BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Seting Penelitian
5. Visi dan misi MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat
Mewujudkan warga madrasah yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, terampil, dan berkualitas.
MISI
a. Menciptakan Lingkungan Madrasah Yang Islami Sehingga Terciptanya Suasana Lingkungan Yang Bersih Indah Yang Bernuansa Islami.
b. Menumbuhkan Penghayatan Dan Pengamalan Ajaran Islami Sehingga Bertingkah Laku Sikap Dan Perbuatan Siswa-Siswi Sesuai Dengan Ajaran Islam
c. Menciptakan Kinerja Warga Yang Bertanggung Jawab Serta Mampu Mengadakan Hubungan Kerja Sama Dengan Masyarakat.
d. Menciptakan SuasanaMadrasah Yang Kondusif Harmonis Dan Berkesetaraan Sehingga Terselenggaranya Belajar Mengajar Yang Berkualitas Dibidang Akademis Dan Non Akademis.48
6. Sarana dan persarana di MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat.
Di samping faktor guru, murid dan pegawai, faktor sarana dan persarana tidak pentingnya dalam menunjang kelancaran proses belajar mengajar, sebab sarana merupakan wadah untuk berlangsungnya peroses pembelajaran, maka dari itu MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat di lengkapi dengan berbagai sarana dan persarana seprti area bangunan/gedung lantai dua dan untuk lebih jelasnya keadaan sarana dan persarana di MTs. Al- Madaniyah Jempong Barat dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
48Dekumentasi, MTs.Al-Madaniyah Jempong Barat, 12 Agustus 2019
lxviii
Tabel 3.5
Sarana dan persarana di MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat tahun pelajarn 2019-2020.
Ruang Jumlah
Jumlah Rusak
Berat
Rusak Ringan
Baik
Kelas 7 - - 7
Laboraturium - - - -
Perpustakaan - - - 1
Ruang Kepala
Madrasah 1 - - 1
Ruang Guru 1 - 1 -
Ruang UKS - - - -
Ruang Komputer 1 - - 1
Aula 1 - 1 -
WC Guru 2 - - 2
WC Siswa 6 - 2 4
Gudang - - - -
Sumber data: MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat tahun 2019
Meliahat sarana dan persarana yang ada di dalam tabel di atas maka dapat di ambil suatu gambaran bahwa di MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat termasuk sekolah atau yang cukup memadai untuk memperlancar proses blajar mengajar dalam meningkatkan prstasi belajar siswa. Dari pengamatan peneliti ada juga sarana dan persarana yang berupa peralatan belajar, pralatan olah raga, kesenian, keterampilan seprti ada latihan peramuka setiap sabtu, yang kesemuanya itu sangat menunjang untuk peningkatan mutu prestasi, wawasan dan kreatifitas siswa.
Dari hal tersebut dapat di simpulkan bahwa lingkungan MTs. Al- Madaniyah Jempong Barat sangat mendukung pengembangan diri siswa untuk berprestasi dan berkreatifitas dalam mencapai hasil belajar dan juga meningatkan kualitas.
lxix
7. Struktur organisasi MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat
Sebagai sebuah lembaga struktur organisasi harus ada sebagai gambaran dan hasil pembagian tugas dalam lembaga tersebut. Demikian pula halnya dalam lembaga pendidikan MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat.
Untuk lebih jelasnya tentang struktur organisasi MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat. Maka di lihat pada gambar di bawah ini.49
Tabel 3.6
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH MTs.Al-Madaniyah Jempong Barat.
49Dekumentasi, MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat, 12Agustus 2019
lxx B. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini (PTK) dilakukan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui model Make a Match. Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan model Make a Match di terapkan keaktifan belajar siswa-siswa klas VIII di MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat adalah rendah. Dilihat dari hasil belajar mengajar antara siswa dengan siswa, maupun siswa dengan guru yang masih pasif dan monoton ketika proses belajar mengajar berlangsung, terkesan kaku dalam menyampaikan apa yang ingin di samapaikan, rendahnya kemampuan siswa tersebut di atas di sebabkan karena kurangnya pemahaman tentang tujuan pembelajaran IPS di kelas yakni meningkatkan ke aktifan belajar siswa selain itu berdasarkan hasill observasi pada saat guru mengajar. Menunjukan bahwa pembelajaran yang terjadi condrung bersifat mononton, satu arah kurang komunikatif. Cendrung bersifat ceramah serta siswa kurang terlibat aktif.
