• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Sisi Gelap Media Sosial: Mediasi Perbandingan Sosial Pada Hubungan Fear of Missing Out dan Social Media Fatigue

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Sisi Gelap Media Sosial: Mediasi Perbandingan Sosial Pada Hubungan Fear of Missing Out dan Social Media Fatigue"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Diversita

Available online https://ojs.uma.ac.id/index.php/diversita

Sisi Gelap Media Sosial: Mediasi Perbandingan Sosial pada Hubungan Fear of Missing Out dan Social Media Fatigue

The Dark Side of Social-Media: Mediating Social Comparisons on Fear of Missing Out and Social Media Fatigue Relationships

Farhanah Murniasih*

Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Indonesia

Disubmit: 05 Februari 2023; Diproses: 15 Maret 2023; Diaccept: 06 Juni 2023; Dipublish: 09 Juni 2023

*Corresponding author: farhanah.murniasih@uinjkt.ac.id Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fear missing out mempengaruhi social media fatigue melalui mediator perbandingan sosial. Penting untuk meneliti tentang social media fatigue karena telah menjadi fenomena yang meluas di dunia kita yang semakin terhubung. Ketika orang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial dan terlibat dalam perbandingan sosial yang lebih intens, mereka berisiko mengalami dampak negatif seperti kelelahan. Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif. Sampel berjumlah 268 responden, didominasi oleh perempuan dengan rata-rata usia responden 21 Tahun. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan pengisian tiga kuesioner yang terdiri dari skala fear of missing out, skala perbandingan sosial UDACS (The Upward and Downward Appearance Comparison Scale), dan SMFs (Social Media Fatigue Scale). Analisis data dilakukan menggunakan PROCESS Mediation Model dari Hayess. Hasil menunjukkan bahwa fear of missing out secara signifikan mempengaruhi social media fatigue serta perbandingan sosial secara signifikan memediasi hubungan fear of missing out dan social media fatigue.

Kata Kunci: Fear of Missing Out; Perbandingan Sosial; Social Media Fatigue.

Abstract

This study aims to find out how the fear of missing out affects social media burnout through the mediator of social comparison. t is important to study social media fatigue because it has become a widespread phenomenon in our increasingly connected world. As people spend more time on social media and engage in more intense social comparison, they are at risk of experiencing negative outcomes such as burnout, low self-esteem, and decreased well-being. The research design uses quantitative methods. There were 268 respondents in the sample, dominated by women with an average age of 21 years. The sampling technique used purposive sampling. Data collection used a questionnaire consisting of a fear of missing out scale, UDACS (The Upward and Downward Appearance Comparison Scale), dan SMFs (Social Media Fatigue Scale). Data analysis was performed using the PROCESS Mediation Model. The results show that fear of missing out has a significant effect on social media fatigue and social comparison mediates the effect of fear of missing out on social media fatigue.

Keywords: Fear of Missing out; Social Comparison, Social Media Fatigue .

How to Cite: Murnasih, F. 2023. Sisi Gelap Media Sosial: Mediasi Perbandingan Sosial pada Hubungan Fear of Missing Out dan Social Media Fatigue, Jurnal Diversita, 9 (1): 93-103.

(2)

94 PENDAHULUAN

Setelah pandemi Covid-19 masyarakat menjadi terbiasa lebih banyak menghabiskan waktu di sosial media sebagai saluran komunikasi utama yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan keterhubungan sosial (Kaur et al., 2021; Zhou, 2019)).

Penggunaan media sosial membawa implikasi ganda bagi individu. Di satu sisi, platform media sosial telah membantu orang memperluas hubungan sosial pengguna, meningkatkan harga diri dan kepuasan hidup (Chai et al., 2019; Malik et al., 2021; Rozgonjuk et al., 2020). Namun di sisi lain, penelitian yang ada telah secara ekstensif membahas konsekuensi negatif dari penggunaan media sosial.

Penggunaan media sosial yang terus menerus dan berlebihan tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental, antara lain: menurunkan self-esteem, membandingkan hidup dengan orang lain, menimbulkan rasa cemas, mengakibatkan kecanduan, serta terbukti berhubungan dengan peningkatan rasa depresi dan kecemasan (Beyens et al., 2016; Elhai et al., 2020; Wolniewicz et al., 2018; Xie et al., 2018). Hasil Penelitian menunjukkan responden dengan tingkat kecemasan yang lebih tinggi melaporkan bahwa mereka merasakan kelelahan secara kognitif, perilaku, emosional lebih kuat (Świątek et al., 2021a). Kelelahan media sosial dapat berdampak serius bagi kesehatan mental dan kesejahteraan, serta kualitas hidup secara keseluruhan. Ini dapat berkontribusi pada perasaan depresi dan kecemasan, dan mengganggu tidur, bekerja, dan aspek penting lainnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kelelahan Media Sosial atau Social Media Fatigue (SMF) merupakan fenomena yang disebabkan oleh interaksi faktor sosial dan teknologi (Xiao & Mou, 2019). Social media fatigue menurut Logan et al., (2018) adalah kecenderungan pengguna untuk berhenti berpartisipasi dalam media sosial ketika mereka kewalahan dengan informasi yang diterima. Sedangkan menurut Zhang, Sheen, et al., (2021) Social media fatigue adalah jenis kelelahan yang lebih mengarah kepada media sosial.

