 70 N = Jumlah siswa seluruhnya.

2 Refleksi

Refleksi dilaksanakan diakhir siklus, Pada tahap ini peneliti bersama guru mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh secara rinci dalam pemberian tindakan tiap siklus.

Hasil ini dilakukan dengan melihat data dengan melihat data hasil evaluasi yang dicapai siswa. Hasil ini disesuaikan dengan hasil rata- rata kelas yang dicapai memenuhi standar KKM atau diatas nilai standar nilai KKM yaitu≥70%

Hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif, indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah tercapainya persentasi ketuntasan belajar secara klasikal yang dapat ditunjukkan dengan perolehan mencapai 85% dari jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran memperoleh nilai≥70%

lxii BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang gambaran umum lokasi penelitian pada Bab ini, penulis membahas tentang beberapa hal yang berkaitan dengan lokasi penelitian tersebut. Hal-hal yang di maksud antara lain:

1. Sejarah Singkat Dan Berdirinya MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat Pada awalnya Yayasan Pesantren Al-Madaniyah yang dipimpin oleh TGH. Ahmad Madani, S.Sos adalah sebuah pendidikan yang bergerak dalam bidang Pendidikan Non Formal saja ( Diniyah ). Karena pada tahun 1991 umumnya santri dan santriwati yang tamat dari SD tidak bisa melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi karena tidak adanya jenjang pendidikan selanjutnya yang berada di sekitar Pesantren Al- Madaniyah dengan kata lain santri dan santriwati berhenti sampai SD saja.

Berkenaan dengan hal tersebut pada tahun 1997 Pesantren Al- Madaniyah mendapatkan titipan TKB (Tempat Kegiatan Belajar) Terbuka dari SMPN 7 Mataram yang sistem pembelajarannya menggunakan modul dengan jumlah siswanya sekitar 50 orang. Waktu itu siswa tidak semata belajar di tempat tersebut saja, akan tetapi dalam waktu satu minggu sekali siswa belajar di tempat induknya yakni di SMPN 7 Mataram.

Melihat kegiatan belajar mengajar santri dan santriwati yang kurang aktif dengan menggunakan modul saja, melalui pertimbangan yang matang agar santri dan santriwati tidak hanya mengenyam pendidikan non formal

lxiii

(Diniyah) saja, akan tetapi mereka juga harus dapat mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan yang formal, maka Pimpinan dan pengurus yayansan beserta masyarakat mendirikan Madrasah Tsanawiyah. Yang disepakati dengan nama. Madrasah Tsanawiyah. Al- Madaniyah pada tahun 1999 dengan jumlah siswa awalnya sebanyak 38 orang dalam satu kelas. Sampai sekarang umurnya sudah mencapai 19 tahun dan menamatkan siswa 17 kali dengan mendapatkan akreditasi dengan nilai B.

Demikian sejarah singkat berdirinya lembaga pendidikan MTs. Al- Madaniyah Jempong Baru Kecamatan Sekarbela Kota Mataram dan itu semua berkat kerja sama dan dukungan yang baik dari seluruh elemen masyarakat yang ada di Jempong Baru Kecamatan Sekarbela Kota Mataram.44

2. Letak Geografis MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat

Letak geografis MTs Al-Madaniyah. berada di Jln. H. Na’im Jempong Barat Kel. Jempong Baru Kec Sekarbela Kota Mataram.dengan perincian batas-batas wilayah, sebagai berikut:

a) Sebelah barat : Rumah Masyarakat b) Sebelah timur : Rumah masyarakat c) Sebelah utara : Jalan H. Na’Im d) Sebelah selatan : Rumah masyarakat

44Dekumentasi, MTs.Al-Madaniyah Jempong Barat, 12 Agustus 2019

lxiv

Melihat letak geografis tersebut, dapat dikatakan bahwa MTs Al- Madaniyah memiliki posisi yang sangat strategis sebagai sebuah lembaga pendidikan.45

3. Keadaan Guru dan Pegawai di MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat Guru merupakan unsur personil dalam ruang lingkup administrasi sekolah Guru adalah sekolah figur yang di contoh dan di tiru oleh siswa.

Selain itu guru juga berperan sebagai pendidik, pengajar, pembimbing sekaligus administrator di sekolah atau madarasah, karna secara tidak langsung guru ikut berpartisifasi dalm kegiatan administarasi sekolah/

madrasah terutama hubungannya dalam peroses belajar mengajar di kelas.

Dengan demikian guru memegang peranan penting dalam pencapain tujuan pendidikan, baik di tinjau dari segi kuantitatif dan kualitatif . Artinya bahwa guru jumlahnya banyak belum tentu menjamin tercapainya tujuan pendidikan, kecuali dengan kualitas guru. Tetapi dalam jumlah terbatas juga merupakan masalah mencapai tujuan pendidikan untuk lebih jelasnya guru di MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat Adalah sebagai berikut.46

45Dekumentasi, MTs.Al-Madaniyah Jempong Barat, 12 Agustus 2019

46Dekumentasi, MTs.Al-Madaniyah Jempong Barat, 12 Agustus 2019

lxv

Tabel 3.3

Daftar Jumlah Guru / Tenaga Pengajar MTs Al- Madaniyah Tahun Ajaran 2019/20

Bidang Studi

Ijazah Tertinggi

Jumlah

Jumlah S3/S2 S1 D1,

D2, D3

SLTA Guru

Tetap

Guru Tidak Tetap

L P L P

Matematika 1 1

Bahasa Indonesia

1 1

B. Inggris 2 2

IPA Terpadu

1 1

IPS 1 1

Qur’an

Hadis 1 1

Fiqih B. Arab

1 1

Mulok Aqidah Akhlak

1 1

PPKn 1 1 1

SKI 1 1

Penjasorkes

1 1

TIK

Senibudaya 1 1

BP 1 1

Sumber data: MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat tahun 2019

lxvi

4. Keadaan siswa-siswi di MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat

Dalam lembaga pendidikan siswa mempunyai peran yang sangat penting terutama dalam proses belajar mengajar. Hal ini di sebabkan karna siswa merupakan salah satu tolak ukur berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar. Mengenai jumlah siswa yang terdapat di MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat Tahun pelajaran 2019/2020 dapat di lihat dari tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Data keadaan siswa-siswi MTs Al-Almadaniyah Jempong Barat

Tahun 2018/2019 2019/2020

L P Jml L P Jml

VII 43 27 70 34 28 62

VIII 29 21 50 38 26 64

IX 28 25 53 27 21 48

Jmlh 101 71 173 93 75 174

Jlh Kls

Sumber data: MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat tahun 2019

Berdasrakan data jumlah siwa di atas dapat di katakan bahwa minat belajar siswa secara peribadi masuk ke MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat memiliki motivasi yang sangat besar sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah, bahwa” hal ini juga dapat dilihat dari penerimaan calon siswa baru yang setiap tahunnya walaupun tiap tahunya kadang meningkat kadang menurun. Akan tetapi minat belajar siswa memiliki motivasi yang sangat besar.47

47Dekumentasi, MTs.Al-Madaniyah Jempong Barat, 12 Agustus 2019

Dokumen terkait