• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOP P2TB

N/A
N/A
Atri Wahyuni

Academic year: 2024

Membagikan "SOP P2TB"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENCATATAN DAN PELAPORAN TB DOTs

SOP

No. Dokumen :

440/C.III.SOP.168.01/06.12.16/2023 No. Revisi : 0

Tanggal Terbit : 04 Januari 2023 Halaman : 1/2

BLUD Puskesmas Bolo

Pemimpin BLUD Puskesmas Bolo Nurjanah,S.Kep NIP. 197705152000032005 1. Pengertian Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk pencatatan dan pelaporan pasien TB yang disusun dan disajikan untuk memantau secara kohort perkembangan pengobatan pasien TB yang dilakukan pada setiap unit pelayanan kesehatan sampai ke Kementrian Kesehatan.

2. Tujuan 1. Memastikan Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan pasien TB sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

2. Memantau secara kohort perkembangan pengobatan pasien TB.

3. Kebijakan Pemimpin BLUD Puskesmas Bolo NO.440/B.II.SK.011.01/06.2.16/2023 tentang pelayanan klinis

4. Referensi PERMENKES RI NO.67 TAHUN 2016 tentang Penanggulangan Tuberculosis 5. Prosedur

/Langkah- langkah

1. Prosedur

- Masker / APD Level 3

- TB 01, TB 02, TB 03, Kartu Stok, Tb 09 2. Langkah-langkah

- Pencatatan dan Pelaporan pada Tingkat fasilitas pelayanan kesehatan.

- Pencatatan dan Pelaporan pada Tingkat Dinas Kesehatan Kab. Kota - Pencatatan dan Pelaporan pada Tingkat Dinas Kesehatan Provinsi.

- Pencatatan dan Pelaporan pada Tingkat pusat.

(2)

6. Bagan alir

7. Unit Terkait 1. Poli TB 2. Poli Umum 8. Hal-hal yang

perlu

diperhatikan

Kelengkapan data pasien

9. Dokumen Terkait

1. Form TB 04 2. Register TB 05 3. Register TB 06 10. Histori

perubahan

No Yang

dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan 1. Prosedur Pemakaian APD 04 Januari 2023

2. Kebijakan No.SK 04 Januari 2023

Pencatatan dan Pelaporan pada Tingkat pusat

Pencatatan dan Pelaporan pada Tingkat Dinas Kesehatan Provinsi

Pencatatan dan Pelaporan pada Tingkat Dinas Kesehatan Kab.

Kota

Pencatatan dan Pelaporan pada Tingkat fasilitas pelayanan kesehatan

(3)

PENEMUAN SUSPEK TB PARU DOTs

SOP

No. Dokumen :

440/C.III.SOP.169.01/06.12.16/2023 No. Revisi :

Tanggal Terbit : 04 Januari 2023

Halaman :

BLUD Puskesmas

Bolo

Pemimpin BLUD Puskesmas Bolo Nurjanah,S.Kep NIP. 197705152000032005 1. Pengertian Penemuan Suspek TB Paru adalah cara / metode menemukan secara cepat dan tepat kasus TB Paru dengan serangkaian kegiatan terdiri dari penjaringan suspek, diagnosa, penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien.

2. Tujuan Mendapatkan / menemukan kasus TB melalui serangkaian kegiatan sehingga segera dapat dilakukan pengobatan agar sembuh dan tidak menularkan penyakit kepada orang lain.

3. Kebijakan Pemimpin BLUD Puskesmas Bolo NO.440/B.II.SK.011.01/06.2.16/2023 tentang pelayanan klinis

4. Referensi PERMENKES RI NO.67 TAHUN 2016 tentang Penanggulangan Tuberculosis 5. Prosedur/

langkah- langkah

1. Alat dan bahan

- Masker / APD Level 3 - Ruang pengelola

- Buku penderita TB 05 dan TB 06 - Pot dahak

2. Langkah - langkah

- Petugas mencuci tangan dan menggunakann APD sesuai pajanan

- Petugas melakukan anamnesa keluhan pasien jika ada batuk lebih dari 2 minggu kalau malam hari keluar keringat dingin tanpa aktifitas, penurunan berat badan.