Fenomena penggunaan media sosial telah menyebabkan penggunanya melakukan perbandingan yang sering kali menye- babkan kelelahan. Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan sosial yang dapat dipahami sebagai kecenderungan alami bagi pengguna untuk memban- dingkan dirinya dengan individu lain dengan terus-menerus memeriksa infor- masi yang dibagikan oleh orang lain dan referensi untuk perbandingan (Kaur et al., 2021), hal ini menyebabkan informasi yang berlebihan. Festinger (2017) menyatakan bahwa perbandingan sosial biasanya bero- rentasi pada individu lain yang dianggap superior atau lebih baik dari dirinya.

Pengguna media sosial yang cenderung terlibat dalam perbandingan sosial, menjelajahi profil media sosial individu lainnya akan mungkin mengalami perasaan negatif terhadap informasi yang ada. Informasi yang berlebihan dan emosi negatif yang dialami dapat membebani kemampuan kognitif pengguna media sosial dan menyebabkan kelelahan (Kaur et al., 2021; Malik et al., 2021; Talwar et al., 2021; Tandon et al., 2021).

Mengingat pada meningkatnya feno- mena tersebut muncul ketika informasi baru dari jaringan tidak selalu up to date.

(3)

Fear of Missing Out (FoMO) adalah kekhawatiran seorang individu bahwa individu lain dapat memperoleh pengalaman berharga yang tidak dia miliki (Przybylski et al., 2013). FoMO dapat dikaitkan dengan pengalaman dengan teman atau keluarga. Hasil penelitian (Świątek, Szcześniak, & Bielecka, 2021) menunjukkan bahwa FoMO berkorelasi positif dengan kelelahan media sosial.

Tuntutan berlebihan yang konstan dari FoMO dapat menyebabkan perasaan kelelahan subjektif dan penghindaran media sosial (Wiesner, 2017).

Faktanya, dorongan terus-menerus untuk tetap berhubungan dan berbagi momen dengan pengguna internet lain telah menyebabkan berkurangnya minat dan kebosanan di media sosial. Selain itu, orang dengan tingkat FoMO tinggi lebih mungkin dibandingkan orang dengan FoMO rendah untuk memeriksa media sosial lebih sering untuk menindaklanjuti rencana teman mereka. Media sosial menjadi sarana utama untuk tetap berhubungan satu sama lain, dan juga menghilangkan pikiran para pengguna dari kesepian sehingga orang yang mengalami kelelahan media sosial juga mengalami tingkat FoMO yang tinggi dan kecil kemungkinannya untuk berhenti menggunakan media sosial jika mereka dihargai karena tetap terhubung dengan orang lain melalui media sosial. Dengan kata lain, penggunaan media sosial memenuhi kebutuhan sosial yang muncul dari fomo dan mengurangi efek kelelahan media sosial (Yin et al., 2021).

Sebuah studi oleh (Ashiru et al., 2022) menunjukkan korelasi yang signifikan antara FoMO dan kelelahan media sosial, semakin tinggi rasa FoMO

yang dialami maka semakin tinggi pula kelelahan yang dirasa. Hal tersebut dikarenkan pengguna menggunakan media sosial secara berlebihan dengan banyaknya informasi yang diterima melalui media sosial, sejumlah besar pesan masuk untuk dibalas, dan banyak situs untuk dikunjungi sebagai akibatnya, dapat menyebabkan gangguan mental.

Penelitian dalam lima tahun terakhir berfokus pada fenomena negatif yang terkait dengan penggunaan media sosial, yang telah disebut sisi gelap media sosial (S. Talwar et al., 2019; Tandon, Dhir, &

Mäntymäki, 2021; Tandon et al., 2020). Beberapa faktor penyebab yang diteliti oleh para ahli termasuk rasa takut ketinggalan atau FoMO (Tandon, Dhir, Almugren, et al., 2021), kecemburuan yang dipicu oleh media sosial (Tandon, Dhir, &

Mäntymäki, 2021), dan kelelahan media sosial, serta efeknya pada kesejahteraan psikososial, masalah tidur, dan penurunan kinerja akademik (Dhir et al., 2018; Malik et al., 2021). Namun, tinjauan literatur yang ada menyoroti bahwa pengetahuan saat ini tentang dampak negatif media sosial memerlukan pendalaman, terutama mengingat implikasinya bagi kesejahteraan individu, masyarakat, dan komunitas.

