• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perinsip Utama Belajar Kooperatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang model kooperatif tipe make a match

3. Perinsip Utama Belajar Kooperatif

Perinsip utama dari belajar kooperatif, yaitu:

a) Kesamaan tujuan

Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat belajar lebih kooperatif. Pada suatu saat anak-anak mungkin tanpak bekerja kooperatif apabila bertanya tentang ejakaan suatua kata atau berbagi pensil saat menggambar

b) Ketergantungan positif

Perinsip kedua dari belajar kooperatif adalah ketergantungan positif. Ada beberapa ketergantungan anata individu-individu dapat di lakuakan dengan berbagai cara, sebagai berikut:

1. Beri anggota kelompok peranan kusus untuk membentuk pengamatan, peningktan, penjelasan dan atau perekam. Dengan cara ini, tiap individu memiliki tugas khuses dan kontribusi tiap orang di perlukan untuk melengkapi keberhasilan tugas

2. Bagilah tugas menjadi sub-sub tugas yang diperlukan untuk melengkapi keberhasilan tugas kecil.

12Terianto, Model-Model Pembelajaran Inopatif Berorientasi Konstrutivistik (Jakarta, Perstasi Pustaka, 27) hal.42

xxxiv

3. Anak-anak dapat mengetahui bekerja berpasanagan dengan penilaian tiap pasangan.

4. Seteruktur tujuan kooperatif dan kompotetif dapat dikordinasikan dengan mengguanakan kelompok belajar koopratif, menghindari pertentangan satu sama lain.

5. Ciptakan situasi pantasi yang menjadikan kelompok bekerjasama untuk membangun kekuatan imajinatif, dengan atauran yang diterapkan oleh situasi. Misalnya, “kamu di suatu pulau dan harus menciptakan rumah, petani dan masyarakat yang mencukupi diri sendiri

4. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif

a) Saling ketergantungan positif (positif inerdepeence) ketergantungan positif ini bukan berarti peserta didik bergantung secara menyeluruh kepada peserta didik lainnya. Jika mereka mengandalkan teman lain tampa dirinya memberi atau menjadi tempat bergantung bagi sesamanya, hal itu tidak bisa dinamakan ketergantungan positif.

Oleh karna itu, guru harus menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan.

b) Akuntabilitas individual (individual accontablity) pembelajaran coofratif menuntut adanya akuntabiltas individual yang mengukur penguasaan bahan belajar tiap anggota kelompok, dan diberi balikan (umpan balik) tentang prestasi belajar anggota-anggotanya sehingga mereka saling mengetahui rekan yang memerlukan bantuan.

xxxv

c) Intraksi promotif (promotif intraction) intraksi promotif menuntut semua anggota dalam kelompok belajar dapat saling tatap muka.

d) Keterampilan interpersonal dalam kelompok kecil (interpersonal and small group skill) keterampilan interpersonal, seperti tenggang rasa, sikap sopan kepada teman, mengkritik ide, brani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi yang lain, mandiri, dan berbagi sifata lain yang bermamfaat dalam menjalani hubungan antara pribadi.

e) Proses kelompok (group processing) proses ini terjadi ketikaa tiap anggota kelompok mengepaluasi sejauh mana mereka berintraksi secara efektif untuk mencapai tujuan bersama.

5. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

a) Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai komfetensi dasar yang akan dicapai.

b) Kelompok yang dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Penghargaan lebih menekannkan pada kelempok dari pada masing-masig individu13

6. Manfaat Belajar Kooperatif

Manfaat dari belajar kooperatif anatara lain:

a) Meningkatkan hasil belajar

13Muhamad faturrohman,model-model pembelajaran inofatif, (Jakrta: Ar-Ruzz Media, 2017), hal.49

xxxvi

b) Meningkatkan hubungan anatara kelompok, belajar kooperatif dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk berintraksi dan beradap tasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi pembelajaran.

c) Dapat meningkatkan rasa percaya diri dan potifasi belajar, belajar kooperatif dapat membina sifat kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa, serta mempunyai rasa andil terhadap keberhasilan tim.

d) Menumbuhkan reliasasi kebutuahan pembelajar untuk belajar berfikir, belajar kooperatif dapat di terapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang rumit, pelaksanaan kajian peroyek, dan latihan memecahkan masalah.

e) Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.

f) Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas

Relatif murah karna tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya.14

7. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif a) Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

1. Proses belajar kooperatif bisa di terapkan dalam mengajarkan nilai-nilai kerjasama

2. Proses belajar kooperatif memperbaiki pencapaian akademik, rasa percaya diri, dan penyikapan terhadap sekolah. Proses

14Terianto, model-model pembelajaran inopatif berorientasi konstrutivistik,...hal. 39

xxxvii

belajar kooperatif memiliki potensi untuk mengontrol efek negatif dari persaingan.15

b) Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

1. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah.