- Petugas melakukan observasi tanda – tanda vital (tensi, RR, suhu, BB dan TB).

- Petugas menganjurkan pasien untuk pemeriksaan BTA sputum S-P-S atau A-B-C dengan memberikan form TB 05 untuk ke Laboratorium dan mencatat di TB 06 sebagai Suspek TB.

- Petugas membaca hasil Laboratorium (Fprm TB 05) jika didapatkan hasil BTA positif pasien dianjurkan untuk mengikuti program pengobatan TB Paru di puskesmas terdekat. Jika hasil pemeriksaan BTA negatif pasien diberi obat sesuai keluhan selama 1 minggu dan disarankan untuk kontrol ulang setelah obat habis.

- Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan

(4)

6. Bagan Alir

7. Unit Terkait 1. Poli P2 2. Laboratorium 3. KIA

4. Rawat Inap 5. Poli Umum 6. IGD

8. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Semua pasien dengan gejala TBC harus dilakukan pemeriksaan dahak

9. Dokumen Terkait

1. Register TB 05 2. Register TB 06 10. Rekaman

Historis Perubahan

No Yang

dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan 1. Prosedur Pemakaian APD 04 Januari 2023

2. Kebijakan No.SK 04 Januari 2023

Petugas mencuci tangan dan menggunakann APD sesuai

pajangan

Petugas menganjurkan pasien untuk pemeriksaan BTA sputum S-P-S atau A-B-C dengan memberikan form TB 05

untuk ke Laboratorium

Petugas membaca hasil Laboratorium (Fprm TB 05) jika didapatkan hasil BTA positif pasien dianjurkan untuk mengikuti

program pengobatan TB Paru di puskesmas terdekat

Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan

Petugas melakukan observasi tanda – tanda vital Petugas melakukan anamnesa keluhan pasien

(5)

PENGOBATAN TB PARU DOTs SO

P

No. Dokumen :

440/C.III.SOP.170.01/06.12.16/2023 No. Revisi : 0

Tanggal Terbit : 04 Januari 2023 Halaman : 1/2

BLUD Puskesmas Bolo

Pemimpin BLUD Puskesmas Bolo Nurjanah,S.Kep

NIP.

197705152000032005 1. Pengertian Pengobatan TB Paru adalah tatacara memberikan pengobatan penderita TB

paru sesuai tata laksana pengobatan TB Nasional.

2. Tujuan Untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutus rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap obat Anti Tuberkulosis (OAT).

3. Kebijakan Pemimpin BLUD Puskesmas Bolo NO.440/B.II.SK.011.01/06.2.16/2023 tentang pelayanan klinis

4. Referensi PERMENKES RI NO.67 TAHUN 2016 tentang Penanggulangan Tuberculosis 5. Prosedur/

Langkah - langkah

1. Alat dan bahan

- Masker / APD Level 3 - Register rawat jalan - Register TB 05 - Register TB 06 - Form TB 01 - Form TB 03 - Obat OAT 2. Langkah-langkah

- Petugas mencuci tangan dan menggunakann APD sesuai pajanan - Petugas melakukan anamnesa

- Petugas melakukan observasi TTV

- Petugas menganjurkan pasien untuk berobat TB yaitu pengobatan sesuai dengan klasifikasi dan tipe pasien.

- Petugas memberikan penyuluhan dan tata cara pengobatan OAT kepada pasien dan PMO pasien.

- Petugas meminta pasien dan PMO pasien untuk menjelaskan kembali tata cara pengobatan OAT.

- Petugas memberikan obat OAT sesuai berat badan dan kartu TB 02 untuk dibawa pulang pasien.