Beberapa penelitian menganggap FoMO sebagai anteseden dari konsekuensi negatif penggunaan media sosial (Tandon, Dhir, Almugren, et al., 2021; Tandon et al., 2020), seperti kelelahan media sosial (Dhir et al., 2018), gangguan dalam aktivitas sehari-hari/rutin (Appel et al., 2019), hoax (S. Talwar et al., 2019), gangguan platform media sosial (Malik et al., 2021), dan masalah tidur akibat penggunaan media sosial (Tandon et al., 2020). Mengingat bahwa FoMO mungkin menjadi faktor

(4)

96 kunci yang mendorong individu untuk menggunakan media sosial, peneliti berpendapat bahwa pemahaman yang terbatas tentang FoMO merupakan celah dalam penelitian yang sangat penting untuk diatasi. Penelitian menunjukkan bahwa hubungan FoMO dengan sisi gelap lain dari fenomena media sosial dapat dimediasi dan/atau dimoderasi oleh variabel lain (Dhir et al., 2018). Namun, peran variabel mediasi seperti itu jarang diselidiki dalam literatur sebelumnya (Yin et al., 2021), sehingga hanya menghasilkan pemahaman yang dangkal tentang mekanisme hubungan ini. Kesenjangan pengetahuan tentang efek tambahan ini membatasi kemampuan peneliti dan profesional untuk menerapkan atau menyarankan strategi penanggulangan yang sesuai untuk mengurangi efek buruk dari penggunaan media sosial, oleh karena itu, hal ini penting untuk dilakukan penelitian terkait hal ini.

Penelitian ini mengusulkan untuk mengatasi kesenjangan dengan memfo- kuskan, peertama, pada peran FoMO sebagai anteseden kelelahan media sosial, yang terkait dengan kelebihan informasi, komunikasi, dan teknologi yang dihasilkan dari interaksi individu di media sosial (Dhir et al., 2018; Logan et al., 2018; Malik et al., 2021; S. Talwar et al., 2019; Tandon, Dhir, Almugren, et al., 2021; Wang, 2020).

Hal ini sesuai dengan studi terbaru yang mencatat bahwa kelelahan bersifat subyektif dan mungkin terkait dengan masalah merugikan lainnya yang terkait dengan penggunaan media sosial, seperti FoMO (Ashiru et al., 2022; Logan et al., 2018; Malik et al., 2021)

Penelitian berfokus pada bagaimana informasi yang dikumpulkan dan diproses

oleh pengguna media sosial yang didorong oleh FoMO memengaruhi kelelahan yang mereka alami. Misalnya, beberapa peneliti telah meneliti apakah pengguna media sosial mengalami kelelahan karena berpartisipasi dalam perbandingan sosial online (Malik et al., 2021), terutama jika pengguna termotivasi untuk sering menggunakan media sosial karena FoMO.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa perilaku negatif pengguna media sosial mungkin terkait dengan kecenderungan mereka untuk terlibat dalam perbandingan sosial pada platform tersebut (Greenwood, 2017; Holmgren & Coyne, 2017). Pada penelitian sebelumnya telah diuji hubungan antara perbandingan sosial dan kelelahan (Malik et al., 2021), yang belum diketahui adalah mekanisme di mana perbandingan sosial mengakibatkan kelelahan dan hubungannya dengan fenomena lain yang terkait dengan sisi gelap media sosial.

Peneliti mengatasi kesenjangan pengetahuan ini dengan mengeksplorasi apakah individu yang didorong oleh FoMO terlibat dalam perbandingan sosial sehing- ga kemudian mengalami kelelahan. Peneliti berpendapat bahwa pemeriksaan bursa- maan dari fenomena ini dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang mekanisme efek yang menghubungkan mereka dan menghasilkan konsekuensi yang merugikan, misalnya, kelelahan, bagi pengguna media sosial individu.

Singkatnya, penelitian kami membahas dua pertanyaan penelitian (RQ) berikut:

RQ1. Bagaimana FoMO terkait dengan kelelahan media sosial?

RQ2. Bagaimana perbandingan sosial memediasi hubungan dari FoMO dan kelelahan?

(5)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sampel berjumlah 268 Mahasiswa. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.

Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini yaitu fear of missing out (FoMO) sebagai variabel eksogen, social media fatigue sebagai variabel endogen dan perban- dingan sosial sebagai variabel mediator.

Pengambilan data dilakukan dengan memberikan responden kuesioner model skala Likert dengan rentang pilihan jawa- ban (1) Sangat Tidak; (2) Tidak Setuju; (3) Setuju; (4) Sangat Setuju yang merupakan hasil adaptasi dengan terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada 35 subjek.

Pertama, Social Media Fatigue Scale (SMFs). Alat ukur ini dikembangkan oleh (S. Zhang et al., 2021) yang terdiri dari 3 aspek dan berisi 15 item dengan alpha Cronbach 0,83. Aspek kognitif mengacu pada informasi yang berlebihan ("Sering kewalahan oleh jumlah informasi yang tersedia di media sosial" di halaman media). Aspek behavioral memanifes- tasikan dirinya dalam bentuk melupakan aktivitas yang akan dilakukan ("Saya lupa statusnya apa, saya ingin posting lagi").