Berdasarkan kajian awal tersebut, maka perlu ada suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan situasi kelas yang kondusif yang akan mendukung keterampilan siswa dalam berbicara, mengeluarkan pendapat dan aktif dalam kelas. Adapun model yang sesuai untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa adalah model Make a Match.
Penelitian dengan menggunakan model Make a Match ini di laksanakan dalam dua siklus melalui empat tahapan penelitian berupa perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini di laksanakan pada hari senin
lxxi
tanggal 22 Juli 2019 sampai dengan 30 Agustus 2019. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII di MTs. Al-Madaniyah Jempong Barat.
Data-data di peroleh dari hasil Aktivitas dan hasil observasi pada setiap siklus yang telah di rencanakan. Data yang di peroleh berupa data kuantitatif yang di peroleh dari hasil Aktivitas dan data kualitatif dari hasil observasi. Data kuantitatif yang di peroleh dari hasil evaluasi yang akan memberikan jawaban mengenai berhasil atau tidaknya proses pembelajaran pada pembelajaran IPS dengan menerapkan model Make a Match yang di ukur dengan meningktkan aktivitas dan hasil belajar siswa secara kelasikal.
1. Hasil Penelitian Siklus 1 a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang di lakukan pada siklus I yaitu dengan menerapkan pembelajaran Make a Match dengan materi “Perubahan ruang dan intraksi antarruang akibat faktor alam dan manusia” pembelajaran, peneliti bersama guru mempersiapkan Hal-hal sebagai berikut:
1). Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2). Menyiapkan Meja Pembelajaran
3). Menyiapkan Lembar Observasi Untuk Menilai Aktivitas Guru Dan Siswa Selama Peroses Pembelajaran
4). Menyiapkan Soal Evaluasi Untuk Mengetahui Kualitas Belajar Hasil Belajar Siswa Dalam Bentuk Tulisan.
lxxii b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan penelitian untuk siklus 1 berlangsung dalam dua kali pertemuaan yaitu, pada tanggal 22 Juli 2019, satu pertemuan 2 x 45 menit kemudian di lanjutkan dengan evaluasi. Pada sikulus ini di ikuti oleh 22 siswa laki-laki kelas VIII. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah di persiapkan . Adapun urainnya sebagai berikut:
1). Kegiatan Awal (Pendahuluan)
Kegiatan awal di mulai dengan mengucap salam, kemudian berdoa, siswa mempersiapkan perlengkapan belajarnya, meskipun ada beberapa yang tidak siap dengan alasan lupa membawa buku dan juka alat tulis.
2). Kegiatan inti (45 menit)
a). Guru menjelaskan materi pelajaran dan siswa memperhatikan dengan baik, namun ada bebrapa siswa yang masih berbicara dan bermain dengan teman sebangkunya. Guru pun terus menasehati dan memberikan peringatan pada mereka.
b). Guru dan peneliti membagikan kelompok kepada siswa untuk menerapkan model Make a Match. Siswa di bagi menjadi 2 kelompok, Misalnya kelompok A dan kelompok B. Kedua kelompok tersebut diminta berhadep-hadepan, Dalam tahap- tahap ini banyak siswa yang masih ribut dan merasa malu dan
lxxiii
tidak nyaman karena beberapa siswa berhadepan dengan teman lain.
c). Guru membagikan kartu pertanykaan kepada kelompok A dan jawabannya kepada kelompok B. Pertanykaan tersebut sudah disiapakan sebelumnya seperti, Apa saja Ciri-ciri negara ASEAN dan jawaban di pegang oleh kelompok B seperti Berbentuk hampir seperti lingkaran, Seperti kepulauan yang berpisah- pisah, Lebih konpeleks dan beragam biasanya, Berbentuk memanjang.