(6)

Tabel 01. Pemberian obat TB paru sesuai BB pasien

Berat Badan

Tahap Intensif tiap hari selama 56 hari

RHZE (150/75/400/275)

Tahap lanjutan 3 kali seminggu selama 16 minggu

RH (150/150) 30-37 kg

38-54 kg 55-70 kg >70 kg

2 tablet 4 KDT 3 tablet 4 KDT 4 tablet 4 KDT 5 tablet 4 KDT

2 tablet 4 KDT 3 tablet 4 KDT 4 tablet 4 KDT

5 tablet 4 KDT

- Petugas menganjurkan pasien untuk kembali mengambil obat sesuai dengan tanggal yang sudah ditentukan di kartu TB 02

- Petugas mencatat di TB 01, TB 02 dan register Rawat Jalan P2M 6. Bagan alir

Petugas mencuci tangan dan menggunakann APD sesuai

Petugas melakukan anamnesa

Petugas melakukan observasi TTV

Petugas menganjurkan pasien untuk berobat TB yaitu pengobatan sesuai dengan klasifikasi dan tipe pasien Petugas memberikan penyuluhan dan tata cara pengobatan

OAT kepada pasien dan PMO pasien Petugas meminta pasien dan PMO pasien untuk menjelaskan kembali tata cara pengobatan OAT

(7)

7. Unit Terkait 1. Poli DOTS 2. Laboratorium 3. Apotik 8. Haln-hal

yang perlu diperhatikan

Memperhatikan 7 prinsip dalam pemberian obat yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar dokumentasi dan benar informasi

9. Dokumen Terkait

1. Form TB 01 2. Form TB 02 3. Register TB 03 10. Rekaman

Historis Perubahan

No Yang

dirubah

Isi P/erubahan Tanggal Mulai diberlakukan 1. Prosedur Pemakaian APD 04 Januari 2023

2. Kebijakan No.SK 04 Januari 2023

Petugas mencatat di TB 01, TB 02 dan register Rawat Jalan P2M

Petugas menganjurkan pasien untuk kembali mengambil obat sesuai dengan tanggal yang sudah ditentukan di kartu TB 02

Petugas memberikan obat OAT sesuai berat badan dan kartu TB 02 untuk dibawa pulang pasien

(8)

PENETAPAN KLASIFIKASI DAN TIPE PASIEN TB DOTs

SOP

No. Dokumen :

440/C.III.SOP.171.01/06.12.16/2023 No. Revisi : 0

Tanggal Terbit : 04 Januari 2023 Halaman : 1/2

BLUD Puskesmas Bolo

Pemimpin BLUD Puskesmas Bolo Nurjanah,S.Kep

NIP.

19770515200003200 5

1. Pengertian Pasien yang telah ditegakkan diagnosis TB selanjutnya perlu ditetapkan klasifikasi dan tipenya, berdasarkan ; organ tubuh yang sakit (paru / ekstra paru), hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (BTA positif / BTA negatif), Riwayat pengobatan sebelumnya (Baru/sudah pernah diobati), dan tingkat keparahan penyakit (ringan/berat), oleh staf medis dokter penanggung jawab pasien.

2. Tujuan Sebagai acuan untuk menetapkan paduan regimen obat anti TB (OAT) yang harus diberikan kepada pasien TB tersebut.

3. Kebijakan Pemimpin BLUD Puskesmas Bolo

NO.440/B.II.SK.011.01/06.2.16/2023 tentang pelayanan klinis 4. Referensi PERMENKES RI NO.67 TAHUN 2016 tentang Penanggulangan

Tuberculosis 5. Prosedur/Langkah

– Langkah

1. Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dahak mikroskopis dan pemeriksaan penunjang lainnya, maka pasien TB akan ditetapkan klasifikasi dan tipenya :

a. Berdasarkan organ tubuh yang di serang : pasien TB paru/pasien TB ekstra paru.

b. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis : pasien TB paru BTA (+)/pasien TB paru BTA (-) foto thorax (+) c. Berdasarkan riwayat pengobatan TB sebelumnya : pasien TB

paru BTA (+) baru/pasien TB paru BTA (+) ka,mbuh-gagal- default – kronis.

d. Berdasarkan tingkat keparahan penyakit : pasien TB ekstra paru ringan / pasien TB ekstra paru berat / pasien BTA (-) foto thorax (+)ringan / pasien BTA (-) foto thorax (+) berat.