Aspek emosional termasuk emosi ofensif yang terkait dengan masuk ke akun dan menerima berbagai pemberitahuan dan undangan ("Saya gugup ketika saya menerima permintaan teman di situs media sosial").

Kedua, pengukuran perbandingan sosial menggunakan alat ukur UDACS (The Upward and Downward Appearance Comparison Scale) yang dikembangkan oleh (O’Brien et al., 2009) dengan dua aspek Upward Comparison (Contoh item:

“Saya membandingkan diri dengan yang

lebih menarik daripada saya”) dan Downward Comparison (Contoh item:

“Saya sering membandingkan diri saya dengan mereka yang kurang menarik secara fisik”). Ketiga, pengukuran FoMO menggunakan alat ukur yang dikembangkan olah (Al-Menayes, 2016)) yaitu Fear of Missing Out Scale berjumlah 14 item. Contoh item: “Saya menjadi cemas ketika saya tidak tahu apa yang sedang dilakukan teman-teman saya”.

Untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan analisis data menggunakan Uji PROCESS Moderation Model (Hayes, 2013) yang menguji perbandingan sosial sebagai variabel mediator.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data, 268 responden dalam penelitian ini dengan data demografi sebagaimana yang ada di tabel 1. Responden pada penelitian ini didominasi oleh perempuan dengan persentase 75.7 %. Dan usia responden Sebagian besar adalah individu berusia 21 tahun. Mayoritas responden memiliki lebih dari 5 akun media sosial.

Tabel 1 Data Deskriptif Responden

Deskripsi f %

Jenis kelamin Laki-laki 65 24.3%

Perempuan 203 75.7%

Usia

18 tahun 16 6%

19 tahun 24 9%

20 tahun 42 15.7%

21 tahun 83 31%

22 tahun 82 30.6

23 tahun 16 6%

24 tahun 5 1.9%

Jumlah Akun Sosial Media

2 akun 13 4.9

3 akun 24 9%

4 akun 32 12%

5 akun 34 12.7

>5 akun 165 61.5%

Sebelum menganalisa lebih lanjut pengaruh perbandingan sosial terhadap hubungan antara FoMO dan kelelahan media sosial, peneliti melakukan uji

(6)

98 normalitas menggunakan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov Test. Analisis dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat analisis statistik regresi, yaitu distribusi data harus normal (Campbell- Sills & Stein, 2007). Uji Kolmogorov- Smirnov Test menunjukkan data residual terdistribusi normal (p > 0,05), diperoleh nilai sebesar 0,053 dan asymp.sig sebesar 0,200 sehingga disimpulkan data berdistribusi normal. Dengan demikian analisis statistik dapat dilanjutkan.

Uji hipotesis menggunakan PROCESS Mediation Model dari Hayess. Hasil pengujian ini menjawab dua uji hipotesis yang diajukan yang disajikan pada tabel 2.

Analisis mediasi dilakukan dengan meng- gunakan Model 4 dalam makro PROCESS.

Tabel 2 Hasil Analisa Mediasi Antecendent Consequence Coef

f SE P Coe

ff SE P

FoMO .627 .05

0 .00

0 c

.313 .07 9 .00

0 Perbanding

an Sosial - - - b .188 .07 7 .01

6 Constanta 18.6

1 2.5

3 .00

0 5.95 4.3

5 .17 2 R2 = .608 R2 = .406 F (1, 266) =

156.4, p<0,05 F (1, 265) = 26.22, p<0,05 Total Effect = .431, LLCI = .305, ULCI = .556

Indirect Effect = .117, LLCI = .007, ULCI = .222

Nilai R2 pada kolom M (Perbandingan Sosial) adalah 0.608, menunjukkan bahwa 60.8 % dari varians perbandingan sosial dijelaskan oleh FoMO, sementara nilai R2 pada kolom Y (Kelelahan Media Sosial) adalah 0.406, dimana hal tersebut menunjukkan bahwa.

40.6 % dari varians adalah kelelahan media sosial yang dijelaskan oleh FoMO dan kelelahan media sosial.

Dari hasil analisis peran mediasi pada tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara

FoMO dan perbandingan sosial (β = 0,63; p

< 0.05); FoMO dan kelelahan media sosial (β = 0,31; p < 0,05); serta perbandingan sosial dan kelelahan media sosial (β = 0,19; p < 0,05). Selanjutnya, hasil menunjukkan bahwa hubungan antara FoMO dan kelelahan media sosial yang dimediasi oleh perbandingan sosial signifikan (β = 0,43; p < 0,05).

Jika nilai koefisien c' berkurang tetapi masih signifikan (c' ≠ 0) maka dinyatakan terjadi mediasi parsial (Preacher & Hayes, 2004). Dari hasil dapat dilihat bahwa terdapat penurunan nilai c (sebelumnya 0,43 menjadi 0,31). Hasil ini menunjukkan pengaruh FoMO terhadap kelelahan media sosial menjadi berkurang dengan keberadaan variabel perbandingan sosial. Hal ini semakin dikuatkan dengan hasil dari pengujian pengaruh tidak langsung (indirect effect) FoMO terhadap kelelahan media sosial dengan melalui perbandingan sosial yang menunjukkan hasil signifikan (95% CI [0,07 0,22]).