d). Guru dan peneliti menyampaikan kepada siswa bahawa mereka harus mencari/ mencocokan jawaban yang di pegang dan kartu kelompok lain.
e). Guru dan peneliti meminta semua kelompok A untuk mencari pasangan di kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangan masing-masing, guru/peneliti meminta siswa melaporkan diri kepadanya. Peneliti mencatat meraka pada kertas yang sudah di siapkan. Pada tahap ini siswa sangat banyak yang ribut dan mencari pasangannya masing-masing, masih banyak siswa yang keliru dalam mencari pasangan.
f). Jika waktu sudah habis, mereka harus di beritahu bahwa waktu sudah habis, siswa yang belum menemukan pasangannya di minta untuk berkumpul tersendiri dan mendapat hukuman.
lxxiv
g). Guru dan peneliti memanggil pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatiakan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. Ada siswa yang bisa memprsentasikan hasil diskusinya dengan teman pasangannya.
h). Guru dan peneliti memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyakaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi, begitu seterusnya sampai serluruh pasangan melakukan prsentasi.
3). Kegiatan Penutup (10)
Pada kegiatan penutup guru dan siswa membuat kesimpulan tentang perubahan ruang dan intraksi antrruang akibat faktor alam dan manusia. Pesertadidik bersama guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran, guru memberi salam penutup.
c. Hasil Observasi
Hasil observasi di peroleh dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan, peneliti melakukan observasi terhadap sikap perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta keterampilan guru dalam mengajar dan menggunakan model Make a Match pada materi perubahan ruang dan intraksi antrruang akibat faktor alam dan manusia
lxxv 1). Hasil Observai kegiatan Guru.
Tabel 3.7
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1
No Kegiatan Guru Sekor
1 Sekor perolehan 18
2 Sekor maksimal 30
3 Persentase 60%
4 Katagori Baik
Melihat tabel (3.7) diatas data hasil observasi aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan Make a Match pada siklus 1 tergolong baik hal ini dapat dilihat dari sekor perolehan mencapai 18 dan sekor maksimal mencapai 30 dengan persentase mencapai 60%. Keaktifan guru dalam memberikan arahan bimbingan dan motivasi kepada siswa selama peroses belajar mengajar. Meskipun belum maksimal dalam artian masih ada yang perlu di perbaiki. Oleh karena itu, guru perlu meningkatkan aktivitasnya dalam peroses belajar mengajar guna meningkatkan kualitas pembelajaran data selengkapnya.
lxxvi 2). Hasil observasi aktivitas siswa
Berdasrakan observasi yang telah dilakukan terlihat sudah krekteria-krekteria yang sudah ditetapkan, namun masih ada kekurangan-kekurangan dan hal-hal yang prlu diperhatikan, antara lain:
Tabel 3.8
Hasil Aktivitas Siswa kelas VIII Siklsus I
No Kegiatan Guru Sekor
1 Sekor perolehan 20
2 Sekor maksimal 30
3 Persentase 66,66%
4 Katagori Baik
Dari tabel (3.8) diatas, data hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan Make a Match pada siklus I tergolong aktif di lihat dari sekor perolehan 20 dan sekor maksimal 30 dengan prsentase mencapai 66,66%. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Walaupun aktivitas siswa perlu ditingkatkan lagi agar berdampak juga pada peningkatan hasil belajar IPS.
3). Evaluasi Hasil Belajar Siswa
Hasil evaluasi di laksanakan pada tiap akhir siklus. Evaluasi di laksankan dalam bentuk soal isian. Data hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut
lxxvii Tabel 3.9
hasil evaluasi belajar siswa Siklus I
No Analisis Hasil Belajar Siswa
Kelas VIII Hasil Belajar
1 Jumlah Siswa 22
2 Nilai Tertinggi 80
3 Nilai Terendah 60
4 Jumlah Siswa Yang Ikut Tes 22
5 Jumlah Siswa Yang Tuntas 12
6 Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 10
7 Jumlah Nilai 1,525
8 Nilai Rata-Rata 69,32%
9 Jumlah Siswa Yang Tuntas Secara Kelasikal 54,54%
10 Katagori Ketuntasan Tidak Tuntas
Dari data tabel (3.9) kelas VIII siklus I dapat dilihat hasil belajar evaluasi siswa sengan jumlah siswa yang ikut tes 22 orang, hanya 12 orang siswa yang dinyatakan tuntas dan yang tidak tuntas 10 orang dengan nilai rata-rata 69,36 dengan jumlah siswa yang tuntas secara kelasikal mencapai 54,54%. Hal ini disebabkan karena siswa belum memahami secara mendalam materi tersebut. Sementara ketuntasan siswa yang diharapkan mencapai 85%. Dengan begitu perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya.