2. Dapat terjadi siswa yang hanya menyalin pekerjaan temannya yang pandai tanpa memiliki pemahamaan yang memadai.

Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.16

B. Tinjaun Tentang Make A Match 1. Pengertian Model Make A Match

Teknik model pembelajaran make a match atau mencari pasanagan dikembangkan oleh Lorna Curran salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalm suasana yang menyenangkan.17 Tujuan dari setrategi ini antara lain: a) Pendalaman materi . b) Penggalian materi dan, c) Edutainment. tata laksananya sangat mudah, tetapi guru perlu melakukan persiapan khusus sebelum menerapakan setrategi ini.

Beberapa persiapannya antara lain:

15Thomas Lickona, Mendidik Untuk Membentuk Karakter, (Jakarta:Remaja Rosdakarya, 2012) hal.276-278

16Masitoh, dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2009), hal.249

17Muhamad faturrohman,model-model pembelajaran inofatif,... hal.87

xxxviii

a) Membuat beberapa pertanyakaan yang sesuai dengan materi yang di pelajari (jumlahnya tergantung tujuan pembelajaran) kemudian menulisnya dalam kartu-kartu pertanykaan.

b) Membuat kunci jawaban dari pertanykaan-pertanykaan yang telah di buat dalam penulisannya dalam kartu-kartu jawaban.

Akan lebih baik jika pertanykaannya dan kartu jawaban berbeda warna.

c) Membuat aturan yang berisi penghargan bagi siswa yang gagal (disini, guru dapat membuat aturan ini bersama-sama dengan siswa)

Menyediakan lembaran untuk mencatat pasanagan-pasangan yang berhasil sekaligus untuk pensekoran persentasi.18

Dalam bukunya Hisyam Zaini mengatakan istilah Make a match dengan istilah Indeks Cartd Match yang mempunyai pengertian sama dengan make a match yaitu strategi yang menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian materi barupun bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memilki bekal pengetahuan.19

18Miftaul Huda,Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Belajar 2017), Hal.251

19Hisyam Zainy, Seterategi Pembelajaran Aktif, (Jakrta: Bumi Aksara, 2006), hal.67

xxxix

Jadi hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Kooperatif Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VIII MTs Al-Madaniyah Jempong pada konsep gerak.

Disimpulkan bahwa model pembelajaran Make a Match adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menuntut siswa untuk mencari pasangan kartu soal dan jawaban yang telah dibuat oleh guru dengan batas waktu yang telah ditentukan agar tercipta kerjasama antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Selain itu, model pembelajaran Make a Match membutuhkan ketelitian, kecermatan, ketepatan, dan kecepatan siswa dalam memasangkan/mencocokkan kartu yang dipegang sambil belajar mengenai suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan. Metode ini dapat digunakan untuk membangkitkan aktivitas peserta didik belajar dan cocok digunakan dalam bentuk permainan.

2. Langkah-Langkah make a match

Langkah-langkah dari metode make a match adalah sebagai berikut:

a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban;

b) Setiap siswa mendapat satu buah kartu;

c) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang;

d) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin;

xl

e) Jika siswa tidak dapat mencocokan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman yang telah di sepakati bersama.

f) Setelah satu babak, lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelunya, demikian seterusnya.

g) Siswa bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.

h) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.20

3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Make a Match a. Kelebihan dari model pembelajaran Make a Match adalah sebagai

berikut.

1) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif ataupun fisik;

2) Karna ada unsur permaianan, metode ini menyenangkan;

3) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang di pelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa;

4) Efektif sebagai sarana untuk melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi dan;

5) Efektif melatih kedisiplinan siswa mengharagai waktu untuk mengajar;

b. Kelemahan dari model pembelajaran Make a Match adalah sebagai berikut:

1) Jika setrategi ini tidak di persiapkan dengan baik, maka akan banyak waktu yang terbuang;

20Ameliasari, Penyusunan Peteka, (Esensi, Dari Erlangga Group, 2013), hal.16

xli

2) Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya

3) Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang akan kurang memperhatikan pada saat presntasi pasangan

4) Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberikan hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karna mereka bisa malu; dan menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan.21

C. Tinjaun Tentang Aktivitas Belajar 1. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar yaitu terjadi dalam suatu konteks perencanaan untuk mencapai suatu perubahan. Aktivitas belajar menggunakan seluruh potensi individu sehingga akan terjadi perubahan perilaku tertentu. Dalam pembelajaran, siswa perlu mendapatkan kesempatan untuk melakukan aktivitas.