Peran mediasi perbandingan sosial terbukti melalui indirect effect yang menghasilkan confidence interval 95%

(CI95) yang nilainya berada pada rentang

= LLCI 0,07 ULCI 0,22, dimana nilai tersebut tidak melewati angka 0. Jika indirect effect ab dalam 95% CI tidak mengandung nol maka indirect effect signifikan, berarti menunjukkan adanya pengaruh mediasi (Preacher & Hayes, 2004) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh mediasi antara FoMO terhadap kelelahan media sosial melalui perbandingan sosial. Dengan demikian, hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa perbandingan sosial memediasi hubungan antara FoMO dan kelelahan media sosial diterima.

(7)

Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara FoMO dan kelelahan media sosial. Hubungan bersifat positif, artinya ketika tingkat kekhawatiran atau ketakutan akan tertinggal suatu informasi tinggi maka semakin tinggi kelelahan akibat media sosial yang dirasakan.

Pengguna dengan tingkat FoMO yang tinggi akan tergoda untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk terlibat dalam pertukaran informasi dan komunikasi di sosial media, yang pada akhirnya akan menghasilkan kelelahan media sosial (Wang, 2020). Rasa takut ketinggalan (FOMO) dapat berkontribusi pada kele- lahan media sosial dengan menyebabkan individu terus-menerus memeriksa pembaruan dan pemberitahuan perangkat mereka, yang menyebabkan waktu layar dan kelelahan yang berlebihan. FOMO juga dapat menyebabkan perbandingan dan kecemasan, yang selanjutnya memicu siklus pengecekan dan penyegaran media sosial. Akibatnya, orang pada akhirnya mungkin merasa kewalahan dan bosan dengan media sosial, yang menyebabkan kelelahan media sosial.

Kemudian Hipotesis 2 yang menya- takan bahwa FoMO secara tidak langsung mempengaruhi kelelahan media sosial me- lalui mediasi perbandingan sosial terbukti secara signifikan. Hasil ini sesuai dengan (Y. Zhang et al., 2020) yang menyatakan bahwa FoMO secara tidak langsung me- ngendalikan kelelahan media sosial. Hasil penelitian menunjukkan efek mediasi dari perbandingan sosial pada hubungan antara FoMO dengan kelelahan peng- gunaan media sosial. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, yang mengamati kecenderungan untuk terlibat

dalam perbandingan sosial (Steers et al., 2014) memediasi hubungan antara feno- mena terkait penggunaan media sosial.

Perbandingan sosial memediasi hubungan antara FOMO dan kelelahan media sosial. Ketika individu mengalami FOMO, mereka mungkin terlibat dalam perbandingan sosial yang lebih sering dan intens di media sosial (Reer et al., 2019).

Hal ini dapat menyebabkan perasaan tertekan untuk mengikuti rekan-rekan mereka dan khawatir kehilangan acara atau pengalaman penting. Ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan peningkatan waktu layar dan berpotensi berkontribusi pada kelelahan media sosial.

Individu terpapar arus informasi yang konstan tentang teman dan rekan serta pengalaman mereka. Hal ini dapat menyebabkan perasaan tidak mampu dan rendah diri, yang semakin memperburuk efek kelelahan media sosial. Pada akhirnya, FOMO dapat berdampak besar pada perbandingan sosial dan kelelahan media sosial, dengan mendorong individu untuk menghabiskan lebih banyak waktu di platform ini dan terlibat dalam perbandingan sosial yang lebih intens, yang menyebabkan perasaan kelelahan dan emosi negatif.

Perbandingan sosial di media sosial mengacu pada tindakan mengevaluasi diri sendiri berdasarkan pengalaman, perilaku, dan pendapat orang lain. Jenis perbandingan ini dapat menyebabkan perasaan tertekan untuk mengikuti teman sebaya dan khawatir kehilangan peristiwa atau pengalaman penting. Ketika individu terlibat dalam perbandingan sosial di media sosial, hal itu dapat menyebabkan peningkatan waktu layar dan paparan aliran informasi yang konstan tentang

(8)

100 orang lain (Cramer et al., 2016; Rozgonjuk et al., 2019). Ini dapat berkontribusi pada perasaan kelelahan dan kelelahan, yang menyebabkan kelelahan media sosial.

Selain itu, perbandingan sosial di media sosial dapat memperkuat perasaan tidak mampu dan rendah diri, yang semakin memperburuk efek kelelahan media sosial.

Singkatnya, perbandingan sosial di media sosial dapat berdampak signifikan pada kelelahan media sosial, dengan mendorong individu untuk menghabiskan lebih banyak waktu di platform ini dan terlibat dalam perbandingan sosial yang lebih intens, yang menyebabkan perasaan kelelahan dan emosi negatif.