2. Diagnosis, klasifikasi dan tipe :

a. TB paru BTA (+) baru : 2 atau lebih sediaan apusan dahak ditemukan BTA (+), atau 1 sediaan apusan dahak BTA (+) foto thorax mendukung TB, pasien belum pernah mendapat

(9)

pengobatan OAT sebelumnya atau minum OAT < 1 bulan.

b. TB paru BTA (-) foto thorax (+) : 3 sediaan apusan dahak BTA (-) dengan hasil foto thorax mendukung TB, atau TB anak, atau kasus TB yang tidak diperoleh hasil apusan dahak.

c. TB paru BTA (+) kambuh : pasien sudah pernah mendapat pengobatan OAT dan sudah dinyatakan sembuh yang kemudian di diagnosis lagi dengan BTA (+).

d. TB Paru BTA (+) Gagal : pasien yang sediaan apusan dahak awalnya BTA (-) kemudian dengan pengobatan menjadi BTA (+) atau pasien TB yang pengobatan s/d bulan ke 5 dengan BTA nya tetap (+).

e. TB paru kronis : pasien TB BTA (+) yang s/d akhir pengobatan BTAnya tetap (+).

f. BTAparu setelah default : pasien yang kembali berobat dengan TB BTA (+) setelah putus berobat > 2 bulan.

g. TB ekstra paru : kasus TB yang menyerang organ selain paru (kulit, kelenjar, tulang, syaraf, dll), ringan maupun berat.

3. Dokter/Petugas P2TB penanggung jawab pengobatan pasien TB tersebut selanjutnya menetapkan panduan regimen obat anti TB, sesuai dengan klasifikasi dan tipe pasien, sesuai standar WHO dan ISTC (International standard of Tuberculosis care).

6. Bagan alir

7. Unit Terkait 1. RUANG dokter 2. Program TB

8. Hal- hal yang Pemeriksan Kembali hasil pemeriksaan dahak dan penunjang lainnya Petugas mencuci tangan dan

menggunakann APD sesuai pajanan

Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dahak mikroskopis dan pemeriksaan penunjang lainnya

Menentukan diagnosa berdasarkan klasifikasi dan tipe

Dokter/Petugas P2TB penanggung jawab pengobatan pasien TB tersebut selanjutnya menetapkan panduan regimen obat anti TB, sesuai dengan klasifikasi dan tipe pasien, sesuai

standar WHO dan ISTC

(10)

perlu

diperhatiakan

9. Dokumen Terkait 1. Form TB 01 2. Form TB 02 3. Register TB 03 10. Rekaman Historis

Perubahan

No Yang dirubah

Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan 1. Prosedur Pemakaian APD 04 Januari 2023

2. Kebijakan No.SK 04 Januari 2023

(11)

PENGAWASAN MENELAN OBAT (PMO) PASIEN TB

SO P

No. Dokumen :

440/C.III.SOP.172.01/06.12.16/2023 No. Revisi : 0

Tanggal Terbit : 04 Januari 2023 Halaman : 1/2

BLUD PUSKESMAS

BOLO

Pemimpin BLUD Puskesmas Bolo

Nurjanah,S.Kep NIP.

197705152000032005 1. Pengertian Pemantauan keteraturan dan kepatuhan pengobatan pasien, dari awal

pengobatan s.d selesai masa pengobatan, termasuk pemantauan konversi terapi dan hasil akhir terapi

2. Tujuan 1. Menilai keberhasilan pengobatan pasien TB

2. Menilai keberhasilan program penanggulangan TB Kebijakan Untuk memantau, membina dan menilai keteraturan serta kepatuhan pasien berobat, maka dilakukan pengawasan langsung menelan obat ( directly observed therapy /DOT ) oleh pengawas menelan obat ( PMO ) yang dapat diterima dan dipercaya oleh pasien dan sistem kesehatan.