lxxviii
a) Jumlah siswa yang tuntas 12 karena faktor:
(1) Abdul Aziz: Dinyatakan tuntas karena pada saat belajar siswa ini sangkat antusias dalam mencari pasangan atau mencari jawaban dari soal yang sudah di tentukan.
(2) Abdul latif saukani: Siswa ini sangat aktif belajar dalam menggunkan metode make a match, setelah mencocokan jawabannya siswa ini bisa mempersentasikan hasil dari kecocokan jawabannya.
(3) Ahmad fahriadi: Siswa ini dinyatakan tuntas karena saat belajar menggunakan metode make a match aktif, rafi, sopan dan turut pada aturan, cepat dalam mencocokan jawabannya.
(4) Ahmad yani muktar: Saat menggunakan kelompok dengan menggunakan metode make a match siswa ini benar dalam mencocokan jawabannya.
(5)
Deni johandi: Siswa ini saat menjelaskan jawabannya benar dan aktif saat dijelaskan langsung ngerti.(6) Hamdi: Dengan menggunakan metode make a match siswa ini lebih aktif dan dan bener dalam menjelaskan.
(7) Ahmad fazly daud: Dengan menggunakan make a match siswa jadi cepat dalam memahami pelajaran dan cepat dalam mencari pasangannya, bisa menjelaskan.
(8) M.Faizanul pajri: Dengan menggunakan metode make a match siswa ini yang dulunya pendiam nilai kurang sekarang nilai siswa
lxxix
trsebut jadi meningkat karena keaktifan dan antusiasnya dalam belajar menggunakan metode make a match
(9) M.Abdullah: Siswa cepat memahami pelajaran dengan adanya penggunaan metode make match
(10) M.Izral: Begitu juga dengan siswa yang ini cepat dalam memahami pelajaran cara menjelaskan juga jelas dan benar (11) Ulul azmi: Intraksi siswa saat belajar dengan menggunakan
make a match sangat aktif sehingga nilainya ada peningkatan.
(12) Wahyudi: Siswa di nyatakan tuntas karena mampu mencocokan kartu soal tersebut dan cepat menangkap pembelajaran tersebut.
b) Jumlah siswa yang tidak tutas berjumlah 10 disebabkan karena faktor:
(1) Dimas : Dinyatakan tidak tuntas karena faktor belum memahami metode make a match, masih banyak yang main-main dengan teman sebangkunya.
(2) L.Ribahan hidayat: Tidak jauh beda dengan faktor yang sebelumnya yaitu masih kurang memahami metode yang di gunakan siswa kebanyakan main-main dan mencoret-coret bukunya.
(3) M.Ardi: Penyebab siswa tidak tuntas karena saat mencari pasangan atau kecocokan jawaban masi sulit, kurang memahami metode.
lxxx
(4) M.Ramzi: Siswa tidak dinyatakan tuntas karena kurang tepat dalam menjelaskan hasil kecocokan jawaban dari soal tersebut.
(5) M.Rody sanjaya: Siswa tidak dinyataka tuntas karena pada saat mempersentasikan hasil diskusi mencari pasanagan tidak benar tidak sesuai dengan jawaban dari soal tersebut.
(6) Farid: Intraksi siswa dalam belajar menggunakan metode make a match tidak begitu ada antusiasnya, masih bingung dan main- main.
(7) M.Irsad: Siswa tidak dinyatakan tuntas karena saat menggunkan kelompok tidak ada yang memperhatikan penjelasan dari guru maka siswa tidak tau apa yang di jelaskan sehingga nilainya tidak mencapai ketuntasan.