Pengguna media sosial yang takut bahwa teman dan kenalan mereka memiliki pengalaman yang relatif lebih bermanfaat di media sosial, menderita rasa cemas yang terus-menerus jika mereka tidak mengetahui apa yang sedang dilakukan teman mereka di media sosial.

Selain itu, mereka cenderung sering merasa kewalahan dan tegang karena banyaknya informasi yang tersedia di media sosial. Pengguna seperti itu yang memamerkan FoMO juga lebih cenderung menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memeriksa dan memantau profil media sosial orang lain untuk melihat apa yang sedang mereka lakukan. Selain itu, pengguna media sosial dengan tingkat FoMO yang tinggi juga cenderung menun- jukkan lebih banyak kecenderungan untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain di media sosial dalam hal status sosial, pencapaian, dan situasi dalam kehidupan (Verduyn et al., 2020)

Temuan penelitian ini memperluas pemahaman kita tentang mekanisme atau jalur di mana FoMO menyebabkan

kelelahan. Temuan ini membantu kita mengidentifikasi penyebabnya dan mengembangkan strategi pencegahan dan intervensi. Dengan mempelajari hubungan antara penggunaan media sosial, perbandingan sosial, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang mengapa kelelahan media sosial terjadi dan apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampaknya.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa hipotesis 1 diterima yaitu ada hubungan antara FoMO dengan social media fatigue. Hubungan bersifat positif, artinya ketika tingkat kekhawatiran semakin tinggi ketakutan akan tertinggal suatu informasi maka semakin tinggi kelelahan akibat media sosial yang dirasakan. Pengguna dengan tingkat FoMO yang tinggi akan tergoda untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk terlibat dalam pertukaran informasi dan komunikasi di sosial media, yang pada akhirnya akan menghasilkan kelelahan media sosial. Kemudian Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa FoMO tidak secara langsung mempengaruhi kelelahan media sosial. Perbandingan sosial di media sosial mendorong individu untuk menghabiskan lebih banyak waktu di platform ini dan terlibat dalam perbandingan sosial yang lebih intens, yang kemudian menyebabkan perasaan kelelahan dan emosi negatif.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Menayes, J. (2016). The Fear of Missing out Scale: Validation of the Arabic Version and Correlation with Social Media Addiction.

International Journal of Applied Psychology,

6(2), 41–46.

https://doi.org/10.5923/j.ijap.20160602.04

(9)

Appel, M., Krisch, N., Stein, J. P., & Weber, S.

(2019). Smartphone zombies! Pedestrians’

distracted walking as a function of their fear of missing out. Journal of Environmental

Psychology, 63, 130–133.

https://doi.org/10.1016/J.JENVP.2019.04.003 Ashiru, J.-A., Oluwajana, D., Oghenerume, ·, &

Biabor, S. (2022). Is the Global Pandemic Driving Me Crazy? The Relationship Between Personality Traits, Fear of Missing Out, and Social Media Fatigue During the COVID-19 Pandemic in Nigeria.

International Journal of Mental Health and

Addiction, 1–16.

https://doi.org/10.1007/s11469-021-00723-8 Beyens, I., Frison, E., & Eggermont, S. (2016). “I

don’t want to miss a thing”: Adolescents’

fear of missing out and its relationship to adolescents’ social needs, Facebook use, and Facebook related stress. Computers in Human Behavior, 64, 1–8.

https://doi.org/10.1016/J.CHB.2016.05.083 Campbell-Sills, L., & Stein, M. B. (2007).

Psychometric analysis and refinement of the Connor-Davidson Resilience Scale (CD- RISC): Validation of a 10-item measure of resilience. Journal of Traumatic Stress, 20(6), 1019–1028. https://doi.org/10.1002/jts.20271 Chai, H. Y., Niu, G. F., Lian, S. L., Chu, X. W., Liu,

S., & Sun, X. J. (2019). Why social network site use fails to promote well-being? The roles of social overload and fear of missing out. Computers in Human Behavior, 100, 85–

92.

https://doi.org/10.1016/J.CHB.2019.05.005 Cramer, E. M., Song, H., & Drent, A. M. (2016).

Social comparison on Facebook: Motivation, affective consequences, self-esteem, and Facebook fatigue. Computers in Human

Behavior, 64, 739–746.

https://doi.org/10.1016/J.CHB.2016.07.049 Dhir, A., Yossatorn, Y., Kaur, P., & Chen, S. (2018).

Online social media fatigue and psychological wellbeing—A study of compulsive use, fear of missing out, fatigue, anxiety, and depression. International Journal of Information Management, 40, 141–

152.

https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2018.01.012 Elhai, J. D., Yang, H., Fang, J., Bai, X., & Hall, B. J.

(2020). Depression and anxiety symptoms are related to problematic smartphone use severity in Chinese young adults: Fear of missing out as a mediator. Addictive

Behaviors, 101.

https://doi.org/10.1016/j.addbeh.2019.04.020

Festinger, L. (2017). A theory of social comparison processes. Human Relation, 7(2), 1–24.