Seperti yang dikemukakan bahwa belajar adalah perubahan sebagai hasil intraksi yang disebut aktivitas belajar. Aktivitas yang termasuk belajar memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu terjadi secara sadar, bersifat fungsional, positif dan aktif, tidak bersifat sementara, bertujuan dan terarah serta mencakup seluruah aspek tingkah laku secara utuh.

2. Jenis-jenis Aktivitas Belajar

a) Belajar Arti Kata adalah menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan. Seorang anak mengenal suatu kata belum tentu mengetahui arti kata tersebut.

21Miftaul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran,...hal.253

xlii

b) Belajar Kognitif yaitu bagaimana menghayati, mengorganisasi, dan mengulangi informasi tentang suatu masalah, peristiwa, objek serta upaya untuk menghadirkan kembali hal tersebut melalui tanggapan, gagasan, atau labang dalam bentuk kata-kata atau kalimat.

c) Belajar Menghafal merupakan suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal melalui proses mental dan menyimpannya dalam ingatan, sehingga dapat di peroduksi kembali ke alam sadar ketika di perlakukan.

d) Belajar Teoritis yaitu Menyusun kerangka pikiran yang menjelaskan penomena alam atau penomena sosial tertentu.

e) Belajar Konsep adalah merumuskan melalui proses mental tentang lambang, benda, serta pristiwa dengan mengamati ciri-cirinya.

f) Belajar Kaidah adalah menghubungkan dua konsep atau lebih sehingga terbentuk suatu ketentuan yang mempresentasikan suatu keteraturan. Kaidah adalah suatu pegangan yang tidak dapat diubah-ubah dan merupakan representasi mental dari kenyataan hidup dan sangat berguna dalam mengatur kehidupan sehari-hari.

g) Belajar Berfikir adalah kognitif yang dilakukan secara mental untuk memecahkan suatau masalah melalui proses yang abstrak.

h) Belajar Estetis adalah proses pencipta melalui penghayatan yang berdasarkan pada nilai-nilai seni.22

22Rusman Dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi, (Cepi Riana,Jakarta: Raja Wali, 2012).Hal.19

xliii D. Tinjauan Tentang Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalama belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai susatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Akibat dari hasil proses belajar mengajar. Belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasannya, belajar hendaknya di lakukan dalam suasana yang menyenagkan, siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya. Keberhasilan menimbulkan kepuasan dan mendorong belajar lebih baik, sedangkan kegagalan akan menimbulkan frustasi.

Sedangkan menurut nana sudjana bahwa hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.23 Sedangkan menurut Hamalik “Hasil belajar menunjuk pada perestasi belajar yang merupakan indikator adanya perubahan derajat tingkah laku siswa.

Sedangkan menurut Horwart Kingsley beliau membagi tiga macam hasil belajar mengajar sebagai berikut: keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengarahan, sikap dan cita-cita. Dari pendapat

23Nana Sudjana, Penilaianh Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009 ), hal. 22.

xliv

tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh peserta didik setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari- hari.

Klasifikasi hasil belajar menurut Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni kognitif, afektif dan psikomotorik.

a) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

b) Ranah afektif, Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c) Ranah psikomotorik, Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yaitu: gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

xlv

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar menurut Munadi meliputi faktor internal dan faktor eksternal, yaitu:

1) Faktor Internal 1. Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.

2. Faktor Psikologis

Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut memengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliput inteligensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar siswa.

2) Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Tentu ada pembedaan dari suasana belajar dan tempat untuk belajar.

xlvi b. Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya sudah dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diterapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.24

E. Tinjauan Tentang Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian Tentang Ilmu Pengetahuan Sosial Atau Social Studies

Pembelajaran IPS merupakan bagian dari fungsi sekolah untuk memelihara martabat masyarakat melalui penanaman nilai. Fokus pembelajaran IPS adalah nilai kemanusiaan dalam suatu pranata dan kontribusi antara manusia dengan manusia, maupun dengan lingkungannya. Penekanan IPS diarahkan guna membantu peserta didik mengembangkan kompetensi dan sikap sebagai warga negara, yakni bagaimana peserta didik belajar hidup dalam masyarakat yang bernegara.25 IPS juga merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.

24Muhibin Syah, Pisikologi Belajar (Jakarta, Bumi Aksara,2011).hal.132

25Krisno Prastyo Wibowo, Marzuki “Penerapan model make a match berbantuan media untuk Meningkatan motivasi dan hasil belajar ips”,Harmoni sosial: Jurnal Pendidikan Ips, Volume 2, No 2, September 2015, hal.159

xlvii 2. Fungsi IPS sebagai pendidikan

Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna untuk masa depannya, keterampilan sosial dan intelektual dalam membina perhatian serta kepedulian sosialnya sebagai SDM yang bertanggung jawab dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional.