(8) Saepullah : Siswa tidak tuntas karena belum bisa menjelaskan hasil kecocokan jawabanya.
(9) M.Arzaki ramdani: Siswa masih sering main di saat temannya menjelaskan, disaat ada pertanyakaan siswa tidak bisa jawab.
(10) M.Irfan hakim: Pada saat guru bertanya siswa tidak bisa jawab dan tidak memahami pelajaran, cendrung lambat dalam menangkap pelajaran
d. Tahap refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus 1 menunjukan bahwa hasil belajar yang di peroleh belum mencapai indikator keberhasilan kinerja yang telah di tetapkan yaitu 85% siswa
lxxxi
memperoleh nilai 70 hal ini dapat di katakan bahwa pelaksanaan tindakan siklus 1 masih belum sempurna dimana kegiatan siswa masih tergolong kurang aktif.
Kegiatan pembelajaran yang telah terlaksana dengan baik pada peroses pembelajaran siklus 1 ini adalah sebagai berikut:
1. Masih ada siswa yang kurang berani untuk menjawab, bertanya, menanggapi atupun merespon pertanyakaan dari guru
2. Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa banyak yang tidur dan main-main hanya sebagaian saja yang benar-benar memperhatikan.
3. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan peroses pembelajaran pada siklus 1 yaitu:
a. Saat mengawali pembelajaran guru tidak memberikan motivasi sehingga siswa tidak semangat dalam belajar
b. Dalam menyajikan materi terlihat bahwa guru belum sepenuhnya menguasai materi.
c. Dalam menerapkan model Make a Match guru mengerti tentang konsep dan penerapan model Make a Match tetapi karena guru baru pertama kali menerapkannya sehingga penerapannya kurang maksimal.
lxxxii 2. Hasil Penelitian Siklus II
Kegiatan pembelajaran dalam pemelajaran siklus II hampir sama dengan siklus I, namun pada siklus II di lakukan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
Siklus II berlangsung dalam dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 29 Agustus 2019, selama 3x45 menit. Pada pertemuan ini siswa melakukan kegiatan pembelajaran tentang “Mengenal negara-negara ASEAN (Filifina, Tailand, Brunei Darusalam) Evaluasi dilaksanakan dengan soal berbentuk isian sebanyak 12 item. Dengan alokasi waktu 15 menit. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II terdiri dari 4 tahapan yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan tindakan, Observasi, Evaluasi dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan oleh guru (Peneliti) pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkann skenario pembelajaran (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
2) Menyiapkan alat peraga berbentuk kartu soal dan kartu jawaban 3) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan guru
4) Menyusun soal evaluasi untuk mengetahui kualitas hasil belajar b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah di susun berdasarakan rencana
lxxxiii
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan Make a Match. Pelaksanaan pembelajaran hampir sama dengan siklus I, namun pada siklus II proses pembelajarannya dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan yaitu:
1. Kegiatan Awal (Pendahuluan)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II yang telah disusun, serta menggunakan model Make a Match yang sesuai dengan materi pembelajaran pada siklus II dengan mengacu pada siklus I.
Pada tahap kegiatan awal atau pendahuluan, guru memberi motivasi dan mengeksplorasi pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi yang akan diajarakan kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta menjelaskan metode yang digunakan dengan jelas dan bersama-sama membuat kontrak belajar.
2. Kegiatan inti
Kegiatan pada tahap ini, guru mengawalnya dengan mengkondisikan kelas suapaya tertib baru kemudian guru dan peneliti memulai dengan membagi kelompok. Kelompok A membawa kartu pertanyaan dan kelompok B membawa kartu jawaban. Masing-
lxxxiv
masing dari kelompok mengatur posisi sehingga belajar saling berhadepan. Setelah itu guru menjelaskan aturan permainan kartunya.