Greenwood, D. (2017). Social Comparison Theory.

In The International Encyclopedia of Media Effects (pp. 1–9). Wiley.

https://doi.org/10.1002/9781118783764.wbie me0089

Holmgren, H. G., & Coyne, S. M. (2017). Can’t stop scrolling! pathological use of social networking sites in emerging adulthood.

Addiction Research and Theory, 25(5), 375–

382.

https://doi.org/10.1080/16066359.2017.129416 4

Kaur, P., Dhir, A., Tandon, A., Alzeiby, E. A., &

Abohassan, A. A. (2021). A systematic literature review on cyberstalking. An analysis of past achievements and future promises. Technological Forecasting and

Social Change, 163.

https://doi.org/10.1016/j.techfore.2020.12042 6

Logan, K., Bright, L. F., & Grau, S. L. (2018).

“UNFRIEND ME, PLEASE!”: SOCIAL MEDIA FATIGUE AND THE THEORY OF RATIONAL CHOICE. Journal of Marketing Theory and Practice, 26(4), 357–367.

https://doi.org/10.1080/10696679.2018.14882 19

Malik, A., Dhir, A., Kaur, P., & Johri, A. (2021).

Correlates of social media fatigue and academic performance decrement: A large cross-sectional study. Information Technology and People, 34(2), 557–580.

https://doi.org/10.1108/ITP-06-2019-0289 O’Brien, K. S., Caputi, P., Minto, R., Peoples, G.,

Hooper, C., Kell, S., & Sawley, E. (2009).

Upward and downward physical appearance comparisons: Development of scales and examination of predictive qualities. Body

Image, 6(3), 201–206.

https://doi.org/10.1016/j.bodyim.2009.03.003 Preacher, K. J., & Hayes, A. F. (2004). SPSS and SAS procedures for estimating indirect effects in simple mediation models. In Behavior Research Methods, Instruments, &

Computers (Vol. 36, Issue 4).

www.psychonomic.org/archive/.

Przybylski, A. K., Murayama, K., Dehaan, C. R., &

Gladwell, V. (2013). Motivational, emotional, and behavioral correlates of fear of missing out. Computers in Human Behavior, 29(4), 1841–1848.

https://doi.org/10.1016/j.chb.2013.02.014 Reer, F., Tang, W. Y., & Quandt, T. (2019).

Psychosocial well-being and social media

(10)

102 engagement: The mediating roles of social comparison orientation and fear of missing out. New Media and Society, 21(7), 1486–1505.

https://doi.org/10.1177/1461444818823719 Rozgonjuk, D., Ryan, T., Kuljus, J. K., Täht, K., &

Scott, G. G. (2019). Social comparison orientation mediates the relationship between neuroticism and passive Facebook use. Cyberpsychology, 13(1).

https://doi.org/10.5817/CP2019-1-2

Rozgonjuk, D., Sindermann, C., Elhai, J. D., &

Montag, C. (2020). Fear of Missing Out (FoMO) and social media’s impact on daily- life and productivity at work: Do WhatsApp, Facebook, Instagram, and Snapchat Use Disorders mediate that association?

Addictive Behaviors, 110.

https://doi.org/10.1016/j.addbeh.2020.106487 Steers, D., Steers, A., Pruess, J. J., Young, C. M., STEErS, mai-L. N., wiCkHam, roBErT E., &

aCiTELLi, L. (2014). SEEING EVERYONE ELSE’S HIGHLIGHT REELS: HOW FACEBOOK USAGE IS LINKED TO DEPRESSIVE SYMPTOMS. In Journal of Social and Clinical Psychology (Vol. 33, Issue 8).

Świątek, A. H., Szcześniak, M., & Bielecka, G.

(2021a). Trait anxiety and social media fatigue: Fear of missing out as a mediator.

Psychology Research and Behavior Management, 14, 1499–1507.

https://doi.org/10.2147/PRBM.S319379 Świątek, A. H., Szcześniak, M., & Bielecka, G.

(2021b). Trait anxiety and social media fatigue: Fear of missing out as a mediator.

Psychology Research and Behavior Management, 14, 1499–1507.

https://doi.org/10.2147/PRBM.S319379 Talwar, M., Talwar, S., Kaur, P., Islam, A. K. M. N.,

& Dhir, A. (2021). Positive and negative word of mouth (WOM) are not necessarily opposites: A reappraisal using the dual factor theory. Journal of Retailing and

Consumer Services, 63.

https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2020.1023 96

Talwar, S., Dhir, A., Kaur, P., Zafar, N., &

Alrasheedy, M. (2019). Why do people share fake news? Associations between the dark side of social media use and fake news sharing behavior. Journal of Retailing and Consumer Services, 51, 72–82.

https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2019.05.0 26

Tandon, A., Dhir, A., Almugren, I., AlNemer, G. N.,

& Mäntymäki, M. (2021). Fear of missing out

(FoMO) among social media users: a systematic literature review, synthesis, and framework for future research. Internet Research, 31(3), 782–821.

https://doi.org/10.1108/INTR-11-2019-0455 Tandon, A., Dhir, A., & Mäntymäki, M. (2021).