3. Kebijakan Pemimpin BLUD Puskesmas Bolo

NO.440/B.II.SK.011.01/06.2.16/2023 tentang pelayanan klinis

4. Referensi PERMENKES RI NO.67 TAHUN 2016 tentang Penanggulangan Tuberculosis

5. Prosedur dan langka- langkah

1. Alat dan bahan - APD lengkap 2. Langkah - langkah

a. Petugas mencuci tangan dan menggunakan APD sesuai pajanan b. Melakukan kunjungan rumah dalam rangka pengawasan menelan

obat pada pasien yang terdiagnosis TB yang sedang pengobatan - Pada setiap pasien TB yang mendapat pengobatan OAT dengan

paduan regimen OAT sesuai ketetapan WHO / ISTC, maka ditunjuk seorang PMO ( pengawas minum obat )

- Dilakukan pemantauan keteraturan dan kepatuhan kunjungan kontrol pasien TB dengan mempergunakan : TB-01 / TB-02 / kalender pasien

- Ditetapkan jadwal kunjungan kontrol : 1 x / 2 minggu ( 14 hari ) pada fase intensif dan 1 x / bulan ( 12 hari tiap : senin-rabu-jumat atau selasa-kamis-sabtu )

- Pelaksana pelayanan kesehatan ( staf perawat ) di tiap klinik rawat jalan tempat pasien TB berobat, membuat jadwal kunjungan

(12)

kontrol pada TB-01 dan TB-02 ( tulis dengan pinsil ), dan juga pada kalender pasien;

- pada saat pasien datang kunjungan kontrol, maka beri tanda rumput (√) pada TB-01 di kolom tanggal yang sesuai, catat tanggal kunjungan pada TB-02 nya, dan tandai pada kalender pasien

- apabila pada jadwal kunjungan kontrol ternyata pasien mangkir / tidak datang kontrol, maka harus segera disampaikan kepada pelaksana wasor TB di Dinas Kesehatan setempat, untuk bantuan pelacakan kasus

c. Petugas menjelaskan pada keluarga pasien yang menjadi pengawas menelan obat tentang pentingnya minum obat sesuai jadwal

d. Petugas menjelaskan bahwa selama masa pengobatan, pada pasien TB akan dilakukan pemeriksaan dahak ulang untuk follow up pengobatan :

- pada saat selesai masa intensif ( bulan ke-2 / 3 )

- pada saat 1 bulan sebelum akhir pengobatan ( bulan-5 / 7 )

- pada saat akhir pengobatan ( bulan-6 / 8 ) pasien dibuatkan lembar pemeriksaan dahak S-P ( form TB-05 ), untuk follow up pengobatan, akan tetapi tidak di catat di form TB-06

e. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan 6. Bagan alir

7. Unit Terkait 1. Program TB

Petugas mencuci tangan dan menggunakann APD sesuai pajanan

Melakukan kunjungan rumah dalam rangka pengawasan menelan obat pada pasien yang terdiagnosis TB yang sedang pengobatan

Petugas menjelaskan pada keluarga pasien yang menjadi pengawas menelan obat tentang pentingnya

minum obat sesuai jadwal

Petugas menjelaskan bahwa selama masa pengobatan, pada pasien TB akan dilakukan pemeriksaan dahak

ulang untuk follow up pengobatan

Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan

(13)

8. Haln-hal yang perlu diperhatikan

1. Pasien teratur minum obat

2. Merencanakan jadwal kunjungan berobat pasien 9. Dokumen

Terkait

1. Form TB 01 2. Form TB 02 3. Register TB 03 4. Form TB 05 10. Rekaman

Historis Perubahan

No Yang

dirubah

Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan 1. Prosedur Pemakaian APD 04 Januari 2023

2. Kebijakan No.SK 04 Januari 2023

PEMBERIAN TERAPI PENCEGAHAN SO

P

No. Dokumen :

440/C.III.SOP.173.01/06.12.16/2023 No. Revisi : 0

Tanggal Terbit : 04 Januari 2023 Halaman : 1/2

BLUD PUSKESMAS

BOLO

Pemimpin BLUD Puskesmas Bolo

Nurjanah,S.Kep NIP.