IPS adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Memuat materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui pembelajaran IPS anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.26 Adapun tujuan ilmu pengetahuan sosial (IPS).

a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.

c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

26Dhestha Hazilla Aliputri.” Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan kartu bergambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa,” Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD), Vol.2 No. 1A April 2018,hal.71

xlviii

d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama yang berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.

e) Untuk memperkenalkan peserta didik terhadap pengetahuan yang berkaitan dengan peran manusia dalam diskusi/berkelompok atau bermasyarakat yang secara sistematis dapat mendidik peserta didik untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, juga keterampilan. Hal ini mengarahkan agar kelak peserta didik dapat berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat dan mampu berperan baik sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang bertanggung jawab.27 3. Ruang Lingkup Kajian IPS

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. IPS berkenaan dengan cara memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memahami materi, budaya, dan kejiwaannya, memanfaatkan sumber daya yang ada di permukaan bumi mengatur kesejahatraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan ke hidupan masyarakat manusia.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS di tingkat sekolah bertujuan mempersiapkan peserta didik sebagai warga negara yang baik. Warga negara yang baik harus menguasai pengetahuan (knowledge), sikap dan nilai (attitudes and values) dan keterampilan

27Etin Solihatin, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran Ips, (PT Bumi Aksara, 2011).Hal.14

xlix

(skill) yang membantunya untuk memahami lingkungan sosialnya dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah pribadi dan masalah sosial, mampu mengambil keputusan serta berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.28

28https://massofa-wordpress> Pengertian,Ruang Lingkup Ips, Di Akses Tanggal 9- Desember-2010

l BAB III

METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

Setting penelitian ini adalah di MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat, yaitu kelas VIII yang jumlah siswanya 22 orang. Lokasi ini diambil dengan pertimbangan dapat bekerja sama dengan guru IPS di MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat. sehingga memudahkan peneliti dalam mencari data, peluang waktu yang luas, dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan potensi peneliti.

B. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian adalah suatu objek penelitian tindakan kelas yang merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak.29 Jadi sasaran tindakan adalah suatu objek yang dapat bergerak bukan objek diam. Sasaran dalam penelitian ini yaitu semua siswa kelas VIII yang berjumlah 22 orang akan mencari pasangannya untuk mencari jawaban dari soal yang udah ditentukan oleh guru/peneliti tersebut. agar mereka lebih aktif.

C. Rencana Tindakan

Penelitianini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). “Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran.30

29Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2016). hal. 27.

30Ibid,. hal.19

li

Penelitian ini juga bisa diartikan adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah yaitu, untuk menentukan informasi ilmiah atau teknologi baru, membuktikan kebenaran atau tidak benaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori atau peroses gejala sosial.

Maka ada dua pengertian yang dapat diterangkan dalam PTK.

a) Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b) Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.31 Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dalam pelaksanaannya Penelitian tindakan kelas (PTK) pada umumya terdiri dari empat langkah, yaitu: (1) Perencanaan atau planning, (2) tindakan atau acting, (3) pengamatan atau observing, dan (4) refleksi atau reflecting. Adapun bentuk spiral kerja tindakan dari siklus ke siklus dalam penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

31Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas,(PT. Rajagerafindo Persada, Jakarta).hal.45

lii Gambar 3.1

Siklus Penelitian Tindakan.32

Dalam mengatasi permasalahan di kelas, mungkin perlu melakukan lebih dari satu siklus. Siklus tersebut saling berkaitan dan berkelanjutan.

Jika siklus pertama belum sesuai harapan maka peneliti melakukan siklus yang kedua.

Berdasarkan gambar siklus penelitian tindakan kelas di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

32Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2017). hal.42

Perencanaan Siklus ke-I Pengamatan Perencanaan Siklus ke-II Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

Siklus berikutnya

liii a. Siklus I

1) Perencanaan tindakan

Dalam tahap ini hal-hal yang dilakukan peneliti dan guru adalah sebagi berikut:

a) Menentukan pokok bahasan

b) Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan pembelajaran) yang difokuskan pada perencanaan terhadap langkah-langkah perbaikan atau skenario tindakan yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman terhadap materi pembelajaran ilmu pengetahuan soial (IPS). Peneliti melaksanakan prosdur peneliti dengan beberapa siklus hingga tercapai ketuntasan dalam pembelajaran.

c) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang telah diperlukan di kelas ketika proses pembelajaran berlangsung d) Peneliti mengadakan evaluasi awal untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dan untuk pembentukan kelompok.

e) Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data tentang proses dan hasil tindakan yang dilakukan yang terdiri dari : (1) Lembar pengamatan aktivitas guru.

(2) Lembar pengamatan aktivitas siswa.

(3) Instrumen tes tulis untuk mengukur pemahaman siswa dengan menggunakan instrumen observasi.

Dokumen terkait