Jealousy due to social media? A systematic literature review and framework of social media-induced jealousy. In Internet Research (Vol. 31, Issue 5, pp. 1541–1582).

Emerald Group Holdings Ltd.

https://doi.org/10.1108/INTR-02-2020-0103 Tandon, A., Kaur, P., Dhir, A., & Mäntymäki, M.

(2020). Sleepless due to social media?

Investigating problematic sleep due to social media and social media sleep hygiene.

Computers in Human Behavior, 113.

https://doi.org/10.1016/j.chb.2020.106487 Verduyn, P., Gugushvili, N., Massar, K., Täht, K., &

Kross, E. (2020). Social comparison on social networking sites. In Current Opinion in Psychology (Vol. 36, pp. 32–37). Elsevier B.V.

https://doi.org/10.1016/j.copsyc.2020.04.002 Wang, S. (2020). INVESTIGATING CONSUMER’S

FEAR OF MISSING OUT AND SOCIAL MEDIA FATIGUE: AN EXTENDED LITERATURE REVIEW.

Wiesner, L. (2017). Fighting FoMO.

Wolniewicz, C. A., Tiamiyu, M. F., Weeks, J. W., &

Elhai, J. D. (2018). Problematic smartphone uses and relations with negative affect, fear of missing out, and fear of negative and positive evaluation. Psychiatry Research,

262, 618–623.

https://doi.org/10.1016/j.psychres.2017.09.05 8

Xiao, L., & Mou, J. (2019). Social media fatigue - Technological antecedents and the moderating roles of personality traits: The case of WeChat. Computers in Human

Behavior, 101, 297–310.

https://doi.org/10.1016/j.chb.2019.08.001 Xie, X., Wang, Y., Wang, P., Zhao, F., & Lei, L.

(2018). Basic psychological needs satisfaction and fear of missing out: Friend support moderated the mediating effect of individual relative deprivation. Psychiatry

Research, 268, 223–228.

https://doi.org/10.1016/j.psychres.2018.07.02 5

Yin, L., Wang, P., Nie, J., Guo, J., Feng, J., & Lei, L.

(2021). Social networking sites addiction and FoMO: The mediating role of envy and the moderating role of need to belong. Current Psychology, 40(8), 3879–3887.

https://doi.org/10.1007/s12144-019-00344-4

(11)

Zhang, S., Sheen, Y., Xin, T., Sun, H., Wang, Y., Zhang, X., & Ren, S. (2021). The development and validation of a social media fatigue scale: From a cognitive- behavioral-emotional perspective. PLoS ONE, 16(1), 1–16.

Zhang, S., Shen, Y., Xin, T., Sun, H., Wang, Y., Zhang, X., & Ren, S. (2021). The development and validation of a social media fatigue scale: From a cognitivebehavioral- emotional perspective.

In PLoS ONE (Vol. 16, Issue 1 January).

Public Library of Science.

https://doi.org/10.1371/journal.pone.0245464 Zhang, Y., Liu, Y., Li, W., Peng, L., & Yuan, C.

(2020). A study of the influencing factors of mobile social media fatigue behavior based on the grounded theory. Information Discovery and Delivery, 48(2), 91–102.

https://doi.org/10.1108/IDD-11-2019-0084 Zhou, B. (2019). Fear of missing out, feeling of

acceleration, and being permanently online:

a survey study of university students’ use of mobile apps in China. Chinese Journal of Communication, 12(1), 66–83.

https://doi.org/10.1080/17544750.2018.152380 3

Referensi

Dokumen terkait

Implikasi dari penelitian ini ialah keti- ka pihak sekolah, khususnya pada tingkat SMP, menemui siswa yang memiliki ciri-ciri individu dengan neurotisme tinggi maka guru diharap-

a) Keasyikan dengan media sosial, penggunaan media sosial merupakan aktivitas paling dominan dalam kehidupan sehari- hari.. b) Serangkaian gejala fisik maupun psikis yang

Hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara fear of missing out (FoMO) dengan intensitas penggunaan media sosial

Konselor mencoba membantu klien untuk mengganti makna dari kecemasan yang dirasakannya dengan adanya gangguan dari efek FoMO saat tidak mengakses media sosial dengan

Contribute to research on educational psychology, add information related to important efforts to determine the relationship between self-esteem and fear of Missing Out FoMo in

PA GE 20 63 IPRC 2022/BOR A- Social Psychology 03 The Role of Mediation Fear of Missing Out FoMO in Self-Regulation Relationships with Problematic Social Media Use Zunea

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Seluruh data yang diperoleh dari variabel penelitian ini, yaitu sebagaimana yang disebutkan sebelumnya Fear of Missing Out FoMO Media Sosial X1, Konsep

1 Karang Malang Sleman, Yogyakarta 1judithya.anggita2015@student.uny.ac.id Abstract This study aimed to find out the impact of Fear of Missing Out FoMO FoMO on psychological