• Tidak ada hasil yang ditemukan

spo-kebakaran-bagi-tim-kebakaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "spo-kebakaran-bagi-tim-kebakaran"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGAP DARURAT KEBAKARAN BAGI TIM KEBAKARAN

RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

No. Dokumen No. Revisi 00

Halaman 01/01

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur

Drg. Gustanul Arifin, M.Kes NIP. 19580223 198510 1 002

PENGERTIAN

1. APAR adalah Alat Pemadam Ringan yang berfungsi .

2. Peralatan yang digunakan lebih dari waktu operasional yang normal dan dapat mengakibatkan kecelakaan.

3. Peralatan yang dibutuhkan karena komplesitasnya yang mengakibatkan pemeliharaan harus lebih sering.

TUJUAN Untuk mendefinisikan prosedur pemeriksaan, inspeksi dan perbaikan peralatan terutama untuk peralatan live support, peralatan yang komplek, peralatan yang mungkin berbahaya bagi pengguna.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 445/ 79 /2019

PROSEDUR

1) Ketika mendengar alarm atau diberitahu mengenai kejadian kebakaran, segera :

a) Memastikan di mana lokasi kebakaran.

b) Bergerak menuju lokasi kebakaran tersebut melalui jalan terdekat dengan membawa APAR.

c) Melapor kesiagaan untuk tindakan pemadaman kepada Pemimpin Regu (Satgas Kebakaran lapor ke Safety Rep.)

d) Melakukan tindakan pemadaman kebakaran tanpa harus membahayakan keamanan masing-masing personil.

2) Pada saat menerima informasi adanya kebakaran

a) Menuju Ruang POSKO Taktis dan memimpin operasi pemadaman b) Memastikan prosedur keadaan darurat dipatuhi dan dilaksanakan

c) Memastikan Regu Pemadam Kebakaran telah dimobilisasi untuk menindaklanjuti adanya alarm atau pemberitahuan kebakaran

d) Memastikan bahwa pemberitahuan umum mengenai status keadaan siaga telah dilakukan

e) Melaporkan status keadaan darurat kepada pimpinan

f) Melakukan komuniksi intensif dengan Safety Representative dan instansi terkait g) Siaga untuk menerima laporan mengenai situasi dari Pemimpin Regu Pemadam

Kebakaran/Fire Brigade yang berada di lokasi kebakaran dan menetapkan perlu tidaknya evakuasi total

h) Selalu memantau mengenai status evakuasi, kondisi kebakaran, jumlah karyawan yang terjebak,

(2)

i) Pastikan tersedianya peta, gambar bangunan, buku FEP (fire emergency plan), kunci-kunci yang diperlukan

3) PROSEDUR BAGI PETUGAS EVAKUASI

a) Mencari penghuni atau siapa saja, dimana pada saat terjadi kebakaran ada di lantai tersebut, terutama diruang-ruang tertutup dan memberitahu agar segera menyelamatkan diri

b) Melacak jalan, meyakinkan jalan aman, tidak ada bahaya, hambatan ataupun jebakan pintu tertutup.

c) Memimpin para penghuni meninggalkan, ruangan, mengatur dan memberi petunjuk tentang rute dan arus evakuasi menuju ke tempat berkumpul (assembly point / daerah kumpul) melalui jalan dan tangya darurat.

d) Melaksanakan tugas evakuasi dengan berpegang pada prosedur.evakuasi, antara lain

a. Melarang berlari kencang, berjalan cepat dan tidak saling mendahului b. Mengingatkan agar tidak memmbawa barang besar dan berat

c. keluar gedung untuk menuju assembly area d. berkumpul ditempat yg ditentukan

e. Melarang kembali masuk kedalam bangunan sebelum diumumkan melalui alat komunikasi, bahwa keadaan telah aman.

e) Mengadakan apel checking jumlah Penghuni guna meyakinkan bahwa tidak ada yang tertinggal di gedung/area kerja

f) Menghitung dan mengevaluasi jumlah korban (sakit/luka, pingsan, meninggal) .

Referensi

Dokumen terkait

Suatu Rencana atau Plan yang memuat prosedur yang mengatur SIAPA harus berbuat APA pada saat terjadi keadaan darurat dalam satu bangunan gedung dalam hal ini kebakaran, dimana

adalah assembling point... Gedung FKIK tidak memiliki Prosedur tanggap darurat kebakaran dan tidak sesuai sama sekali dengan Permen PU No.20/PRT/M/2009. Gedung FKIK tidak

X sudah memiliki prosedur tanggap darurat yang terkoordinasi dengan pemadam kebakaran setempat dan juga telah memiliki pos untuk mengantisipasi keadaan

5 Perencanaan tindakan darurat kebakaran menjelaskan dengan rinci tentang rangkaian tindakan (prosedur) yang harus dilakukan oleh penanggung jawab dan pengguna

Kebijakan dan prosedur operasi standar diberlakukan untuk memastikan pekerja memiliki akses menuju mekanisme penyelesaian pengaduan yang kredibel dan untuk melakukan pemulihan

Bapak Laurencius Manurung, S.T, M.Si selaku Kepala Bidang Operasi Pemadaman dan Penyelamatan Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan dan pembimbing lapangan yang

Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) adalah bidang yang penting dalam manajemen perusahaan yang bertujuan untuk melindungi dan memastikan kesejahteraan karyawan serta menjaga kelestarian lingkungan tempat kerja. Konsep K3L mencakup serangkaian praktik dan kebijakan yang dirancang untuk mencegah kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, serta kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas perusahaan. Keamanan: Fokus pada upaya perlindungan terhadap karyawan dari potensi bahaya fisik dan kejahatan di tempat kerja. Ini meliputi penerapan sistem keamanan, pelatihan untuk tindakan darurat, penggunaan peralatan pelindung diri, dan penegakan aturan keselamatan di tempat kerja. Kesehatan: Berkaitan dengan upaya menjaga kesehatan fisik dan mental karyawan. Ini meliputi pencegahan penyakit akibat kerja, akses terhadap layanan kesehatan, program kesehatan dan kesejahteraan, serta promosi gaya hidup sehat. Keselamatan Kerja: Berfokus pada identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko di tempat kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan cedera. Ini termasuk pembangunan budaya keselamatan, pelatihan keselamatan, audit keselamatan, dan penerapan prosedur kerja yang aman. Lingkungan: Melibatkan upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan tempat kerja dan mencegah polusi serta kerusakan lingkungan. Ini termasuk pengelolaan limbah, konservasi sumber daya alam, penggunaan energi yang efisien, dan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan. Dengan menerapkan praktik K3L yang baik, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya akibat cedera dan penyakit, serta membangun citra perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Selain itu, pemenuhan kriteria K3L juga seringkali menjadi persyaratan hukum dan regulasi yang harus dipatuhi oleh perusahaan untuk menjaga keberlanjutan operasional