Setiap kelompok di bagikan beberapa kartu sesuai dengan kelompoknya (kelompok pertanyaan dan kelompk jawaban) jika masing-masing kelompok telah mendapatkan kartu, setelah itu siswa memikirkan jawaban atas pertanyan yang meraka dapat lalu mencari pasangannya masing-masing. Jika ada yang sudah menemukan jawaban atau pasangan maka masing-masing pasangan maju kedepan untuk mencocokan jawaban dan pertanyaan dan mempresentasikan melalui pasangan kartu yang telah mereka cocokkan. Agar siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Namun guru juga tidak lupa memberikan motivasi kepada siswa agar berani mengajukan pertanyaan terhadap materi yang belum dipahami oleh siswa.
3. Kegiatan Akhir (Penutup)
Pada tahap akhir (penutup) kegiatan pembelajaran, guru menyimpulkan materi bersama dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa terkait materi tersebut. Kemudian guru memberikan tugas kepada siswa untuk materi selanjutnya
c. Tahap Observasi dan Evaluasi
1. Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru
Pada proses belajar mengajar di kelas, guru melakukan aktivitas mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran atau rencana
lxxxv
pelaksanaan pembelajaran siklus II. Guru sudah berusha maksimal untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus sebelumnya. Sehingga diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.0
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No Kegiatan Guru Sekor
1 Sekor perolehan 21
2 Sekor maksimal 30
3 Persentase 70%
4 Katagori Sangat Baik
Melihat tabel (4.0) diatas, data hasil observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode Make a Match pada siklus II sudah tergolong sangat baik dan sesuai dengan indikator kinerja guru yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari sekor masing-masing indikator kinerja yang rata- rata sudah sangat baik. Seperti Sekor perolehan mencapai 21, sekor maksimal 30 dan persentase mencapai 70%, mencapai krekteria sangat baik.
2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Data aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelejaran berlangsung di peroleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa yang dilakukan oleh peneliti.
Tabel 4.1
lxxxvi
Data Hasil Aktivitas Siswa kelas VIII Siklsus II
No Kegiatan Guru Sekor
1 Sekor perolehan 27
2 Sekor maksimal 30
3 Persentase 90%
4 Katagori Sangat Baik
Dari table. (4.1) Diatas, data hasil observasi siswa bahwa nilai aktivitas selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Make a Match pada siklus II tergolong tinggi. Dimana pada saat mencapai nilai perolehan 27 dan sekor maksimal 30 dengan krekteria persentase mencapai 90% dengan krekteria sangakat aktif. Hal ini dapat membuktikan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus sebelumnya. Jadi kesimpulannya bahwa dengan menggunakan model make a match dapat meningkatkan akitivitas dan hasil belajar, maka sangat penting dalam proses pembelajaran menggunakan model Make a Match terebut.
3. Evaluasi Hasil Belajar Siswa
Evaluasi di laksanakan pada tiap akhir siklus. Dilaksankan dengan memberikan soal isian sebanyak 12 soal. Sehingga di peroleh data sebagai berikut:
lxxxvii Tabel 4.2
hasil evaluasi belajar siswa Siklus II
No Analisis Hasil Belajar Siswa
Kelas VIII Hasil Belajar
1 Jumlah Siswa 22
2 Nilai Tertinggi 95
3 Nilai Terendah 65
4 Jumlah Siswa Yang Ikut Tes 22
5 Jumlah Siswa Yang Tuntas 20
6 Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 2
7 Jumlah Nilai 1,940
8 Nilai Rata-Rata 88,18%
9 Jumlah Siswa Yang Tuntas Secara Kelasikal 90,90%
10 Katagori Ketuntasan Tuntas
Dari data tabel (4.2). dapat di lihat bahwa hasil nilai siswa ada peningkatan bahwa nilai tertinggi mencapi 95 dengan nilai sangat baik dan nilai terendah mencapai 65 dengan kualifikasi cukup baik.
Sedangkan pada jumlah nilai rata-rata siswa mencapai 88,18 dengan ketuntasan nilai klasikal mencapai 90,90% ini menandakan bahwa ketuntasan belajar siswa dikatagorikan sudah mencapai krekteria ketuntasan klasikal. Siswa dikatakan tuntas apabila lebih mencapai dari 85%. Meskipun ada bebrapa siswa yang yang belum tuntas