197705152000032005 1. Pengertian Terapi pencegahan tuberculosis (TPT) adalah terapi yang diberikan guna

mencegah penyakit tuberkulosis

2. Tujuan Untuk mengurangi bekteri sumber penularan ke tahap selanjutnya

3. Kebijakan Pemimpin BLUD Puskesmas Bolo

NO.440/B.II.SK.011.01/06.2.16/2023 tentang pelayanan klinis

4. Referensi PERMENKES RI NO.67 TAHUN 2016 tentang Penanggulangan Tuberculosis

5. Prosedur dan langka- langkah

1. Alat dan bahan a. Timbangan b. Tensi meter c. Obat TPT

(14)

2. Langkah- Langkah

a. Petugas mencuci tangan dan menggunakan APD sesuai pajangan b. Petugas melakukan kunjungan rumah pada kontak serumah dari

pasien TB

- Kontak erat dengan penderita TB dan tinggal satu rumah - Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)

- Orang yang beresiko terkena TB (kanker,dialysis,transplatasi organ,warga binaan masyarakat, petugas Kesehatan yang kontak dengan pasien TB dan DM)

c. Petugas menjelaskan tentang tujuan kegiatan tersebut

d. Petugas menimbang berat badan pasien guna menentukan dosis obat yang diberikan

- INH ( Isoniazid) setiap hari selama 6 bulan - INH dan Rimfapisin setiap hari selama 3 bulan

- INH dan Rimfapentin seminggu sekali selama 3 bulan - LFX dan E setiap hari selama 6 bulan

e. Petugas menjelaskan cara minum obat dan efek samping dari obat TPT

f. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan 6. Bagan alir

7. Unit Terkait 1. Program TB 2. apotik

Petugas mencuci tangan dan menggunakann APD sesuai pajanan

Petugas melakukan kunjungan rumah pada kontak serumah dari pasien TB

Petugas menjelaskan tentang tujuan kegiatan tersebut

Petugas menimbang berat badan pasien guna menentukan dosis obat yang diberikan Petugas menjelaskan cara dan efek samping dar obat

TPT

pencatatan dan pelaporan

(15)

8. Hal-hal yang perlu

diperhatikan

1. Pasien teratur minum obat

2. Ketepatan pemberian obat TPT sesuai dosis 9. Dokumen

Terkait

Buku register 10. Rekaman

Historis Perubahan

No Yang

dirubah

Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan 1. Prosedur Pemakaian APD 04 Januari 2023

2. Kebijakan No.SK 04 Januari 2023

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran peran petugas kesehatan dan pengawas menelan obat (PMO) dalam pengobatan TB Paru dengan strategi DOTS pada

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran peran petugas kesehatan dan pengawas menelan obat (PMO) dalam pengobatan TB Paru dengan strategi DOTS pada

“ Peran Petugas Kesehatan Dan Pengawas Menelan Obat(PMO) Dalam Pengobatan Tb Paru Dengan Strategi DOTS pada Puskesmas di Kota Langsa ” dengan lokasi penelitian

Pada aspek ketersediaan pelatihan bagi petugas kesehatan, kader dan PMO dalam mendukung pengawasan menelan obat di Puskesmas Sempor II, ditemukan dalam penelitian

Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita, Peran Petugas Kesehatan, Dan Peran Pengawas Menelan Obat (PMO) Dengan Kepatuhan Penderita TB Paru Dalam Pengobatan Di Puskesmas

Untuk menjamin kepatuhan pende- rita dalam menelan obat, pengobatan TB perlu dilakukan di bawah pengawasan langsung oleh seorang PMO atau peng- awas minum obat. 3)

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran peran petugas kesehatan dan pengawas menelan obat (PMO) dalam pengobatan TB Paru dengan strategi DOTS pada

Tingginya prevalensi infeksi TB laten pada petugas kesehatan dapat disebabkan karena kurangnya kepatuhan terhadap penggunaan APD alat pelindung diri dan pengawasan atasan terhadap